Anda di halaman 1dari 19

DIHIDROSIS Zahra Firdausi R

150611035
PENDAHULUAN

Dermatitis dishidrosis
atau disebut dengan
Pompholyx diambil dari
Pompholyx merupakan
istilah Yunani cheiro
dermatitis vesikuler
pompholyx yang artinya
palmoplantar yang
tangan dan gelembung.
bersifat rekuren atau
kronik,
DEFINISI
Pompoliks (bubble) ialah kelainan yang sering
dijumpai, ditandai oleh munculnya vesikel-vesikel
yang ‘deep seated”, secara tiba-tiba, yang dapat
berkonfluensi membentuk bula di telapak tangan
(cheiropompolyx) dan kaki (podopompolyx) tanpa
eritema, disertai keluhan rasa gatal hebat, dan sering
kambuh. Saat tenang kelainan ditandai dengan
eritema ringan, kulit telapak yang kering, kadang-
kadang menebal dan sering berfisurasi
Pada penderita penyakit ini mempunyai
kecendrungan adanya riwayat atopi.

Dijumpai pada dewasa muda

laki-laki maupun perempuan dan jarang pada


anak-anak
DEFINIS
SINONIM
I

Dermatitis Dishidrosis, Ekzema Dyshidrosis,


Pompholyx.
EPIDIMIOLOGI
Dapat dijumpai di hampir seluruh dunia, lebih banyak pada ras Asia,
lebih banyak pada wanita.
Lebih sering di iklim panas, selama musim semi dan musim panas.
Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, umumnya pada usia
sebelum 40 tahun, jarang pada usia di bawah 10 tahun
ETIOLOGI

Hipotesis mengatakan
ekskresi keringat yang
Penyebab dermatitis
berlebihan (excessive
dishidrosis sendiri
sweating). Namun
masih belum jelas.
pendapat ini telah
banyak disangkal.
Faktor eksogen

• Faktor lingkungan (pergantian musim, temperatur dan kelembaban)


• Paparan logam tertentu

Faktor endogen

• Stres emosional
• Reaksi hipersensitivitas tipe 1 atau 4
• Pemberian imunoglobulin intravena dilaporkan dapat memicu dermatitis
dishidrosis (dyshidrosis like eczematous).
• Konsumsi piroksikam
KALSIFIKASI
GEJALA
KLINIS
• Vesikel/ bula yang timbul
Ruam mendadak dengan didahului gatal.
• Gambaran “Tapioca Appearance”
Primer • Dapat juga terbentuk pustul
: • Bula lebih sering mengering
daripada pecah

Ruam • Pada stadium sub akut/kronik :


• Kulit menjadi kering
sekunde • Skuama
r: • fisura dan likenifikasi.
Gambaran
Lokasi
histopatologi
• Pada 80% • Tidak tampak
penderita perubahan pada
mengenai kelenjar
telapak tangan, keringat.
bagian lateral • Pada epidermis
jari-jari ditemukan
• Hanya 12% yang vesikel-vesikel
mengenai yang penuh
telapak kaki berisi cairan dan
tidak terlihat
tanda-tanda
radang.
1. Anamnesis
 Faktor risiko seperti riwayat atopi pasien dan keluarga, paparan
antigen tertentu (kosmetik, produk higienitas, bahan metal, dll),
stres emosional, riwayat penggunaan obat (neomisin sulfat,
amoksisilin, produk iodin, asam salisilat, parasetamol,
PENEGAK kontrasepsi oral, mycophenolate mofetil, imunoglobulin
intravena, dll), atau infeksi HIV

KAN  Manifestasi klinis mendadak muncul vesikel gatal. Gatal dapat


mendahului erupsi vesikel. Tidak ada eritema, namun ada

DIAGNOSI
sensasi panas/tajam mendahului serangan. Vesikel dapat
berkelompok lalu membentuk bula besar. Gejala dapat mereda
spontan atau berdeskuamasi dalam 2-3 minggu. Erupsi

S umumnya simetris, 80% mengenai telapak tangan dan bagian


lateral jari-jari, hanya 10% yang mengenai telapak kaki.
Rekurensi sering terjadi, dapat bervariasi dari minggu, bulan,
hingga tahun
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran
klinis. Pemeriksaan penunjang dilakukan hanya pada kasus-
kasus tertentu.
DIAGNOSIS
BANDING
Psoriasis pustulosa
Akrodermatitis Kontinua
Pustular Bakterid
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan secara umum :

1.Menjaga kebersihan tangan dan kaki


2.Menghindari faktor-faktor pencetus
3.Menghindari garukan pada kulit dan meredakan keluhan
4.menekan pembentukan blister dan inflamasi
5.mencegah/ mengobati infeksi.
Penatalaksanaan secara khusus berupa medikamentosa,
yaitu :

 Topikal
 Kortikosteroid cream
 Asam salisilat 5% dalam alkohol
 Viovorm cream 3%
 Kompres KMnO4 1: 5000

 Sistemik
 Kortikosteroid : methylprednisolon 4 mg 3x1 tab, prednison, prednisolon atau
triamsinolon
 Dosis awal 40-100 mg/hari tergantung keparahan penyakit, diturunkan perlahan (5-10
mg/hari setelah 7-14 hari) setelah bula melepuh. Triamnicolone acetonide intramuskular
direkomendasikan dengan dosis 40-80 mg. Penggunaan steroid sistemik jangka panjang
tidak dianjurkan karena efek sampingnya
• Prognosis baik jika diagnosa penyakit
ditegakkan secara dini dan diberikan
PROGNOSIS pengobatan yang tepat.
KOMPLIKASI
Komplikasi pompholyx berupa infeksi bakteri sekunder dapat
menyebabkan selulitis, limfangitis, limfadenitis, dan septikemia.
Selain itu, perubahan susunan dan bentuk kuku (garis melintang,
penebalan, dan perubahan warna).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai