Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

SNAKE BITE

OLEH:
DR. MUSLIHUDIN AHMAD

PENDAMPING :
DR. M. MAFIRAH DANI

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


WAHANA RUMAH SAKIT TANDUN PT. NUSA LIMA MEDIKA
KABUPATEN KAMPAR
2022
Laporan Kasus
1. Identitas Pasien
• Nama: Tn. A
• Umur : 30 tahun
• Status : Sudah Menikah
• Pekerjaan : Petani

2. Anamnesis

• Keluhan utama : Pasien datang ke IGD dengan keluhan tangan kanan bengkak setelah
digigit ular.
• Telaah : Kejadian ini terjadi 1 jam yang lalu SMRS. Awalnya os sedang berkebun
membersihkan rumput, kemudian ada ular berwarna hitam yang langsung menggigit
telapak tangan kiri pasien. pasien mengeluhkan tangannya terasa panas (+) dan kemerahan
(+) pada daerah bekas gigitan, kemudian bengkak (+) dan terasa nyeri (+). Os juga
mengeluhkan pusing (+) dan lemas (+). Pasien mengatakan bahwa ular yang menggigit
berwarna hitam, dengan panjang sekitar 15cm, bentuk kepala segitiga. Tampak 2 titik
didaerah gigitan. Sesak nafas, mual muntah disangkal.
 Riwayat Penyakit terdahulu: disangkal
 Riwayat Penggunaan Obat : sebelumnya pasien mengkonsumsi obat warungan
 Riwayat Penyakit keluarga: disangkal
 Riwayat alergi : pasien memiliki riwayat alergi debu dan udara dingin
 Riwayat kebiasaan : pasien bekerja sebagai karyawan swasta, dan untuk berangkat
ke tempat kerja menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Pasien tidak
menggunakan masker saat bekerja dan mengendarai sepeda motor.

3. Pemeriksaan Fisik :
• Keadaan umum : Pasien tampak sakit sedang, lemas
• Sensorium : compos mentis
• Nadi : 79 x/i
• TD : 100/70 mmhg
• RR : 20 x/i
• Temp : 36,3 C
 Kepala : pupil isokor (+/+), RC (+/+), CA(-/-), SI (-/-),
 Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)
 Leher : Otot bantu pernafasan (-/-), limfonodi tidak teraba
 Thorax :
 Pulmo : Simetris, retraksi supracalivular (-), retraksi intercosta (-), ketinggalan gerak
(-), sonor (+/+), vesikuler (+/+), wheezing (-/-)
 Cor : S1>S2, regular, Murmur (-), Gallop (-)
 Abdomen :
Inspeksi : datar, massa (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-)
 Ekstremitas : Akral dingin (-), teraba panas diaerah gigitan
 Status lokalisata :
 Look : tampak oedem (+), eritem (+), bekas gigitan berbentuk titik dua pada telapak tangan
 Feel : nyeri (+), panas didaerah gigitan (+)
Hasil Laboratorium

Parameter Hasil Nilai Normal


Hb 16,9 g/dl P: 14-17 g/dl

Leukosit 15.640 /mm3 4.000-11.000 /mm3

Trombosit 172.000 /mm3 150.000-450.000 /mm3

Eritrosit 4.75 juta 4,55 – 5,5

Hematokrit 48,6% 42-54

Hitung Jenis Leukosit:    

 Basofil 0% 0-1

 Eusinofil 2% 1-3

 N. Batang 3% 2-6

 N. Segmen 72 % 50-70

 Limfosit 19 % 20-40

 Monosit 4% 2-8

Glukosa sewaktu 106,6 mg/dl <200 mg/dl

Ureum 21,26 mg/dl < 150

Creatinin 0,8 mg/dl 0,6 – 1,4

SGOT 25,6 u/l < 35

SGPT 19,5 u/l < 41

Na 138 mmol/L 136 - 146

K 4,0 mmol/L 3,5 – 5,1

Cl 112 mmol/L 97 - 106


5. Diagnosis Kerja : Snake Bite
7. Penatalaksanaan :

 ATS
 Inj. ceftriaxon 1 gr / 12 jam
 Inj. ketorolac / 12 jam
 Inj. ranitidin / 12 jam
 Inj. dexamethason / 8 jam
 SABU 2 amp dalam 250 D5% guyur, kemudian lanjut RL.
Tinjauan Pustaka
Definisi
Gigitan ular berbisa merupakan salah satu kejadian yang harus di waspadai di
Indonesia, korban gigitan ular berbisa terutama petani, pekerja perkebunan,
nelayan, pawang ular, pemburu dan penangkap ular.

Berdasarkan morfologi taringnya, ular dapat klasifikasikan ke dalam 4 famili


utama yaitu :
1. Famili Elapidae ( Ular sendok, ular wereg, ular cabai, ular weling,ular kobra)
2. Famili Viperidae ( Ular tanah, ular hijau, ular bandotan )
3. Famili Hydrophidae ( Ular laut )
4. Famili Columbridae ( Ular pohon, ular tikus, ular sawah)

Ciri-ciri ular tidak berbisa


 Kepala berbwnruk segi empat Panjang, gigi taring kecil, bekas gigitan berupa
luka halus berbentuk lengkungan.
 Ciri-ciri ular berbisa : kepala berbentuk segitiga, dua gigi taring besar di rahang atas,
dua luka gigitan akibat gigi taring.

 Elipidae vipiridae
 Hydropidae Colubridae

 Diagnosis
Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
 Gejala local : tanda gigitan taring, edema , nyeri tekan pada luka gigitan, nekrosis jaringan,
perdarahan local, pembengkakan kelenjar getah bening.
 Gejala sistemik : Hipotensi,kelemahan otot, berkeringat, mengigil,mual, hipersalifasi,
muntah, nyeri kepala dan pandangan kabur.
 Gejala khusus gigitan ular berbisa : Hematotoksik, neurotoksil, kardiotoksik,kelainan
ginjal, sindrome kompretemen.
 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah Tepi : Hitung leukosit meningkat, Hb menurun, hitung trombosit
dapat menurun. Pemeriksaan Faal Hemostasis ( CT,BT,PT,APTT) uji faal hepar.
2. Pemeriksaan EKG

 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sebelum dibawa ke pusat pengobatan :
 Penderita diistirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka gigitan
 Penderita dilarang berjalan dan minum yg mengandung alcohol
 Apabila gejala timbul secara cepat sementara belum tersedia anti bisa ular ikat daerah
proksimal dan distal dari gigitan  Tindakan ini kurang berguna bila dilakukan > 30
menit setelah gigitan.  tujuan ikatan adalah untuk menahan aliran limfe bukan
menahan aliran vena atau arteri .
Penatalaksanaan di RS

Anda mungkin juga menyukai