. FORENSIC MEDICINE
MEDICOLEGAL SCIENCE
Forensic = Forum
Tempat berlangsungnya sidang peradilan (Romawi).
Sidney Smith
Simpson K
Jaising P mondi
>> Cabang ilmu kedokteran yang menggunakan prinsipprinsip dan pengetahuan kedokteran untuk membantu proses
hukum,baik sipil maupun kriminal.
Prof. Sutomo
I.PENDAHULUAN
llmu Kedokteran Forensik disebut juga Forensic
Medicine Science atau Ilmu Kedokteran Forensik,
merupakan cabang ilmu kedokteran yang banyak
berhubungan dengan bidang hukum. Pengetahuan
ini tidak saja harus diketahui oleh kalangan
kedokteran (yang memberi bantuan), tetapi juga
harus dipelajari oleh kalangan yang memakai
bantuan dokter tersebut yaitu kalangan penegak
hukum, polisi, jaksa, hakim, pembela dan lain-lain.
Ini
Pasal 10 KUHAP
1.Penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian negara
Republik Indonesia yang diangkat oleh Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan
syarat kepangkatan dalam ayat (2) pasal ini.
2.Syarat kepangkatan sebagaimana tersebut pada ayat
(1) diatur dengan peraturan Pemerintah.
Pasal 11 KUHAP
Penyidik pembantu mempunyai wewenang seperti
tersebut dalam pasal (7) ayat 1, kecuali mengenai
penahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan
wewenang penyidik.
Pasal 6 KUHAP
1.Penyidik adalah
Pejabat polisi Negara Republik Indonesia
Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang.
2.Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut
dalam peraturan pemerintah.
Pasal 4 KUHAP
Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara
republik Indonesia.
2.6 Sanksi Hukum Terhadap Yang Menghalanghalangi Atau Menolak Membantu Pihak
Peradilan.
KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
merupakan seperangkat peraturan hukum pidana
yang terbagi atas tiga,yaitu aturan
umum,kejahatan,dan pelanggaran.
Pasal 222 KUHP
Barang siapa dengan sengaja mencegah,
menghalangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat
untuk pengadilan dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya 9 bulan atau denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah.
b.
adpokat,
Pasal 51 KUHP
1. Barang siapa melakukan perbuatan untuk
menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh
kuasa yang berhak akan itu, tidak boleh dihukum.
2. Perintah jabatan yang diberikan oleh kuasa yang tidak
berhak tidak membebaskan lagi hukum, kecuali jika
pegawai yang dibawanya atas kepercayaanya
memandang bahwa pemerintah itu seakan-akan
diberikan oleh kuasa yang berhak dengan syah untuk
menjalankan perintah itu menjadi kewajiban pegawai
yang dibawah perintah
Keterangan:
Supaya dapat dihukum menurut pasal ini, maka
elemen-elemen di bawah ini harus dibuktikan :
1. Yang diberitahu (dibuka) itu harus suatu rahasia.
Bahwa orang yang diwajibkan untuk menyimpan
rahasia tersebut, harus betul-betul mengetahui ia
wajib menyimpan rahasia.
2. Bahwa kewajiban untuk menyimpan rahasia itu
adalah akibat dari jabatannya atau pekerjaan yang
sekarang maupun yang dahulu pernah dijabat.
Pasal 90 KUHP:
Luka berat berarti :
Penyakit atau luka tidak dapat diharapkan sembuh
lagi dengan sempurna atau yang dapat
mendatangkan bahaya maut, senantiasa tidak cakap
mengerjakan jabatan atau pekerjaan pencaharian,
tidak dapat lagi memakai sesuatu panca indra
kudung (kekudung-kudungan) lumpuh (kelumpuhan)
pikiran (tenaga paham) tidak sempurna lebih lama
dari empat minggu, menggugurkan atau membunuh
janin (anak yang ada dalam kandungan ibunya).
Kesimpulan
1. Dokter perlu memahami ketentuan hukum,sehingga
dapat menyadari keterlibatannya dan memahami apa
yang diperlukan penegak hukum dalam proses
penegakan hukum dan keadilan..
2. Seorang dokter atau ahli kedokteran kehakiman perlu
memahami beberapa undang-undang dan ketertiban
hukum yang berhubungan dengan pelayanan di
bidang kedokteran forensik,sehingga terdapat
kesamaan persepsi,kesamaan langkah penanganan
guna menghindari terjadinya tuntutan,ancaman
fisik/penganiayaan yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu kepada para ahli kedokteran kehakiman
dalam melaksanakan tugasnya.
TERIMAKASIH