Anda di halaman 1dari 19

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT

MENULAR
“MALARIA“

DISUSUN OLEH :
Septi Widyastuti
6411418159
Kelas 3D
PENGERTIAN
• Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh
parasite Malaria (Plasmodium) bentuk aseksual yang
masuk ke dalam tubuh manusia yang ditularkan oleh
nyamuk malaria (Anopheles spp) betina. (WHO)

• Penyakit malaria adalah suatu jenis penyakit menular


yang disebabkan oleh agent tertentu yang infektif
dengan perantara suatu vector dan dapat disebarkan
dari suatu sumber infeksi kepada host. Penyakit malaria
termasuk salah satu penyakit menular yang dapat
menyerang semua orang, bahkan mengakibatkan
kematian terutama yang disebabkan oleh parasite
Plasmodium falciparum. (Depkes, 2003)
ETIOLOGI
Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam
penularan malaria yaitu parasit malaria (yang disebut
Plasmodium) dan nyamuk anopheles betina. Parasit
malaria memiliki siklus hidup yang kompleks, untuk
kelangsungan hidupnya parasit tersebut membutuhkan
host (tempatnya menumpang hidup) baik pada manusia
maupun nyamuk, yaitu nyamuk anopheles. Ada empat
jenis spesies parasit malaria di dunia yang dapat
menginfeksi sel darah merah manusia, yaitu :
• Plasmodium falciparum
• Plasmodium vivax
• Plasmodium malariae
• Plasmodium ovale
4 JENIS PARASIT MALARIA
a) Plasmodium falciparum
• Plasmodium ini merupakan penyebab malaria tropika, secara
klinikberat dan dapat menimbulkan komplikasi berupa
malaria celebraldan fatal. Masa inkubasi malaria tropika ini
sekitar 12 hari, dengangejala nyeri kepala, pegal linu, demam
tidak begitu nyata, sertakadang dapat menimbulkan gagal
ginjal.
b) Plasmodium vivax
• Penyebab Malaria Tertiana; memiliki distribusi geografis
terluas,mulai dari wilayah beriklim dingin, subtropik hingga
daerah tropik.Demam terjadi setiap 48 jam atau setiap
hari ketiga, pada siang atausore hari. Masa inkubasi
plasmodium vivax antara 12 sampai 17 haridan salah satu
gejala adalah pembengkakan limpa atau splenomegali.
LANJUTAN….
c) Plasmodium ovale
• Penyebab Malaria Ovale; masa inkubasi malaria
denganpenyebab plasmodium ovale adalah 12 sampai 17
hari,dengan gejala demam setiap 48 jam, relatif ringan dan
dapat sembuh sendiri.

d) Plasmodium malariae
• Merupakan penyebab malaria quartana yang memberikan
gejala demam setiap 72 jam. Malaria jenisini umumnya
terdapat pada daerah gunung dandataran rendah. Pada
daerah tropik, biasanyaberlangsung tanpa gejala dan
ditemukan secara tidaksengaja. Namun malaria jenis ini
sering mengalami kekambuhan.
EPIDEMIOLOGI MALARIA
 Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis
di daerah tropis maupun subtropis dan menyerang negara
dengan penduduk padat. Diperkirakan prevalensi malaria
di seluruh dunia berkisar antara 160-400 juta kasus.
 Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia, termasuk di Jawa Tengah, karena menyebabkan
tingginya angka kesakitan dan kematian serta sering
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Dari 35
kabupaten/kota di Jawa Tengah, terdapat 29
kabupaten/kota yang sudah masuk dalam fase
pemeliharaan eliminasi malarianon endemis malaria dan 6
kabupaten masuk dalam fase pembebasan yaitu
Purworejo, Banjarnegara, Kebumen, Banyumas, Cilacap
dan Purbalingga.
EPIDEMIOLOGI MALARIA DI JAWA
TENGAH
Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk
Angka kesakitan malaria (API = Annual Parasite incidence) di
Jawa Tengah pada tahun 2017 tercatat 0,03 per 1.000 penduduk,
sama dengan API tahun 2016. API tersebut sudah mencapai
target nasional yaitu kurang 1 per 1.000 penduduk.
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Data Program Malaria Provinsi Jawa Tengah 2017


PATOGENESIS & PATOLOGI
Patogenesis malaria lebih ditekankan pada terjadinya
peningkatan permeabilitas pembuluh darah dari pada
koagulasi intravaskular. Oleh karena skizogeni
menyebabkan kerusakan eritrosit. Akan terjadi anemia.
Beratnya anemia yang tidak sebanding dengan parasitemia
menunjukan adanya kelainan eritrosit selain yang
mengandung parasit. Faktor lain yang menyebabkan
terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi
terhadap eritrosit. Limfa membesar, mengalami
pembendungan dan pigmentasi sehingga mudah pecah.
Dalam limfa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan
sering terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi
maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi
hiperplasi dari retikulum disertai peningkatan makrofag.
MANIFESTASI KLINIS
a. Gejala malaria ringan (Malaria tanpa komplikasi)

• Menggigil (selama 15-60 menit)


• Demam (selama 2-6 jam)
• Berkeringat (selama 2-4 jam)
• Sakit kepala
• Nyeri otot
• Lesu dan lemas
• Mual
• Muntah
• Diare
LANJUTAN…
b. Gejala malaria berat (Malaria dengan komplikasi)
1. Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari
koma sampai penurunan kesadaran lebih ringan dengan
manifestasi seperti: mengigau, bicara salah, tidur terus, diam
saja, tingkah laku berubah)
2. Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa
duduk/berdiri)
3. Kejang-kejang
4. Panas sangat tinggi
5. Mata atau tubuh kuning
6. Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas
kulit berkurang, bibir kering, produksi air seni berkurang)
7. Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
8. Nafas cepat atau sesak nafas
DIAGNOSIS
• Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit
lainnya berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium. Untuk malaria berat diagnaosis
ditegakkan berdasarkan kriteria WHO ( lihat Bab IV).
• Untuk anak <5 tahun diagnosis menggunakan MTBS
namun pada daerah endemis rendah dan sedang
ditambahkan riwayat perjalanan ke daerah endemis dan
transfusi sebelumnya.
• Pada MTBS diperhatikan gejala demam dan atau pucat
untuk dilakukan pemeriksaan sediaan darah.
• Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan
pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopis atau uji
diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test=RDT).
DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Pada anamnesis sangat penting diperhatikan:
a. Keluhan : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
b. Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria.
c. Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.
d. Riwayat tinggal di daerah endemis malaria. Setiap penderita
dengan keluhan demam atau riwayat demam harus selalu
ditanyakan riwayat kunjungan ke daerah endemis malaria
B. Pemeriksaan fisik
e. Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C
f. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
g. Sklera ikterik
h. Pembesaran Limpa (splenomegali)
i. Pembesaran hati (hepatomegali)
DIAGNOSIS…
C. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di
Puskesmas/lapangan/ rumah sakit/laboratorium klinik untuk
menentukan:
a) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).
b) Spesies dan stadium plasmodium.
c) Kepadatan parasit.
b. Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic
Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit
malaria, dengan menggunakan metoda imunokromatografi.
Sebelum menggunakan RDT perlu dibaca petunjuk penggunaan
dan tanggal kadaluarsanya. Pemeriksaan dengan RDT tidak
digunakan untuk mengevaluasi pengobatan.
CARA PENULARAN
A. Penularan Secara Alamiah
• Penularan secara alamiah yaitu infeksi terjadi
melalui paparan gigitan nyamuk Anopheles
betina yang infektif.
• Sumber infeksi malaria pada manusia selalu
sangat dekat dengan seseorang, apakah sebagai
penderita malaria atau karier(pembawa).
CARA PENULARAN
B. Penularan Bukan Alamiah

1.Malaria bawaan(konginetal)
Merupakan malaria pada bayi yang baru lahir, yang disebabkan
ibunya menderita malaria. Penularan ini diakibatkan adanya
kelainan pada sawar plasenta (selaput yang menghalangi
plasenta), sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada
janinnya. Selain melalui plasenta, penularan juga bisa melalui tali
pusat.
2.Penularan secara mekanik
Penularan secara mekanik terjadi melalui transfusi darah atau
jarum suntik. Infeksi malaria melalui tranfusi darah menghasilkan
siklus eritrositer karena tidak melalui sporozoit (siklushati)
sehingga dapat dengan mudah diobati.
PENGOBATAN
 Ada beberapa jenis tanaman yang dapat
digunakan dalam pengobatan penyakit
malaria: Sambiloto, Pulai, Johar, Brotowali.
PENGOBATAN
Untuk mengobati malaria dengan penularan parasit Plasmodim
falciparum, WHO menyarankan untuk diberikan kombinasi obat
melalui terapi yang disebut artemish-based-combination therapies
(ACT), seperti kombinasi artesunate dengan mefloquine,
kombinasi artemether dengan lumefantrine, atau kombinasi
artesunate dengan sulfadoxine dan pyrimethamine.
Obat-obat yang sering di gunakan:
• Malarone
• Klorokuin
• Doxycycline
• Mefloquine
• Primakuin
• Sulfadoksin + Pirimetamin
• Obat penunjang: Vitamin B Complex, Vitamin C dan SF (Sulfas
Ferrosus).
PENCEGAHAN
1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih
baik lagi dengan kelambu berinsektisida.
2. Menggunakan losion anti-nyamuk yang mengandung DEET
atau atau diethyltoluamide,
3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot
maupun lainnya.
4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
5. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan
memberantas sarang nyamuk dengan pengasapan / fogging
6. Membunuh jentik nyamuk dengan memberikan obat anti
larva (bubuk abate)
7. Menutup tempat penampungan air yang memungkinkan
nyamuk untuk berkembang biak,
8. Mengubur barang bekas,
 

Anda mungkin juga menyukai