KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat
Rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan meskipun masih
sangat sederhana. Ada pun judul makalah yang saya susun ini adalah tentang Penyakit
Malaria.
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan atau penyakit dari genus
plasreodium yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria
berasal dari bahasa Italia yaitu mal (buruk) dan area (udara). Atau udara buruk
karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa- rawa yang mengeluarkan bau
busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma,
demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura, dan
paludisme.
Malaria ditemukan hampir diseluruh dunia, terutama di negara- negara yang
beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang beresiko terkena malaria berjumlah
sekitar 2,3 milyar atau 41 % dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun kasusnya
bertambah sekitar 300 – 500 juta kasus dan mengakibatkan 1,5 - 2,7 kematian,
terutama di negara-negara bawah aftika. Di Indonesia penyakit ini ditemukan
tersebar diseluruh kepulauan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari
genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles.
Malaria juga merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh
suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui air liur.
Malaria besifat endemik di lingkungan tropis dan subtropis, penyakit ini
bersifat akut dan dapat menjadi kronik disertai serangan berulang-ulang yang
menyebabkan kelemahan. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama seperti,
demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam
kura dan paludisme
5
2.2.2 Nyamuk anopheles
Penyakit malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk
anopheles betina. Diseluruh dunia terdapat sekitar 2000 speasis anopheles dan
60 diantaranya diketahui sebagai penular malaria. Di Indonesia ada sektar 80
jenis anophelas, 24 spesies diantaranya telah terbukti penular malaria. Sifat
masing-masing spesies berbeda tergantung berbagi faktor seperti penyebaran
geografis, iklim dan tempat perindukannya. Semua nyamuk malaria hidup sesuai
kondisi ekologi setempat seperti nyamuk malaria yang hidup di air payau
(anopheles sundaicus dan anopeles subpictus), di sawah (anopheles aconitus)
ataua air bersih di pegunungan (anopheles maculatus).
Nyamuk anopheles hidup di dearah iklim tropis dan subtropis, tapi juga
bisa hidup didaerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang ditemukan pada
daerah dengan ketinggian lebih dari 2000 – 2500 meter. Tempat perindukannya
bervariasi dan dapat dibagi menjadi 3 kawasan, yaitu pantai, pedalaman, dan
kaki gunung. Biasanya nyamuk anopheles betina menggigit manusia pada
malam hari atau sejak senja hingga subuh. Jarak terbangnya tidak lebih dari 0,5
– 3 km dari tempat perindukannya.
6
2.2.4 Lingkungan
Keadaan lingkungan berpengaruh besar terhadap ada tidaknya malaria di
suatu daerah. Adanya danau air payau, genangan air di hutan, persawahan,
tambak ikan, bembukaan hutan, dan pertambangan disuatu daerah akan
meningkatkan kemungkinan tumbuhnya penyakit malaria karena tempat- tempat
tersebut merupakan tempat perindukan nyamuk malaria.
2.2.5 Iklim
Suhu dan curah hujan disuatu daerah berperan penting dalam penularan
penyakit malaria. Biasanya, penularan malaria pada musim hujan dibandingkan
kemarau. Air hujan yang menimbulkan genangan air, merupakan tempat yang
ideal untuk perindukan nyamuk malaria. Dengan bertambahnya perindukan,
populasi nyamuk malaria juga bertambah sehingga bertambah pula penularanya.
7
Pada penyakit malaria penyakit anemia atau penurunan kadar
homoglobin darah sampai dibawah nilai normal disebabkan penghancuran sel
darah merah yang berlebihan oleh parasit malaria. Selain itu, anemia timbul
akibat gangguan pembentukan sel darah merah di sum-sum tulang.
Gejala anemia berupa badan yang terasa lemas, pusing, pucat, penglihatan
kabur, jantung berdebar-debar, dan kurang nafsu makan. Diagnosis anemia
ditentukan dengan pemeriksaan kadar homoglobin darah
8
Pertolongan pertama
Terkadang banyak kendala untuk segara membawa penderita ke
pukesmas atau rumah sakit disebabkan terbatasnya sarana transportasi dan
terlalu jauhnya pusat pelayanan kesehatan terutama di desa atau di daerah
pinggiran kota.
Oleh karena itu usaha awal yang dapat dilakukan adalah dengan
pertolongan pertama seperti:
1. Berikan air minum sebanyak-banyaknya kepada penderita sepert air susu, air
teh, atau air putih masak untuk mencegah kekurangan cairan akibat demam
panas.
2. Berikan obat penurun panas seperti parasetamol atau kompres dengan air
dingin.
9
2.5.2 Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa dapat dilakukan tindakan
seperti :
2.5.2.1 Penyemprotan nyamuk
Sebaiknya penyemprotan rumah-rumah di daerah endemis malaria
dengan insektisida dilaksanakan 2 kali setahun dengan interval waktu 6
bulan.
2.5.2.2 Larvaciding
Larvaciding merupakan kegiatan penyemprotan rawa- rawa yang
potensial sebagai tempat perindukan nyamuk malaria.
2.5.2.3 Biologikal kontrol
Bologikal kontrol kegiatan penebaran ikan kepala timah dan ikan
guppy. genangan air yang mengalir dan persawahan. ikan-ikan tersebut
berfungsi sebagai pemangsa jentik-jentik nyamuk malaria.
10
2.5.5 Pemberian vaksin malaria
Pemberian vaksin malaria merupakan tindakan yang diharapkan dapat
membantu mencegah infeksi malaria sehingga dapat menurunkan angka
kematian akibat infeksi malaria. Saat ini usaha untuk menemukan vaksin malaria
yang baik dan efektif masih berjalan dan dalam tahap penelitian. Diharapkan
dalam waktu tidak lama akan tercipta vaksin malaria yang mampu melawan
infeksi parasit malaria.
2.6 Sasaran
Penyuluhan tentang penyakit malaria ditujukan kepada seluruh masyarakat
terutama masyarakat pedesaan yang kurang pengetahuan tentang masalah
penyakit malaria.
2.7 Metode
Penyuluhan ini menggunakan metode tanya jawab.
2.8 STRSTEGI
2.8.1 Strategi
11
• Penguatan surveilans migrasi,
• pengamatan daerah reseptif
12
13
14
DAFTAR PUSTAKA
- Dr. Arlan Prabowo 2004. Malria, Mencegah dan Mengatasinya. Puspa Swara,
Jakarta
- Elizabeth J. Corwin. 2000. Patofisiologi. Buku Kedokteran, Jakarta.
15