Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENYAKIT MALARIA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES DEHASEN BENGKULU

PENYUSUN:

2. Firmansyah 172426052 SM.P

PRODI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DEHASEN
BENGKULU TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi
yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia
dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian
besar wilayah Indonesia. Angka kesakitan penyakit ini pun masih cukup tinggi, terutama di
daerah Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk
yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis
malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena
kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah
tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, ada beberapa masalah yang
akan penulis rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini.
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan
dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
1.4 Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan penulis mempergunakan
pencarian bahan melalui Internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah.
Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali.
penyakit menular ini sangat dominan di daerah tropis dan sub-tropis atau kawasan tropika
yang biasa namun apabila diabaikan dapat menjadi penyakit yang serius. Parasit penyebab
malaria seperti malaria jenis Plasmodium falciparum merupakan malaria tropika yang
sering menyebabkan kematian. Ia adalah suatu protozoa yang dipindahkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina terutama pada waktu terbit dan terbenam
matahari. Setidaknya 270 juta penduduk dunia menderita malaria dan lebih dari 2 miliar
atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria.
WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang dari 1 hingga 2 juta penduduk
meninggal karena penyakit yang disebarluaskan nyamuk Anopheles. Penyakit malaria juga
dapat diakibatkan karena perubahan lingkungan sekitar seperti adanya Pemanasan global
yang terjadi saat ini mengakibatkan penyebaran penyakit parasitik yang ditularkan melalui
nyamuk dan serangga lainnya semakin mengganas. Perubahan temperatur, kelembaban
nisbi, dan curah hujan yang ekstrim mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur sehingga
vector sebagai penular penyakit pun bertambah dan sebagai dampak muncul berbagai
penyakit, diantaranya demam berdarah dan malaria.

2.2 Penyebab Penyakit Malaria


Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah
manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang
disebut Plasmodium. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan
perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang
biak dengan membelah diri. Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:
1) Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan
kematian.
2) Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh.
3) Malaria, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan.
4) Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia.

2.3 Penyebaran Malaria


Batas dari penyebaran malaria adalah 64°LU (RuBia) dan 32°LS (Argentina).
Ketinggian yang dimungkinkan adalah 400 meter dibawah permukaan laut (Laut mati dan
Kenya) dan 2600 meter di atas permukaan laut (Bolivia). Plasmodium vivax mempunyai
distribusi geografis yang paling Juas, mulai dari daerah beriklim dingin, subtropik sampai
kedaerah tropik. Plasmodium Falciparum jarang sekali terdapat didaerah yang beriklim
dingin Penyakit Malaria hampir sama dengan penyakit Falciparum, meskipun jauh lebih
jarang terjadinya. Plasmodium ovale pada umumnya dijumpai di Afrika dibagian yang
beriklim tropik, kadang-kadang dijumpai di Pasifik Barat. Di Indonesia Penyakit malaria
tersebar diseluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda-beda dan dapat
berjangkit didaerah dengan ketinggian sampai 1800 meter diatas permukaan laut.
Angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali dewasa ini (1983) berkisar antara
1-2 per 1000 penduduk, sedangkan di luar Jawa-Bali sepuluh kali lebih besar. Sepcies yang
terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium vivax Plasmodium
malaria banyak dijumpai di Indonesia bagian Timur. Plasmodium ovale pernah ditemukan
di Irian dan Nusa Tenggara Timur.

2.4 Gejala Malaria


Adalah penyakit malaria yang ditemukan berdasarkan gejala-gejala klinis dengan
gejala utama demam mengigil secara berkala dan sakit kepala kadang-kadang dengan
gejala klinis lain sebagai berikut :
1. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.
2. Nafsu makan menurun.
3. Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
4. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium
Falciparum.
5. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.
6. Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.
7. Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol
adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya
riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.
8. Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang
berurutan yaitu :
a) Stadium dingin (cold stage).
Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi
gemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam pakaian
dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jemarinya pucat
kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin muntah dan pada anak-
anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.
c) Stadium demam (Hot stage).
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan.
Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala
menjadi-jadi dan muntah kerap terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita
merasa sangat hasil dan suhu badan dapat meningkat sampai 41°C atau lebih.
Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya
sison darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam aliran darah.
d) Stadium berkeringat (sweating stage).
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat
tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai
dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun
dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung antara
2 sampai 4 jam. Gejala mungkin berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak
berfungsinya ginjal. Kematian paling banyak disebabkan oleh jenis malaria ini.
Kadang–kadang gejalanya mirip kholera atau dysentri. Black water fever yang
merupakan gejala berat adalah munculnya hemoglobin pada air seni yang
menyebabkan warna air seni menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari black
water fever adalah ikterus dan muntah-muntah yang warnanya sama dengan warna
empedu, black water fever biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi
P. falcifarum yang berulang -ulang dan infeksi yang cukup berat.

2.5 Upaya Pengendalian


Terdapat beberapa upaya yang dilakukan dalam program pencegahan malaria
seperti pemakaian kelambu, pengendalian vektor.
1. Pemakaian Kelambu
2. Pengendalian Vektor
Untuk meminimalkan penularan malaria maka dilakukan upaya pengendalian
terhadap Anopheles sp sebagai nyamuk penular malaria. Beberapa upaya pengendalian
vektor yang dilakukan misalnya terhadap jentik dilakukan larviciding (tindakan
pengendalian larva Anopheles sp secara kimiawi, menggunakan insektisida),
biological control ( menggunakan ikan pemakan jentik), manajemen lingkungan, dan
lain-lain. Pengendalian terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan
dinding rumah dengan insektisida (IRS/ indoors residual spraying) atau menggunakan
kelambu berinsektisida. Namun perlu ditekankan bahwa pengendalian vektor harus
dilakukan secara REESAA (rational, effective, efisien, suntainable, affective dan
affordable) mengingat kondisi geografis Indonesia yang luas dan bionomik vektor
yang beraneka ragam sehingga pemetaan breeding places dan perilaku nyamuk
menjadi sangat penting. Untuk itu diperlukan peran pemerintah daerah, seluruh
stakeholders dan masyarakat dalam pengendalian vektor malaria.
3. Diagnosis dan Pengobatan
Selain pencegahan, diagnosis dan pengobatan malaria juga merupakan upaya
pengendalian malaria yang penting.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di Indonesia penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun, dengan
angka kematian sebanyak 100 ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit malaria adalah
daerah papua, akan tapi sekitar 107 juta orang Indonesia tinggal di daerah endemis
malaria yang tersebar dari Aceh sampai Papua, termasuk di Jawa yang padat
penduduknya (Adiputro,2008).
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, diare dan malaria klinis
merupakan penyakit terbanyak yang diderita masyarakat Bengkulu. Pada kurun waktu
dari Januari 2011 sampai dengan Maret 2011 ditemukan kasus malaria klinis sebanyak
4123 kasus (Mahfudin, 2011). Sedangkan menurut data Data Dinas Kesehatan Kota
Bengkulu penderita malaria di Kota Bengkulu, Bengkulu sejak Januari hingga April
2011 mencapai 4.295 orang (Sinambela, 2011)

3.2 Saran
Diharapkan Dinas Kesehatan Melakukan penyuluhan secara intensif guna
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan
menanggulangi malaria yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah,
menggunakan kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Melakukan
kegiatan surveilens malaria secara menyeluruh, baik pemantauan parasit dan spesies
vektor serta kepadatan vektor malaria.

Bagi masyarakat agar memperbaiki lingkungan dalam rumah seperti


pemasangan kasa nyamuk pada ventilasi rumah. Menghindari gigitan nyamuk malaria
dengan cara pemakaian kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.

Anda mungkin juga menyukai