Anda di halaman 1dari 83

UNDANG-UNDANG DAN

KETENTUAN HUKUM YANG


BERHUBUGAN DENGAN
PELAYANAN ILMU KEDOKTERAN
FORENSIK
oleh
dr. Rosmawaty M.KED(FOR)SpF

UNDANG-UNDANG DAN KETENTUAN HUKUM YANG


BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN ILMU KEDOKTERAN
FORENSIK

. FORENSIC MEDICINE

MEDICOLEGAL SCIENCE

Forensic = Forum
Tempat berlangsungnya sidang peradilan (Romawi).
Sidney Smith

>> Kumpulan ilmu pengetahuan medis yang menunjang


pelaksanaan penegakan hukum.

Simpson K

>> Ilmu kedokteran yang mempelajari tentang surat-surat


keterangan orang hidup dan mati demi kepentingan hukum.

Jaising P mondi

>> Cabang ilmu kedokteran yang menggunakan prinsipprinsip dan pengetahuan kedokteran untuk membantu proses
hukum,baik sipil maupun kriminal.

Prof. Sutomo

>> penggunaan ilmu kedokteran untuk kepentingan


peradilan.

I.PENDAHULUAN
llmu Kedokteran Forensik disebut juga Forensic
Medicine Science atau Ilmu Kedokteran Forensik,
merupakan cabang ilmu kedokteran yang banyak
berhubungan dengan bidang hukum. Pengetahuan
ini tidak saja harus diketahui oleh kalangan
kedokteran (yang memberi bantuan), tetapi juga
harus dipelajari oleh kalangan yang memakai
bantuan dokter tersebut yaitu kalangan penegak
hukum, polisi, jaksa, hakim, pembela dan lain-lain.

Ini

terlihat dari diperlukannya dokter dalam


membantu
tegaknya
hukum
dan
keadilan,memutuskan korban tindak pidana dan
atau sebagai saksi ahli dalam sidang pengadilan,
karena seorang hakim, jaksa atau penuntut umum
tidaklah mungkin mengetahui seluruh ilmu, untuk
dipakai nantinya dalam memutuskan perkara
kriminil,
yaitu
yang
berhubungan
dengan
kekerasan terhadap tubuh manusia seperti
kecelakaan lalu lintas, perkosaan, pembunuhan
anak dan lain-lain yang mana hal ini lebih banyak
diketahui oleh dokter.Untuk hal tersebut,biasanya
pihak yang berwenang akan meminta bantuan
kepada dokter/ahli,yang mana kesaksian dokter
dalam sidang pengadilan ini diatur oleh undangundang.

Dikenal dua macam proses peradilan yang sering


melibatkan kalangan dokter,yaitu:
1.Perkara pidana adalah perkara yang menyangkut
kepentingan dan ketentraman masyarakat dimana
pihak yang berperkara adalah antara jaksa
penuntut umum mewakili negara dengan tertuduh.
2.Perkara perdata adalah perkara antar pribadi atau
badan hukum yaitu antara penggugat dengan
tergugat.inisiatif berperkara datang dari pihak yang
merasa dirugikan.

1.1 Pengertian dan ruang lingkup kedokteran


forensik
Cabang ilmu Kedokteran yang semula bernama
Medicolegal Science di berbagai negara namanya
disesuaikan. Dalam perkembangannya muncul istilah
Forensic Medicine. Forensic berasal dari kata forum,
yaitu tempat berlangsungnya sidang peradilan pada
zaman Romawi, dan medicine berarti kedokteran. Istilah
lain yang dipakai ialah Legal medicine, Medical
Jurisprudence, Gerichtliche Medizine, Gerechtelijke
Geneeskunde, Medicine Forensic, Medico-Legal dan di
Indonesia semula diterjemahkan menjadi ilmu dokter
kehakiman dan kemudian diperbaiki menjadi ilmu
kedokteran kehakiman.

Secara kronologis sejarah ilmu kedokteran forensik itu dibagi


kepada dua periode yakni :
1. Periode awal, yaitu beberapa ribu tahun yang lalu.
Pada masa ini kita lihat :
belum ada pemisahan secara khusus ilmu kedokteran
forensik
belum ada bantuan yang jelas dalam ilmu kedokteran oleh
ahlinya
Belum ada tulisan tentang pengajaran / pendidikan ilmu
kedokteran forensik
2. Periode baru perkembangan ilmu kedokteran forensik
Pada masa ini ilmu kedokteran forensik telah muncul sebagai
suatu disiplin ilmu yang kemudian berkembang dengan pesat
yang dapat dipelajari secara sistematis.

Perkembangan dan pengembangan ilmu


kedokteran forensik di Indonesia
Perkembangan ilmu kedokteran forensik di
Indonesia(ketika itu Nederlands indishe),tentu saja
tidak terlepas dari pendidikan dalam bidang
kedokteran itu sendiri.Pendidikan kedokteran
dimulai januari 1851 dengan dua belas orang
murid.

Ilmu kedokteran forensik dirasa amat penting untuk


membantu polisi dalam perkara penganiayaan dan
pembunuhan.Karena itu pengajaran dalam
kedokteran forensik mulai diperdalam.Pendidikan
dalam bidang ini semakin meningkat sejak
Dr.H.F.Roll mengajarkan ilmu tentangGerechtelijke
Geneeskunde.Akan tetapi bidang ilmu ini baru
menjadi mata ujian akhir pada tahun

1902.Pada tahun 1932 Dr.H.Mueller memimpin


bagian Patologi Anatomi dan kedokteran forensik di
Nias.Pada tanggal 20 agustus 1952 di medan
didirikan fakultas kedokteran pertama diluar pula
jawa dan dinegerikan tahun 1957 juga mengajarkan
ilmu kedokteran forensik.Awal tahun seribu
sembilan ratus enam puluhan terjadi pemekaran
kembali atas bagian patologi forensik sebagai nama
yang lain yang juga diartikan bagian ilmu
kedokteran forensik.

II. BEBERAPA UNDANG-UNDANG DAN KETENTUAN


HUKUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PELAYANAN DOKTER DALAM BIDANG
KEDOKTERAN FORENSIK
2.1 Kewajiban Dokter Membantu Peradilan
KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana)
mengatur tentang dasar peradilan dan wewenang
pengadilan untuk mengadili, penyidik dan penuntut
umum,penangkapan dan penahanan,tersangka dan
terdakwa,bantuan hukum,berita acara,ganti
kerugian,dan rehabilitasi,serta

pemeriksaan di sidang pengadilan.


KUHAP sebagai hukum acara pidana yang berisi
ketentuan tata tertib proses penyelesaian
penanganan kasus tindak pidana,sekaligus telah
memberilegalisasi hak asasikepada tersangka
atau terdakwa untuk membela kepentingannya
didepan pemeriksaan aparat penegak hukum.

Pasal 133 KUHAP


1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban, baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli
lainnya.

2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud


dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis,yang dalam
surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan
mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter pada rumah sakit harus di perlakukan
secara baik dengan penuh penghormatan terhadap
mayat tersebut dan diberi label yang memuat
identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang
dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan
mayat.

Pasal 134 KUHAP


1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan
pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari,
penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
keluarga korban.
2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib
menerangkan dengan sejelas jelasnya tentang maksud dan
tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.
3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan
apapun dan keluarga juga pihak yang perlu diberitahu tidak
diketemukan penyidik segera melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undangundang ini.

Pasal 135 KUHAP


Dalam hak penyidik untuk
kepentingan
peradilan
perlu
melakukan
penggalian
mayat,
dilaksanakan
menurut
ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal
133 ayat (2) dan pasal 134 ayat (1)
undang-undang ini.

Pasal 179 KUHAP


1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya
wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku
juga bagi mereka yang memberikan keterangan
ahli,dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan
sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang
sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut
pengetahuan dalam bidang keahliannya.

3.2 Hak Menolak Menjadi saksi/Ahli


Pasal 120 KUHAP
1. Dalam hal penyidik menganggap perlu,ia dapat minta
pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian
khusus.
2. Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan
janji di muka penyidik bahwa ia akan memberi
keterangan menurut pengetahuannya yang sebaikbaiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta
martabat,pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan
ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk
memberikan keterangan yang diminta.

Pasal 168 KUHAP


Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini,maka
tidak dapat didengar keterangannya dan dapat
mengundurkan diri sebagai saksi:
1.Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus
keatas atau kebawah sampai sederajat ketiga dari
terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa;
2. Saudara dari terdakwa atau yang bersamasama,sebagai terdakwa,saudara ibu atau saudara
bapak,juga mereka yang mempunyai hubungan karena
perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai
sederajat ketiga;

3. suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai


atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.
Pasal 170 KUHAP
1. Mereka yang karena pekerjaan,harkat
martabat
atau jabatannya diwajibkan menyimpan
rahasia,dapat minta dibebaskan dari kewajiban
untuk memberi keterangan sebagai saksi,yaitu
tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.
2. Hakim menentukan sah atau tidaknya segala
alasan untuk permintaan tersebut.

3.3 Bantuan Dokter Bagi Peradilan Dan


Manfaatnya
Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
seorang kecuali apabila dengan sekurangkurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh
keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar
terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya.

Pasal 184 KUHAP


1.Alat bukti yang syah ialah :
a.Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
c. Surat;
d. Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa;
2. Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu
dibuktikan.

Pasal 185 KUHAP


1. Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang
saksi nyatakan disidang pengadilan.
2. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk
membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap
perbuatan yang didakwakan kepadanya.
3. Ketentuan sebagaimana yang dimaksud ayat (2)
tidak berlaku apabila disertai dengan suatu alat
bukti yang sah lainnya.

4. Keterangan beberapa saksi yang berdiri-sendiri


tentang suatu kejadian atau suatu keadaan dapat
digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila
keterangan saksi itu ada hubungan nya satu dengan
yang lain sedemikian rupa,sehingga dapat
membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan
tertentu.
5. Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari
hasil pemikiran saja bukan merupakan keterangan
saksi.
6. Dalam menilai kebenaran seorang saksi,hakim harus
dengan sungguh-sungguh memperhatikan:

a.persesuaian antara keterangan saksi atau dengan


yang lain;
b.persesuaian antara keterangan saksi dengan alat
bukti lain;
c.alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi
untuk memberikan keterangan yang tertentu;
d.cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala
sesuatu yang pada umumnya dapat
memepengaruhi dapat tidaknya keterangan itu
dipercaya.

7. Keterangan saksi yang tidak disumpah meskipun


sesuai satu dengan yang lain,tidak merupakan alat
bukti,namun apabila keterangan itu sesuai dengan
keterangan dari saksi yang disumpah dapat
dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah
yang lain.

Pasal 186 KUHAP


Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli
nyatakan di sidang pengadilan secara lisan.
Pasal 187 KUHAP
Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat
(1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau
dikuatkan dengan sumpah adalah :

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang


dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang
dibuat dihadapannya,yang memuat keterangan
tentang kejadian atau keadaan yang didengar,dilihat
atau dialaminya sendiri,disertai dengan alasan yang
jelas dan tegas tentang ketegarannya itu;
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh
pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata
laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang
diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau
sesuatu keadaan;

c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat


pendapat berdasarkan keahliannya mengenai
sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta
secara resmi dari padanya.
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada
hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang
lain.

3.4 Yang Berhak meminta Visum


Yang-berhak meminta visum adalah penyidik
Menurut pasal 6 KUHAP berbunyi
1.Penyidik adalah :
a.Pejabat Polisi negara Republik Indonesia
b.Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang.
2.Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut dalam
peraturan

Pasal 10 KUHAP
1.Penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian negara
Republik Indonesia yang diangkat oleh Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan
syarat kepangkatan dalam ayat (2) pasal ini.
2.Syarat kepangkatan sebagaimana tersebut pada ayat
(1) diatur dengan peraturan Pemerintah.
Pasal 11 KUHAP
Penyidik pembantu mempunyai wewenang seperti
tersebut dalam pasal (7) ayat 1, kecuali mengenai
penahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan
wewenang penyidik.

3.5 Wewenang Penyidik Dalam Penyelidikan


Penyidik adalah pejabat polisi negara republik
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang
untuk melakukan penyidikan.
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan
penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu
peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini.

Dengan bukti yang ditemukan dan


dikumpulkan,tindak pidana yang terjadi akan
menjadi terang dan jelas dapat menemukan
tersangka yang menjadi pelaku tindak pidana yang
sedang di sidik.Agar peristiwa tindak pidananya
dapat diajukan kepada penunutut umum dan untuk
selanjutnya tersangka dihadapkan jaksa kepada
hakim di muka persidangan pengadilan.

Pasal 6 KUHAP
1.Penyidik adalah
Pejabat polisi Negara Republik Indonesia
Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang.
2.Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut
dalam peraturan pemerintah.
Pasal 4 KUHAP
Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara
republik Indonesia.

2.6 Sanksi Hukum Terhadap Yang Menghalanghalangi Atau Menolak Membantu Pihak
Peradilan.
KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
merupakan seperangkat peraturan hukum pidana
yang terbagi atas tiga,yaitu aturan
umum,kejahatan,dan pelanggaran.
Pasal 222 KUHP
Barang siapa dengan sengaja mencegah,
menghalangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat
untuk pengadilan dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya 9 bulan atau denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 224 KUHP


Barang siapa yang dipanggil menurut undangundang untuk menjadi saksi ahli atau juru bahasa
dengan sengaja atau tidak menjalankan suatu
kewajiban menurut undang-undang yang harus
dijalankan dalam kedudukan tersebut diatas.
1.Dalam perkara pidana, dihukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya 9 bulan.
2.Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya enam bulan.

Pasal 216 KUHP


1. Barang siapa dengan sengaja tidak menurut
perintah atau permintaan keras yang dilakukan
menurut peraturan undang-undang oleh pegawai
negeri yang diwajibkan atau dikuasakan mengusut
atau memeriksa tindak pidana, demikian juga barang
siapa yang dengan sengaja mencegah menghalanghalangi atau menggagalkan suatu pekerjaan yang
disahkan oleh salah seorang pegawai negeri itu
untuk menjalankan suatu peraturan undang-undang,
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
empat bulan dua minggu atau denda sebanyakbanyaknya enam ratus rupiah.

2. Disamakan dengan pejabat tersebut diatas,setiap


orang yang menurut ketentuan undang-undang
terus-menerus atau untuk sementara waktu
diserahi tugas menjalankan jabatan umum.
3. Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat
dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi
tetap karena kejahatan semacam itu juga,maka
pidananya dapat ditambah sepertiganya

3.7 SAKSI WAJIB MENGUCAPKAN SUMPAH


Pasal 160 KUHP
1. Sebelum memberi keterangan, saksi wajib
mengucapkan sumpah atau janji menurut
agamanya masing-masing, bahwa ia akan
memberikan keterangan yang sebenarya dan tidak
lain dari pada yang sebenarnya.
2.Jika pengadilan menganggap perlu, seorang saksi
atau ahli wajib bersumpah atau berjanji sesudah
saksi atau ahli itu selesai memberi keterangan.

Pasal 161 KUHAP


1. Dalam hal saksi atau ahli tanpa alasan yang sah
menolak untuk bersumpah atau berjanji sebagaimana
dimaksud dalam pasal 160 ayat 3 dan ayat 4, maka
pemeriksaan terhadapnya tentu dilakukan, sedang ia
dengan surat penetapan hakim ketua sidang dapat
dikenakan sandera ditempat rumah tahanan negara
paling lama empat belas hari.
2. Dalam hal tenggang waktu penyanderaan tersebut
telah lampau dan saksi atau ahli tetap tidak mau
disumpah atau mengucapkan janji, maka keterangan,
yang telah diberikan merupakan keterangan yang
dapat menguatkan keyakinan hakim

Pasal 162 KUHAP


1.Jika saksi sesudah memberi keterangan dalam
penyidikan meninggal dunia atau karena halangan
yang sah tidak dapat hadir disidang atau tidak
dipanggil karena jauh tempat kediaman atau
tinggalnya atau karena sebab lain yang berhubungan
dengan kepentingan negara, maka keterangan yang
telah diberikannya itu dibacakan.
2.Jika keterangan itu sebelumnya telah diberikan
dibawah sumpah, maka keterangan itu disamakan
nilainya dengan keterangan saksi dibawah sumpah
yang diucapkan disidang

3.8 Wajib Melapor Terhadap Tindak Pidana


Pasal 108 KUHAP
1.Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan
dan atau menjadi korban peristiwa yang merupakan
tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau
pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik
lisan maupun tulisan.
2.Setiap orang yang mengetahui permufakatan jahat
untuk melakukan tindakan pidana terhadap
ketenteraman dan keamanan umum atau terhadap
jiwa atau terhadap hak milik wajib seketika itu juga
melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau
penyidik.

3. Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan


tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya
peristiwa yang merupakan tindak pidana wajib segera
melaporkan hal itu kepada penyelidik atau penyidik.
4. Laporan atau pengaduan yang diajukan secara tertulis
harus ditandatangani oleh pelapor atau pengadu.
5. Laporan atau pengaduan yang diajukan secara lisan
harus dicatat oleh penyidik dan di tandatangani oleh
pelapor atau pengadu dan penyidik.
6. Setelah menerima laporan atau pengaduan,penyidik
atau penyelidik harus memberikan surat tanda
penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang
bersangkutan.

Peranan dokter dalam melaporkan adanya dugaan


tindak pidana,memastikan sebab,cara dan waktu
kematian pada peristiwa kematian tidak wajar karena
pembunuhan,bunuh diri,kecelakaan atau kematian yang
mencurigakan.
Hasil pemeriksaan dan laporan tertulis akan digunakan
sebagai petunjuk atau pedoman dan alat bukti dalam
menyidik,menuntut dan mengadili perkara pidana
maupun perdata.
Dalam hal demikian tampak bahwa laporan pemeriksaan
dan kesaksian dokter di sidang pengadilan turut
berperan dalam proses penegakkan hukum.(5,8,9).

2.9 Tentang Rahasia Jabatan


Seorang dokter dalam menjalankan profesinya
terikat pada sumpah jabatan kedokteran yang
diucapkan waktu disumpah menjadi dokter.
Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1960 (lafal
sumpah.dokter).
"Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang
saya ketahui karena pekerjaan saya sebagai
dokter.
Peraturan pemerintah No. 10 tahun 1966 "Tentang
wajib simpan rahasia kedokteran"

1. Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah


segala sesuatu yang diketahui oleh orang tersebut
dalam pasal 3 pada waktu selama melakukan
pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.
2. Pengetahuan tersebut pasal I harus dirahasiakan oleh
orang-orang dalam pasal 3, kecuali apabila suatu
peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi dari
pada peraturan Pemerintah ini menentukan lain.
3. Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud
dalam pasal 1 ialah :
a.Tenaga kesehatan menurut pasal 2 undang-undang
tentang tenaga kesehatan Lembaran Negara Tahun
1963 No. 7).

b.

Mahasiswa kedokteran, murid yang


bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
pengobatan, dan atau perawatan dan orang
lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
4.Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai
wajib simpan rahasia kedokteran yang tidak
atau tidak dapat dipidana menurut Pasal 322
atau pasal 112 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, Menteri Kesehatan dapat melakukan
tindakan administratif berdasarkan pasal 11
Undang-undang tentang kesehatan.

5. Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4


dilakukan oleh mereka yang disebut dalam pasal 3 huruf
b, maka Menteri Kesehatan dapat mengambil tindakan
berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya.

6. Dalam pelaksanaan peraturan ini Menteri Kesehatan


dapat mendengar Dewan Pelindung Susila Kedokteran
dan atau Badan-badan lain bilamana perlu. Sebagai
contoh Seorang yang menyimpan arsip dilarang
memberitahukan tentang surat-surat kepada yang tidak
berkepentingan. Hal ini tidak diajukan kepada dokter
semata-mata, tetapi juga kepada profesi lain,
sipembela,

adpokat,

pastor dan lain-lain. Dokter


akan mengetahui keadaan pasiennya
itu harus dirahasiakannya. Untuk
menjaga agar rahasia itu dapat
dilindungi, maka bagi yang
melanggarnya dapat dikenakan sanksi
hukum seperti tertulis diatas. Demikian
juga halnya rahasia seseorang dengan
pastor, pembela dan lain-lain.

2.9.1 Kekuasaan yang tidak dapat


dihindarkan
Pasal 48 KUHP
Barang siapa melakukan perbuatan
karena terpaksa oleh sesuatu
kekuasaan yang tidak dapat
dihindarkan tidak boleh dihukum.

3.9.2 Tindak pidana yang tidak dapat dihukum:


Pasal 50 KUHP
Barang siapa melakukan perbuatan untuk
menjalankan peraturan undang-undang tidak boleh
dihukum.

Pasal 51 KUHP
1. Barang siapa melakukan perbuatan untuk
menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh
kuasa yang berhak akan itu, tidak boleh dihukum.
2. Perintah jabatan yang diberikan oleh kuasa yang tidak
berhak tidak membebaskan lagi hukum, kecuali jika
pegawai yang dibawanya atas kepercayaanya
memandang bahwa pemerintah itu seakan-akan
diberikan oleh kuasa yang berhak dengan syah untuk
menjalankan perintah itu menjadi kewajiban pegawai
yang dibawah perintah

Pada beberapa keadaan rahasia jabatan dapat


dikecualikan oleh karena pertimbangan untuk
kepentingan masyarakat umumnya seperti :
1. Seorang guru yang menderita T.B.C. aktif boleh
dilarang mengajar buat sementara dan guru
tersebut haruslah berobat dalam masa itu.
2. Seorang supir yang menderita epilepsi, dianjurkan
kepadanya supaya mencari pekerjaan lain saja
tetapi kalau dia menolak, maka dapat kita
beritahukan kepada majikannya.

2.10 Ancaman Bila Membuka Rahasia Jabatan Dan


Hak Undur Diri dari Kesaksian
Pasal 322 KUHP
1. Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia,
yang ia wajib menyimpannya oleh karena jabatannya
atau pekerjaannya baik yang sekarang maupun
yang dahulu dihukum penjara selama-lamanya 9 bulan
atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah.
2. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang yang
ditentukan maka perbuatannya itu hanya dituntut oleh
pengaduan orang itu.

Keterangan:
Supaya dapat dihukum menurut pasal ini, maka
elemen-elemen di bawah ini harus dibuktikan :
1. Yang diberitahu (dibuka) itu harus suatu rahasia.
Bahwa orang yang diwajibkan untuk menyimpan
rahasia tersebut, harus betul-betul mengetahui ia
wajib menyimpan rahasia.
2. Bahwa kewajiban untuk menyimpan rahasia itu
adalah akibat dari jabatannya atau pekerjaan yang
sekarang maupun yang dahulu pernah dijabat.

3. Membuka rahasia itu dengan sengaja. Yang diartikan


dengan rahasia yaitu suatu yang hanya diketahui oleh
yang berkepentingan, sedangkan orang lain belum
mengetahuinya. Siapa yang diwajibkan menyimpan
rahasia itu, tiap-tiap peristiwa harus ditinjau sendiri
oleh hakim yang masuk disitu misalnya:seorang
dokter harus menyimpan rahasia penyakit pasiennya.
4. Pertimbangan apakah permintaan untuk
mengundurkan diri itu beralasan atau tidak,
diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau jika orang
yang dipanggil untuk memberikan penyaksian itu,
orang asing maka pertimbangan itu diselesaikan
Pengadilan Negeri.

3.11 Kejahatan Terhadap Kesusilaan


Pasal 285 KUHP
Barang siapa yang dengan kekerasan atau
dengan ancaman kekerasan memaksa
perempuan yang bukan istrinya bersetubuh
dengan dia, karena perkosaan, dihukum
dengan hukuman penjara selama-lamanya
12 tahun.

Pasal 286 KUHP


Barang siapa bersetubuh dengan perempuan yang
bukan istrinya pada pada hal diketahui perempuan itu
dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, dihukum
dengan hukuman selama-lamanya 9 tahun.
Pasal 287 KUHP
Barang siapa bersetubuh dengan perempuan yang
bukan istrinya, dalam hal diketahuinya atau patut
dapat disangkanya bahwa umur perempuan itu belum
cukup lima belas tahun atau tidak terang berapa
umurnya bahwa perempuan itu belum pantas buat
dikawini,

dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya


sembilan tahun.
2. Penuntutan hanya dilakukan kalau ada pengaduan,
kecuali perempuan itu belum sampai 12 tahun jika ada
salah satu hal tersebut pada pasal 29 dan pasal 294.

Pasal 288 KUHP


1. Barang siapa yang bersetubuh dengan perempuan
yang diketahuinya atau patut dapat disangkanya
bahwa perempuan itu belum pantas buat dikawini,
dihukum selama-lamanya 4 tahun,

kalau berakibat badan perempuan itu mendapat luka.


2. Jika perempuan itu berakibat mendapat luka berat
dijatuhkan hukuman penjara selama-lamanya
delapan tahun.
3. Jika perbuatan itu berakibat matinya perempuan itu
dijatuhi hukuman penjara selama-lamanya dua
belas tahun.
Pasal 289 KUHP
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan memaksa seorang melakukan atau
membiarkan dilakukan padanya perbuatan cabul,

karena perbuatan yang merusakan kesusilaan,


dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
sembilan bulan.

Pasal 299 KUHP


1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seseorang
perempuan atau menyuruh seseorang perempuan
diobati dengan memberitahu atau menerbitkan
pengharapan bahwa oleh karena pengobatan itu
dapat gugur kandungannya, dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya 4 tahun,

atau denda sebanyak-banyaknya tiga ribu rupiah.


2. Kalau yang bersalah berbuat, karena mencari
keuntungan bila melakukan kejahatan itu, ia jadikan
pekerjaan atau kebiasaan atau kalau ia seorang
dokter, bidan dan atau tukang membuat obat,
hukuman boleh ditambah sepertiganya.
3. Kalau yang bersalah melakukan kejahatan itu,

dalam pekerjaanya, maka dapat dicabut haknya


melakukan pekerjaan itu.

3.12 Kejahatan Terhadap Nyawa


Pasal 346 KUHP
Perempuan yang dengan sengaja menyebabkan
gugurnya atau mati kandungannya atau menyuruh
orang lain menyebabkan itu, dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.

Pasal 347 KUHP


1. Barang siapa yang dengan sengaja menyebabkan
gugur atau mati kandungan seseorang perempuan
tidak dengan izin perempuan
itu,

dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya


dua belas tahun.
2. Jika perbuatan berakibat perempuan itu mati, ia
dihukum dengan hukuman penjara lima belas
tahun.
Pasal 348 KUHP
1. Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur
atau mati kandungan seseorang perempuan
dengan izin perempuan itu dihukum
dengan
hukuman penjara selama-lamanya tujuh tahun.

2. Jika perbuatan itu berakibat perempuan itu mati, ia


dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
tujuh tahun.
Pasal 349 KUHP
Jika seorang dokter, bidan atau tukang obat
membantu kejahatan tersebut dalam pasal 346 atau
bersalah melakukan atau membantu salah satu
kejahatan diterangkan dalam pasal 347 dan 348
maka hukuman yang ditentukan dalam pasal itu
boleh ditambah sepertiganya dan boleh dicabut
haknya melakukan pekerjaanya untuk menjalankan
kejahatan

Pasal 341 KUHP


Seorang ibu yang karena takut akan diketahui ia sudah
melahirkan anak pada ketika anak itu dilahirkan atau
tidak lama sesudah melahirkan anak dengan sengaja
menghilangkan nyawa anak itu dihukum karena
salahnya pembunuhan anak dengan hukuman penjara
selama-lamanya tujuh tahun.

Pasal 342 KUHP


Seorang ibu yang menjalankan keputusan yang
diambilnya karena takut diketahui orang karena ia tidak

lama lagi akan melahirkan anak, pada ketika melahirkan


atau tidak lama kemudian dari pada itu dengan
sengaja menghilangkan nyawa anaknya itu, karena
pembunuhan anak berencana dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun.
Pasal 343 KUHP
Bagi orang yang turut campur dalam kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dianggap
kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan.

3.13 Meninggalkan Orang Yang Memerlukan


Pertolongan
Pasal 306 KUHP
1. Kalau salah satu perbuatan yang diberangkatkan
dalam pasal 304 dan 305 itu menyebabkan luka
berat, maka sibersalah dihukum penjara setinggitingginya tujuh tahun enam bulan.
2. Kala salah satu perbuatan ini menyebabkan
matinya orang sibersalah itu dihukum penjara
setinggi-tingginya sembilan tahun.

Pasal 307 KUHP


Kalau sibersalah karena kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 305 adalah bapak atau ibu dari anak itu
maka baginya hukuman yang ditentukan dalam
pasal 305 dan 306 dapat ditambah sepertiganya.

Pasal 308 KUHP


Kalau seorang ibu menaruh anaknya disuatu tempat
supaya dipungut oleh orang lain, tidak berapa lama
sesudah anak dilahirkan, oleh karena takut akan
diketahui orang ia melahirkan anak atau dengan
maksud

3.14 Kwalifikasi Luka


Pasal 315 KUHP
1. Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau
denda sebanyak-banyaknya tiga ratus rupiah.
2. Jika perbuatan itu berakibat luka berat, yang
bersalah dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya lima tahun.
3. Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka
yang bersalah dihukum dengan hukuman selamalamanya tujuh tahun.

4. Dengan penganiyaan disamakan merusak kesehatan


orang dengan sengaja.
5. Percobaan melakukan kejahatan itu tidak dapat dihukum

Pasal 352 KUHP


1. Lain dari pada hal tersebut dalam pasal 353 dan pasal
356 penganiyaan yang tidak menyebabkan sakit atau
halangan untuk menjalankan jabatan atau pekerjaan
dihukum sebagai penganiayaan ringan dengan hukuman
penjara selama-lamanya tiga bulan atau denda
sebanyak-banyaknya tiga ratus rupiah.
2. Percobaan melakukan kejahatan itu tidak dapat
dihukum.

Pasal 90 KUHP:
Luka berat berarti :
Penyakit atau luka tidak dapat diharapkan sembuh
lagi dengan sempurna atau yang dapat
mendatangkan bahaya maut, senantiasa tidak cakap
mengerjakan jabatan atau pekerjaan pencaharian,
tidak dapat lagi memakai sesuatu panca indra
kudung (kekudung-kudungan) lumpuh (kelumpuhan)
pikiran (tenaga paham) tidak sempurna lebih lama
dari empat minggu, menggugurkan atau membunuh
janin (anak yang ada dalam kandungan ibunya).

Pasal 353 KUHP


Penganiayaan dengan dirancangkan lebih dahulu
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
empat tahun.
Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka
yang bersalah dihukum dengan penjara selamalamanya lima belas tahun.
Pasal 338 KUHP
Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa
orang karena pembunuhan biasa, dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun.

Pasal 340 KUHP


Barang siapa dengan sengaja dan dengan dirancang
lebih dahulu menghilangkan nyawa orang karena
pembunuhan berancana dihukum dengan hukuman
mati atau penjara seumur hidup atau penjara
sementara selama-lamanya dua puluh tahun .

Pasal 344 KUHP


Barang siapa menghilangkan nyawa orang atau
permintaan sungguh-sungguh orang itu sendiri,
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
dua belas tahun.

Pasal 345 KUHP


Barang siapa dengan sengaja membujuk orang supaya
supaya membunuh diri atau menolong dalam
perbuatan itu atau memberi ikhtiar kepadanya untuk
itu dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
empat tahun, kalau tidak orangnya membunuh diri.

Pasal 359 KUHP


Barang siapa karena kesilapan menyebabkan orang
mati dihukum dengan hukuman penjara selamalamanya sembilan tahun.

Pasal 360 KUHP


Barang siapa karena kesilapan menyebabkan orang
luka, sehingga orang itu menjadi sakit sementara
atau tidak bisa menjalankan jabatan atau
pekerjaanya, sementara di hukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya sembilan bulan atau
kurungan selama-lamanya enam bulan atau denda
sebanyak-banyaknya tiga ratus rupiah.

2.15.Kejahatan Yang Mendatangkan Bahaya Bagi


Keamanan Umum Manusia Atau Barang

Pasal 202 KUHP


1. Barang siapa memasukkan suatu zat kedalam sumur,
pom mata air atau kedalam tempat air minum bagi
keperluan umum atau untuk dipakai bersama-sama
dengan orang lain, sedang mengetahui bahwa karena itu
airnya membahayakan bagi jiwa atau kesehatan orang,
dan ia mendiamkan sifat yang berbahaya itu,
dipidanakan dengan pidana selama-lamanya lima belas
tahun.

2. kalau hal itu berakibat matinya orang, yang bersalah


dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.

Pasal 205 KUHP


1. Barang siapa karena kesalahannya
(kealpaannya)menyebabkan barang-barang yang
berbahaya bagi nyawa atau kesehatan
orang,dijual,diserahkan atau dibagi-bagikan tampa
diketahui sifat berbahayanya oleh yang membeli atau
yang memperoleh,diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.

2. Kalau itu berakibat matinya orang, yang bersalah


dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.

Pasal 204 KUHP


1. Barang siapa menjual, menawarkan menerimakan
atau membagikan barang sedang diketahuinya,
bahwa barang itu membahayakan bagi jiwa atau
kesehatan orang, dan ia mendiamkan sifat yang
berbahaya itu, dipidana dengan pidana selamalamanya lima belas tahun.

2. Kalau hal itu berakibat matinya orang, yang bersalah


dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.
Pasal 205 KUHP
1. Barang siapa karena kesalahannya
(kealpaannya)menyebabkan barang-barang yang
berbahaya bagi nyawa atau kesehatan
orang,dijual,diserahkan atau dibagi-bagikan tampa
diketahui sifat berbahayanya oleh yang membeli atau
yang memperoleh,diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.

2. Jika perbuatan itu mengakibatkan orang


mati,yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama satu tahun empat bulan
atau pidana kurungan paling lama satu
tahun.
3. Barang-barang itu dapat disita.

Kesimpulan
1. Dokter perlu memahami ketentuan hukum,sehingga
dapat menyadari keterlibatannya dan memahami apa
yang diperlukan penegak hukum dalam proses
penegakan hukum dan keadilan..
2. Seorang dokter atau ahli kedokteran kehakiman perlu
memahami beberapa undang-undang dan ketertiban
hukum yang berhubungan dengan pelayanan di
bidang kedokteran forensik,sehingga terdapat
kesamaan persepsi,kesamaan langkah penanganan
guna menghindari terjadinya tuntutan,ancaman
fisik/penganiayaan yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu kepada para ahli kedokteran kehakiman
dalam melaksanakan tugasnya.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai