Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS SPASIAL DISTRIBUSI KASUS MALARIA DI KOTA PADANG TAHUN 2012

TUGAS AKHIR Diajukan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Geografis sebagai pemenuhan syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sistim Informasi

Oleh :

Alfita Dewi

1010331006

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS 2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan atau penyakit dari genus plasreodium yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria berasal dari bahasa Italia yaitu mal (buruk) dan area (udara). Atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa- rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura, dan paludisme. Malaria ditemukan hampir diseluruh dunia, terutama di negara- negara yang beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 milyar atau 41 % dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun kasusnya bertambah sekitar 300 500 juta kasus dan mengakibatkan 1,5 - 2,7 kematian, terutama di negara-negara bawah aftika. Di Indonesia penyakit ini ditemukan tersebar diseluruh kepulauan. B. Tujuan penulisan 1. Untuk mengetahui penyebab kasus malaria berdasarkan orang, tempat, waktu 2. Melihat persebaran kasus malaria yang terbanyak di kota Padang 3. Menganalisis apa yang menjadi faktor penyebab Malaria terbanyak di daerah tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Malaria juga merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui air liur. Malaria besifat endemik di lingkungan tropis dan subtropis, penyakit ini bersifat akut dan dapat menjadi kronik disertai serangan berulang-ulang yang menyebabkan kelemahan. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama seperti, demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme . B. Faktor Penyebab Malaria Kemapuan bertahannya penyakit malaria di suatu daerah ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : 1. Parasit malaria Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria yaitu suatu protozoa. Darah yang termasuk genus plasmodium yang dibawa oleh nyamuk anopeleas. Ada 4 macam spesies penyebab malria yaitu : Plasmodium vivax Plasmodium Palciparum Plasmodium malariae Plasmodium ovale

a. Plesmodium vivax menyebabkan malaria vivax atau tertiana b. Plasmodium Palciparum menyebabkan malaria palciparum atau tropika. c. Plasmodium malaria menyebabkan malariae atau quastana d. Plasmodium ovale menyebabkan malariae ovale 2. Nyamuk anopheles Penyakit malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk anopheles betina. Diseluruh dunia terdapat sekitar 2000 speasis anopheles dan 60 diantaranya

diketahui sebagai penular malaria. Di Indonesia ada sektar 80 jenis anophelas, 24 spesies diantaranya telah terbukti penular malaria. Sifat masing-masing spesies berbeda tergantung berbagi faktor seperti penyebaran geografis, iklim dan tempat perindukannya. Semua nyamuk malaria hidup sesuai kondisi ekologi setempat seperti nyamuk malaria yang hidup di air payau (anopheles sundaicus dan anopeles subpictus), di sawah (anopheles aconitus) ataua air bersih di pegunungan (anopheles maculatus). Nyamuk anopheles hidup di dearah iklim tropis dan subtropis, tapi juga bisa hidup didaerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang ditemukan pada daerah dengan ketinggian lebih dari 2000 2500 meter. Tempat perindukannya bervariasi dan dapat dibagi menjadi 3 kawasan, yaitu pantai, pedalaman, dan kaki gunung. Biasanya nyamuk anopheles betina menggigit manusia pada malam hari atau sejak senja hingga subuh. Jarak terbangnya tidak lebih dari 0,5 3 km dari tempat perindukannya. 3. Manusia yang rentan terhadap infeksi malaria Penduduk disuatu daerah endemis malaria ada yang mudah dan ada yang sukar terinfeksi malaria meskipun gejala klinisnya ringan. Perpindahan penduduk dari satu daerah endemis malaria hingga kini masih menimbulkan masalah. Sejak dulu telah diketahui bahwa wabah penyakit ini sering terjadi dimana-mana seperti di daerah pemukiman baru yaitu daerah perkebunan dan transmigrasi. Hal ini terjadi karena pekerja yang datang dari daerah lain belum mempunyai kekebalan sehingga rentan terinfeksi. 4. Lingkungan Keadaan lingkungan berpengaruh besar terhadap ada tidaknya malaria di suatu daerah. Adanya danau air payau, genangan air di hutan, persawahan, tambak ikan, bembukaan hutan, dan pertambangan disuatu daerah akan meningkatkan kemungkinan tumbuhnya penyakit malaria karena tempat- tempat tersebut merupakan tempat perindukan nyamuk malaria. 5. Iklim Suhu dan curah hujan disuatu daerah berperan penting dalam penularan penyakit malaria. Biasanya, penularan malaria pada musim hujan dibandingkan kemarau. Air hujan yang menimbulkan genangan air, merupakan tempat yang ideal untuk perindukan
4

nyamuk malaria. Dengan bertambahnya perindukan, populasi nyamuk malaria juga bertambah sehingga bertambah pula penularanya. C. Gejala gejala Malaria Gejalagejala penyakit malaria dipengaruhi oleh daya pertahanan tubuh penderita, jenis plasmodium malaria serta jumlah parasit yang menginfeksinya. Gambaran khas dari penyakit malaria adalah adanya demam, pembesaran limpah, dan anemia. 1. Demam. Biasanya timbul demam, penderita malaria akan mengeluh lesu, sakit kepala, nyeri pada tulang dan otot. Kurang nafsu makan, rasa tidak enak pada perut, diare ringan kadang-kadang merasa dingin dipunggung. 2. Pembesaran limfa. Pembesaran limpa merupakan gejala khas pada malaria kronis atau manahun. Limpa menjadi bengkak dan terasa nyeri. Limpa membengkak akibat penyumbatan oleh sel-sel darah merah yang mengandung parasit malaria. Lama-lama konsisten limpah menjadi keras karena jaringan ikat pada limpa semakin bertambah. Dengan pengobatan yang baik limpa berangsur normal kembali. 3. Anemia Pada penyakit malaria penyakit anemia atau penurunan kadar homoglobin darah sampai dibawah nilai normal disebabkan penghancuran sel darah merah yang berlebihan oleh parasit malaria. Selain itu, anemia timbul akibat gangguan pembentukan sel darah merah di sum-sum tulang. Gejala anemia berupa badan yang terasa lemas, pusing, pucat, penglihatan kabur, jantung berdebar-debar, dan kurang nafsu makan. Diagnosis anemia ditentukan dengan pemeriksaan kadar homoglobin darah. D. Pencegahan Malaria Di Indonesia usaha pembasmian penyakit malaria belum mencapai hasil yang optimal karena beberapa hambatan yaitu tempat perindukan nyamuk malaria yang tersebar luas, jumlah penderita yang sangat banyak, serta keterbatasan SDM, infrastruktur dan biaya.

Oleh karena itu usaha yang paling mungkin dilakukan adalah usaha pencegahan dan pemberantasan malaria parasit seperti : 1. Menghindari gigitan nyamuk malaria Di daerah yang jumlah penderitanya sangat banyak. Tindakan untuk menghindari gigitan nyamuk malaria sangat penting. Di daerah pedesaan dan pinggiran kota yang banyak sawah, rawa- awa atau tambak ikan disarankan untuk memakai baju lengan panjang dan celana panjang pada saat keuar rumah terutama pada malam hari. Biasanya nyamuk malaria menggigit pada malah hari. Sebaiknya mereka yang tinggal di daerah endemis malaria memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi rumah serta menggunakan kelambu saat tidur. Masyarakat juga dapat mencegah dengan menggunakan anti nyamuk pada malam hari untuk mencegah gigitan nyamuk malaria. 2. Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa dapat dilakukan tindakan seperti : a. Penyemprotan nyamuk Sebaiknya penyemprotan rumah-rumah di daerah endemis malaria dengan insektisida dilaksanakan 2 kali setahun dengan interval waktu 6 bulan. b. Larvaciding Larvaciding merupakan kegiatan penyemprotan rawa- rawa yang potensial sebagai tempat perindukan nyamuk malaria. c. Biologikal kontrol Bologikal kontrol kegiatan penebaran ikan kepala timah dan ikan guppy. genangan air yang mengalir dan persawahan. ikan-ikan tersebut berfungsi sebagai pemangsa jentik-jentik nyamuk malaria. 3. Mengurangi tempat perindukan malaria. Tempat perindukan nyamuk malaria bermacam-macam tergantung spesies nyamuknya. Ada nyamuk malaria yang hidup di kawasan pantai, rawa-rawa, empang, sawah, tambak ikan, atau hidup di air bersih pegunungan. Di daerah endemis malaria yaitu daerah yang langganan terjangkit penyakit malaria, masyarakat perlu menjaga kebersihan ligkungan. Tambak ikan yang kurang dipelihara harus dibersihkan, parit-parit disepamjang pantai bekas galian yang terisi air
6

payau harus ditutup, bekas roda yang tergenang air atau bekas jejak kaki hewan pada tanah berlumpur yang berair harus segara ditutup atau mengurangi tempat perkembang biakan larva nyamuk malaria. 4. Pemberian obat pencegah malaria Pemberian obat pencegah malaria bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi serta timbulnya gejala-gejala penyakit malaria. Orang yang akan bepergian di daerah endemis harus minum obat anti malaria sekurang-kurangnya seminggu sebelum bepergian sampai 4 minggu setelah orang tersebut meninggalkan daerah endemis malaria.

5. Pemberian vaksin malaria Pemberian vaksin malaria merupakan tindakan yang diharapkan dapat membantu mencegah infeksi malaria sehingga dapat menurunkan angka kematian akibat infeksi malaria. Saat ini usaha untuk menemukan vaksin malaria yang baik dan efektif masih berjalan dan dalam tahap penelitian. Diharapkan dalam waktu tidak lama akan tercipta vaksin malaria yang mampu melawan infeksi parasit malaria.

BAB III ANALISIS SPASIAL

A. Distribusi Kejadian Malaria Pada analisis ini, dari jumlah sampel sebanyak 25 orang penderita malaria, diperoleh bahwa 84% penderita berada pada lokasi yang berdekatan yakni terdapat pada kecamatan nanggalo. Seperti yang tergambar dalam gambar berikut :

NANGGA

(a)

Gambar 1. Peta Persebaran Kasus Malaria di Kecamatan Nanggalo Berdasarkan peta diatas, dapat dilihat persebaran kasus malaria yang tersebar banyak adalah pada daerah kecamatan Nanggalo. Penyakit malaria merupakan penyakit menular berbasis vector yang berkaitan erat dengan keadaan lingkungan. Berdasarkan peta diatas dapat terlihat adanya aliran sungai didekat
8

persebaran kasus yang dominan. Dari keseluruhan kasus malaria tersebut, wilayah nya merupakan daerah yang dialiri oleh sungai rokan kanan. Aliran sungai rokan kanan melalui kecamatan bangu purba, rambah, rambah hilir, dan kepenuhan yang merupakan daerah distribusi kasus malaria. Keberadaan sungai sungai berdekatan erat dengan pemukiman penduduk yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan nyamuk anopheles

B. Keadaan Demografis Kecamatan Nanggalo 1. Berdasarkan Laporan tahunan kota Padang tahun 2011: 2. Kecamatan nanggalo mempunyai penduduk berjumlah 57.905 Jiwa. 3. Kecamatan Nanggalo tidak mempunyai POSKELKEL dan dokter, namun hanya mempunyai Bidan 3 orang, dan Kader 6 orang. 4. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Jumlah rumah tangga yang berperilaku hidup sehat dan bersih yaitu sekitar 9,68% 5. Penduduk yang menggunakan dalam berobat sebanyak 10.436 6. Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syarat 68,7% Berdasarkan data diatas, diketahui kecamatan nanggalo belum memenuhi kriteria Sehat. Sedangkan, nyamuk anopheles yang menyebabkan terjadinya malaria, sangat menyukai tempattempat lembab, kumuh, daerah perindukan seperti rawa-rawa. C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan kasus Malaria di kecamatan Nanggalo, Padang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit malaria antara lain : 1. Faktor Lingkungan a. Kondisi fisik rumah Rumah adalah struktur fisik, orang menggunakan untuk tempat berlindung yang dilengkapi beberapa fasilitas yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani baik untuk keluarga maupun individu. Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping pangan dan sandang, agar rumah dapat berfungsi sebagai tempat tinggal yang baik diperlukan beberapa persyaratan. Rumah sehat harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain : 1) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan fisik dasar dari penghuninya. Hal-hal yang perlu diperhatikan di sini ialah :
9

a) Rumah tersebut harus terjamin penerangannya yang dibedakan atas cahaya matahari dan lampu. b) Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna, sehingga aliran udara segar dapat terpelihara. c) Rumah tersebut dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan suhu lingkungan.

2) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan kejiwaan dasar dari penghuninya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a) Terjamin berlangsungnya hubungan yang serasi antara anggota keluarga yang tinggal bersama. b) Menyediakan sarana yang memungkinkan dalam pelaksanaan pekerjaan rumah tangga tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

3) Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari penularan penyakit atau berhubungan dengan zat-zat yang membahayakan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a) Rumah yang di dalamnya tersedia air bersih yang cukup. b) Ada tempat pembuangan sampah dan tinja yang baik. c) Terlindung dari pengotoran terhadap makanan. d) Tidak menjadi tempat bersarang binatang melata ataupun penyebab penyakit lainnya.

10

4) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a) Rumah yang kokoh. b) Terhindar dari bahaya kebakaran. c) Alat-alat listrik yang terlindungi. Kondisi fisik rumah berkaitan sekali dengan kejadian malaria, terutama yang berkaitan dengan mudah atau tidaknya nyamuk masuk ke dalam rumah adalah ventilasi yang tidak di pasang kawat kasa dapat mempermudah nyamuk masuk kedalam rumah. Langit-langit atau pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap yang terbuat dari kayu, internit maupun anyaman bambu halus sebagai penghalang masuknya nyamuk kedalam rumah dilihat dari ada tidaknya langit-langit pada semua atau sebagian ruangan rumah. Kualitas dinding yang tidak rapat jika dinding rumah terbuat dari anyaman bambu kasar ataupun kayu/papan yang terdapat lubang lebih dari 1,5 mm akan mempermudah nyamuk masuk ke dalam rumah . b. Lingkungan rumah Lingkungan fisik yang diperhatikan dalam kejadian malaria adalah jarak rumah dari tempat istirahat dan tempat perindukan yang disenangi nyamuk Anopheless seperti adanya semak yang rimbun akan menghalangi sinar matahari menembus permukaan tanah, sehingga adanya semak-semak yang rimbun berakibat lingkungan menjadi teduh serta lembab dan keadaan ini merupakan tempat istirahat yang disenangi nyamuk Anopheles, parit atau selokan yang digunakan untuk pembuangan air merupakan tempat berkembang biak yang disenangi nyamuk, dan kandang ternak sebagai tempat istirahat nyamuk sehingga jumlah populasi nyamuk di sekitar rumah bertambah . 2. Faktor Perilaku Upaya pencegahan penyakit malaria salah satunya adalah melalui pendidikan kesehatan masyarakat, dan tujuan akhir dari pendidikan kesehatan masyarakat adalah perubahan perilaku yang belum sehat menjadi perilaku sehat, artinya perilaku yang mendasarkan pada prinsip11

prinsip sehat atau kesehatan. Pendidikan yang diberikan kepada masyarakat harus direncanakan dengan menggunakan strategi yang tepat disesuaikan dengan kelompok sasaran dan permasalahan kesehatan masyarakat yang ada. Strategi tersebut mencakup metode/cara, pendekatan dan tekhnik yang mungkin digunakan untuk mempengaruhi faktor prediposisi, pemungkin dan penguat yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku . Strategi yang tepat agar masyarakat mudah dan cepat menerima pesan diperlukan alat bantu yang disebut peraga. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima pesan semakin banyak dan jelas pula pengetahuan yang diperoleh . Praktik atau perilaku keluarga terhadap upaya mengurangi gigitan nyamuk malaria adalah: a. Kebiasaan menggunakan kelambu Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kelambu secara teratur pada waktu malam hari dapat mengurangi kejadian malaria. Penduduk yang tidak menggunakan kelambu mempunyai resiko 6,44 kali terkena malaria . b. Kebiasaan menghindari gigitan nyamuk Untuk menghindari gigitan nyamuk digunakan obat semprot, obat poles atau obat nyamuk bakar sehingga memperkecil kontak dengan nyamuk . c. Kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari Nyamuk penular malaria mempunyai keaktifan menggigit pada malam hari. Menurut Lestari (2007) nyamuk Anopheles paling aktif mencari darah pukul 21.00-03.00. Menurut Darmadi (2002) kebiasaan penduduk barada di luar rumah pada malam hari antara pukul 21.00 s/d 22.00 berhubungan erat dengan kejadian malaria, karena frekuensi menghisap darah jam tersebut tinggi. D. Intervensi 1. Pemberantasan Vektor Penangulangan vector dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan rumah dengan Insektisida). Dengan di bunuhnya nyamuk maka parasit yang ada dalam tubuh, pertumbuhannya di dalam tubuh tidak selesai, sehingga penyebaran/transmisi penyakit dapat
12

terputus . Demikian juga kegiatan anti jentik dan mengurangi atau menghilangkan tempat-tempat perindukan, sehingga perkembangan jumlah (Density) nyamuk dapat berpengaruh terhadap terjadinya transmisi penyakit malaria . 2. Penemuan dan Pengobatan Penderita Malaria a. Mencari Penderita Malaria Salah satu cara memutuskan penyebaran penyakit malaria adalah dengan menemukan penderita sedini mungkin baik dilakukan secara aktif oleh petugas yang mengunjungi rumah secara teratur (Active Case detection) maupun dilakukan secara pasif (Passive Case Detection), yaitu memeriksa semua pasien yang berkunjung ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK), yaitu Polindes, Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit baikswasta maupun pemerintah yang menunnjukkan gejala malaria dan dilakukan pengambilan darah untuk diperiksa di labaratorium. b. Pengobatan Penderita Malaria Bebarapa cara dan jenis pengobatan terhadap tersangka atau penderita yaitu : 1) Pengobatan Malaria Klinis Pengobatan diberikan berdasarkan gejala klinis dan bertujuan untuk menekan gejala klinis dan membunuh gamet untuk mencegah terjadinya penularan. 2) Pengobatan Radikal Pengobatan diberikan dengan pemeriksaan laboratorium positif Malaria. 3) Pengobatan Masal (Mass drug Administration = MDA) Pemberian pengobatan malaria klinis kepada semua penduduk (>80%) didaerah KLB sebagai bagian dari upaya penanggulangan KLB malaria. 4) Pengobatan kepada Penderita Demam (Mass Fever Treatment = MFT) Dilakukan untuk mencegah KLB dan penaggulangan KLB, yaitu diulang setiap 2 minggu setelah pengobatan MBA sampai penyemprotan selesai. dikurangi dan akan

13

BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan


Jadi, daerah yang merupakan kasus terbanyak malaria adalah di kecamatan Nanggalo.

Kegiatan-kegiatan pemberantasan penyakit malaria yang dilakukan berupa menghindari gigitan nyamuk anopheles, membunuh nyamuk anopheles dewasa dengan insektisida, membunuh jentik nyamuk, mengurangi tempat perindukan nyamuk, mengobati penderita malaria serta pemberian pengobatan pencegahan. Jika tindakan pemberantasan dan pengobatan penyakit malaria dilakukan dengan baik, diharapkan dapat menurunkan angka kematian, angka kesakitan dan angka infeksi akibat malaria.

14

DAFTAR PUSTAKA http://www.google.com/ laporantahunanpuskesmas.nanggalo.2011 diakses pada 19 desember 2012 pukul 23.50 WIB. http://www.perdhaki.org/content/program-pemberantasan-malaria-di-kalimantan-dansulawesi. diakses pada 19 desember 2012 pukul 00.19.13 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai