Pembimbing:
dr. Dewi Murni Sartika, Sp.PD
Oleh:
Andreas Natanael Siagian
Pembimbing:
dr. Dewi Murni Sartika, Sp.PD
Oleh:
Andreas Natanael Siagian
2. Pemeriksaan fisik:
- Demam
- Bradikardia
- Nyeri tekan otot
- Hepatomegaly
- Petechia dan echimosis
Penegakkan Diagnosi
Darah rutin:
- Leukositosis normal atau sedikit menurun
- Neutrofilia
- Laju endap darah yang meninggi
- Protein urin
- Leukosituria
- SGOT meningkat
- PCR (Polymerase Chain Reaction)
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya leptospira
dengan cepat
- MAT (Microscopic Aglutination Test)
Merupakan pemeriksaan gold standard dan biasanya
hanya terdapat di laboratorium rujukan.
Malaria
Malaria merupakan penyakit infeksi pada sel darah
merah oleh parasite dari genus plasmodium.
Parasite ini berinokulasi pada tubuh manusia
melalui nyamuk anopheles betina.
Gejala klinis:
- Gangguan kesadaran
- Rasa lemah menyeluruh
- Distress nafas
- Syok SBP < 70 mmHg DBP < 50 mmHg
- Hemoglobinuria
- Perdarahan spontan
Penegakkan Diagnosa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan terpenting adalah menentukan
tingkat/derajat dehidrasi akibat diare. Tanda- tanda
dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor
kulit perut menurun, akral dingin, penurunan
tekanan darah, peningkatan denyut nadi, tangan
keriput, mata cekung tidak, penurunan kesadaran
(syok hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas
bising usus hiperperistaltik. Pada anak kecil cekung
ubun-ubun kepala. Pada tanda vital lain dapat
ditemukan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksi),
nadi dan pernapasan cepat.
Hepatitis A
Gejala klinis
- Icterus
Virus hepatits A termasuk hepatovirus, - Urin berwarna seperti the
yang termasuk dalam famili picornavidiae. - Mudah Lelah
Infeksi virus ini menular melalui jalur - Anoreksia
fekal-oral, dengan makanan atau - Nyeri/ rasa tidak nyaman diabdomen
minuman yang terkontaminasi - Feses berwarna dempul
- Mual dan muntah
- Demam atau mengiggil
- Sakit kepala
- Atralgia
- Myalgia
- Diare
- Nyeri tenggorokan
●
●
PEMERIKSAAN
PENUNJANG DAN
INTERPRETASI DEMAM
TIFOID
Larisma Simanullang
Pemeriksaan penunjang dan
interpretasi.
01 02
Pemeriksaan PCR
KULTUR
03 04
Pemeriksaan serologi PEMERIKSAAN
hEMATOLOGI
01 KULTUR
Sampai saat ini baku emas (Gold standart) untuk mendiagnosis demam tifoid adalah
pemeriksaan kultur.
Pemilihan spesimen untuk kultur sebagai penunjang diagnosis pada demam minggu
pertama dan awal minggu kedua adalah darah, karena masih terjadi bakteremia. Hasil
kultur darah positif sekitar 40%-60%.
Sedangkan pada minggu kedua dan ketiga spesimen sebaiknya diambil dari kultur tinja
(sensitivitas) dan urin (sensitivitas 20-30%).
Sampel biakan sumsum tulang lebih sensitif, sensitivitas pada minggu pertama 90%
namun invasif dan sulit dilakukan dalam praktek
02. PEMERIKSAAN PCR
Metode PCR adalah cara yang sangat sensitif, spesifik, cukup
cepat dan kurang terpengaruh oleh pemakaian antibiotik
sebelumnya.
Uji Typhidot
<2 Negatif NEGATIVE - Does NOT indicate current typhoid fever infection. TUBEX® TF
Negative Control
Roesma, Jose, dkk. 2016. Krisis Hipertensi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI.Jakarta: Interna Publishing; 2300-2301.
Jodi Sidharta Loekman (2016) Patogenesis dan Manajemen Hipertensi Emergensi.
KRISIS HIPERTENSI
• Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang
ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi dengan
kemungkinan akan timbulnya/ telah terjadi kelainan
target organ.
• Krisis hipertensi dapat dikategorikan sebagai hipertensi
darurat dan hipertensi mendesak.
Hipertensi Darurat (emergency hypertension)
• Suatu keadaan dimana diperlukan penurunan tekanan darah segera dalam 1 jam
dengan menggunakan obat antihipertensi parenteral untuk mengatasi kerusakan
target organ.
• Pada umumnya TD >220/140 mmHg yang disertai kerusakan/ancaman kerusakan
di bidang neurologi, jantung, mata ataupun ginjal.
• Suatu keadaan yang ditandai naiknya tekanan darah (umumnya >180/110 mmHg)
secara mendadak tanpa disertai gejala yang berat/tanpa kerusakan target organ.
• Pada umumnya diperlukan waktu intervensi pengobatan dalam satuan jam sampai
dengan 1 hari dengan menggunakan obat antihipertensi oral.
Perbedaan
Penatalaksanaan Hipertensi Emergensi
Terapi
Farmakologi
Penatalaksanaan Hipertensi Emergensi
Terapi
Farmakologi
Penatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Terapi
Farmakologi
Patofisiologi
Demam TB
Paru
Neka Cahayanda Putri
223307020052
Patofisiologi Demam Pada TB Paru
Mycobacterium
Demam tuberculosis
Respon Terhirup
menggigil lewat saluran
pernapasan
Menggeser set
point anterior dari Masuk ke
titik normal paru
Bakteri
Berdistribusi ke mencapai
hipotalamus alveoli Dapat
menurunkan
reaksi
Basil inflamasi
berdistribusi
prostaglandin
(bakterimia)
Kortisol dapat
Zat Merangsang menghambat sekresi
endogen IL-1 sitokin IL-1
pirogen
THANK YOU