Anda di halaman 1dari 18

Malaria Serebral

Malaria serebral adalah suatu


ensefalopati memenuhi 3 kriteria
yaitu
 koma yang tidak dapat dibangunkan
 koma yang menetap >30 menit
setelah kejang
 adanya P. Falsiparum yang dapat
ditunjukkan
 dan penyebab lain dari ensefalopati
akut telah disingkirkan.
Fakta tentang Malaria
 Malaria adalah penyakit yang
mengancam jiwa yang disebabkan oleh
parasit yang ditularkan ke manusia
melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
 Pada tahun 2010, malaria diperkirakan
menyebabkan 655.000 kematian,
terutama di kalangan anak-anak Afrika.
 Malaria dapat dicegah dan disembuhkan.
 Peningkatan pencegahan malaria dan
tindakan pengendalian mengurangi
beban malaria di banyak tempat.
 Wisatawan dari daerah bebas malaria
sangat rentan terhadap penyakit ketika
mereka terinfeksi.
Fakta tentang Malaria
 Laporan WHO 2011  216 juta
kasus malaria
 Asia Tenggara  27 juta
 Indonesia  15 juta
 Tingkat kematian Malaria telah
turun lebih dari 25% secara global
sejak tahun 2000, dan sebesar 33%
di wilayah Afrika.
 Afrika  seorang anak meninggal
setiap menit akibat malaria!
Fakta tentang Malaria
 Ada empat spesies parasit yang menyebabkan malaria
pada manusia:
◦ Plasmodium falciparum
◦ Plasmodium vivax
◦ Plasmodium malariae
◦ Plasmodium ovale.
 Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax adalah
yang paling umum. Plasmodium falciparum adalah yang
paling mematikan.

 Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa kasus


manusia malaria juga terjadi dengan Plasmodium
knowlesi - spesies yang menyebabkan malaria pada
monyet dan terjadi di kawasan hutan tertentu Asia
Tenggara.
Transmisi
 Malaria ditularkan secara eksklusif melalui gigitan
nyamuk Anopheles.
 Intensitas transmisi tergantung pada faktor-faktor
yang berhubungan dengan
◦ Parasit
◦ Vektor,
◦ Host (manusia), dan
◦ Lingkungan.

 20 spesies Anopheles  di Afrika vektor berumur


panjang dan kuat gigitannya

 Penularan juga tergantung pada kondisi iklim yang


dapat mempengaruhi jumlah dan kelangsungan hidup
nyamuk, seperti pola curah hujan, suhu dan
kelembaban.  musim hujan!.
Siapa yang berisiko
tinggi?
 50% populasi dunia berada pada risiko malaria.
1. Risiko tinggi : Afrika, Sub Sahara, Papua Nugini,
Solomon, Vanuatu
2. Risiko Sedang : Haiti, India, Subkontinental
3. Risiko Rendah : Asia Tenggara, AmerikaLatin
Tahun 2010  99 negara memiliki wilayah transmisi
malaria

 Kelompok populasi risiko tinggi


1. Anak-anak muda di daerah endemis tanpa kekebalan
protektif
2. Ibu hamil non imun Malaria  abortus & kematian ibu
3. Ibu hamil terinfeksi HIV
4. Orang dengan HIV / AIDS;
5. Wisatawan internasional dari daerah non-endemik
karena mereka kurang kekebalan
Mengapa Indonesia Endemi
Malaria?
1. Resistensi plasmodium terhadap
obat
2. Resistensi Anopheles terhadap
insektisida
3. Mobilitas populasi
4. Sumberdaya
5. Kebijakan publik
6. Partisipasi masyarakat
Resistensi Obat Anti
Malaria
 ResistensiP. falciparum terhadap Klorokuin dan
Sulfadoksin-Pirimetamin (SP) menyebar luas di tahun
1970-an dan 1980-an, merusak upaya pengendalian
malaria.

 Resistensi
terhadap Artemisinin dilaporkan di
perbatasan Kamboja-Thailand, Myanmar dan Viet
Nam.  akibat penggunaan Artemisinin oral sebagai
monoterapi,

 Resistensiterhadap Artemisinin  tidak ada obat


antimalaria alternatif!

 WHO merekomendasikan pemantauan rutin resistensi


obat antimalaria  Global Planning Artemisinin
Resistance Containment (GPARC), pada tahun 2011.
Diagnosis
LABORATORIUM
a. Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan sediaan darah tebal dan hapusan darah tipis dapat ditemukan
parasit plasmodium. Pemeriksaan ini dapat menghitung jumlah parasit
dan identifikasi jenis parasit. Bila hasil Θ, diulangi tiap 6-12 jam.
b. QBC ( semi quantitative buffy coat)
Prinsip dasar: tes fluoresensi yaitu adanya protein plasmodium yang dapat
mengikat acridine orange akan mengidentifikasikan eritrosit terinfeksi
plasmodium. Tes QBC adalah cepat tapi tidak dapat membedakan jenis
plasmodium dan hitung parasit.
c. Rapid Manual Test
Cara mendeteksi antigen P. Falsiparum dengan menggunakan dipstick.
Hasilnya segera diketahui dalam 10 menit. Sensitifitasnya 73,3 % dan
spesifutasnya 82,5 %.
d. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik
parasit plasmodium dalam darah. Amat efektif untuk mendeteksi jenis
plasmodium penderita walaupun parasitemia rendah.
Diagnosis Malaria Serebral
1. Penderita berasal dari daerah endemis atau
berada di daerah endemis
2. Demam atau riwayat demam yang tinggi
3. Adanya manifestasi serebral berupa
penurunan kesadaran dengan atau tanpa
gejala neurologis lain, sedangkan
kemungkinan penyebab lain telah
disingkirkan.
4. Ditemukan parasit malaria dalam sediaan
darah tepi
5. Tidak ditemukan kelainan cairan
serebrospinal yang berarti
Prevensi Primer Malaria
Pencegahan paparan Anopheles :
1. Ruang tertutup
2. Aktivitas outdoor (-)
3. Krim anti nyamuk per 3 - 4 jam
4. Semprotan permenthrin pd sprei &
kelambu
5. Pakaian lengan panjang
6. Insektisida
7. Kipas angin
8. PSN
9. Antimalaria profilaksis
Vaksin Anti Malaria
Saat ini tidak ada vaksin berlisensi
terhadap malaria atau parasit
manusia lainnya.
Penelitian vaksin untuk P.
Falciparum,  RTS, S/AS01,yang
paling maju  Uji klinis di 7 negara
di Afrika  Hasil dalam 3 tahap
direview WHO  Hasil akhir tahun
2014: apakah vaksin dapat
digunakan dalam pengendalian
malaria tahun 2015.
Prevensi Sekunder Malaria
Serebral
 Pertahankan fungsi vital: sirkulasi, kebutuhan
oksigen, cairan dan nutrisi
 Hindarkan trauma: dekubitus, jatuh dari tempat tidur
 Hati-hati komplikasi: kateterisasi, defekasi, edema
paru karena overhidrasi
 Monitoring: temperatur, nadi, tensi, dan respirasi
tiap ½ jam
 Perhatikan timbulnya ikterus dan perdarahan.
 Monitoring: ukuran dan reaksi pupil, kejang dan
tonus otot.
 Baringkan/posisi tidur sesuai dengan kebutuhan
 Pertahankan sirkulasi: bila hipotensi lakukan posisi
trendelenburg, perhatikan warna dan temperatur kulit
Prevensi Sekunder Malaria
Serebral
 Cegah hiperpireksi
 Pemberian cairan: oral, sonde, infus, maksimal
1500 ml bila tidak ada dehidrasi
 Diet: porsi kecil dan sering, cukup kalori,
karbihidrat dan garam
 Perhatikan kebersihan mulut
 Perhatikan diuresis dan defekasi, aseptik
kateterisasi
 Kebersihan kulit: mandikan tiap hari dan keringkan
 Perawatan mata: hindarkan trauma, tutup dengan
kain/ gaas lembab
 Perawatan anak: hati-hati aspirasi, hisap lendir
sesering mungkin, letakkan posisi kepala sedikit
rendah, posisi dirubah cukup sering dan
pemberian cairan dan obat harus hati-hati.
Prevensi Sekunder Malaria
Serebral
Pemberian obat anti malaria
1. Kina (Kina HCl)
Merupakan obat anti malaria yang sangat efektif untuk semua
jenisplasmodium dan efektif
sebagai Schizontocidal maupun Gametocydal. Dipilih sebagai
obat utama untuk malaria berat karena masih berefek kuat
terhadap P. falsiparum yang resisten terhadap klorokuin,
dapat diberikan cepat (i.v) dan cukup aman.
2. Kinidin
Bila kina tidak tersedia maka isomernya yaitu kinidin cukup
aman dan efektif sebagai anti malaria.
3. Klorokuin
Klorokuin masih merupakan OAM yang efektif terhadap P.
Falsiparum yang sensitif terhadap klorokuin. Keuntungan
tidak menyebabkan hipoglikemi dan tidak mengganggu
kehamilan.
4. Injeksi kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin (Fansidar)
5. Derivat Artemisinin; merupakan obat baru yang memberikan
efektifitas yang tinggi terhadap strain yang multi resisten.
Prevensi Tersier Malaria
Serebral
Penanganan Komplikasi
1. Kejang  Diazepam, Paradelhid, Klormetiazol,
Fenitoin, atau Fenobarbital
2. Hipoglikemi;  Dekstrose, Glukosa, Obat penekan
produksi insulin seperti diazoxide, glukagon atau
analog somatostatin.
3. Hiperpireksi; pendinginan fisik: kipas angin,
kompres air/es, selimut dingin dan perwawatan di
ruangan yang sejuk & pemberian anti piretik:
Parasetamol atau Aspirin
4. Anemi  transfusi whole blood atau packed cells.
5. Gangguan Fungsi Ginjal  mencegah iskemi ginjal
dengan mengatur keseimbangan elektrolit.
6. Hiperparasitemia  Exchange
transfusion (transfusi ganti) terutama pada
penderita parasitemia berat.
Dampak Sosial Ekonomi
Malaria
 Malaria  terkait dengan kemiskinan,
penyebab kemiskinan dan kendala utama untuk
pembangunan ekonomi
 Kemiskinan adalah sebab dan akibat malaria
 kemiskinan  tidak memiliki kapasitas
keuangan untuk mencegah atau mengobati
penyakit.
 Dampak ekonomi  biaya perawatan
kesehatan, hari kerja hilang karena sakit, hari
hilang dalam pendidikan, produktivitas
menurun karena kerusakan otak akibat malaria
serebral, dan kehilangan investasi dan
pariwisata.
Dampak Sosial Ekonomi
Malaria
 Negara dengan beban malaria yang berat ,
40% dari pengeluaran kesehatan
masyarakat, 30-50% dari penerimaan ke
rumah sakit, dan 50% dari kunjungan rawat
jalan.
 Kemampuan kognitif terganggu  Studi
membandingkan fungsi kognitif sebelum dan
sesudah pengobatan untuk penyakit malaria
akut menunjukkan gangguan signifikan
kemampuan kognitif bahkan setelah
pemulihan

Anda mungkin juga menyukai