DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular ini. Dalam penyusunan
makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun, kelompok menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orangtua, dosen pengampu mata kuliah serta teman-teman kelompok sehingga kendala-kendala
yang penyusun hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular yang kelompok sajikan berdasarkan
dari berbagai informasi dan referensi. Makalah ini disusun oleh kelompok dengan berbagai
rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen pengampu, penyusun meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penyusun
di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.2 IMUNISASI.....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................25
3.2 Saran..............................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang
karena angka kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif
singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang semua lapisan
masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang bisa
menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan hasil
Penyebab (agent) penyakit menular adalah unsur biologis yang bervariasi mulai dari
partikel virus yang paling sederhana sampai organisme yang paling kompleks yang dapat
kejadian penyakit menular dalam masyarakat di tentukan oleh tiga unsur utama yaitu sumber
penularan (reservoir),cara penularan dan keadaan pejamu yang potensian. Sehinngga kelompok
tertarik untuk membuat makalah tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
dengan imunisasi.
1
I.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
kejadian. Dalam mengambil langkah langkah untuk pencegahan, haruslah didasarkan pada data/
keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan/ penelitian
epidemiologis.
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni: pencegahan
tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus,
pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan
yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention yang meliputi pencegahan
Sasaran pencegahan tingkat pertama dapat ditujukan pada factor penyebab, lingkungan
a. Sasaran yang ditujukan pada factor penyebab yang bertujuan untuk mengurangi
penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, yang
dalam rangka menurunkan dan menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai
penularan, disamping karantina dan isolasi yang juga dalam rangka memutuskan rantai
penularan. Selain itu usaha untuk mengurangi/menghilangkan sumber penularan dapat dilakukan
3
melalui pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada (biasanya pada binatang yang
dan masyarakat.
peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman lainnya,
perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga dan binatang
pengerat, serta peningkatan lingkungan social seperti kepadatan rumah tangga, hubungan
c. Meningkatkan daya tahan penjamu yang meliputi perbaikan status gizi, status
kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta berbagai bentuk
pencegahan khusus lainnya, peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha
menghindari pengaruh factor keturunan, dan peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan
Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang menderita atau dianggap
menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas). Adapun tujuan usaha
pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat
dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk segera
mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya akibat samping atau
komplikasi.
a. Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui pemeriksaan berkala serta
4
masyarakat, pengobatan dan perawatan yang efektif, serta melakukan surveilans
epidemiologi yakni pencatatan dan pelaporan secara teratur dan terus menerus untuk
b. Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada
tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah
bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut.
Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat
pengembalian fungsi fisik, psikologis dan social seoptimal mungkin yang meliputi
a. Sasaran yang bersifat umum yang ditujukan kepada individu maupun organisasi
sesuai dengan bentuk dan tatanan hidup masyarakat setempat (tradisional) maupun
wajib maupun sukarela) seperti pemberian imunisasi dasar serta perbaikan sanitasi
lingkungan dan pengadaan air bersih, peningkatan status gizi melalui pemberian
5
mengubah kebiasaan yang mengandung resiko tinggi atau yang dapat mempertinggi
c. Usaha yang diarahkan pada peningkatan standar hidup dan lingkungan pemukiman
social ekonomi masyarakat yang pada dasarnya kegiatan diluar bidang kesehatan.
d. Usaha pencegahan dan penanggulangan keadaan luar biasa seperti kejadian wabah,
rawat darurat.
Penyakit Menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan
kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak
meliputi:
factor yang sangat penting dalam rantai penularan. Dengan demikian keberadaan sumber
penularan tersebut memegang peranan yang cukup penting serta menentukan cara
6
a. Sumber penularan adalah binatang
Bila sumber penularan terdapat pada binatang peliharaan (domestic) maka upaya
mengatasi penularan dengan sasaran sumber penularan lebih mudah dilakukan dengan
memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang lainnya dari penyakit
Apabila sumber penularan adalah manusia, maka cara pendekatannya sangat berbeda
mengingat bahwa dalam keadaan ini tidak mungkin dilakukan pemusnahan sumber.
Sasaran penanggulangan penyakit pada sumber penularan dapat dilakukan dengan isolasi
penyebab (mikroorganisme) atau menghilangkan focus infeksi yang ada pada sumber.
Salah satu usaha penanggulangan yang sasarannya terpusat pada sumber penularan
adalah isolasi penderita. Bentuk ini memang sangat bermanfaat pada situasi penyakit
yang baru muncul dan punya potensi mewabah. Sedangkan bentuk ini kurang bermanfaat
pada penyakit yang telah menyebar dalam masyarakat terutama yang mempunyai bentuk
infeksi terselubung.
pembatasan gerak seseorang atau sekelompok orang sehat atau binatang yang dicurigai
melalui udara, melalui makanan serta melalui vector perantara. Upaya pencegahan
7
yang dilaksanakan bersama-sama dengan usaha menghilangkan sumber penularan. Usaha
pencegahan ini sangat erat hubungannya dengan pola dan kebiasaan hidup sehari-hari,
Upaya mencegah dan menurunkan penularan penyakit yang ditularkan melalui udara,
terutama infeksi saluran pernapasan dilakukan desinfeksi udara dengan bahan kimia atau
dengan sinar ultra violet, ternyata kurang berhasil. Sedangkan usaha lain dengan
perbaikan system ventilasi serta aliran udara dalam ruangan tampaknya lebih bermanfaat.
pasteurisasi susu, serta pengawasan terhadap semua pengobatan bahan makanan dan
minuman. Usaha seperti ini biasanya dilakukan secara bersama antara petugas
serangga dan binatang lainnya dilakukan melalui pemberantasan serangga serta binatang
perantara lainnya.
(imunitas) serta tingkat kerentanan/kepekaan yang dipengaruhi oleh status gizi, keadaan
Berbagai penyakit dewasa ini dapat dicegah mealui usaha imunisasi yakni
8
imunisasi aktif untuk perlindungan terhadap penyakit tertentu contohnya DPT dan BCG.
Selain pemberian imunisasi aktif, ada juga usaha perlindungan terhadap beberapa
penyakit tertentu dengan pemberian antibody pelindung yang berasal dari penjamu lain
dalam bentuk serum anti body yang memberikan perlindungan sementara dan disebut
imunisasi pasif. Contohnya: pemberian imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil untuk
kemudian dapat memindahkan antibody ibu kepada bayi melalui placenta. Juga
pemberian antisera pada mereka yang dicurigai ketularan penyakit anjing gila (rabies)
serta pemberian serum globulin imun untuk pencegahan hepatitis dan pemberian
Berbagai usaha lainnya dalam meningkatkan daya tahan pejamu terhadap penyakit
infeksi telah diprogramkan secara luas seperti perbaikan gizi keluarga, peningkatan gizi
balita melalui rogram Kartu Menuju Sehat (KMS), peningkatan derajat kesehatan
masyarakat serta pelayanan kesehatan terpadu melalui Posyandu. Keseluruhan program ini
bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara umum dalam usaha menagkal
II.2 IMUNISASI
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap
imunitas ini bersifat alami dan artificial. Imunitas alami bersifat spesifik dan non
9
spesifik. Saat antigen menginfeksi tubuh, imunitas non spesifik yang terdiri dari sel
komplemen dan makrofag akan bertarung dengan cara memakan zat antigen tersebut.
Setelah itu baru imunitas spesifik menyempurnakan perlawanan dari imunitas kita.
Imunitas spesifik terdiri dari imunitas humoral dan imunitas seluler. Sistem pertahanan
humoral menghasilkan imonuglobulin (IgM, IgA, IgD, IgG, IgE), sedangkan system
pertahanan seluler terdiri dari sel limfosit T (sel Th1, Th2, Tc). Pada tahap selanjutnya,
akan berkembang spesifik setelah 2-3 tahun, sedangkan imunitas humoral harus
Imunitas artificial, bekerja secara aktif dan pasif, bekerja secara aktif bila sesuatu
zat diinduksikan kedalam tubuh yang bertujuan untuk merangsang system imun
mengeluarkan antibodi, sebagai contoh adalah imunisasi. Bekerja secra pasif bila
menyuntikkan serumyang berisi antibodi kedalam tubuh, sebagai contoh serum bisa ular.
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukan antigen lemah
agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit
tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu system memori (daya ingat), ketika vaksin
masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan
sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh
terpapar dua atau tiga kali oleh antigean yang sama dengan vaksin maka antibodi akan
tercipta lebih cepat dan banyakwalaupunantigen bersifat lebih kuat dari vaksin yang
pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu imunisasi efektif mencegah penyakit
infeksius.
10
Imunitas dapat dilakukan pada orang dewasa ataupun anak-anak, pada anak-anak
karna sistem imun yang belum sempurna. Sedangkan pada usia 60 tahun terjadi
penurunan system imun non spesifik seperti produksi air mata menurun, mekanisme
batuk tidak efektif, gangguan pengaturan suhu, dan perubahan fungsi sel sistem imun,
baikseluler maupun humoral. Dengan demikian usia lanjut lebih rentan terhadap infeksi,
penyakit autoimun dan keganasan. Namun usia lanjut masih menunjukan respon yang
proses yang menginduksi imunitas secara artificial dengan pemberian bahan antigenetik,
1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit telah dilemahkan (vaksin) agar nantinya
system imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini,
sehingga ketika terpapar lagi tubh dapat mengenali dan meresponnya. Contok imunisasi aktif
adalah imunisasi polio atau campak. Dalam imunisasi aktif, terdapat beberapa unsur-unsur
vaksi, yaitu :
11
polisakaridaa, dan vaksin dapat juga berasal dari ekstrak komponen-komponen
organism dari suatu antigen. Dasarnya adalah antigen harus merupakan bagian dari
b. Pengawet, stabilisator, atau antibiotk, merupakan zat yang digunakan agar vaksin
tetap dalam keadaan atau menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba.
bahan-bahan yang digunakan seperti air raksa atau antibiotic yang bisa digunakan.
c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau jugaberupa cairan kultur jaringan yang
digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya antigen telur, protein serum,
dari antigen. ketika antigen terpapar dengan antibody tubuh, antigen dapat melakukan
perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin tinggi
peningkatan antibodi.
2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat
immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plsma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalu placenta) atau
binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk
dalamtubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti
Tetanus Serum) pada orang yang mengalamiluka kecelakaan. Contoh lain adalah yang
terdapat pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagaijenis antibody dari
12
ibunya melalu darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibody terhadap
campak.
yaitu:
6. Dll.
Apa yang seharusnya diketahui oleh keluarga dan masyarakat mengenai imunisasi?
Tanpa imunisasi,kira-kira 3 dari 100 anak akan meninggal karena penyakit campak.
Sebanyak 2 dari 100 keahiran anakakan meningal karna batuk rejan. Satu dari 100 kelahiran
anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Dari setiap 200.000 anak, 1 akan menderita
anak terhadap penyakit penyakit-penyakit tertentu. Walaupun pada saat ini fasilitas
pelayanan untukvaksin ini telah tersedia di masyarakat, tapi tidaak semua bayi telah dibawa
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang
13
1. Dengan imunisasi, tubuh tidk mudah terangsang penyakit menular
sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya
3. Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
terhadap bibit penyakit. Beberapa jenis imunisasi mulai berkurang kemampuannya sesuai
pertumbuhan usia anak, sehingga perlu imunisasi penguatan (booster) dengan cara
rumah sakit, bidan desa, parktek dokter, dan tempat lain yang telah disediakan. Berbagai
14
1. Pos Pelayanan Tepadu Posyandu)
Penyakit Menular tertentu agar secara bertahap penyakit tersebut menurun sesuai dengan
wilayah tertentu sehingga angka kesakitan penyakit tersebut dapat ditekan serendah
15
Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dalam Penanggulangan
Penyakit Menular dilakukan melalui kegiatan:
a. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan dilakukan dengan metode komunikasi, informasi dan edukasi secara
sistematis dan terorganisasi. Promosi kesehatan sebagaimana dilakukan untuk tercapainya
perubahan perilaku pada masyarakat umum yang dilakukan oleh masyarakat di bawah
koordinasi Pejabat Kesehatan Masyarakat di wilayahnya. Promosi kesehatan dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi di bidang pengendalian Penyakit Menular.
Tenaga kesehatan dapat melibatkan kader melalui pendekatan upaya kesehatan berbasis
masyarakat dan/atau tokoh masyarakat melalui pendekatan kemitraan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
penyuluhan;
konsultasi, bimbingan dan konseling;
intervensi perubahan perilaku;
pemberdayaan;
pelatihan; atau
pemanfaatan media informasi.
Promosi kesehatan diarahkan untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat guna
memelihara kesehatan dan pencegahan penularan penyakit.
16
mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat.
b. Surveilens Kesehatan
Surveilans kesehatan dilakukan untuk:
17
d. Penemuan Kasus
Penemuan kasus dilakukan secara aktif dan pasif terhadap penyakit termasuk
agen penyebab penyakit dengan cara petugas kesehatan datang langsung ke
masyarakat dengan atau tanpa informasi dari masyarakat, untuk mencari dan melakukan
identifikasi kasus. Penemuan kasus secara pasif terhadap penyakit termasuk agen
penyebab penyakit dilakukan melalui pemeriksaan penderita Penyakit Menular yang
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Penemuan kasus harus diperkuat dengan uji
laboratorium.
e. Penanganan Kasus
Penanganan kasus ditujukan untuk memutus mata rantai penularan dan/atau
pengobatan penderita. Penanganan kasus dilakukan oleh Tenaga Kesehatan yang
berwenang di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dalam rangka memutus mata rantai penularan, Pejabat Kesehatan
Masyarakat berhak mengambil dan mengumpulkan data dan informasi kesehatan
dari kegiatan penanganan kasus. Tenaga Kesehatan yang melakukan penanganan
kasus wajib memberikan data dan informasi kesehatan yang diperlukan oleh
Pejabat Kesehatan Masyarakat.
f. Imunisasi
Pemberian kekebalan dilakukan melalui imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan
imunisasi khusus. Ketentuan mengenai penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18
Tingkat endemisitas ditetapkan oleh Menteri berdasarkan pertimbangan dari komite
ahli penyakit menular.
b. penyelidikan epidemiologi;
c. pengobatan massal;
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program
menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah
Malaria, demam berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta tuberkulosis paru, HIV/AIDS,
19
pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Prioritas penyakit
stimulam;
Membina dan mengembangkan UPT dalam pencegahn dan penanggulangan faktor risiko;
20
Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan pencegahan
dan pemberantasan penyakit.
2. Peningkatan imunisasi:
terutama untuk masyarakat miskin dan kawasan khusus sesuai dengan skala prioritas;
imunisasi
teknis peningkatan imunisasi;
21
Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penemuan dan tatalaksana
penderita;
dan tatalaksana penderita;
penderita;
tatalaksana penderita.
diseminasinya;
22
Menyediakan kebutuhan peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan
KLB/wabah sebagai stimulan;
dampak bencana;
penanggulangan KLB/wabah;
penanggulangan KLB/wabah;
dan penanggulangan KLB/wabah.
penyakit:
23
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-undangan, dan
pemberantasan penyakit;
24
25
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum
kejadian. Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni: pencegahan
tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus,
pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan
yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention yang meliputi pencegahan
promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit,
kasus;pemberian kekebalan (imunisasi) ;pemberian obat pencegahan secara massal; dan kegiatan
26
Berdasarkan Kepmenkes No. 331/2006 tentang Renstra Depkes 2005- 2009, Pemberantasan
Penyakit Menular Kegiatan pokok program ini meliputi :Pencegahan dan penanggulangan faktor
III.2 Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya sehingga kelompok
dapat memahami dan mempelajari konsep dasar Pencegahan dan Penanggulan Penyakit
Menular.
27
DAFTAR PUSTAKA
Andhini, Dwi. 2010. Imuniasi dan Vaksinasi. Penerbit Nuha Medika: Yogyakarta.
http://www.depkes.go.id/downloads/bab_6.pdf
Noor, Nasry. 2009. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. PT. Rineka Cipta : Jakarta
28