PENDAHULUAN
Preeklampsia
merupakan kondisi spesifik dan komplikasi mayor kehamilan
dan neonatus. Ibu dengan PE mempunyai risiko kematian janin perinatal 5 kali
lipat lebih besar dibandingkan dengan ibu non-PE. Di Indonesia sendiri, PE dan
eklampsia menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu dan penyebab
pada awal kehamilan. Telah dinyatakan bahwa pathologic hallmark adalah suatu
kegagalan total atau parsial dari fase kedua invasi trofoblas saat kehamilan 16-20
minggu kehamilan, hal ini pada kehamilan normal bertanggung jawab dalam
1
invasi trofoblas ke lapisan otot arteri spiralis. Seiring dengan kemajuan
karena invasi abnormal yang luas dari plasenta, arteri spiralis tidak dapat
hasil dari disfungsi plasenta inilah yang tampak secara klinis sebagai
suatu tekanan darah yang menetap ≥ 140/90 mmHg pada wanita yang sebelumnya
normotensif), onset baru proteinuria (didefinisikan sebagai protein urine > 300
mg/24 jam atau ≥ +1 pada urinalisis bersih tanpa infeksi traktus urinarius), dan
onset baru edema yang bermakna. Pada beberapa konsensus terakhir dilaporkan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi
diatas 20 minggu. Edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena
sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal. (POGI, 2016).
sangat berbahaya pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas. Gambaran
klinis yang utama dan harus terpenuhi adalah terdapatnya hipertensi dan
genetik, imunologi, dan interaksi faktor lingkungan (Pribadi, A., et al, 2015)
3
merupakan penyebab 15 -20% kematian wanita hamil di seluruh dunia serta
8%, partus lama sebesar 5%, dan abortus sebanyak 5% (Depkes RI, 2012).
Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya
(Myrtha,2015):
a. Usia
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insidens > 3 kali lipat. Pada
wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun, dapat terjadi hipertensi yang menetap.
b. Paritas
c. Faktor Genetik
risiko meningkat sampai 25%. Diduga adanya suatu sifat resesif (recessive trait),
yang ditentukan genotip ibu dan janin. Terdapat bukti bahwa preeklampsia
4
merupakan penyakit yang diturunkan, penyakit ini lebih sering ditemukan pada
d. Diet/gizi
tinggi. Angka kejadian juga lebih tinggi pada ibu hamil yang obese/overweight.
e.Tingkah laku/sosioekonomi
merokok selama hamil memiliki risiko kematian janin dan pertumbuhan janin
terhambat yang jauh lebih tinggi. Aktifitas fisik selama hamil atau istirahat baring
kehamilan.
f. Hiperplasentosis
g. Mola hidatidosa
kasus mola, hipertensi dan proteinuria terjadi lebih dini/pada usia kehamilan
muda, dan ternyata hasil pemeriksaan patologi ginjal juga sesuai dengan pada
preeklampsia.
h. Obesitas
5
Hubungan antara berat badan wanita hamil dengan resiko terjadinya
preeklampsia jelas ada, dimana terjadi peningkatan insiden dari 4,3% pada wanita
dengan Body Mass Index (BMI) < 20 kg/m2 manjadi 13,3% pada wanita dengan
i. Kehamilan multiple
ganda dari 105 kasus kembar dua didapat 28,6% preeklampsia dan satu kematian
ibu karena eklampsia. Dari hasil pada kehamilan tunggal, dan sebagai faktor
mempunyai jumlah janin lebih dari satu, sedangkan pada kelompok kontrol, 2
2.3 Etiologi
6
endotel pada plasenta yang menambah berat hipoksia. Produk dari
mekanisme epigenetik.
dan metabolism pada setiap sistem organ. Faktor plasma yang diturunkan
orang kembar.
7
5) Faktor nutrisi, kurangnya intake antioksidan.
2.4 Patofisiologi
(vasopresor), sehingga pemberian vasoaktif dalam jumlah sedikit saja sudah dapat
2. Hipovolemia Intravaskuler
8
jaringan atau organ penting menjadi menurun (hipoperfusi) sehingga terjadi
Pada kehamilan normal tekanan darah dapat diatur tetap meskipun cardiac
sistem pembuluh darah arteriole dan pra kapiler pada hakekatnya merupakansuatu
vasokonstriksi, ibu hamil dengan hipertensi akan berada dalam syok kronik.
preeklampsi disebabkan oleh sirkulasi suatu zat beracun dalam darah yang
nekrosis berbagai organ. Gambaran patologis pada fungsi beberapa organ dan
merupakan akibat dari kegagalan invasi trofoblas ke dalam lapisan otot polos
pembuluh darah, reaksi imunologi, maupun radikal bebas. Semua ini akan
9
mengakibatkan gangguan keseimbangan antara kadar vasokonstriktor (endotelin,
prostasiklin, dan lain-lain). Selain itu, jejas endotel juga menyebabkan gangguan
fungsi normal berbagai macam organ dan sistem. Gangguan ini dibedakan atas
efek terhadap ibu dan janin, namun pada dasarnya keduanya berlangsung secara
simultan. Gangguan ibu secara garis besar didasarkan pada analisis terhadap
serta aliran darah regional. Sedangkan gangguan pada janin terjadi karena
2014):
a. Otak
endotel akan terbuka dan dapat menyebabkan plasma dan sel-sel darah merah
atau perdarahan intrakranial yang sangat banyak. Pada penyakit yang belum
10
Dilaporkan bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada pasien
preeklampsia, aliran darah ke otak dan penggunaan oksigen otak masih dalam
batas normal. Pemakaian oksigen pada otak menurun pada pasien eklampsia.
b. Perubahan Kardiovaskuler.
kehamilan atau yang secara iatrogenic ditingkatkan oleh larutan onkotik atau
c. Mata
menyeluruh pada satu atau beberapa arteri, jarang terjadi perdarahan atau eksudat.
Spasmus arteri retina yang nyata dapat menunjukkan adanya preeklampsia yang
berat, tetapi bukan berarti spasmus yang ringan adalah preeklampsia yang ringan.
Pada preeklampsia dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan edema intraokuler
11
Skotoma, diplopia dan ambliopia pada penderita preeklampsia merupakan
gejala yang menunjukan akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh
perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam
retina.
d. Paru
Edema paru biasanya terjadi pada pasien preeklampsia berat dan eklampsia
dan merupakan penyebab utama kematian. Edema paru bisa diakibatkan oleh
cairan yang sangat banyak. Hal ini juga dapat berhubungan dengan penurunan
pengganti darah yang hilang, dan penurunan albumin yang dihasilkan oleh hati.
e. Hati
serum disebabkan oleh fosfatase alkali tahan panas yang berasal dari plasenta.
hepatika.
besar penyebab terjadinya peningkatan enzim hati dalam serum. Perdarahan pada
12
lesi ini dapat menyebabkan ruptur hepatika, atau dapat meluas di bawah kapsul
f. Ginjal
yang menyebabkan penurunan perfusi dan laju filtrasi ginjal. Konsentrasi asam
urat plasma biasanya meningkat, terutama pada wanita dengan penyakit berat.
lipat dibandingkan dengan kadar normal selama hamil (sekitar 0,5 ml/dl). Namun
kreatinin plasma dapat meningkat beberapa kali lipat dari nilai normal ibu tidak
hamil atau berkisar hingga 2-3 mg/dl. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh
Kelainan pada ginjal yang penting adalah dalam hubungan proteinuria dan
retensi garam dan air. Taufield (1987) dalam Cunningham (2005) melaporkan
13
Penurunan filtrasi glomerulus akibat spasmus arteriol ginjal mengakibatkan
minimal terdapat 300 mg protein per 24 jam pada 92% kasus. Sebaliknya,
proteinuria yang samar (trace) atau negatif memiliki nilai prediktif negatif hanya
34% pada wanita hipertensif. Kadar dipstick urin +3 atau +4 hanya bersifat
terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi. Maka ekskresi
Filtrasi yang menurun hingga 50% dari normal dapat menyebabkan diuresis turun,
bahkan pada keadaan yang berat dapat menyebabkan oligouria ataupun anuria.
normal pada tujuh wanita dengan preeklampsia berat yang mengalami oligouria
globulin dan transferin. Biasanya molekul-molekul besar ini tidak difiltrasi oleh
14
proses glomerulopati. Sebagian protein yang lebih kecil yang biasa difiltrasi
g. Darah
yang sangat sering, biasanya jumlahnya kurang dari 150.000/μl yang ditemukan
pada 15-20% pasien. Level fibrinogen meningkat sangat aktual pada pasien
preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil dengan tekanan darah normal. Level
peningkatan enzim hati dan jumlah platelet rendah. Sindrom biasanya terjadi tidak
jauh dengan waktu kelahiran (sekitar 31 minggu kehamilan) dan tanpa terjadi
normal dalam dua hingga tiga hari setelah kelahiran tetapi trombositopenia bisa
kisaran normal pada ibu tidak hamil. Pada retensi natrium dan atau hipertensi,
15
sekresi renin oleh aparatus jukstaglomerulus berkurang sehingga proses
darah.
natriuretik atrium. Hal ini terjadi akibat ekspansi volume dan dapat menyebabkan
meningkatnya curah jantung dan menurunnya resistensi vaskular perifer baik pada
Pada pasien preeklampsia, jumlah natrium dan air dalam tubuh lebih banyak
mengeluarkan air dan garam dengan sempurna. Hal ini disebabkan terjadinya
plasenta. Pada hipertensi yang agak lama, pertumbuhan janin terganggu dan pada
16
hipertensi yang singkat dapat terjadi gawat janin hingga kematian janin akibat
Kenaikan tonus dari otot uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering
pada segmen miometrium dari arteri spiralis. Atheroma akut adalah nekrosis
arteriopati pada ujung-ujung plasenta yang mirip dengan lesi pada hipertensi
lumen vaskular. Lesi ini dapat menjadi pengangkatan lengkap dari pembuluh
2.6 Klasifikasi
Gynecologists, yaitu:
17
- Edema paru
- Trombositopenia
atau 4+.
epigastrium.
- Hemolisis mikroangiopatik
dengan cepat)
- Sindrom HELLP.
2.7 Diagnosis
a. Gejala subjektif
18
Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma,
Tekanan darah pun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah
meningkat.
b. Pemeriksaan fisik
preeklampsia ringan dan≥ 160/110 mmHg pada preeklampsia berat. Selain itu kita
c. Penemuan Laboratorium
ringan kadarnya secara kuantitatif yaitu ≥ 300 mg perliter dalam 24 jam atau
secara kualitatif +1 sampai +2 pada urine kateter atau midstream. Sementara pada
preeklampsia berat kadanya mencapai ≥ 500 mg perliter dalam 24 jam atau secara
kualitatif ≥ +3.
benang fibrin dan faktor koagulasi bisa terdeksi. Asam urat biasanya meningkat
diatas 6 mg/dl. Kreatinin serum biasanya normal tetapi bisa meningkat pada
19
preeklampsia berat. Alkalin fosfatase meningkat hingga 2-3 kali lipat. Laktat
2.8 Penatalaksanaan
preeklampsia berat atau eklampsia, melahirkan janin hidup dan melahirkan janin
1. Preeklampsia
darah ke plasenta dan aliran darah ke ginjal meningkat, tekanan vena pada
ekstrimitas bawah juga menurun dan reabsorpsi cairan di daerah tersebut juga
volume darah yang beredar dan juga dapat menurunkan tekanan darah dan
rahim.
ginjal masih normal. Pada preeklampsia ibu hamil umumnya masih muda, berarti
20
fungsi ginjal masih bagus, sehingga tidak perlu restriksi garam. Diet yang
mengandung 2 gram natrium atau 4-6 gram NaCl (garam dapur) adalah cukup.
yang banyak, berupa susu atau air buah. Diet diberikan cukup protein, rendah
laboratorium HB, hematokrit, fungsi hati, urin lengkap dan fungsi ginjal.Apabila
dalam hal ini pengakhiran kehamilan dilakukan walaupun janin masih prematur.
Rawat inap
rumah sakit ialah a) Bila tidak ada perbaikan : tekanan darah, kadar proteinuria
selama 2 minggu b) adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda preeklampsia
Doppler khususnya untuk evaluasi pertumbuhan janin dan jumlah cairan amnion.
sampai ≤ 37 minggu. Pada kehamilan preterm (<37 minggu) bila tekanan darah
21
mencapai normal, selama perawatan, persalinannya ditunggu sampai aterm.
Sementara itu, pada kehamilan aterm (>37 minggu), persalinan ditunggu sampai
pada taksiran tanggal persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara spontan, bila
2. Preeklampsia Berat
Pada pasien preeklampsia berat segera harus diberi sedativa yang kuat untuk
mencegah timbulnya kejang. Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut sudah
baik akut maupun kronis. Pada kasus berat dapat ditemui fetal distress baik pada
organ yang terlibat, dan saat yang tepat untuk persalinan.Pemeriksaan sangat teliti
diikuti dengan observasi harian tentang tanda tanda klinik berupa : nyeri kepala,
gangguan visus, nyeri epigastrium dan kenaikan cepat berat badan. Selain itu
ringan, dibagi menjadi dua unsur yakni sikap terhadap penyakitnya, yaitu
22
ialah manajemen agresif, kehamilan diakhiri (terminasi) setiap saat bila keadaan
Medikamentosa
Penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat
inap dan dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri). Perawatan yang penting
dan eklampsia mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya edema paru dan
oligouria. Sebab terjadinya kedua keadaan tersebut belum jelas, tetapi faktor yang
cairan (melalui oral ataupun infuse) dan output cairan (melalui urin) menjadi
sangat penting. Artinya harus dilakukan pengukuran secara tepat berapa jumlah
cairan yang dimasukkan dan dikeluarkan melalui urin. Bila terjadi tanda tanda
edema paru, segera dilakukan tindakan koreksi. Cairan yang diberikan dapat
atau b) infuse dekstrose 5% yang tiap 1 liternya diselingi dengan infuse ringer
bila produksi urin < 30 cc/jam dalam 2-3 jam atau < 500 cc/24 jam. Diberikan
antasida untuk menetralisir asam lambung sehingga bila mendadak kejang, dapat
menghindari resiko aspirasi asam lambung yang sangat asam. Diet yang cukup
23
a. Pemberian obat antikejang
MgSO4
fenitoin, berdasar Cochrane review terhadap enam uji klinik yang melibatkan 897
penderita eklampsia.
terjadi (terjadi kompetitif inhibition antara ion kalsium dan ion magnesium).
Kadar kalsium yang tinggi dalam darah dapat menghambat kerja magnesium
sulfat. Magnesium sulfat sampai saat ini tetap menjadi pilihan pertama untuk
- Loading dose : initial dose 4 gram MgSO 4: intravena, (40 % dalam 10 cc)
selama 15 menit
atau diberikan 4 atau 5 gram i.m. Selanjutnya maintenance dose diberikan 4 gram
24
- Frekuensi pernafasan > 16x/menit, tidak ada tanda tanda distress nafas
Magnesium sulfat dihentikan bila ada tanda tanda intoksikasi atau setelah 24
Contoh obat-obat lain yang dipakai untuk antikejang yaitu diazepam atau
otak dan efek antikejang terjadi 3 menit setelah injeksi intravena. Fenitoin sodium
b. Diuretikum
Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paru-paru,
payah jantung kongestif atau anasarka. Diuretikum yang dipakai ialah furosemida.
25
c. Antihipertensi
Masih banyak pendapat dari beberapa negara tentang penentuan batas (cut
mengusulkan cut off yang dipakai adalah ≥ 160/110 mmhg dan MAP ≥ 126
mmHg.
≥180 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥ 110 mmHg. Tekanan darah diturunkan
secara bertahap, yaitu penurunan awal 25% dari tekanan sistolik dan tekanan
darah diturunkan mencapai < 160/105 atau MAP < 125. Jenis antihipertensi yang
(apresoline) injeksi (di Indonesia tidak ada), suatu vasodilator langsung pada
labetalol injeksi, suatu alfa 1 bocker, non selektif beta bloker. Obat-obat
mg dalam 24 jam
26
- Sodium nitroprussida : 0,25µg iv/kg/menit, infuse ditingkatkan 0,25µg
iv/kg/5 menit.
d. Kortikosteroid
Pada preeklampsia berat dapat terjadi edema paru akibat kardiogenik (payah
jantung ventrikel kiri akibat peningkatan afterload) atau non kardiogenik (akibat
ibu. Diberikan pada kehamilan 32-34 minggu, 2x 24 jam. Obat ini juga diberikan
Perawatan konservatif
tanpa disertai tanda –tanda impending eklampsia dengan keadaan janin baik.
27
Diberi pengobatan yang sama dengan pengobatan medikamentosa pada
kehamilannya ialah hanya observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif,
kehamilan tidak diakhiri. Magnesium sulfat dihentikan bila ibu sudah mencapai
setelaah 24 jam tidak ada perbaikan keadaan ini dianggap sebagai kegagalan
Perawatan aktif
Indikasi perawatan aktif bila didapatkan satu atau lebih keadaan di bawah
ini, yaitu:
Ibu
Janin
28
3. NST nonreaktif dengan profil biofisik abnormal
4. Terjadinya oligohidramnion
Laboratorik
2.9 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu berupa kemunduran fungsi sejmlah organ
dan sisitem yang kemungkinan sebagian besar terjadi akibat vasospasme, yaitu
perubahan dalam perfusi darah uteroplasenta akut ataupun kronis yang bisa
2.10 Prognosis
untuk serangan ulangan pada kehamilan berikutnya. Resiko meningkat 50% pada
minggu ke-27).
2.11 Pencegahan
29
Pemeriksaaan antenatal care yang teratur dan teliti dapat menemukan
tanda-tanda preeklampsia dan dalam hal ini harus dilakukan penanganan yang
semestinya. Pemberian aspirin dosis rendah (75 mg) telah dievaluasi secara luas
vitamin C 1000 mg dan vitamin E 400 IU, juga telah sukses digunakan dalam
mengurangi preeklampsia lebih dari 50%. Diet tinggi protein dan rendah lemak,
karbohidrat dan garam serta penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu
dianjurkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ting Xu dkk (2015) di Cina Para penulis
meta analisis 29 percobaan terkontrol acak (RCT) untuk mengevaluasi LDA untuk
Review sistematis dan meta - analisis yang dilakukan sesuai dengan point yang
dipilih dari Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses(
tanpa pengobatan baik yang diterbitkan atau tidak diterbitkan akan diinklusi.
30
LDA dapat mengurangi kejadian preeklampsia (rasio odds [ OR ] , 0,71 ; 95 %
LDA lebih efektif dalam mengurangi kejadian preeklampsia atau IUGR jika
kelahiran prematur oleh 19 % , dan risiko IUGR sebesar 20% . Sebuah meta-
analisis oleh Trivedi dan rekan melibatkan 28.237 wanita di 19 RCT, sebagian
profilaksis LDA dimulai pada ≤16 atau >16 minggu kehamilan menunjukkan
31
IUGR ke tingkat yang lebih besar daripada memulai terapi setelah 16 minggu.
Demikian pula , meta - analisis oleh Roberge dan rekan melibatkan 27.222 wanita
LDA pada usia kehamilan ≤16 minggu menyebabkan penurunan lebih besar pada
mencerminkan fakta bahwa invasi trofoblas spiral rahim arteri normal dimulai
pada sekitar 8 sampai 10 minggu dan sebagian besar lengkap pada 16 sampai 18
Meskipun bukti kuat dari manfaat klinis dari LDA, meta-analisis kami juga
potensi peningkatan risiko tetapi tidak dapat menunjukkan pasti karena kekuatan
signifikan.
32
Aspirin dosis rendah (LDA) diperkirakan untuk mencegah preeklampsia
pasien dengan kehamilan berisiko tinggi dan pendekatan ini digunakan di pusat-
minggu kehamilan pada wanita berisiko tinggi untuk preeklamsia, dan pedoman
nasional untuk pengelolaan hipertensi pada wanita hamil di Kanada, Inggris, dan
komplikasinya pada ibu dan janin. Temuan ini memberikan dasar bukti yang kuat
33
untuk mendukung penggunaan LDA pada pasien dengan kehamilan berisiko
tinggi.
34
BAB 3
KESIMPULAN
mmHg) dan proteinuria (0,3 gram/hari) pada wanita yang tekanan darahnya
keturunan dan lainnya. Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui
preeklampsia berat.
Preeklampsia harus segera ditangani secara dini karena preeklamsia salah satu
35
DAFTAR PUSTAKA
Ting Xu dkk, 2015. Low-Dose Aspirin for Preventing Preeclampsia and Its
Complications: AMeta-Analysis. Iran
36