Anda di halaman 1dari 27

MODUL OTOLOGI

STRUCTURE

DISFUNGSI
TUBA EUSTACHIUS
OLEH :
HANDHIKA MUSTIKA

PEMBIMBING:
Dr. Dian Ayu Ruspita, Sp. THT-KL (K), MSi. Med.
KOMPETENSI
A. PENGETAHUAN
1. Menjelaskan anatomi, topografi dan fisiologi tuba eustakius.
2. Menjelaskan definisi dan patofisiologi patulous tuba eustakius.
3. Menjelaskan gambaran klinis dan terapi patulous tuba eustakius.
4. Menegakkan diagnosis patulous tuba eustakius.
5. Menjelaskan penanganan patulous tuba eustakius dan komplikasinya sesuai kompetensi.
6. Menjelaskan tindakan bedah pada kasus patulous tuba eustakius.
7. Menjelaskan work-up penderita patulous tuba eustakius
B. KETERAMPILAN
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan terampil dalam :
8. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang pada patulous tuba eustakius.
9. Menegakkan diagnosis patulous tuba eustakius.
10. Melakukan pemasangan pipa ventilasi (sesuai Modul Inflamasi Telinga Tengah).
PENDAHULUAN
ANATOMI TELINGA
I. Telinga luar
1. Aurikula
2. Canalis Acusticur externa
II. Telinga tengah
3. Membran tympani
4. Cavum tympani
5. Tuba eustachius
6. Mastoid
III. Telinga dalam
7. Labirin osseus (koklea, Vestibulum, KSS)
8. Labirin membranaseus (Ductus
koklearis, Sacculus & Utriculus, Ductus
semisikularis)
Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM, Gray H. Gray's anatomy for students2015. p953
TUBAEUSTACHIUS /
PHARYNGOTYMPANIC TUBE
Saluran yang menghubungkan kavum
timpani dengan nasofaring
Berfungsi sebagai alat ventilasi kavum
timpani.
Fungsi yang abnormal (gangguan
membuka atau menutupnya tuba ataupun
gangguan dari transport mukosilier)
perubahan patologis telinga tengah 
Gangguan pendengaran, otitis media
dengan komplikasinya.
Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM, Gray H. Gray's anatomy for students2015. p961
ANATOMI TUBA
EUSTACHIUS
• Dari orifisium nasofaringeal, tuba eustachius
berjalan kearah latero-postero-superior menuju
orifisium timpanal. Membentuk sudut 40-45o
dengan bidang horizontal.
• Pada Dewasa Panjang 31-38 mm
• Pada bayi dan anak relatif lebih lebar, pendek dan
horizontal dengan membentuk sudut 10o dengan
bidang horizontal.
BAGIAN TUBA
EUSTACHIUS
PARS OSEUS (PROTIMPANUM)
1/3 posterior panjang tuba Eustachius (11-14
mm) bermuara ke kavum timpani di dinding
anterior, dan bagian ini selalu terbuka.
PARS KARTILAGINUS
2/3 anterior panjang tuba Eustachius, terdiri dari
membran dan kartilago, berbentuk terompet
(20-25 mm).
Bagian medial berupa tulang rawan yang
melengkung dan bagian latero inferior berupa
membrane dimana melekat otot tensor veli
palatini.
MUSKULUS
1. M. Tensor Veli Palatini
2. M. Levator Veli Palatini
3. M. Salpingopharyngeus
4. M. Tensor Tympani

MUKOSA
Epitel kolumnar pseudostratified
bersilia
VASKULARISASI,
INERVASI
VASKULARISASI
1. Cabang-cabang a. maksilaris interna, a. faringealis
asendens dan a. palatina asendens.
2. Aliran vena berasal dari pleksus venosus Pterigoideus.
INNERVASI
3. Bagian Lateral : N. Glossopharingeal
4. Bagian Medial : N. Pterygopalatine Ganglion

Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM, Gray H. Gray's anatomy for students2015. p953
FISIOLOGI
FUNGSI VENTILASI

• Mempertahankan tekanan udara (1 atm) didalam cavum timpani sama dengan


tekanan udara luar atau sama dengan tekanan atmosfir.

FUNGSI DRAINASE

• Mukosa kavum timpani dan tuba Eustachius memiliki sel-sel yang menghasilakn
sekret. Tuba Eustachius mengalirkan secret ini dari kavum timpani kearah
nasofaring dengan suatu transpor mukosiliar

FUNGSI PROTEKSI

• Pada keadaan normal tuba eustachius selalu dalam keadaan tertutup sewaktu
istirahat sehingga dapat menghalangi secret dan kuman dari nasofaring masuk
kedalam kavum timpani.
FISIOLOGI

Bluestone CD, Bluestone MB, Coulter J. Eustachian Tube: Structure, Function, and Role in Middle-Ear
Disease: PMPH USA, Limited; 2017.
GANGGUAN FUNGSI
TUBA EUSTACHIUS
Sindrom dari kumpulan gejala dan tanda yang mengarah pada
gangguan ventilasi dari tuba eustachius.
Ketidakmampuan tuba eustachius untuk menjalankan
fungsinya secara adekuat.
Penyebab  adanya obstruksi tuba eustachius yang
ditentukan berdasarkan tanda dan gejala terkait disregulasi
tekanan pada telinga tengah.
GANGGUAN FUNGSI TUBA
EUSTACHIUS:
1) Dilatory Eustachian tube
dysfunction,
a. functional obstruction,
b. dynamic dysfunction (kegagalan otot
tuba eustachius dalam
mengompensasi),
c. anatomical obstruction
2) Baro-challenge-induced Eustachian
tube dysfunction
3) Patulous Eustachian tube
dysfunction.
Schilder, A. G. M., Bhutta, M. F., Butler, C. C., Holy, C., Levine, L. H., Kvaerner, K. J., … Lund, V. J. (2015). Eustachian tube dysfunction: consensus statement on definition, types,
clinical presentation and diagnosis. Clinical Otolaryngology, 40(5), 407–411. doi:10.1111/coa.12475 
Bluestone CD, Bluestone MB, Coulter J. Eustachian Tube: Structure, Function, and Role in Middle-Ear Disease: PMPH USA, Limited; 2017.
PATULOUS EUSTACHIAN
TUBE DYSFUNCTION
Etiologi TEP
• Kehilangan jaringan sekitar kartilago TE
Kehilangan berat badan yang drastis
Pasien penderita keganasan
Faktor sklerotik seperti pasien pasca radioterapi
• Kehamilan dan Pengobatan dengan estrogen
• Penggunaan nasal dekongestan, multipel sklerosis, kelainan
neuromuskular lain, abnormalitas kraniomaksilofasial, gangguan sendi
temporomandibular (TMJ), mioklonus palatum dan maloklusi
Bluestone CD, Bluestone MB, Coulter J. Eustachian Tube: Structure, Function, and Role in Middle-Ear
Disease: PMPH USA, Limited; 2017.
TANDA DAN GEJALA

Schilder, A. G. M., Bhutta, M. F., Butler, C. C., Holy, C., Levine, L. H., Kvaerner, K. J., … Lund, V. J. (2015). Eustachian tube dysfunction: consensus
statement on definition, types, clinical presentation and diagnosis. Clinical Otolaryngology, 40(5), 407–411. doi:10.1111/coa.12475 
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
 Aural fullness (Keluhan rasa penuh ditelinga )
 Clogged ear (Sensasi seperti didalam air)
 Autophony (Mendengar suara sendiri)
 Nyeri telinga
2. Pemeriksaan fisik
a. Otoscopy atau otomicroscopy
 Retraksi MT
 MT Keruh, Reflek cahaya (–)
 MT Cembung (kadang disertai gabaran adanya cairan)
 MT telinga bergerak sesuai pernafasan
b. Nasofaringoskopi
 Inflamasi yang berdekatan dengan orificium tuba eustachius
 Neoplasma
 Jaringan parut/lesi lainnya
Schilder, A. G. M., Bhutta, M. F., Butler, C. C., Holy, C., Levine, L. H., Kvaerner, K. J., … Lund, V. J. (2015). Eustachian tube dysfunction: consensus
statement on definition, types, clinical presentation and diagnosis. Clinical Otolaryngology, 40(5), 407–411. doi:10.1111/coa.12475 
DIAGNOSIS
3. Pemeriksaan penunjang
a. Tympanometry,
Penurunan MEP
Type kurva tympanogram B dan/ atau C
b. Pemeriksaan garputala
Didapatkan hasil CHL  Test Rinne (-),
Webber lateralisasi ke arah telinga yang sakit,
Test Schwabach memanjang
EUSTACHIAN TUBE
SCORE
THE EUSTACHIAN TUBE
DYSFUNCTION
QUESTIONNAIRE (ETDQ-7)

Total Score _________________________ ÷ 7 = Mean item score _____________________________

McCoul, E. D., Anand, V. K., & Christos, P. J. (2012). Validating the clinical assessment of eustachian tube dysfunction: The eustachian
tube dysfunction questionnaire (ETDQ-7). The Laryngoscope, 122(5), 1137–1141. doi:10.1002/lary.23223 
PENATALAKSANAAN
Non Bedah
• Pada ETDMenangani faktor yang mendasari, Metode
Penyamaan tekanan (Valsava, Toynbee), Dekongestan,
antihistamin, Kotikosteroid nasal/oral
• Pada PET  Penambahan berat badan, penggunaan estrogen
topikal, perak nitrat, bubuk boric, phenol dan sediaan lain
yang akan membuat edema mukosa orifisium ET
Pembedahan
• Balloon dilation
• Laser tuboplasty
• Tympanostomy/Miringotomy (Groumet insertion)
• Penyempitan Lumen Tuba Eustachius
Tysome, J. R., & Sudhoff, H. (2018). The Role of the Eustachian Tube in Middle Ear Disease. Advances in
Hearing Rehabilitation, 146–152. doi:10.1159/000485581
YouTube. May 2020 : Balloon Eustachian Tube Dilation to Treat Eustachian Tube
Dysfunction. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=ZmktTyxyoGQ
LASER TUBOPLASTY

Yañez, C. (2010). Cross-hatching A novel technique for Eustachian tuboplasty. Preliminary


report. Otolaryngology-Head and Neck Surgery, 142(5), 688–693.
YouTube. May, 2020 : Endoscopic Myringotomy & Grommet Insertion. Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=4BTaKPTOFj0
PENYEMPITAN LUMEN
TUBA
Augmentasi Graft Kartilago autologus
Injeksi Teflon
DAFTAR PUSTAKA
1. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM, Gray H. Gray's anatomy for students2015. p953-961
2. Bluestone CD, Bluestone MB, Coulter J. Eustachian Tube: Structure, Function, and Role in Middle-Ear Disease: PMPH
USA, Limited; 2017.
3. Schilder, A. G. M., Bhutta, M. F., Butler, C. C., Holy, C., Levine, L. H., Kvaerner, K. J., … Lund, V. J. (2015). Eustachian tube
dysfunction: consensus statement on definition, types, clinical presentation and diagnosis. Clinical Otolaryngology, 40(5),
407–411. doi:10.1111/coa.12475 
4. Tysome, J. R., & Sudhoff, H. (2018). The Role of the Eustachian Tube in Middle Ear Disease. Advances in Hearing
Rehabilitation, 146–152. doi:10.1159/000485581
5. McCoul, E. D., Anand, V. K., & Christos, P. J. (2012). Validating the clinical assessment of eustachian tube dysfunction: The
eustachian tube dysfunction questionnaire (ETDQ-7). The Laryngoscope, 122(5), 1137–1141. doi:10.1002/lary.23223 
6. YouTube. May 2020. Balloon Eustachian Tube Dilation to Treat Eustachian Tube Dysfunction. Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=ZmktTyxyoGQ
7. YouTube. May 2020 : Endoscopic Myringotomy & Grommet Insertion. Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=4BTaKPTOFj0
8. Yañez, C. (2010). Cross-hatching A novel technique for Eustachian tuboplasty. Preliminary report. Otolaryngology-Head
and Neck Surgery, 142(5), 688–693.
Terima Kasih
Wassalaamu’alaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai