OLEH :
Baiq Ria Raissa Fala
H1A 009 041
PEMBIMBING :
dr. Wayan Subagiartha, Sp.S
PENDAHULUAN
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu bagian dari
Low Back Pain. Hernia Nucleus Pulposus (HNP) dapat disebut herniasi
diskus intervertebralis, Lumbar Disc Syndrome atau Lumbosacral
radiculopathies adalah penyebab tersering nyeri pugggung bawah yang
bersifat akut, kronik atau berulang. HNP pada umumnya adalah penyakit
yang sering ditemukan pada usia 30 hinggan usia 55 tahun, 95 persen
hernia pada nucleus terjadi pada vertebrae segmen L4-L5 atau L5-S1
(Strayer, 2005).
Skiatika bukan merupakan suatu diagnosis melainkan suatu tanda
dari nyeri pada pinggul. Sebanyak 40% orang tua mengalami skiatika.
Skiatika terjadi kurang lebih 4%-6% pada keseluruhan penduduk. Banyak
faktor yang berhubungan dengan terjadinya nyeri pada punggung bawah
yaitu berat badan, tinggi badan, usia, gender, pekerjaan, kebiasaan
merokok dan genetik. Sebagian besar pasien dapat sembuh secara
sempurna, tetapi 20% dari total penderita skiatika terjadi karena terdapat
herniasi pada diskus intervertebralis pada segmen lumbal(Frymoyer,
1992).Prevalensi pasien dengan nyeri punggung bawah tiap tahunnya
adalah sekitar 15%-20% sedangkan insidensi brdasarkan kunjungan pasien
baru mencapai 14,3%. Inggris memiliki prevalnsi pasien dengan jumlah
16.500.000 per tahunnya(Lubis, 2003) Sampai saat ini data epidemiologik
di Indonesia belum ada. Tetapi dapat diperkirakan bahwa 40 % penduduk
Jawa Tengah antara usia 65 tahun pernah menderita nyeri punggung
dengan prevalensi nyeri punggung belakang pada laki laki sebanyak
18,2% dan pada wanita sebesar 13,6% (Maliawan S.2009).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
5.
mengganggu
penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya nosiseptor
dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan
sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf
misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan mengenai
serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi
akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan
timbulnya rangsang mekanik panas yang sangat peka terhadap rangsang
mekanikal dan termal(Sahrakar, 2011);(Foster 2012).
D. Penegakan Diagnosis
a. Anamnesis
Pada anamesis didapatkan nyeri diskogenik yang akan bertambah berat
apabila duduk, membungkuk, batuk, bersin atau kegiatan yang dapat
meningkatkan tekanan dari intradiscal. Lalu diperhatikan kapan mulai
timbulnya keluhan, bagaimana mulai timbulnya keluhan, lokasi nyeri, sifat
nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang diderita diawali kegiatan fisik, faktor
yang memperberat atau memperingan, ada riwayat trauma sebelumnya dan
apakah ada keluarga penderita penyakit yang sama. Perlu juga ditanyakan
keluhan yang mengarah pada lesi saraf seperti adanya nyeri radikuler, riwayat
gangguan miksi, lemah tungkai dan adanya saddle anestesi(windsor, 2012).
b. Pemeriksaan Fisik
1. Posisi berdiri:
a. Perhatikan cara penderita berdiri dan sikap berdirinya.
b. Perhatikan bagian belakang tubuh: adakah deformitas, gibus, skoliosis,
lordosis lumbal (normal, mendatar, atau hiperlordosis), pelvis yang
miring tulang panggul kanan dan kiri tidak sama tinggi, atrofi otot.
c. Derajat gerakan (range of motion) dan spasmus otot.
d.
e. Palpasi untuk mencari trigger zone, nodus miofasial, nyeri pada sendi
sakroiliaka, dan lain-lain.
f. Perhatikan cara penderita berjalan/gaya jalannya.
2. Posisi duduk:
3. Posisi berbaring :
a. Perhatikan cara penderita berbaring dan sikap berbaringnya.
b. Pengukuran panjang ekstremitas inferior.
c. Pemeriksaan abdomen, rektal, atau urogenital.
4. Pemeriksaan neurologik,
a
b
c
d
Pemeriksaan sensorik
Pemeriksaan motorik dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau
fasikulasi otot
Pemeriksaan tendon
Pemeriksaan yang sering dilakukan
1. Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque)
2. Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes
Valsava)
3. Tes Patrick dan Tes Contra Patrick
4. Tes Distraksi dan Tes Kompresi (windsor, 2012).
adalah:
Calecoxib
Ibuprofen
Naproxen
Ketoprofen
Selain diberikan terapi obat dapat juga dilakukan terapi bedah.
Terapi bedah yang dapat dilakukan apabila terjadi herniasi diskus
intravertebralis adalah microdiscectomy dan laminotomy
non-medikamentosa
Memberikan program rehabilitasi untuk 3 waktu yang berbeda yaitu:
1. Fase akut dapat dilakukan terapi konservatif berupa pemberian
penanganan awal seperti pemberian analgetik, anti inflamasi, dan
terapi fisik.
2. Fase recovery fokus dari terapi pada fase ini adalah fungsi dari
biokimia dan deficit jaringan ikat . Dapat pula dimulai latihan fisik
ringan untuk memperkuat otot.
3. Fase maintenance fakus dari terapi pada fase adalah untuk mencegah
2.
konservatif.
Sebagian kecil dapat berkembang menjadi kronik meskipun sudah
3.
diterapi.
Pada pasin yang dioperasi: 90 % membaik terutama nyeri tungkai,
kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Medscape.
Available
http://www.medscape.com/viewarticle/512033
Frymore
JW.1992.Lumbar
Disease:Epidemiology.Pubmed.Available
at
Disk
at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1534104
Maliawan S. 2009. Diagnosis dan tatalaksana HNP lumbal. Dalam :
Mahadewa TGB. Maliawan S.Editors. Diagnosis dan tatalaksana kegawat
daruratan tulang belakang. Jakarta. Sagung Seto.:p;62-87
Maliawan S. 2009. Diagnosis dan tatalaksana low back pain (LBP).
Dalam : Mahadewa TGB. Maliawan S. Editors. Diagnosis dan tatalaksana
kegawat daruratan tulang belakang. Jakarta. Sagung Seto.:p; 156-88.
Benjamin C. 2011.Herniated Disk.University of Maryland Medical
Center. Available at http://www.umm.edu/imagepages/9700.htm
Foster Mark. 2012. Herniated Nucleus Pulposus. Medscape
Reference. Available at http://emedicine.medscape.com/article/1263961overview#aw2aab6b3
Sahrakar, Kamran. 2011. Lumbar Disc Disease. Medscape
Reference. Available at http://emedicine.medscape.com/article/249113overview#a0112
LAPORAN KASUS
OLEH :
Baiq Ria Raissa Fala
H1A 009 041
PEMBIMBING :
dr. Wayan Subagiartha, Sp.S
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. N
Usia
: 46 tahun
: selagalas, cakranegara
Suku
: Sasak
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Pekerjaan
No. RM
: 12 01 46
2. Anamnesis
- Keluhan Utama : Nyeri pinggang
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Saraf RSUP NTB mengeluhkan nyeri punggung.
Nyeri punggung bagian bawah yang dirasakan pasien sejak satu bulan yang
lalu hilang timbul dan semakin memberat belakangan terakhir. Pasien
mengeluhkan sakit punggunnya saat melaksanakan solat atau sedang
membantu suami disawah, kemudia nyeri dirasakan menjalar hingga perut
dan biasanya membuat pasien sulit tidur di malam hari. Riwayat terjatuh
disangkal, trauma tumpul disangkal pasien. Keluhan lain seperti sakit kepala
(-), demam (-) mual (-) muntah (-). BAK dan BAB masih dalam batas normal.
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah diirawat selama 5 hari di RS Kota saat di diagnosis stroke
ringan. Dan rutin mengkonsumsi obat hiertensi samapai saat ini.
: GCS E4V5M6
Vital Signs
Tekanan darah
: 160/90 mmHg
Nadi
: 70 x/menit
Frekuensi nafas
: 22 x/ menit
Suhu
: 36,7 C
Status Lokalis
Kepala
Anemis
: (-)
Ikterus
: (-)
Sianosis
: (-)
: normal
Rambut
: normal
Thorax
Inspeksi :
- Bentuk & ukuran: normal, simetris antara sisi kiri dan kanan
massa (-).
Penggunaan otot bantu nafas: SCM tidak aktif, tak tampak
kanan.
- Tipe pernapasan: abdominal
Palpasi:
- Pengembangan dinding dada simetris
- Trakea: deviasi (-)
- Nyeri tekan (-), benjolan (-), edema (-), krepitasi (-), getaran (-)
- Fremitus vocal: sde
Perkusi:
- Paru-paru
- Perkusi sonor di semua lapang paru
- Jantung
- Batas kanan ICS 2 parasternal dekstra
- Batas kiri
ICS 5 midklavikula sinistra
Auskultasi:
- Vesikuler : +/+
- Rhonki
: -/- wheezing
: -/- Jantung: S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen :
-
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Status Neurologis
-
GCS
Kepala
: E4V5M6
: Posisi
normal
Penonjolan (-)
Jejas
(-)
Nervus Cranialis
-
N. I (olfaktorius): normal
N. II (optikus)
:
OD
OS
Ketajaman
penglihatan
6/60
6/60
Lapang
pandang
Sama dengan
pemeriksa
Funduskopi
Tde
Tde
N. III, IV dan VI
Celah kelopak mata
Ptosis
: -/Exophthalmus
: -/Posisi bola mata : ortoforia
Pupil
Ukuran/bentuk
: 3 mm, bulat / 3 mm, bulat
Isokor/anisokor
: isokor
Refleks cahaya
: RCL (+/+), RCTL (+/+)
Gerakan bola mata
Paresis
: tidak ada
Nistagmus
: Tidak ada
N. V (Trigeminus)
Sensibilitas
: N. V1 normal
N. V2 normal
N. V3 normal
Motorik : Inspeksi/palpasi (istirahat/menggigit) normal
Refleks dagu/masseter : normal
Refleks kornea
: normal
N. VII (fasialis) :
Motorik
m. frontalis
m. orbicularis
okuli
m. orbikularis
oris
Istirahat
Normal
Normal
Normal
Gerakan
mimic
normal
normal
N. VIII (Auditorius)
:
Pendengaran
: tde
Tes Rinne/Weber
: Tde
Fungsi vestibularis : Tde
N. IX, X (Glodsofaringeus, Vagus) :
Posisi arkus faring (istirahat/AAH) : normal
Refleks menelan/muntah
: normal
Pengecap 1/3 lidah bagian posterior : Tde
Suara
: normal
N. XI (Accecorius)
:
Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan
: normal
Mengangkat bahu
: normal
N. XII (Hypoglosus)
:
Deviasi lidah : normal
Fasikulasi
: normal
Atrofi
: (-)
Tremor
: (-)
Leher
Meningeal Sign
: Kaku kuduk (-)
Tanda Brudzinski I : (-)
Tanda Brudzinski II : (-)
Kernigs sign
: (-)
Abdomen
Refleks kulit dinding perut : Tde
Kolumna Vertebralis
Inspeksi
: Jejas (-), massa (-), scoliosis (-), kifosis (-)
Pergerakan
: normal
Palpasi
: Nyeri tekan (+), massa (-)
Perkusi
: Tde
Ekstremitas
Otot yang terganggu
: (-)
Refleks Fisiologis
Biceps
: +2/+2
Triceps : +2/+2
Patella
: +2/+2
Achilles : +2/+2
Refleks patologis
Hoffman
: (-/-)
Trommer
: (-/-)
Babinsky
: (-/-)
normal
Chaddock
Gordon
Schaefer
Oppenheim
Patrick
Kontra Patrick
Lassague test
Tropic :
Klonus
Lutut
Kaki
: (-/-)
: (-/-)
: (-/-)
: (-/-)
: (-/+)
: (-/+)
: (-/-)
: (-)
: (-)
4. Pemeriksaan Penunjang
5. RESUME
Pasien wanita usia 46 tahun datang ke oli saraf RSUP NTB dengan
keluhan nyeri punggung yang dirasakan sejak satu bulan yang lau kemudian
nyeri menjalar hingga ke perut. Nyeri terasa memberat saat pasien
membungkuk dan nyeri juga membuat pasien susah tiduer pada malam hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis dengan GCS
E4V5M6, pemeriksaan thorak dan abdomen masih dalam batas normal. Pada
pemeriksaan neurologis tidak ada kelainan. Kemudian pada emeriksaan
refleks fisiologis tidak masih normal dan pada pemeriksaan refelek patologis
di dapatkan refleks postif pada test patrick dan kontra patrik. Kemudian pada
pemeriksaan rontgen terlihat adanya penyempitan didaeral lumbal 5 dan
sacral 1.
6. ASSESMENT
Diagnosis Klinis
: Ischialgia sinistra
Diagnosis Topik
Diagnosis Etiologi
Diagnosis banding :
7. PLANNING
Diagnostik
Farmakologi
Anti nyeri
Anti Hipertensi
Non farmakologi
Fisioterapi
Berenang
8. PROGNOSIS
Ad vitam
: Dubia ad bonam
Ad funcionam
: Dubia ad bonam
Pasien wanita usia 46 tahun datang ke Poli saraf RSUP NTB dengan
keluhan nyeri punggung yang dirasakan sejak satu bulan yang lau kemudian