Anda di halaman 1dari 41

Diagnosis Banding Demam Tifoid

Pembimbing:
dr. Dewi Murni Sartika, Sp.PD

Oleh:
Andreas Natanael Siagian

SMF Ilmu Penyakit Dalam


RSU. Royal Prima Medan
Diagnosis Banding Demam Tifoid

Pembimbing:
dr. Dewi Murni Sartika, Sp.PD

Oleh:
Andreas Natanael Siagian

SMF Ilmu Penyakit Dalam


RSU. Royal Prima Medan
Demam Tifoid

Demam tifoid disebabkan oleh kuman


salmonella typhi atau salmonella para
typhi. Penularan ke manusia melalui
makanan atau minuman yang tercemar
dengan feses manusia.
Gejala Klinis

Demam intermiten, Sakit


kepala/pusing, Nyeri otot
Pada awal Sakit Anoreksia, Mual dan muntah

Bibir kering dan lidah pecah-pecah,


Gangguan pencernaan Lidah kotor dan ditutupi selaput
putih , Ujung lidah kemerahan

Apatis, Somnolen dan koma


Gangguan Kesadaran

Hati dan limpa membesar dan gejala


lain dijumpai rose spot
Hepatosplenomegali
Penegakkan Diagnosis
- Leukositosis atau leukopenia
- Trombositopenia
Pemeriksaan Darah Perifer - Eosinofilia dan limfopenia
- Laju endap darah meningkat

- Aglutinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis


demam tifoid. Semakin tinggi titernya, semakin besar
terinfeksi kuman.
Uji Widal - Titer antibody O > 1/320 anti bodi H > 1/640
menguatkan diagnosis pada gambaran klinis yang
khas.

Tes ini sangat akurat dalam diagnosis infeksi akut


karena hanya mendeteksi igM. positif pada tes anti S.
Uji Tubex thyphi igM menunjukkan terjadi infeksi salmonella.

Hasil biakan positif memastikan demam tifoid.


Kultur Darah
Demam Dengue

Demam dengue dan demam berdarah dengue


adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue yang termasuk dalam genus,
Flavivifirus, keluarga Flavividae Penularan
infeksi virus dengue terjadi melalui vector
nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti dan A.
albopictus). Peningkatan kasus pertahunnya
berkaitan dengan sanitasi lingkungan tempat
perindukan nyamuk betina yaitu bejana yang
berisi air bersih, kaleng atau tempat
penampungan air lainnya
Gejala Klinis
Demam Dengue Demam Berdarah Dengue
Demam akut 2-7 hari ditandai dua atau lebih - Demam akut 2-7 hari
manifestasi klinis sebagai berikut:
- Manifestasi perdarahan: uji bending positif,
- Nyeri kepala
- petekie, ekimosis atau purpura, epistaksis,
Mialgia
- perdarahan gusi, hematemesis atau melena
Artralgia
- Trombositopenia
- Ruam kulit
- Tanda kebocoran plasama peningkatan
- Petekie atau uji bending positif
- hematokrit > 20%
Leukopenia
- Trombositopenia
- Hematokrit naik
Penegakkan Diagnosis
- Leukosit dapat normal atau menurun. Mulai
hari ke tiga dapat ditemui limfositosis
- Trombositopenia pada hari ke 3-8
- Peningkatan hematokrit > 20% pada hari
ke 3
- Imunoserologi dilakukan pemeriksaan igM
dan igG
- NS 1 dapat dideteksi pada awal demam hari
pertama sampai hari kedelapan. Sensitivitas
NS 1 berkisar 63%-93,4% dengan spesifitas
gold standard kultur virus.
Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan oleh Pada anamnesis, penting diketahui


genus leptospira, termasuk tentang riwayat pekerjaan pasien,
dalam famili leptospiraceae apakah termasuk kelompok resiko
merupakan penyakit dengan tinggi seperti: petugas rumah potong
gejala yang ringan menyerupai hewan, pembersih selokan, petani,
penyakit infeksi lainnya tercemar kuman leptospira
ataupun tanpa gejala klinis. (berkebun, berkemah, berenang
disungai, pasca banjir)
Gejala Klinis
1. Gejala keluhan:
- Demam muncul mendadak
- Sakit kepala terutama dibagian frontal
- Nyeri otot
- Mata merah/fotofobia
- Mual dan muntah

2. Pemeriksaan fisik:
- Demam
- Bradikardia
- Nyeri tekan otot
- Hepatomegaly
- Petechia dan echimosis
Penegakkan Diagnosi
Darah rutin:
- Leukositosis normal atau sedikit menurun
- Neutrofilia
- Laju endap darah yang meninggi
- Protein urin
- Leukosituria
- SGOT meningkat
- PCR (Polymerase Chain Reaction)
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya leptospira
dengan cepat
- MAT (Microscopic Aglutination Test)
Merupakan pemeriksaan gold standard dan biasanya
hanya terdapat di laboratorium rujukan.
Malaria
Malaria merupakan penyakit infeksi pada sel darah
merah oleh parasite dari genus plasmodium.
Parasite ini berinokulasi pada tubuh manusia
melalui nyamuk anopheles betina.

Gejala klinis:
- Gangguan kesadaran
- Rasa lemah menyeluruh
- Distress nafas
- Syok SBP < 70 mmHg DBP < 50 mmHg
- Hemoglobinuria
- Perdarahan spontan
Penegakkan Diagnosa

- Hipoglikemia gula darah < 40 md/dl)


- Anemia normositik berat (Hb < 5 g/dl,
hematokrit < 15%)
- Hiperparasitemia
- Hiperlaktatemia
- Gangguan fungsi ginjal
Gastroentritis

Gastroentritis adalah peradangan mukosa lambung dan


usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu buang air
besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau
lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu
24 jam, dan disertai dengan muntah, demam, rasa tidak
enak di perut dan menurunnya nafsu makan.
Gejala Klinis
Pasien datang ke dokter karena buang air besar (BAB)
lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lendir,
dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam.
Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau
kembung), mual dan muntah serta tenesmus.
Setiap kali diare, BAB dapat menghasilkan volume yang
besar (asal dari usus kecil) atau volume yang kecil (asal
dari usus besar). Bila diare disertai demam maka diduga
erat terjadi infeksi.
Penegakkan Diagnosa

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan terpenting adalah menentukan
tingkat/derajat dehidrasi akibat diare. Tanda- tanda
dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor
kulit perut menurun, akral dingin, penurunan
tekanan darah, peningkatan denyut nadi, tangan
keriput, mata cekung tidak, penurunan kesadaran
(syok hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas
bising usus hiperperistaltik. Pada anak kecil cekung
ubun-ubun kepala. Pada tanda vital lain dapat
ditemukan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksi),
nadi dan pernapasan cepat.
Hepatitis A
Gejala klinis
- Icterus
Virus hepatits A termasuk hepatovirus, - Urin berwarna seperti the
yang termasuk dalam famili picornavidiae. - Mudah Lelah
Infeksi virus ini menular melalui jalur - Anoreksia
fekal-oral, dengan makanan atau - Nyeri/ rasa tidak nyaman diabdomen
minuman yang terkontaminasi - Feses berwarna dempul
- Mual dan muntah
- Demam atau mengiggil
- Sakit kepala
- Atralgia
- Myalgia
- Diare
- Nyeri tenggorokan


PEMERIKSAAN
PENUNJANG DAN
INTERPRETASI DEMAM
TIFOID
Larisma Simanullang
Pemeriksaan penunjang dan
interpretasi.

01 02
Pemeriksaan PCR
KULTUR

03 04
Pemeriksaan serologi PEMERIKSAAN
hEMATOLOGI
01 KULTUR
 Sampai saat ini baku emas (Gold standart) untuk mendiagnosis demam tifoid adalah
pemeriksaan kultur.
 Pemilihan spesimen untuk kultur sebagai penunjang diagnosis pada demam minggu
pertama dan awal minggu kedua adalah darah, karena masih terjadi bakteremia. Hasil
kultur darah positif sekitar 40%-60%.
 Sedangkan pada minggu kedua dan ketiga spesimen sebaiknya diambil dari kultur tinja
(sensitivitas) dan urin (sensitivitas 20-30%).
 Sampel biakan sumsum tulang lebih sensitif, sensitivitas pada minggu pertama 90%
namun invasif dan sulit dilakukan dalam praktek
02. PEMERIKSAAN PCR
 Metode PCR adalah cara yang sangat sensitif, spesifik, cukup
cepat dan kurang terpengaruh oleh pemakaian antibiotik
sebelumnya.

 Tingginya hasil positif dengan PCR bisa berarti PCR


memberikan hasil positif palsu dan tidak dapat menunjukkan
infeksi akut, karena PCR tidak dapat membedakan bakteri
hidup ataupun mati.

 Selain itu, karena biaya pemeriksaannya juga mahal, maka


pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk pelayanan rutin
SLIDESMANIA
03. Pemeriksaan serologi

Uji Typhidot

 Untuk mendeteksi IgM dan IgG pada protein


membran luar (outer Membran Protein)
Salmonella tiphy.
 Hasil positif diperoleh 2-3 hari setelah infeksi
dan spesifik mengidentifikasi IgM dan IgG
terhadap S. tiphy.
 Sensitifitas 98%, spesifitas 76,6%.
Uji Tubex

 Tes Anti S. tiphy IgM merupakan tes aglutinasi kompetitif


semi kuantitatif yang sederhana dan cepat (kurang lebih 2
menit) dengan menggunakan partikel yang berwarna untuk
meningkatkan resolusi dan sensitifitas.

• Tes ini sangat akurat dalam diagnosis infeksi akut karena


hanya mendeteksi adanya antibodi IgM dan tidak
memdeteksi antibodi IgG.

• Hasil positif pada tes tes anti S. typhy IgM menunjukkan


terjadinya infeski salmonella, sedangkan infeksi yang
disebabkan oleh serotipe lain seperti S. paratiphy A, akan
memberikan hasil negatif
Interpretasi hasil uji tubex
NO SCORE INTERPRETASI GUIDE

<2 Negatif NEGATIVE - Does NOT indicate current typhoid fever infection. TUBEX® TF
Negative Control

3 Borderline Borderline, inconclusive score. Repeat analysis. If still inconclusive, repeat


sampling at a later date.

4 Positif WEAK POSITIVE - Indication of current typhoid fever infection.

6 - 10 Positif POSITIVE- Strong indication of current typhoid fever infection. TUBEX® TF


Positive Control
Pemeriksaan Widal
Hasil pemeriksaan tes Widal dianggap positif, jika:

• Titer antigen O sampai 1/80 pada awal penyakit


berarti suspek demam tifoid, kecuali pasien yang
telah mendapat vaksinasi.

• Titer antigen O diatas 1/160 berarti indikasi kuat


terhadap demam tifoid

• Titer antigen H sampai 1/80 berarti suspek terhadap


demam tifoid, kecuali pada pasien yang divaksinasi
jauh lebih tinggi.

• Titer antigen H diatas 1/160 memberi indikasi adanya


demam tifoid
04. PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
 Pemeriksaan hematologi untuk demam tifoid tidak spesifik.
 Leukopeni sering dijumpai namun bisa terjadi leukositosis pada
keadaan adanya penyulit misalnya perforasi.
 Trombositopenia dapat terjadi, namun bersifat reversibel.
 Anemia pada demam tifoid dapat disebabkan depresi sumsum tulang
dan perdarahan intra intestinal.
 Pada hitung jenis dapat ditemukan aneosinofilia dan limfositosis
relatif.
 Pada demam tifoid dapat terjadi hepatitis tifosa ditandai peningkatan
fungsi hati tanpa adanya penyebab hepatitis yang lain.
FATTY LIVER
DISEASE
Rahmi Arianti
(223307020055)
Definisi
Dikatakan sebagai perlemakan hati apabila
kandungan lemak dihati melebihi 5% dari
seluruh berat hati.
Patofisiologi
KRISIS
HIPERTENSI
Erin Christ Veronika Aprilia Lubis
(223307020036)
Tugas dr. Dewi Murni Sartika, Sp.PD

Roesma, Jose, dkk. 2016. Krisis Hipertensi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI.Jakarta: Interna Publishing; 2300-2301.
Jodi Sidharta Loekman (2016) Patogenesis dan Manajemen Hipertensi Emergensi.
KRISIS HIPERTENSI
• Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang
ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi dengan
kemungkinan akan timbulnya/ telah terjadi kelainan
target organ.
• Krisis hipertensi dapat dikategorikan sebagai hipertensi
darurat dan hipertensi mendesak.
Hipertensi Darurat (emergency hypertension)
• Suatu keadaan dimana diperlukan penurunan tekanan darah segera dalam 1 jam
dengan menggunakan obat antihipertensi parenteral untuk mengatasi kerusakan
target organ.
• Pada umumnya TD >220/140 mmHg yang disertai kerusakan/ancaman kerusakan
di bidang neurologi, jantung, mata ataupun ginjal.

Hipertensi Mendesak (urgency hypertension)

• Suatu keadaan yang ditandai naiknya tekanan darah (umumnya >180/110 mmHg)
secara mendadak tanpa disertai gejala yang berat/tanpa kerusakan target organ.
• Pada umumnya diperlukan waktu intervensi pengobatan dalam satuan jam sampai
dengan 1 hari dengan menggunakan obat antihipertensi oral.
Perbedaan
Penatalaksanaan Hipertensi Emergensi

Terapi
Farmakologi
Penatalaksanaan Hipertensi Emergensi

Terapi
Farmakologi
Penatalaksanaan Hipertensi Urgensi

Terapi
Farmakologi
Patofisiologi
Demam TB
Paru
Neka Cahayanda Putri
223307020052
Patofisiologi Demam Pada TB Paru

Mycobacterium
Demam tuberculosis

Respon Terhirup
menggigil lewat saluran
pernapasan

Menggeser set
point anterior dari Masuk ke
titik normal paru

Bakteri
Berdistribusi ke mencapai
hipotalamus alveoli Dapat
menurunkan
reaksi
Basil inflamasi
berdistribusi
prostaglandin
(bakterimia)
Kortisol dapat
Zat Merangsang menghambat sekresi
endogen IL-1 sitokin IL-1
pirogen
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai