Plasmodium Falciparum
Pola demam tidak jelas : 1-1-2-1-2
Hapusan darah tepi:
Masa inkubasi: 9-14 hari
Jenis Malaria: Malaria Tropicana
Eritrosit: Tidak membesar
Tanda Khas: Maurer Spot
Bentuk stadium Tropozoid: Ring Form, Accole Ring, Acid
Bentuk stadium Gametosit: bulan sabit, pisang, sosis
Plasmodium Vivax
Pola demam khas: 1-2-1-2
Masa inkubasi: 12-17 hari
Daur hidup: 48 jam
Jenis malaria: Malaria tertiana
Eritrosit: Lebih besar, Pucat
Tanda Khas: Schufner Dots
Bentuk Stadium Tropozoid: Ameboid, Ring
Bentuk Stadium Gametosit: sferis
Plasmodium Ovale
Pola Demam Khas: 1-2-1-2
Masa inkubasi: 16-18 hari
Daur hidup: 50 jam
Jenis malaria: Malaria tertiana
Eritrosit: Lebih besar, Ovale
Tanda Khas: Schufner Dots, James Dot’s
Bentuk Stadium Tropozoid: Gambaran comet
Bentuk Stadium Gametosit: sferis
Tatalaksana:
Malaria tanpa komplikasi
Profilaksis Malaria:
Sensitif Klorokuin: 2 tab/minggu, dari 1 minggu sebelum sampai 4 minggu setelah kembali.
Resisten Klorokuin:
Doksisiklin 200 mg (1 tab)/ hari (1-2 hari sebelum pergi dan 4 minggu setelah kembali)
Mefloquine 250 mg (1 tab)/minggu (diminum >2 minggu sebelum berangkat dan 4 minggu setelah kembali.
Merupakan DOC profilaksis Malaria Ibu Hamil.
LEPTOSPIROSIS
Level Kompetensi: 4A
Etiologi: Leptospira Sp
Vektor Transmisi: Tikus (Urin Tikus)
Faktor Resiko: pekerjaan dengan resiko tinggi terpapar vektor (petani, Pembersih jalan, musibah banjir, dll).
Klasifikasi:
Leptospira Ringan
Leptospira Berat
KeyPoint:
Ringan : Demam, nyeri tekan betis, perdarahan subkonjungtiva, nyeri abdomen, riwayat kebanjiran atau hama tikus
Berat : Ikterus, jaundice, oliguria, manifestasi perdarahan
Pemeriksaan penunjang:
Indirect : Test Aglutinasi Mikroskopis, Kultur
Direct : Mikroskop Lapangan Gelap
DEMAM TIFOID
Level Kompetensi: 4A
Etiologi: Salmonella Thypi dan Salmonella Parathypi
Transmisi: Fekal- Oral (makanan dengan hygine yang buruk)
KeyPoint: Demam 7 hari pola demam Step Ledder Fever, rose spot, bradikardi relative, lidah kotor, tepi hiperemis
dan tremor, nyeri perut, diare/konstipasi.
Temuan Klinis:
Minggu 1: Minggu 2: Minggu 3:
Demam Demam terus menerus Komplikasi
Nyeri kepala Bradikardia relatif Perdarahan usus
Batuk kering Lidah kotor, tepi hiperemis Perforasi usus
Nyeri perut dan tremor Meningitis tifosa
Rose spot Nyeri perut Hepatitis tifosa
Konstipasi atau Diare Hepatomegali Cholesistitis
Splenomegali
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Awal:
Widal test : Titer O (Badan) 1:320 atau
kenaikan 4 kali lipat dan Titer H (Flagel)
Tubex IgM Antigen O9 (+) ≥4, ≥6 indikasi kuat
Pemeriksaan Baku emas: Kultur
Minggu 1 : Darah dan sumsum tulang
Minggu 2 : Feses
Minggu 3 : Urin
Tatalaksana:
Non Farmakologi: Bed Rest Total, Diet TKTP
Farmakologi:
Dewasa:
Nofrofloksasin 2 x 400 mg 14 hari
Siprofloksasin 2 x 500 mg 6 hari (DOC)
Ofloksasin 2 x 400 mg 7 hari
Kehamilan:
Β-Lactam: Amoxicillin/ Ampicillin 500 mg 5-7 hari
Sepalosporin G III: Cefixime, Ceftriaxone IV
Anak-anak:
Kloramfenikol 25-50 mg/KgBB/hari selama 7 hari (DOC)
Kotrimoksazole 10 mg/ KgBB/hari selama 2 minggu
Ampicillin dan amoxicillin 25-50 mg/ KgBB selama 2 minggu
2 NRTI 1 NNRTI
(Nucleoside Reverse Transciptase Inhibitor) (Non- Nucleoside Reverse Transciptase Inhibitor)
Zidovudine (AZT) + Lamvivudine (3CT) Nepiravine (NVP) / Epavirenz (EFV)
Tenofovir (TDF) + Lamvivudine (3CT) Nepiravine (NVP) / Epavirenz (EFV)
Disentri Amoeba:
Metronidazole 3 x 500-750 mg (5-10 hari)
Komplikasi:
Disentri Basiler: Uremic Syndrome, GGA
Disentri Amoeba: Abses Hepar (Ludwig Sign (+))
GIARDIASIS
Level Kompetensi: 4A
Definisi: diare yang disebabkan oleh parasit Giardia Lamblia. Parasit Giardia Lamblia akan tinggal di usus dan
menyebar secara fecal-oral.
Etiologi: Giardia Lamblia
KeyPoin: diare, perut kembung, feses berminyak (steatorhea), nyeri perut, mual,muntah, dehidrasi, tumbuh kembang
terganggu (absorbsi lemak, laktosa, vitamin A, vitamin B12 terganggu)
Pemeriksaan penunjang:
Feses rutin: Gambaran Tropozoit: Buah pir, atau Monyet
Tatalaksana:
Metronidazole 3 x 250 mg selama 5 hari
Tatalaksana:
Metronidazole 3 x 500 mg (30 mg/KgBB/Hari dalam 3 dosis)
Penatalaksanaan:
Pyrantel Pamoate (10 mg/KgBB single Dose)
seluruh keluarga harus mendapat pengobatan dan Mebendazole 500 mg P.O (SD)
Trichuris tricura
KeyPoint: 3 T (Trichuris, Tempayan, Turun/Prolapse rekti)
Pemeriksaan penujang:
Feses rutin: telur seperti tempayan
Penatalaksanaan:
Mebendazole (2 x 100 mg 3 hari, atau 600 mg Single Dose)
Ascaris lumbricoides
KeyPoint: Telur bulat-oval dinding berlapis, obstruktif, sindrom Loeffler (sesak nafas)
Pemeriksaan penujang:
Feses rutin: Telur bulat-oval dinding berlapis
Penatalaksanaan:
Mebendazole 2 x 100 mg 3 hari
Penatalaksanaan:
Lini 1: Albendazol 400 mg (SD)
Lini 2: Mebendazole 2 x 100 mg
TREMATODA
Schistosoma
KeyPoin: 4 S (Schistosoma, Spina terminalis, Serkaria, Sulawesi/Sungai Lindu)
Vektor: S. J: Biomphalaria, S.H: Bulinus, S.M: Oncomelania
Ada 3 jenis: S.japanicum, S.hematobium, S.mansoni
Pemeriksaan penujang:
Feses rutin: Telur dengan spina
Penatalaksanaan:
Praziquantel (10 mg/KgBB, dosis tunggal)
CESTODA
Taenia
KeyPoint: Solium Rostellum (+), T. Saginata Rostellum (-)
Klasifikasi:
T. Saginata (pada sapi)
T. Solium (pada babi)
Pemeriksaan penujang:
Pemeriksaan feses makroskopis dan mikroskopis:
Makroskopis: Proglotid
Mikroskopis: Telur berbentuk bulat
Penatalaksanaan:
Albendazole 2 x 400 mg, 8-30 hari (obat pilihan untuk infeksi cestoda yang berpotensi fatal (neurosistiserkosis-
T.Solium)
Praziquantel 10 mg/KgBB, Dosis tunggal (T.saginata)
Komplikasi: Neurosistersiskosis (T. Solium)
FILARIASIS
Level Kompetensi: 4A
Etiologi: Wuchereria Bancrofti, Brugria Malayi, Brugria Timori
Vektor: Nyamuk Culex, Anopheles
KeyPoint: Limfadenitis, Limfangitis dan demam (Kondisi akut), Elephantiasis (kronis)
Penatalaksanaan:
Dietilkarbamazin (DEC) 3 x 6 mg selama 12 hari
Profilaksis: DEC 6 mg/KgBB + Albendazole 400 mg setiap tahun (5 tahun)
TETANUS
Level Kompetensi: 4A
Etiologi: Clostridium Tetani
Transmisi: Port de Entree
Luka tusuk, luka bakar dan kotor
Otitis media, Karies gigi dan luka kronis
Pemotongan tali pusat tidak steril
Klasifikasi:
a. Derajat 1: Trias tetanus (+), (-) kejang
b. Derajat 2: Trias tetanus (+), kejang rangsang positif (cahaya, suara)
c. Derajat 3: Trias tetanus (+), kejang spontan
d. Derajat 4: Gangguan system otonom (hipo/hipertensi), (bradi/takikardia)
KeyPoint: Risus Sardonicus, Lock Jaw (Trismus), Opistotonus, SpasmevLarynx dan Otot Nafas
Tatalaksana:
Non Farmakologi: Ruang isolasi, Debridement, Diet TKTP (bila perlu pasang NGT), Suport Airway Breathing.
Farmakologi:
Imunoterapi : HTIg (Human Tetanus Imunoglobulin) : 3000-6000 U (IM) Single Dose atau ATS :50000 IU
(IM) dilanjutkan 50000 IU (Bolus lambat)
Antibiotik : Metronidazole 500 mg/ 6 jam (P.O atau IV) selama 10 hari atau Penicillin Procain 1,2 jt IU/ 6 jam
selama 10 hari
Anti Konvulsan : Benzodiazepin (Diazepam) 0,3-0,5 mg/KgBB/kali (per IV)
Imunisasi : Tetanus Toxoid (TT)