REFERAT
INFANTICIDE
Dosen Penguji :
dr. Julia Ike H, MH, SpFM
Residen Pembimbing :
dr. Risma Gayanti
Disusun Oleh :
Muhammad Sulton Al Haris
Ika Namira Irsan
Adinda Marisna Putri
Kevin Septian
Utta Gatra Permatasari
KATA PENGANTAR
Pertama kami bersyukur dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena kami telah dapat membuat referat Infanticide pada kesempatan
kali ini. Tiada hal yang mustahil bagi Tuhan dan kami sangat percaya bahwa kami
dapat membuat referat ini dengan baik dan berguna.
Tujuan kami membuat referat ini adalah untuk memenuhi tugas dalam
kaitannya dengan kepaniteraan klinik ilmu kedokteran forensik.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang dan pihak yang
telah membantu proses pembuatan referat Infanticide ini, termasuk kepada anggota
kelompok yang telah bekerja sama dalam berdiskusi dengan sebaik baiknya. Tak lupa
kepada dosen penguji kami dr. Abraham, SpFM, residen pembimbing kami dr. Risma
Gayanti yang telah membantu dan membimbing kami dalam pembuatan referat ini.
Manfaat dari referat Infanticide ini adalah untuk memahami dan menerapkan
pengetahuan mengenai Infanticide dalam ilmu kedokteran forensik. Kami berharap
bahwa referat ini dapat berguna bagi para pembaca.
Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, maka dari itu apabila ada
kekurangan maupun kesalahan kami dalam pembuatan referat ini, maka dapat harap
dimaklumi. Untuk itu kami mengundang para pembaca untuk dapat memberi kritik
dan saran tentang referat ini agar untuk yang selanjutnya dapat menjadi yang lebih
baik.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
DAFTAR TABEL.................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR............................................................................................5
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................6
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................6
1.3 TUJUAN.................................................................................................7
2.1 DEFINISI................................................................................................8
2.3 VIABILITAS..........................................................................................12
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN......................................................................................23
3.2 SARAN................................................................................................... 24
4
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
leher korban)..........................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1) Untuk memahami definisi infanticide
2) Untuk memahami dasar hukum infanticide
3) Untuk memahami pemeriksaan postmortem terhadap korban infanticide
4) Untuk memahami pemeriksaan terhadap pelaku infanticide
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.DEFINISI
Pembunuhan anak sendiri tersering terjadi dalam dua tahun pertama
kehidupan, dengan prevalensi terbanyak pada tahun pertama. Pembunuhan
anak sendiri yang dilakukan dengan sengaja dengan cara maupun metode
apapun disebut sebagai infantisida. Sedangkan istilah filisida diartikan
pembunuhan anak yang dilakukan oleh orang tua kandung. Pengertian
infantisida berdasarkan beberapa literatur dibagi atas :6
a. Neonatisida
Neonatisida dapat didefinisikan sebagai pembunuhan anak
secara sengaja dalam 24 jam pertama kehidupannya, yang umumnya
dilakukan oleh sang ibu, dan dilakukan segera setelah anak dilahirkan.
Umumnya neonatisida merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh
satu individu tanpa saksi yang melihat. Tujuan dari Tindakan
neonatisida ialah untuk menyembunyikan fakta bahwa seseorang
pernah melahirkan anak, atau untuk membunuh anak yang tidak
diinginkan.6
Pada prakteknya, kebanyakan neonaticide terjadi langsung
setelah ibu melahirkan bayi, dilakukan oleh karena ibu berusaha
menutupi kehamilan dan kelahirannya. Pelaku biasanya adalah wanita
muda, lajang, dengan tingkat pendidikan yang rendah, dan tidak punya
rekaman tindak kejahatan.7
Alasan
melakukan neonaticide antara lain adalah rasa takut akan
kehilangan pekerjaan, tidak ingin untuk mengurus anak, kemiskinan,
dan psikosis. Wanita muda yang masih lajang biasanya takut untuk
mengungkapkan tentang kehamilannya kepada keluarga oleh karena
malu dan rasa takut akan hukuman dan penolakan yang akan dia
terima.7
b. Infantisida dan Pembunuhan Anak
9
atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama setelah
10
2.2.LANDASAN HUKUM
“Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada
saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja
merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri,
dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.”1
Pasal 342
“Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi
orang lain yang turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau
pembunuhan dengan rencana.”
Pasal 181
“Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran
anaknya, tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk
ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud untuk melepaskan
diri dari padanya, maka maksimum pidana tersebut dalam pasal 305
dan 306 dikurangi separuh.”1
Adapun bunyi pasal 305 dan 306 tersebut adalah sebagai berikut,1
Pasal 305
“(1) Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 itu
mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama 7 tahun 6 bulan. (2) Jika mengakibatkan kematian,
pidana penjara paling lama 9 tahun.”1
tubuhnya keluar dari tubuh ibu. Bila bayi lahir mati kemudian dilakukan
tindakan membunuh, maka hal ini bukanlah pembunuhan anak sendiri
ataupun pembunuhan. Juga tidak dipersoalkan apakah bayi yang dilahirkan
merupakan bayi yang cukup bulan atau belum cukup bulan, maupun viable
atau non-viable.1
2.3. VIABILITAS
Viabel adalah keadaan bayi atau janin yang dapat hidup di luar
kandungan lepas dari ibunya tanpa bantuan alat yang canggih. Bayi
dikatakan viabel dengan melihat tanda-tanda yang dapat diukur dan tanda-
tanda yang tidak dapat diukur. 1,8
Tanda dapat diukur antara lain :1,8
• Umur kehamilan >28 minggu
• Panjang badan kepala-tumit >35 cm
• Panjang badan kepala-bokong 30-33 cm
• Berat badan sekitar 2500-3000 gr
• Lingkar kepala sudah mencapai 33 cm
d. Adanya luka-luka tusuk atau luka sayat pada daerah leher, mulut
atau bagian tubuh lainnya, dimana menurut literature ada satu
metode yang dapat dikatakan khas yaitu tusukan benda tajam pada
langit-langit sampai menembus ke rongga tengkorak yang dikenal
dengan nama “tusukan bidadari”
e. Adanya tanda-tanda terendam seperti: tubuh yang basah dan
berlumpur, telapak tangan dan telapak kaki yang pucat dan keriput
(Washer woman’s Hand), kulit yang berbintil – bintil (Cutis
Anserina) seperti kulit angsa, serta adanya benda-benda asing
terutama di dalam saluran pernafasan (trakea) yang dapat berbentuk
pasir, lumpur, tumbuhan air atau binatang air.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pengertian infanticide
Infanticide merupakan pembunuhan bayi yang dilakukan oleh ibu kandungnya
sendiri, segera atau beberapa saat setelah dilahirkan karena takut ketahuan bahwa
ia melahirkan bayi.
2. Landasan hukum infanticide
Dasar hukum yang menyangkut pembunuhan anak sendiri, yaitu:
- Dalam KUHP terdapat pasal-pasal yang berkaitan dengan pembunuhan anak;
yaitu : pasal 341, 342 dan 343.
- Kinderdoodslag dilakukan tanpa rencana, sedangkan kindermoord dilakukan
dengan rencana, sehingga hukuman kindermoord lebih berat dari
kinderdoodslag.
Kesimpulannya, tindak pidana merampas nyawa bayi harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
• Pelaku harus ibu kandung
• Korban harus bayi anak kandung sendiri
• Pembunuhan harus dilakukan pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian
• Motif pembunuhan karena takut ketahuan telah melahirkan anak
3. Pemeriksaan kedokteran forensik infanticide (Bayi PostMortem) pada kasus
pembunuhan anak atau yang diduga kasus pembunuhan anak ditujukan untuk
memperoleh kejelasan di dalam hal sebagai berikut:
• Bayi viabel atau tidak
• Bayi lahir hidup atau mati
• Lama hidup diluar kandungan
• Sebab kematian bayi
4. Pemeriksaan terhadap pelaku
- Mencocokan waktu partus ibu dengan waktu lahir anak
a. Adanya bekas-bekas kehamilan
• Striae gravidarum
• Dinding perut kendor
• Rahim dapat diraba di atas symphisis
25
3.2SARAN
1. Dokter umum perlu mengetahui tentang pemeriksaan infanticide baik pada bayi
atau pada tersangka ibu.
2. Dokter umum harus mengetahui dasar hukum pada kasus infiticide.
3. Dokter umum perlu mengenali kasus diduga infanticide.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama, cetakan kedua. Jakarta:
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997.
2. Amelinda A, Hoediyanto H, Kalanjati V. Profil Kasus Pembunuhan Anak di
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo. Profil
Kasus Pembunuhan Anak. 2018;6:50–2.
3. Laksono S. Aspek Hukum Pembunuhan Anak Sendiri ( Infanticide ). Cdk. 2010;
(November):617–20.
4. Knight, Bernard; Saukko, Pekka. Knight’s Forensic Pathology. 3rd ed. UK: Hodder
Arnold. 2004
5. James, Jason Payne, et al. Simpson’s Forensic Medicine. 13th ed. UK:Hodder Arnold.
2011
6. Dimaio VJ, Dimaio D. Neonaticide, Infanticide, and Child Homicide. Forensic
Pathology: Second ed. London. CRC Press LLC. 2001;1:335-65.
7. Byard, Roger W. Sudden Death in Infancy Childhood and Adolosence. 2nd ed. UK.
Cambridge University Press; 2004:491-575.
8. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman bagi Dokter dan penegak Hukum.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. 2004.
9. Afandi D, Hertian S. Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) dengan Kekerasan
Multipel.Maj Kedokt Indon. Vol 5, No.9. 2008.
10. Bardale, R. Principles of Forensic Medicine and Toxicology. New Dehli : Jaypee
Brothers Medical Publishers, 2011.