Anda di halaman 1dari 15

MALARIA PADA ANAK

INDIYATI JANUAR TRISNAWAN


20360250

Pembimbing :
dr. Syarifah Mahlisa Soraya, Sp.A
Definisi

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria


(Plasmodium) yang masuk ke dalam tubuh manusia yang ditularkan oleh
nyamuk malaria (Anopheles spp) betina.
Epidemiologi
Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis maupun
subtropis dan menyerang negara penduduk padat. Di Indonesia, malaria tersebar
di seluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda-beda dapat berjangkit
di daerah dengan ketinggian 1800 meter di atas permukaan laut.
Anak-anak pada semua umur yang hidup di daerah non endemis malaria
kemungkinan sama besarnya untuk terkena malaria. Di daerah endemis, anak
yang berusia <5 tahun seringkali mengalami malaria berulang. Sisanya
mendapatkan imunitas parsial. Pada anak yang lebih dewasa seringkali terjadi
parasitemia yang asimtomatik. Kebanyakan kematian yang disebabkan oleh
malaria terjadi pada anak-anak yang berusia <5 tahun.
Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium. Pada manusia
Plasmodium terdiri dari 4 spesies, yaitu :
- Plasmodium falciparum (tropika)
- Plasmodium vivax (tertiana)
- Plasmodium malariae (kuartana)
- Plasmodium ovale (ovale)

Penyakit ini jarang ditemui pada bulan-bulan pertama kehidupan, tetapi pada
anak-anak yang berumur beberapa tahun dapat terjadi serangan malaria tropika
yang berat bahkan tertiana dan kuartana dan dapat menyebabkan kematian
terutama pada anak dengan gangguan gizi.
Malaria dapat ditularkan melalui dua cara yaitu cara alamiah dan bukan alamiah

1) Penularan secara alamiah, melalui gigitan nyamuk Anopheles

2) Penularan bukan alamiah, dapat dibagi menurut cara penularannya, yaitu :

- Malaria bawaan (kongenital), disebabkan adanya kelainan sawar darah plasenta sehingga
tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada bayi yang dikandungnya.

- Penularan secara mekanik terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik
Patogensis
Nyamuk yang terinfeksi plasmodium -> menggigit manusia -> Sporozoit -> Schizont -> Merozoit -> Sel hati
akan pecah -> Merozoit keluar dari sel hati -> merozoit dapat masuk dan tumbuh lagi dalam sel hati baru

Merozoit akan masuk dalam aliran darah -> siklus eritrosit -> trophozoit muda (bentuk cincin) -> trophozoit
tua -> schizont dengan merozoit -> schizont pecah -> merozoit memasuki eritrosit baru -> makrogametosit dan
mikrogametosit bila eritrosit yang mengandung gametosit dihisap nyamuk -> dalam lambung nyamuk ->
makrogametosi membentuk zigot yang disebut ookinet -> Ookinet menembus dinding lambung nyamuk ->
ookista -> sporozoit -> dilepaskan pada waktu nyamuk menghisap darah manusia -> terpapar malaria
Manifestasi Klinis
Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasien non-imun terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval
tertentu (paroksisme), yang diselingi oleh suatu periode (periode laten) bebas demam. Sebelum demam pasien biasanya
merasa lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan, mual atau muntah. Periode paroksisme biasanya terdiri dari 3 stadium yang
berurutan yakni Stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot stage), dan stadium berkeringat (sweating stage).

1) Malaria Tanpa Komplikasi


Pada daerah hiper atau holoendemik, kontrol malaria tidak efektif sehingga serangan malaria akut sering terjadi pada anak
usia 6 bulan sampai 5 tahun, secara bertahap menginduksi imunitas secara aktif. Anak pada mulanya menjadi letargik,
mengantuk atau gelisah, anoreksia pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala dan mual. Demam selalu dijumpai tetapi
bervariasi. Muntah, nyeri perut dan diare agak jarang dijumpai. Pembesaran hati sering dijumpai pada anak.
2) Malaria Berat

Malaria berat adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum stadium aseksual. Malaria dengan disertai satu atau lebih kelainan seperti tertera di bawah
ini merupakan malaria berat, antara lain :

a. Malaria Serebral

b. Anemia

c. Dehidrasi, Asidosis Metabolik dan Gangguan Elektrolit

d. Hipoglikemia Berat

e. Gagal Ginjal

f. Edema Paru Akut

g. Kegagalan Sirkulasi (Algid Malaria)

h. Kecenderungan Terjadi Perdarahan

i. Hiperpireksia

j. Hemoglobinuria

k. Ikterus (Bilirubin >3mg%)

l. Hiperparasitemia
Penegakan Diagnosis
Pada anamnesa didapatkan adanya riwayat perjalan atau imigrasi dari daerah endemis malaria. Bahkan hanya beberapa jam
saja berada di airport dari suatu daerah endemis malaria akan berpengaruh signifikan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu yang sangat tinggi pada hari pertama. Temperatur yang berkisar di 40 derajar C
atau lebih seringkali didapatkan. Demam seringkali terus menurus dan ireguler. Hepar sering teraba.
Pemeriksaan hapusan darah tepi tipis dengan pewarnaan giemsa dan tetes tebal merupakan metode yang baik untuk
diagnosis malaria.
Tes serologis yang digunakan untuk diagnosis malaria adalah IFA (inderect fluorescence antibody test), IHA (inderect
hemaglutination test), dan ELISA (enzyme linked immunosorbence assay).
Teknik diagnostik lainnya adalah pemeriksaan QBC (quantitative buffy coat), dengan menggunakan tabung kapiler dan
pulasan jingga akridin kemudian diperiksa di bawah mikroskop fluoresens.
Diagnosis Banding
Kondisi-kondisi yang bisa dipertimbangkan menjadi diagnosis banding dari malaria antara lain :
1) Kolangitis asendens
2) Enchephalitis
3) Hepatitis
4) Pneumonia
5) Faringitis
6) Tonsilitis
7) Demam Thyphoid
8) Sinusitis
9) Tetanus
10) Giardiasis
11) Meningitis aseptik
12) Meningitis bakterial
13) Otitis media
14) Yellow fever
Penatalaksanaan
Pengobatan malaria dibagi atas malaria ringan (tanpa komplikasi) dan malaria berat (disertai komplikasi)

1. Malaria ringan tanpa komplikasi


Komisi Ahli Malaria (KOMLI) menganjurkan strategi baru pengobatan malaria pada daerah-daerah tersebut dan sesuai dengan
rekomendasi WHO untuk secara global menggunakan obat artemisinin yang dikombinasi dengan bobat lain. Pengobatan tersebut dikenal
sebagai Artemisinin based Combination Therapy (ACT).
Derivat artemisinin :
a. Artesunat -> Tablet : 50mg. Dosis 2mg/kgBB sekali sehari selama 5 hari, Suntikan im/iv : 60mg/ampul. Dosis 1,2mg/kgBB sekali sehari
selama 5 hari.
b. Artemether -> Tablet : 40mg. Dosis 2mg/kgBB sekali sehari selama 6 hari, Suntikan : 80mg/ampul. Dosis 1,6mg/kgBB sekali sehari
selama 6 hari.
c. Dehidroartemisinin -> Tablet : 20mg / 60mg / 80mg. Dosis 2mg/kgBB sekali sehari selama 4 hari.
d. Artheeter -> Suntikan 150mg/ampul, dalam bentuk beta artheether (artenotil). Dosis pertama 4,8mg/kgBB, 6 jam kemudian
1,6mg/kgBB, selanjutnya 1,6mg/kgBB tiap hari selama 4 hari.

Obat kombinasi yang saat ini tersedia di Indonesia yaitu kombinasi artesunat+amodiakuin dengan nama dagang Arttesdiaquine atau
Artesumoon.
2) Penatalaksanaan Malaria Berat
Pemberian obat anti malaria pada malaria berat berbeda dengan malaria biasa karena pada malria berat diperlukan daya
membunuh enetic secara cepat dan bertahan cukup lama di dalam darah untuk segera menurunkan derajat parasitemia. Oleh
karenanya dipilih pemakaian obat secara suntikan (IV/per infus, IM yang berefek cepat dan masih enetic untuk membunuh
enetic malaria).
a. KIna (kina Hcl/kinin antipiria)
Kina merupakan obat anti malaria yang sangat efektif untuk semua jenis Plasmodium dan efektif sebagai skizontozid maupun
gametosid. Cara pemberian kina dihidroklorida melalui infus, dosis 10mg/kgBB/kali dilarutkan dalam 100-200 ml infus garam
fisiologis atau cairan 2a atau dextrose 5% dan diberikan selama 4 jam, 3 hari sekali selama pasien belum sadar (maksimal 3
hari), tetapi apabila pasien sadar (meskipun belum 3 hari) kina dilanjutkan per oral hingga total IV + oral selama 7 hari.
b. Kinidin
Kinidin diberikan bila tidak tersedia kina, dengan cara pemberian sama dengan kina tetapi dosisnya adalah 7,5mg
basa/kgBB/kali.
c. Derivat artemisinin
Derivat artemisinin merupakan obat baru dengan efektifitas tinggi terhadap strain malaria yang multiresisten terhadap obat
malaria.
- Artesunat
Artesunat diberikan iv atau im dengan dosis 2,4 mg/kgBB/Kali selam 3 hari
- Artemeter
Artemeter dalam larutan minyak diberi im, dosis 1,6 mg/kgBB sekali sehari selama 6 hari.
Prognosis
Malaria tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, Plasmodium
malariae, dan Plamodium ovale memiliki prognosis yang baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai