Oleh :
Pembimbing :
Dr. Surjit Singh, MBBS, SpF, DFM
Dr. Rahmawati, SpF
bantuan dari berbagai pihak, maka tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Dr. Surjit Singh, MBBS, SpF, DFM dan Dr. Rahawati, SpF
(KKS) SMF Ilmu Kedokteran Forensik Rs. Umum Haji Mina Medan,
Sumatera Utara
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini baik
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
Halaman
Halaman Judul........................................................................................... 1
Kata Pengantar .......................................................................................... 2
Daftar Isi.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Anak adalah buah hati yang sangat berharga bagi setiap keluarga, sebagai
pewaris dan penerus kedua orang tuanya. Sedangkan seorang ibu adalah sosok
yang penuh kasih sayang, apapun dikorbankan demi anak buah hatinya. Oleh
karena itu seorang anak harus mendapatkan perlindungan baik masih dalam
ditemukannya bayi yang baru lahir dalam keadaan meninggal karena dibunuh oleh
Kasus pembunuhan terhadap bayi yang baru lahir telah dikenal sejak
membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir, karena takut munculnya seorang raja
baru. Pada zaman dahulu juga terjadi di tanah arab dimana lazimnya terjadi setiap
bayi perempuan yang dianggap membawa sial bagi keluarganya juga dibunuh.
Masih banyak lagi alasan lain yang mendorong seseorang sampai hati merampas
haruslah ibu kandungnya sendiri dan alasan atau motivasi untuk melakukan
kejahatan tersebut adalah karena ibu kandungnya takut ketahuan bahwa dia telah
melahirkan anak, salah satunya karena anak tersebut adalah hasil hubungan gelap.
anaknya yaitu saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian. Patokannya yaitu
dapat dilihat apakah sudah ada atau belum tanda-tanda perawatan, dibersihkan,
Cara yang paling sering digunakan dalam kasus pembunuhan anak sendiri
30-40 kasus PAS per tahun dilakukan dengan cara asfiksia mekanik. Bentuk
emosional dari ibu seperti rasa malu, takut, benci serta rasa nyeri bercampur aduk
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk itu dengan adanya batasan yang tegas tersebut maka suatu
pembunuhan yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas tidak dapat disebut
sebagai pembunuhan anak (infanticide), malainkan suatu pembunuhan biasa.5
Pasal 341. Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak
pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas
nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
Lahir mati (still birth) adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau
dikeluarkan oleh ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum
ataupun setelah kehamilan berumur 28 minggu dalam kandungan). Kematian
ditandai oleh janin yang tidak bernapas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan
lain seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat atau gerakan otot rangka.
B. Tanda Perawatan
Penentuan ada tidaknya tanda perawatan sangat penting artinya dalam
kasus pembunuhan anak, oleh karena dapat diduga apakah kasus yang dihadapi
E. Viabilitas
Dapat dilihat apakah terdapat kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup bayi seperti jantung (ASD, VSD), otak (anensefalus atau
mikrosefalus) dan saluran pencernaan (stenosis esophagus).3
Upaya membuktikan seorang tersangka ibu sebagai ibu dari anak yang
diperiksa adalah suatu hal yang paling sukar. Beberapa cara dapat digunakan,
yaitu:
1. Mencocokkan waktu partus ibu dengan waktu lahir anak
5. Sebab kematian
a. Kelalaian
Pada peristiwa kelahiran sering dijumpai kelalaian, baik itu disengaja atau
tidak disengaja.
Inhalasi cairan ketuban/darah atau terbenam di dalam WC mati
akibat asfiksia
Terjerat tali pusat, mati akibat asfiksia. Jeratan tali pusat yang
dilakukan setelah bayi mati dapat dibedakan dengan jeratan tali
pusat intrauterine yaitu bayi yang mati intrauterine menunjukkan
paru yang belum pernah bernapas.
Perdarahan dari tali pusat, karena setelah bayi lahir, tali pusat tidak
diikat dengan baik.
Suffocation, misalnya terjadi kelahiran dibawah selimut
Lalai membuat hangat (tidak dapat dibuktikan post mortem) atau
tidak memberi ASI. Sehingga kematian bayi secara pasif
(kedinginan dan starvasi)
b. Kekerasan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan