Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

KISTA GARTNER

Disusun oleh:

Kania Puteri Pratama

2265050006

Pembimbing:

dr. R. Pandji Setiawan, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RSUD DR. CHASBULLAH ABDULMADJID KOTA BEKASI
PERIODE 2 JANUARI – 11 MARET 2023
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan referat ini sebagai salah satu pemenuhan
tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD dr. Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi. Referat yang berjudul “Kista Gartner” ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca referat ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam melaksanakan pendidikan kepaniteraan
Ilm Ilmu Kebidanan dan Kandungan banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi,
namun berkat bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing dan para dokter, maka
penulis dapat menyelesaikan referat ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada dr. R. Pandji Setiawan, Sp.OG selaku pembimbing
referat yang telah memberikan waktu, arahan, nasihat, dan saran untuk membimbing
penulis dalam menyelesaikan penulisan referat. Penulis menyadari bahwa referat ini
jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi bekal yang baik
dalam penulisan berikutnya.

Bekasi, 2 Februari 2023

Kania Puteri Pratama

2
DAFTAR ISI

Halaman
REFERAT....................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4

BAB II TINJAUN PUSTAKA....................................................................................5

II.1. Definisi Kista Gartner.................................................................................5

II.2 Manifestasi Klinis Kista Garner................................................................5

II.3 Diagnosis Kista Garner...............................................................................6

II.4 Patofisiologi Kista Garner..........................................................................6

II.5 Tatalaksana Kista Gartner.........................................................................8

BAB III KESIMPULAN.............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

Kista Gartner atau kista duktus Gartner merupakan salah satu jenis kista jinak
yang sering terjadi pada vagina. Seperti kebanyakan kista pada dinding vagina
lainnya, kista duktus Gartner berasal dari sisa embryologi dan biasanya tidak
menyebabkan gejala hingga dewasa. Kista Gartner dapat berkembang di sepanjang
duktus mesonefrik atau disebut sebagai duktus Wolffian.1
Dalam penelitian 40 kasus kista-kista vagina yang jinak, didapatkan bahwa 12
kasus yang ditemukan adalah kista Mullerian (30%), 11 kasus adalah kista duktus
Bartholin (27.5%), 10 adalah kista epidermal inclusion (25%), 5 merupakan kista
duktus gartner (12.5%), 1 adalah kista endometrioid (2.5%) dan sisa 1 lainnya adalah
kista yang tidak dapat diidentifikasi.2
Proses perkembangan sistem genital dan urinarius didalam tubuh sangat
kompleks sehingga insidens malformasi yang melibatkan kelainan pada sistem ini
adalah salah satu yang terbanyak dari semua kelainan yang berada didalam tubuh.
Kista Garner berkembang akibat kegagalan regresi selama proses perkembangan
sistem reproduksi dan saluran kemih. Etiologinya dapat berdasarkan pada faktor
genetik, lingkungan, atau genetik dan lingkungan secara bersamaan (polyfactorial
inheritance). Faktor genetik dan bawaan yang banyak di laporkan mencakup 20%
dari seluruh kelainan pada saat lahir, kerusakan kromosom dikatakan bertanggung
jawab terhadap 5%, dan faktor lingkungan mencakup 10%. Masalah malformasi pada
genital dan urinarius merupakan masalah yang masih sering terjadi dan perlu
mendapatkan perhatian lebih.3

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi Kista Gartner

Kista gartner adalah tumor kistik vagina yang bersifat jinak,


berasal dari sisa duktus gartner atau the embryonic mesonephros
maupun sistem duktus wolffian. Kista gartner berdinding tipis translusen
yang terdiri dari epitel gepeng berlapis atau epitel kolumnar atau dapat kedua-
duanya. Tumor ini biasanya terdapat pada dinding vagina dan jarang terjadi
pada daerah labia minora, klitoris atau hymen.4

II.2 Manifestasi Klinis Kista Garner

Pada umumnya kista gartner muncul tanpa gejala. Kista biasanya


berukuran < 2cm namun beberapa dapat membesar dan menimbulkan gejala
seperti rasa tidak nyaman di perut bagian bawah, nyeri pada panggul,
dyspareunia (rasa nyeri saat berhubungan), dan kehilangan kendali untuk
buang air kecil maupun besar.5

Gambar 1. Gartner Duct Cyst

5
II.3 Diagnosis Kista Garner

Untuk mendiagnosis kista gartner perlu dilakukan pemeriksaan


ginekologi dan melihat tinjauan riwayat medisnya. Dapat dilakukannya
palpasi pada dinding vagina terutama dinding anterolateral untuk menilai
adanya masa. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
spekulum untuk dapat memastikan ke bagian dinding vagina. Selain itu,
pemeriksaan tambahan bisa menggunakan ultrasonografi, CT-Scan ataupun
MRI untuk memvisualisasi kista dan batasannya secara lebih jelas.6
Diagnosis ditegakkan dengan gambaran histopatologi yang
menunjukkan kista yang dilapisi dengan epitel kuboid atau kolumnar serta
otot polos dapat terlihat di sekitar kista gartner. Biopsi juga dapat dilakukan, pada
kista gartner eksisi lengkap dan pengangkatan lesi dapat membantu dalam
proses biopsi. Sampel yang diekstraksi dikirim untuk pemeriksaan patologis
lebih lanjut. 7

II.4 Patofisiologi Kista Garner

Perkembangan system reproduksi laki-laki dan perempuan ditentukan


oleh produk dari kromosom Y yaitu gen SRY yang mempengaruhi
perubahan dari pasangan duktus mesonefrik (Duktus Wolffian) dan duktus
Paramesonefrik (Duktus Mullerian). Sistem ini yang mengalami perubahan
selama massa embryologi dengan berbagai perubahan yang terjadi pada saat
menjelang kelahiran, namun perkembangan fungsional baru akan selesai
ketika proses puberitas postnatal berakhir. Perubahan pada duktus mesonefrik dan
paramesonefrik merupakan perubahan pertama yang menyebabkan adanya
perbedaan pada laki-laki dan perempuan. Namun sebelum hal ini terjadi, testis
dan ovarium masih belum dapat di tentukan dan biasa disebut sebagai
“gonad”.

6
Ada berbagai hal yang mempengaruhi proses perkembangan sistem
genitalia, yaitu kromosom seks, perkembangan differensiasi embryo,
perubahan morfologis yang kompleks, waktu, dan pengaruh hormon.
Banyaknya hal yang terlibat dalam proses ini membuat proses ini rentan
terhadap berbagai kelainan kongenital.8

Gambar 1. Perkembangan gonad sebelum berdifferensiasi dan setelah berdifferensiasi


pada minggu ke-8, ke-10 hingga saat lahir.

Pembentukan sistem genitalia laki-laki dan perempuan dapat terjadi antara


minggu ke 4 hingga 12 setelah fertilisasi. Pola awal perkembangan sistem genitalia
pada dasarnya adalah perkembangan menuju genital perempuan, namun akan menjadi

7
laki-laki apabila proses ini terpapar oleh ekspresi dari kromosom Y yang memiliki
gen pembentuk testis pada sel-sel somatic karyotype 46,XY yang normal. Apabila
terdapat hormon laki-laki, maka sistem mesonefrik (wolffian) akan bertahan; namun
apabila hormon laki-laki tidak ada, maka sistem paramesonefrik (duktus Mullerian)
yang akan bertahan (Gambar 1). Feminisasi dan maskulinisasi dari genitalia eksternal
juga dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya hormon androgen. Apabila tidak terdapat
kromosom Y, maka duktus mesonefrik (Wolffian) akan mengalami regresi, namun
proses regresi ini sering kali menyisakan sebagian dari struktur Wolffian hingga
postnatal, namun duktus ini tidak akan memberikan gejala dan tidak akan
membentuk kista, hingga mekanisme sekretorik terjadi pada saat puberitas dan
menyebabkan dilatasi pada sel-sel disekitarnya. Ketika mekanisme sekretorik terjadi,
kista duktus gartner akan terbentuk.9

II.5 Tatalaksana Kista Gartner

Pengobatan kista saluran gartner hanya dianjurkan bila gejalanya signifikan.


Dalam kasus gejala ringan, pengobatan biasanya melibatkan drainase kista dan
skleroterapi tetrasiklin intracystic. Dalam kasus yang lebih parah, operasi
pengangkatan kista dianjurkan dan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
teknik. Eksisi bedah lengkap pada kista adalah metode yang disukai karena
meminimalkan kemungkinan kekambuhan. Atau, marsupialisasi kista dapat
dilakukan, di mana tepi sayatan dijahit bersama untuk membentuk "kantong" yang
terbuka secara permanen, memungkinkan cairan tambahan mengalir dengan bebas.10

8
BAB III

KESIMPULAN

Kista Gartner atau kista duktus gartner merupakan salah satu jenis kista jinak,
kista duktus gartner berasal dari sisa embriologi. Pada umumnya kista gartner muncul
tanpa gejala. Kista biasanya berukuran < 2cm namun beberapa dapat membesar dan
menimbulkan gejala. Kista Garner berkembang akibat kegagalan regresi selama
proses perkembangan sistem reproduksi dan saluran kemih. Proses regresi ini sering
kali menyisakan sebagian dari struktur Wolffian hingga mekanisme sekretorik terjadi
pada saat puberitas dan menyebabkan dilatasi pada sel-sel disekitarnya. Ketika
mekanisme sekretorik terjadi, kista duktus gartner akan terbentuk. Pengobatan kista
saluran gartner hanya dianjurkan bila gejalanya signifikan. Dalam kasus yang lebih
parah, operasi pengangkatan kista dianjurkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Pritchard JA, Mac Donald PC, Gant NF. 2006. Obstetri Wiliiams. Ed 21.
Jakarta: EGC.
2. Bala, R., Nagpal, M., Kaur, M., & Kaur, H. (2015). Posterior vaginal wall
Gartner's duct cyst. Journal of mid-life health, 6(4), 187-90.
3. Benacerraf, B.R. Goldstein, S.R. Groszmann, Y.S. (2014). Gynecologic
Ultrasound : A Problem-based approach. Philadelphia, Elsevier 209 – 10.
4. DeUgarte, C.M. (2012). Current Diagnosis and Treatment: Obstetrics &
Gynecology. 11th ed. McGraw-Hill Education.
5. Cope AG. Laughlin-Tommaso SK. Famuyide A. Gebhart J. Hopkins M &
Breitkopf D. Clinical Manifestations and Outcomes in Surgically Managed
Gartner Duct Cyst. Journal of Minimally Invasive Gynecology. 24(3):473-
477. 2017
6. Hagspiel K. Giant Gartner Duct Cyst: Magnetic Resonance Imaging
Findings. Abdominal Imaging. 20(6):566-568. 1995
7. Anne-Sophie B, Ulrike M, Marie-Aude LF, Marie B, Lecuru F.
Malignant transformation of Gartner’s cyst. Int J Gynecol
Cancer. 2009;19(9):1655–7. 
8. Hill, M.A. (2019, July 3) Embryology Genital System Development.
Retrieved
from:https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/Genital_Sy
stem_Development
9. Letizia, M. Kelly, J. (2011). Case Report: Gartner’s Duct Cyst. Emergency
Medicine News. Lippincott Williams & Wilkins, Inc. Vol.33 (5).
10. Niu, S., Didde, R. D., Schuchmann, J. K., & Zoorob, D. (2020). Gartner's duct
cysts: a review of surgical management and a new technique using fluorescein
dye. International Urogynecology Journal, 31(1), 55–61.

10
11

Anda mungkin juga menyukai