“MALARIA”
Diagnosa Malaria
Manifestasi klinis malaria dapat bervariasi dari ringan sampai membahayakan jiwa.
Gejala utama demam sering di diagnosis dengan infeksi lain, seperti demam typhoid,
demam dengue, leptospirosis, chikungunya, dan infeksi saluran nafas. Adanya
thrombositopenia sering didiagnosis dengan leptospirosis, demam dengue atau typhoid.
Apabila ada demam dengan ikterik bahkan sering diintepretasikan dengan diagnosa
hepatitis dan leptospirosis. Penurunan kesadaran dengan demam sering juga didiagnosis
sebagai infeksi otak atau bahkan stroke.
Keluhan utama pada malaria adalah demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
Untuk mendapatkan kepastian diagnosis malaria harus dilakukan pemeriksaan sediaan darah.
Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan melalui cara berikut.
Pemeriksaan dengan mikroskop merupakan gold standard (standar baku) untuk diagnosis pasti malaria.
Pemeriksaan mikroskop dilakukan dengan membuat sediaan darah tebal dan tipis. Pemeriksaan
sediaan darah (SD) tebal dan tipis di rumah sakit/Puskesmas/lapangan untuk menentukan:
c) Kepadatan parasit:
Lanjutan Pemeriksaan dengan Mikroskop
1) Semi Kuantitatif
(-) = negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB/lapangan pandang besar)
a. Demam tifoid
Demam lebih dari 7 hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut (diare, obstipasi), lidah kotor, bradikardi relatif,
roseola, leukopenia, limfositosis relatif, aneosinofilia, uji serologi dan kultur.
b. Demam dengue
Demam tinggi terus menerus selama 2 - 7 hari, disertai keluhan sakit kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati, sering
muntah, uji torniquet positif, penurunan jumlah trombosit dan peninggian hemoglobin dan hematokrit pada
demam berdarah dengue, tes serologi (antigen dan antibodi).
c. Leptospirosis
Demam tinggi, nyeri kepala, mialgia, nyeri perut, mual, muntah, conjunctival injection (kemerahan pada konjungtiva
bola mata), dan nyeri betis yang mencolok. Pemeriksaan serologi Microscopic Agglutination Test (MAT) atau
tes serologi positif.
Pengobatan Malaria
A. Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi.
a. Lini Pertama
DHP + Primakuin
1. Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel
pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.
a. Lini Pertama
Artesunat + Amodiakuin dan
Primakuin