Anda di halaman 1dari 91

dr. Agustina Tri P. Sp.

KK
Daftar Pustaka
• Fitzpatrick's Dermatology, Ninth Edition
• Panduan Praktik Klinik PERDOSKI thn 2017
1. Faktor transkripsi yang berperan dalam
penting pada induksi dan proliferasi dan
diferensiasi sel kulit adalah:
a. p63
b. Klf4
c. FaktorMaf
d. Hes 1
e. GRHL3
2. Neurotransmitter yang menstimulasi kelenjar
ekrin:
a. Epinefrin
b. Dopamin
c. Serotonin
d. Asetilkolin
e. Norepinefrin
3. Seorang pasien perempuan 36 tahun datang
dengan keluhan benjolan di bekas tindik
telinganya yang kadang terasa gatal. Dokter
merencanakan eksisi keloid padapasien ini.
Berapakah nomor benang yang digunakan
untuk menutup luka operasinya?
a. 0.3
b. 0.4
c. 0.5
d. 0.6
e. 0.7
4. Sel leukosit manakah dibawah ini yang
berperan sebagai first responder pada proses
imunologis infeksi kulit?
a. Basofil
b. Limfosit
c. Neutrofil
d. Eosinofil
e. Dendritik
5. Perubahan berikut yang dapat
memperlambat mekanisme penyembuhan
luka pada usia tua ialah :
a. Hipertensi vena
b. Disfungsi makrofag
c. Disfungsi mitokondria
d. Peningkatan kadar antioksidan
e. Supresi matriks myeloproteinase
6. Respon inflamasi yang berperan dalam pada
kasus infestasi cacing pada kulit
a. Neutrophil
b. Basofil
c. Eosinofil
d. Limfosit
e. Monosit
7. Apakah kontra indikasi absolut pemeriksaan
anoskopi?
a. Striktur anus
b. Adanya ulkus di anus
c. Adanya kondiloma akuminata di anus
d. Adanya hemorrhoid di anus
e. Anus imperforata
Pemeriksaan anoskopi
Indikasi
Bila terdapat keluhan atau gejala pada anus dan rektum, pasien dianjurkan untuk diperiksa
dengan anoskopi bila tersedia alat tersebut. Pemeriksaan ini sekaligus dapat melihat
keadaan mukosa rektum atau pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium bila
tersedia fasilitas.

Kontra indikasi
Anus imperforata merupakan kontra indikasi absolut untuk tindakan anoskopi. Bila pasien
yang ketakutan mengeluh nyeri hebat dapat pula menghambat pemeriksaan anoskopi,
sehingga pemeriksa perlu terlebih dulu menenangkan pasien.

Posisi pasien
Pasien berbaring dalam posisi Sim atau miring dengan lutut ditekuk serta pinggul ditekuk
45o. Posisi pasien di sebelah kiri pemeriksa.

RUJUKAN: Pedoman Nasional Pendekatan IMS tahun 2015 hal 19


8. Yang merupakan antioksidan enzimatik pada
sistem kulit adalah?
a. Vitamin C
b. Karotenoid
c. Flavonoid
d. Glutathione peroksidase
e. Thioredoksin
9. Bahan pelembab yang berfungsi sebagai
barrier repair
a. Ceramid
b. Urea
c. Gliserin
d. Propilenglikol
e. heparansulfat
10.Faktor berikut ini bersama-sama dapat
menjadi penyebab penuaan kulit ekstrinsik
dan intrinsik:
a. Penuaan sel
b. Sinar ultraviolet
c. Kerusakan oksidatif
d. Amino acid racemization
e. Glikosilasi protein non-enzimatik
Penuaan Kulit
• Proses penurunan kemampuan
mengembalikan fungsi normal kulit
• Merupakan suatu proses biologis kompleks
yang mengenai berbagai lapisan kulit,
sehingga mempengaruhi fungsi dan
penampilan kulit
Klinis Pemeriksaan Penunjang
• Kekeringan kulit, kerut, 1. Pemeriksaan histopatologi
kelonggaran kulit, berbagai 2. Dermoskopi
neoplasma jinak, elastisitas
kulit hilang
11.Yang merupakan ciri respons imun adaptif
adalah:
a. Bersifat non spesifik
b. Tidak memiliki memory
c. Memiliki masa kerja yang panjang
d. Pada kulit diawali pada stratum korneum
e. Komplemen merupakan salah satu
komponen
12. Pasien anak usia 10 tahun, mengeluh timbul nyeri
kemerahan setelah berenang di laut 15 menit yang
lalu. Pasien melihat ada ubur-ubur di dekatnya saat
berenang. Menurut informasi, jenis ubur-ubur yang
sering muncul di lokasi tersebut adalah Chironex
fleckeri. Tata laksana awal yang dapat dilakukan
adalah mencuci luka yang diduga terkena tentakel
ubur-ubur dengan menggunakan:
a. Alkohol
b. Air mineral
c. Klorheksidin
d. Asam asetat
e. Povidone iodine
13. Seseorang pasien l aki-laki berusia 68 tahun datang
dengan keluhan luka di dekat tumit sejak 2 minggu
yang lalu. Pasien terkadang mengeluh kram di kedua
betis bila berjalan. Pasien terdapat riwayat hipertensi.
Pada pemeriksaan fisis, A. tibialis dorsalis pedis dan A.
tibialis posterior pedis tidak teraba. Pada region
maleolus lateral dekstra terdapat ulkus soliter,
diameter 2 cm, tidak bergaung, dasar jaringan
granulasi bersih tidak ada pus/jaringan nekrotik,
tedapat nyeri tekan. ABl 0,6. Diagnosis yang paling
tepat adalah :
a. Pressure ulcer
b. Ulkus varikosum
c. Ulkus arteriosum
d. Ulkus diabetikum
e. Karsinoma sel skuamosa
14. Seorang laki-laki usia 60 tahun tirah baring lama di
rumah sakit karena stroke disertai ulkus soliter
berdiameter 3 cm di bokong. Pemeriksaan
histopatologis didapatkan epidermis yang hilang,
masih tampak papila dermis, inflamasi akut pada
papila dan retikular dermis, infiltrasi limfositik, dan
neutrofil perivaskular, perubahan nekrotik yang jelas
pada jaringan sekitar dan lemak. Penatalaksanaan
ulkus pada kasus tersebut adalah:
a. Debridemen secara mekanik menggunakan teknik
moistened saline
b. Debridemen enzimatik menggunakan papain
c. Cleaning menggunakan povidon yodium
d. Membuat suasana sekitar luka kering
e. Menggunakan maggot non steril
15. Seorang perempuan, 55 tahun, di rawat inap selama 1
bulan karena stroke. Pada bokong luka berdiameter
3,5 cm. Hasil pemeriksaan histopatologi menemukan
krusta hemoragik yang mengandung sel inflamasi akut
dan hilangnya struktur adneksa kulit. Diagnosis pada
pasien ini adalah ulkus decubitus derajat :
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. 4
16.Seorang bayi baru lahir dikonsulkan dari Bagian
Pediatri, lahir dengan selaput membran dengan
fisura pada tubuhnya. Tidak didapatkan adanya
eklabium maupun ektropion. Tidak didapatkan
adanya alopesia. Diagnosis yang mungkin adalah
a. Iktiosis vulgaris
b. Iktiosis lamelar
c. Loricrin keratoderma
d. Congenital Ichthyosiform Erythroderma
e. X-linked hypohidrotic ectodermal dysplasia
Iktiosis Vulgaris
• Tidak dijumpai saat lahir, biasanya timbul dalam tahun
pertama kehidupan
• Skuama putih keabuan yang luas terutama pada ekstensor
ektremitas dan badan
• Skuama melekat di tengah, dengan “cracking” (fisura
superfisial pada stratum korneum) pada tepinya.
• Sering disertai keratosis folikularis, ditemukan terutama pada
anak-anak dan remaja dan aksentuasi palmoplantar
Penatalaksanaan
• Iktiosis vulgaris berespons baik terhadap salep topikal yang
mengandung urea atau asam laktat
• Hati-hati penggunaan urea pada daerah tubuh yang luas
sebelum usia 1 tahun (boleh diberikan, tetapi harus dalam
pengawasan dokter bila daerah luas)
• Iktiosis vulgaris tidak boleh diterapi dengan salep yang
mengandung salisilat karena dapat menyebabkan keracunan
yang membahayakan jiwa disebabkan oleh absorpsi perkutan
Displasia ektodermal hipohidrotik
(displasia ektodermal anhidrotik, sindrom
Christ-Siemens-Touraine)
• Insidens: 1 dalam 100.000 kelahiran
• Dapat diturunkan secara terkait-X (XLHED; MIM
MIM#305100) atau dominant autosomal
(MIM#129490) atau resesif (MIM#305100)
• Pada laki-laki yang terkena ekspresinya lengkap,
sedangkan pada wanita pembawa gen (carrier)
dapat tanpa kelainan, atau apabila terdapat
kelainan biasanya terdistribusi patchy
• Disebabkan mutasi pada gen EDA (MIM
*300451), EDAR (MIM *604095), dan EDARADD
(MIM *06603)
• Pada laki-laki yang terkena, saat • Gangguan berkeringat
lahir terdapat membran menyebabkan peningkatan
kolodion atau dengan skuama, suhu tubuh. Terjadinya panas
menyerupai iktiosis kongenital tinggi yang tak dapat
• Rambut kepala jarang, tipis, dan dijelaskan, biasanya
tumbuh lambat menyebabkan kecurigaan
• Rambut tubuh yang lain penyakit infeksi, keganasan,
biasanya jarang atau tidak ada atau penyakit autoimun
sebelum diagnosis yang benar
• Gangguan kemampuan dapat ditegakkan
berkeringat. Sebagian besar • Anak-anak yang menderita
laki-laki yang terkena menderita kelainan ini secara khas
intoleransi panas yang nyata menunjukkan intoleransi panas
• Pori-pori kelenjar keringat tidak dengan episode hiperpireksia,
dapat dilihat pada pemeriksaan yang dapat menyebabkan
fisik dan rigi sidik jari tidak kejang dan defek neurologis
tampak jelas • Kuku biasanya normal
• Sering dijumpai keriput dan
hiperpigmentasi periorbital
yang khas
SISTEMIK
• Hiperplasia kelenjar sebaseus • Hypoplastic gum ridges pada bayi
terutama pada wajah, tampak yang terkena dapat merupakan
petunjuk awal diagnosis penyakit.
sebagai papul-papul miliar
• Gambaran khas: gigi primer dan
seperti mutiara, berwarna sekunder berbentuk peg shaped.
kecoklatan sampai putih • Wajah khas dengan frontal bossing,
menyerupai milia depressed nasal bridge, saddle nose,
• Temuan khas: tidak adanya dan bibir bawah yang besar.
puncta lacrimal • Manifestasi otolaringologis: sekresi
nasal kental dan impaksi, sinusitis,
• Wanita karier menunjukkan infeksi saluran nafas atas berulang
gambaran kulit normal dan dan pneumonia, produksi saliva
abnormal mengikuti garis berkurang, suara menyerupai suara
kuda, dan frekuensi asma meningkat.
Blaschko
• Refluks gastroesofageal dan kesulitan
makan
Iktiosis Lamelar (Nonbullous congenital ichthyosiform erythroderma,
Nonerythrodermic
autosomal recessive lamellar ichthyosis)

• Sebagian besar bayi saat lahir terbungkus membran kolodion disertai


eritroderma yang secara bertahap menjadi skuama lebar generalisata
• Skuama berwarna coklat gelap, pipih membentuk pola mosaik dengan
eritroderma minimal atau tidak ada. Skuama lebar, melekat di tengah dan
meninggi pada tepinya, sering menimbulkan fisura superfisial, terdapat
pada hampir seluruh tubuh.
• Sering terdapat ektropion, eklabium, serta hipoplasia kartilago nasal dan
aurikular. Ektropion yang parah dapat menyebabkan madarosis,
konjungtivitis, dan keratitis
• Terdapat alopesia sikatrisial terutama pada bagian perifer skalp
• Dapat timbul distrofi kuku berupa penebalan lempeng dan rigi kuku
17. Seorang anak usia 3 tahun dikeluhkan ibunya tangan
dan kaki mengelupas. Riwayat kontak dengan
detergent atau bahan lainnya disangkal. Kulit
mengelupas pada tepi kaki dan tangan kemudian
meluas ke bagiantengah, kemudian menebal. Keluhan
ini dimulai sejak penderita lahir. Kulit mengelupas
juga didapatkan pada siku dan lutut. Penderita
didiagnosis dengan keratoderma palmoplantar. Terapi
yang disarankan selain emollient adalah agen
keratolitik:
a. Asam salisilat 2 %– 5 %
b. Asam salisilat 10 % - 20%
c. Propylenglikol 2 % - 5%
d. Propylenglikol 10% - 20%
e. Steroid potensi tinggi
18.Pernyataan berikut yang berhubungan dengan
Leiner disease adalah:
a. Prognosis dari Leiner disease tergantung dari
status imun pasien
b. Leiner disease sangat berhubungan dengan
infeksi sekunder tapi tidak menyebabkan
kematian
c. Hanya terjadi pada dewasa
d. Gejalanya kronis, persisten dan rekuren
e. Infus whole blood sebagai terapi utama
Dermatitis Seboroik
• Dermatitis seboroik (DS) adalah kelainan kulit
papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai
pada anak dan dewasa
• Penyakit ini ditemukan pada area kulit yang
memiliki banyak kelenjar sebasea seperti
wajah, kulit kepala, telinga, tubuh bagian atas
dan fleksura (inguinal, inframammae, dan
aksila
Klinis
Anamnesis
• Pada bayi biasanya terjadi pada 3 bulan pertama kehidupan
• Sering disebut cradle cap
• Keluhan utama biasanya berupa sisik kekuningan yang
berminyak dan umumnya tidak gatal
• Pada anak dan dewasa, biasanya yang menjadi keluhan
utama adalah kemerahan dan sisik di kulit kepala, lipatan
nasolabial, alis mata, area post aurikula, dahi dan dada
• Lesi lebih jarang ditemukan di area umbilikus, interskapula,
perineum dan anogenital
• Area kulit yang kemerahan biasanya gatal
• Pasien juga dapat mengeluhkan ketombe (Pitiriasis sika)
• Keluhan dapat memburuk jika terdapat stressor atau cuaca
dingin
• Pada bayi umumnya bersifat swasirna sementara
cenderung menjadi kronis pada dewasa
Pemeriksaan Fisik
• Pada bayi, dapat ditemukan skuama kekuningan atau putih yang berminyak
dan tidak gatal
• Skuama biasanya terbatas pada batas kulit kepala (skalp) dan dapat pula
ditemukan di belakang telinga dan area alis mata
• Lesi lebih jarang ditemukan di lipatan fleksura, area popok dan wajah
• Pada anak dan dewasa dapat bervariasi mulai dari:
- Ketombe dengan skuama halus atau difus, tebal dan menempel pada kulit
kepala
- Lesi eksematoid berupa plak eritematosa superfisial dengan skuama
terutama di kulit kepala, wajah dan tubuh
- Di dada dapat pula menunjukkan lesi petaloid atau pitiriasiformis.
• Apabila terdapat di kelopak mata, dapat disertai dengan blefaritis
• Dapat meluas hingga menjadi eritroderma
19. Pasien perempuan usia 25 tahun datang ke Poliklinik
Kulit dan Kelamin dengan keluhan beruntusan pada
wajah yang kambuh dan memburuk selama pandemi
COVID-19 ini. Pasien adalah karyawan swasta
menggunakan kosmetik dekoratif lengkap dan masker
bedah saat bekerja. Pada pemeriksaan dermatologi
didapatkan lokasi wajah bagian bawah berupa
komedo, papuleritema, pustul kecil tersebar banyak
dan beberapa lesi berupa nodul eritema. Diagnosis
kerja pasien ini adalah:
a. Gram negative rosacea
b. Tropical acne
c. Perioral dermatitis
d. Acne mechanica
e. Occupational acne
20. Pasien bayi 1 bulan dikonsulkan dari Dokter Spesialis
Anak dengan bintil-bintil pada wajah. Hasil
pemeriksaan oleh Ahli Dermatologi berupa lokasi
pada batang hidung dan pipi dengan bentuk kelainan
kulit berupa papul inflamasi kecil-kecil berkumpul di
hidung. Usulan terapi yang diberikan pada bayi ini
adalah krim:
a. Klindamisin
b. Benzoilperoksida
c. Ketokonasol
d. Adapalen
e. Retinoid
21.Polisakharida ekstraseluler dari
Staphylococcus epidermidis, diduga berperan
untuk terjadinya lesi pada :
a. Milia
b. Miliaria Kristalina
c. Transient Pustular Melanosis
d. Hiperplasia Glandula Sebasea
e. Eritema Toksikum Neonatorum
22. Seorang anak perempuan berusia 8 bulan, dengan
bintil-bintil merah disekitar mulut dan hidung sejak 1
minggu. Pemeriksaan fisis didapatkan papul dan
pustul eritem berkelompok, demarcated pattern di
tepi bibir. Terapi topikal apakah yang tepat untuk ini?
a. Mikonazol
b. Mometason
c. Hidrokortison
d. Metronidazol
e. Benzoyl peroksida
23.Seorang wanita usia 28 tahun , G1P0A0 hamil
usia 24 minggu, datang dengan keluhan jerawat
di wajah. Wujud kelainan kulit ; papul, pustula,
komedo, terapi topikal yang memungkinkan dan
aman :
a. Tretinoin
b. Tazarotene
c. Asam salisilat
d. Asam azelaic
e. Benzoilperoksida
AKNE VULGARIS
• Akne adalah penyakit peradangan kronis pada
folikel pilosebasea,ditandai dengan adanya
lesi polimorfik berupa komedo, papul, pustul,
nodul, dan kista di tempat predileksi

• Anamnesis dan pemeriksaan fisik: terutama


mengenai usia remaja, namun dapat juga
terjadi pada usia prepubertal (neonatus, bayi,
anak) atau pasca pubertas (dewasa)
• Predileksi akne adalah wajah, leher, bahu, lengan
atas, dada dan punggung, meskipun akne dapat
timbul di daerah kulit lain yang mengandung
kelenjar sebasea misalnya paha dan bokong
• Efloresensi: komedo (hitam dan putih), papul,
pustul, nodus dan kista
• Jenis: akne vulgaris, akne venenata, akne fisik
• Gradasi keparahan (ringan, sedang dan berat)
(Lehman et al, 2002)
o Akne gradasi ringan: komedo <20 atau lesi
inflamasi <15, total lesi <30
o Akne gradasi sedang: komedo 20-100, atau lesi
inflamasi 15-50 atau total lesi 30-125
o Akne gradasi berat: kista >5 atau komedo >100
atau lesi inflamasi >50 atau total lesi >125
24.Kelainan kulit yang paling menyerupai akne
inflamatorik adalah:
a. Dermatitis perioral
b. Miliaria rubra
c. Hiperplasia sebasea
d. Milia
e. Favre-Rachaucot syndrome
25. Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke poliklinik kulit
dan kelamin dengan keluhan demam, Iuka, dan keropeng
pada dada dan punggung. Pada pemeriksaan klinis
ditemukan komedo terbuka dan tertutup, plak yang
oozing dan lunak, krusta hemoragik dan skar atropik.
Pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis,
anemia, dan hepatosplenomegali. Diagnosis pada pasien
ini adalah:
a. Acne excoriee des jeunes filles
b. Akne konglobata
c. Akne fulminans
d. Akne mekanika
e. Akne aestivalis

Anda mungkin juga menyukai