Anda di halaman 1dari 37

REFLEKSI KASUS

Dishidrosis Eksema (Pompholyx)

Pembimbing :
dr. Dono Utoro, Sp.KK

Penulis :
Gianina Ivelyn Missy
112018172

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UKRIDA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I. R. SAID SUKANTO
PERIODE 30 SEPTEMBER – 02 NOVEMBER 2019
Pendahuluan
Pomfoliks atau dermatitis dishidrosis merupakan dermatitis tipe
vesikular pada jari, telapak tangan dan kaki. Penyakit ini merupakan
dermatosis yang dapat dalam keadaan akut, rekuren, dan kronik, yang
dikarakteristikan dengan adanya vesikel “tapioca-like” yang gatal dengan
onset tiba-tiba, dan pada keadaan lanjut dapat ditemukan fisura dan
likenifikasi.

Dermatitis dishidrosis merupakan dermatitis vesikular palmoplantar


yang bersifat rekuren atau kronik, dimana etiologinya belum diketahui
secara pasti. Dermatitis dishidrosis disebut juga pompholyx, yang
diambil dari istilah Yunani “cheiropompholyx” yang artinya “tangan dan
gelembung”. Etiologi dermatitis dishidrosis belum diketahui dan diduga
bersifat multifaktorial melibatkan faktor eksogen dan endogen.
Tinjauan Pustaka
D E R M A T IT IS

EK SOG EN ENDOGEN

D E R M AT I T I S ATOPIK
DERMATITIS KO N T A K IRITAN

DERMATITIS KO N T A K ALERGI DERMATITIS SEBOROIK

DERMATITIS DISHIDROTIK

DLL
Definisi
• Suatu ekzema endogen yang ditandai dengan erupsi vesikula
menonjol, bersifat menahun
• dimana lepuhan-lepuhan yang terasa gatal timbul di telapak
tangan dan pinggiran jari-jari tangan,juga bisa ditemukan di
telapak kaki. Lepuhan ini seringkali bersisik, berwarna merah
dan berair.

• Pomfoliks kadang disebut dishidrosis. Karena lokalisasinya


ditempat yang banyak keringat
• (hiperhidrosis), diduga keringat sebagai penyebabnya
(dishidrotik). Secara histologic dijumpai vesikula yang penuh
berisi cairan diepidermis.

• Penderita ini juga mempunyai riwayat kecenderungan atopi.


Dijumpai pada dewasa muda, laki-laki maupun perempuan.
Etiologi
• Walaupun teori lama mengenai dishidrosis yang menyatakan disfungsi kelenjar
keringat telah ditolak, namun terminologi dishidrosis masih digunakan.
• Menurut Burdick (2004), ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam
menyebabkan dyshidrotic eczema dan pompholyx, yaitu :
1. Faktor genetik
2. Atopi (50% pasien)
3. Serum IgE akan meningkat, sekalipun pasien dan keluarga tidak
mempunyai riwayat atopy.
4. Dyshidrotic eczema bisa merupakan manifestasi awal dari diatesis atopy.
5. Sensitif terhadap nikel
6. Reaksi id
7. Infeksi jamur.
8. Stres emosi : faktor yang paling memungkinkan
9. Faktor lain : Faktor yang dilaporkan bisa menyebabkan dyshidrotic
eczema antara lain rokok, kontrasepsi oral, aspirin dan implan metal.
Epidemiologi
• Studi Swedia: 6% (51 dari 827) kasus
• Burton JL 1992: ± 5-20% kasus
EtioPatogenesis

• Penelitian terbaru: Lesi-lesi vesikular yang timbul pada dermatitis


dishidrosis tidak berkaitan dengan saluran kelenjar keringat.
Walaupun demikian, hiperhidrosis (keringat berlebihan) merupakan
salah satu tanda yang terlihat secara khas pada 40% penderita
dermatitis dishidrosis (istilah dishidrosis datang dari gejala
berkeringat banyak /salah berkeringat).
• Dikaitkan dengan riwayat atopi, di mana sekitar 50% penderita
dermatitis dishidrosis juga menderita dermatitis atopik.
• Faktor lain, seperti stres emosional dan faktor lingkungan
(pergantian musim, temperatur dan kelembaban) juga dapat
memperburuk dermatitis dishidrosis. Pemberian immunoglobulin
intravena dilaporkan dapat memicu dermatitis dishidrosis
(dyshidrotic-like eczematous).
• Faktor-faktor eksogen seperti
(1) kontak terhadap nikel, balsam, kobalt,
(2) sensitivitas terhadap besi yang teringesti,
(3) infeksi oleh dermatofita dan
(4) infeksi bakteri juga dapat memicu dermatitis dishidrosis.
Antigen-antigen ini dapat bertindak sebagai hapten dengan afinitas
spesifik terhadap protein di stratum lucidum daerah palmar dan
plantar.

• Ingesti ion metal seperti kobalt akan menginduksi hipersensitivitas


tipe 1 dan 4, serta mengaktivasi limfosit T melalui jalur independen
antigen leukosit. Pengikatan hapten tersebut terhadap reseptor
jaringan dapat menginisiasi munculnya vesikel-vesikel di daerah
palmar/plantar.
Manifestasi Klinis

Akut: vesikel yang muncul


tiba-tiba, sangat gatal, Subakut: kulit kering dan
dapat berkelompok berskuama
membentuk bula

Kronik: plak hiperkeratotik


yang gatal dan kadang-
kadang disertai dengan
fisur di bagian tengah
telapak tangan.
Tempat Predileksi
• (80%) pasien mengenai
telapak tangan lateral
jari-jari
• (12%) Telapak kaki
• Biasanya simetris,
didahului dengan
perasaan tidak
enak/gatal
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis yang ditemukan, kultur bakteri (infeksi
sekunder), uji tempel (curiga alergi), dan
histopatologi (adanya spongiosis disertai
infiltrasi limfosit dan /atau bula /vesikel
intraepidermal).
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah: IgE dapat meningkat


(terutama pada pasien atopi)

Histopatologi: spongiosis disertai


infiltrasi limfosit dan /atau bula /vesikel
intraepidermal
Diagnosis Banding

Dermatitis Tinea

Psoriasiform
hand/foot
dermatitis
Tatalaksana

Medikamentosa:
-Glukokortikoid topikal potensi kuat
-Akut: kompres kalium permanganas
Non medikamentosa: 1/10.000 atau solusio Burrowil
Cairan di dalam lepuh yang besar - Tipe keratolitik: lukokortikoid intralesi
harus dikeluarkan, tetapi lepuh atau retinoid, keratolitik konsentrasi
tersebut tidak boleh dipecahkan tinggi, atau preparat tar
Berat: kortikosteroid oral, UVB, PUVA,
UVA-1, metotreksat dosis rendah,
mycophenolate mofetil, dan siklosporin.
Pencegahan
• Menghindari kontak dengan bahan alergen
atau iritan, misal nikel.
• Menggunakan pelembab secara rutin
• Membersihkan tangan/kaki secara rutin untuk
menghindari bahan iritan.
• Mengelola stress
Prognosis
Prognosis sangat baik bila dilakukan tatalaksana
dengan tepat.
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : bonam
• Quo ad sanactionam: bonam
KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. MT
• Umur : 54 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat :-
• Suku :-
• Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Tanggal Pemeriksaan: 22 November 2019
Anamnesis
• Keluhan Utama
Lepuhan pada kedua telapak kaki sejak ± 3 hari yang lalu
• Keluhan Tambahan
Terasa gatal.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien, perempuan berusia 54 tahun, datang ke poliklinik kulit dan kelamin
RS Bhayangkara Tk. I. R. Said Sukanto (22 Oktober 2019) dengan keluhan timbul
lepuhan pada kedua kaki. Sebelum lepuhan pecah terdapat gelembung cair yang
terasa gatal. Pasien mengatakan lepuhan yang pecah bukan karena digaruk, tapi saat
berjalan tiba-tiba pecah. Keluhan gatal terutama dirasakan ± 3 hari belakangan. Rasa
gatal dikatakan muncul tidak menentu. Lepuhan berisi cairan pertama kali muncul
pada tepi jari-jari kaki kemudin menyebar ke telapak kaki. Pasien mengatakan lepuhan
ini sering muncul terutama saat pasien kaki pasien lembab.
Selama ini pasien belum pernah melakukan pengobatan. Riwayat Alergi
disangkal pasien, riwayat penyakit kronis seperti DM, Hipertensi, dll juga disangkal
pasien. Pasien juga menyangkal bahwa adanya kebiasaan sering kontak dengan bahan
iritan.
• Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat ke dokter sebelumnya, dan belum pernah
memberi pengobatan apapun.

• Riwayat Penyakit Terdahulu


Keluhan gatal disertai adanya lepuhan sudah hilang timbul sejak pasien SMA.
Namun keluhan adanya lepuhan yang cukup besar sampai pecah, dikatakan
pasien baru pertama kali.

• Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Tidak ada keluhan serupa di dalam keluarga

• Riwayat Atopi dalam Keluarga


Tidak ada
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum : Tampak sakit ringan


• GCS : Compos mentis
• Kepala : Normocephal
• Mata : Sklera tidak ikterik,
konjungtiva tidak anemis
Status Dermatologi dan Venerologi

Lokasi Efloresensi
• Kedua jari-jari kaki dan • Primer: Regio kaki bilateral,
telapak kaki terdapat lesi berupa vesikel
multipel, diskret disertai
adanya skuama halus.
• Sekunder: Bula pecah=>
erosi dan ekskoriasi
Regio kaki bilateral terdapat vesikel multiple, diskret; bula multiple =>
erosi dan ekskoriasi, dan skuama halus
Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
• Dermatitis kontak iritan • Tidak dilakukan
• Dermatitis kontak alergi
• Tinea pedis
• Psoriasis foot dermatitis
Anjuran Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Kerja
• Kultur bakteri • Dishidrosis eksema
• Patch test (pompholyx)
• Pemeriksaan KOH
Resume
• Pasien, perempuan berusia 54 tahun, datang ke poliklinik kulit dan
kelamin RS Bhayangkara Tk. I. R. Said Sukanto (22 Oktober 2019)
dengan keluhan timbul lepuhan pada kedua kaki. Sebelum lepuhan
pecah terdapat gelembung cair yang terasa gatal. Keluhan gatal
terutama dirasakan ± 3 hari belakangan.
• Adanya riwayat alergi dan riwayat penyakit kronis disangkal pasien.
• Riwayat pengobatan sebelumnya juga tidak ada
• Keluhan seperti ini sudah pernah dialami pasien sebelumnya,
namun sembuh sendiri.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan di regio kaki bilateral, terdapat
vesikel, multipel, miliar, sirkumskrip, diskret dengan erosi, ekskoriasi
disertai adanya skuama halus.
Tatalaksana Non-farmakologis
• Menjaga kebersihan (tidak lembab)
• Hindari garukan
• Mengelola stress
Tatalaksana Farmakologis
• Sistemik:
metilprednisolon 2x8 mg (7 hari)
Loratadin 1x10mg (7 hari)
• Topikal:
Dermovel cream 0,1%
Mupirocin cream
Prognosis
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : bonam
• Quo ad sanactionam: bonam
ANALISIS KASUS DAN TEORI
Daftar Pustaka
• Purnamasari L. 2016. Dermatitis dishidrotik. CDK-
261/ vol. 45 no. 2 th. 2018
• Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
edisi I. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin; 2003.
• Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Edisi Keenam. Jakarta : Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
• Siregar, R.S. 1996. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. EGC. Jakarta : 142-143.

Anda mungkin juga menyukai