PENDAHULUAN
1
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi,
menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu mengambil
keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling sangat diperlukan
remaja. Meskipun kepedulian pemerintah, masyarakat maupun LSM dalam
memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi sudah
semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling masih
terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan
konseling bagi remaja yang terbatas. Disamping itu, kemampuan tenaga konselor
dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat pelayanan informasi
dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga masih terbatas. Atas dasar itulah
maka guna mendukung kemampuan SDM dalam melakukan konseling kesehatan
reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang terlatih melalui workshop
konseling kesehatan reproduksi remaja.
Lebih dari 30 jenis patogen dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan
manifestasi klinis bervariasi menurut jenis kelamin dan umur. Meskipun infeksi
menular seksual (IMS) terutama ditularkan melalui hubungan seksual, namun
penularan dapat juga terjadi dari ibu kepada janin dalam kandungan atau saat
kelahiran, melalui produk darah atau transfer jaringan yang telah tercemar,
kadangkadang dapat ditularkan melalui alat kesehatan.
2
Dengan perkembangan di bidang sosial, demografik, serta meningkatnya
migrasi penduduk, populasi berisiko tinggi tertular IMS akan meningkat pesat.
Beban terbesar akan ditanggung negara berkembang, namun negara maju pun
dapat mengalami beban akibat meningkatnya IMS oleh virus yang tidak dapat
diobati, perilaku seksual berisiko serta perkembangan pariwisata. IMS menempati
peringkat 10 besar alasan berobat di banyak negara berkembang, dan biaya yang
dikeluarkan dapat mempengaruhi pendapatan rumah tangga. Pelayanan untuk
komplikasi atau sekuele IMS mengakibatkan beban biaya yang tidak sedikit,
misalnya untuk skrining dan pengobatan kanker serviks, penanganan penyakit
jaringan hati, pemeriksaan infertilitas, pelayanan morbiditas perinatal, kebutaan
bayi, penyakit paru pada anakanak, serta nyeri panggul kronis pada wanita. Beban
sosial meliputi konflik dengan pasangan seksual dan dapat mengakibatkan
kekerasan dalam rumah tangga.
3
6. Bagaimana peran bidan dalam mengatasi IMS ?
1.3 Tujuan
4. Untuk Mengetahui apa yang harus kita lakukan kalau terkena IMS
4
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS)
atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually
Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana pengertian dari
IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual
dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau
penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin.
Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya
(Ditjen PPM & PL, 1997).
IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit
yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual.
IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling
terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada
kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan
Rahardjo, 1999).
PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit
AIDS yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang
pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari
PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan akibatnya pun cukup fatal, antara
lain :
5
Kemandulan
Kecacatan
Gangguan kehamilan
Kanker
Kematian
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2
faktor, yaitu faktor medis dan faktor sosial.
6
reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam
system reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan
ovarium)
Kemerahan Kemerahan pada sekitar alat Kemerahan pada sekitar alat
kelamin, atau diantara kaki kelamin, kemerahan dan
sakit di kantong zakar
Demam
Keringat malam
Sakit kepala
Kemerahan di ketiak, paha atau leher
Mencret yang terus menerus
Penurunan berat badan secara cepat
Batuk, dengan atau tanpa darah
Bintik ungu kebiruan pada kulit
IMS ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting
adalah :
Penyakit gonoroe adalah salah satu penyakit IMS yang disebabkan oleh
Neisseria Gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk seperti buah kopi.
Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisar antara 3 sampai 5 hari
setelah infeksi. Penyakit gonoroe paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit
infeksi menular seksual namun mudah di obati, tetapi jika terlambat atau
pengobatan yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.
7
Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic
inflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama
sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum uteri. Pada tahap
lanjut, Neisseria gonorrhoeae diasosiasikan dengan rupture membrane yang
premature, kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.
Konjungtivitis gonokokol ( ophthalmia neonatorum), manifestasi terserang dari
infeksi perinatal, umumnya ditransmisi selama proses persalinan. Jika tidak terapi,
kondisi ini dapat mengarah pada perforasi kornea dan panoftalmitis. Infeksi
neonatal yang lebih jarang termasuk meningitis sepsis diseminata dengan atritis,
serta infeksi genital dan rectal.
Bentuk yang paling sering adalah uretritis gonore anterior akuta yang
dalam bahasa awam disebutnya juga kencing nanah. Gejala umumnya
adalah rasa gatal dan panas diujung kemaluan, rasa sakit saat kencing dan
banyak kencing, diikuti pengeluaran nanah diujung kemaluan dapat
bercampur darah.
Infeksi pertama terkena pada wanita adalah mulut rahim, apalagi bila
telah terdapat perlukaan sehingga penyebarannya kebagian bawah dan
bagian atas alat kelamin semakin cepat. Infeksi mulut rahim disebut
servisitis yang bersamaan dengan infeksi vagina (liang senggama)
8
trikomonas maka gejala klinisnya semakin menonjol yaitu rasa nyeri pada
daerah punggung, mengeluarkan keputihan encer seperti nanah.
2. Herpes Simpleks
Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan
semuanya melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri
dibagi menjadi dua tipe, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang
menyebabkan infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi, bagaimanapun kedua
tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit dibagian tubuh manapun.
HSV-1 menyebabkan munulnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri
pada mukosa mulut, wajah dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital
9
ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti
bercak dengan luka mungkin muncul iritasi, penurunan kesadaran yang
disertai pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas
atau kejang. Biasanya hilang dalam 2 minggu infeksi, infeksi pertama HSV
adalah yang paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4 - 6 hari. Gejala
yang timbul meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan
diikuti dengan pembentukan gelembung - gelembung yang berisi cairan
bening yang selanutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan
pembentukan keropeng atau kerang (scab). Setelah infeksi pertama, HSV
memiliki kemampuan yang unik untuk bermigrasi sampai pada saraf sensorik
tepi menuju spinal ganglia dan berdormansi sampai diaktifasi kembali.
Pengaktifan virus yang berdormansi tersebut dapat disebabkan penurunan
daya tahan tubuh, stres, depresi, alergi pada makanan, demam, trauma pada
mukosa genital, menstruasi, kurang tidur dan sinar ultraviolet.
10
getah bening regional yang berbentuk soliter artinya tidak ada pelekatan tanpa
rasa nyeri, dan pergerakannya bebas. Macam-macam sifilis:
Dalam banyak kasus, yang jelas salah satunya gejala sifilis primer
adalah rasa sakit maag di sebut chancre yang muncul dalam waktu dua
sampai enam minggu setelah seseorang menjadi terinfeksi dengan T.
palidum. Biasanya, ulkus muncul pada penis, vulva, vagina atau anus. Hal
ini juga dapat muncul pada leher rahim. Lidah, bibir dan bagian tubuh
lainnya.
Gejala yang paling umum adalah ruam lesi kecil mirip dengan
penyakit cacar (biasanya cokelat kemerah-merahan), yang kelompok telah
munculnya gatal-gatal yang tidak menghasilkan. Sementara mereka dapat
muncul dimana pada tubuh, gejala sifilis sekunder adalah ruam pada
telapak tangan dan telapak kaki.
Sifilis laten dapat di bagi menjadi laten awal atau laten lanjut,
tergantung pada beberapa lama orang itu sudah terinfeksi. Orang dengan
sifilis laten lanjut (orang-orang yang tidak tahu kapan infeksi yang di
peroleh) untuk memerlukan perawatan lebih agresif di bandingkan dengan
infeksi laten Dini (yang telah terinfeksi kurang dari satu tahun).
11
Hal ini terjadi ketika T.pallidum menginfeksi otak atau sumsum tulang
belakang (system saraf pusat). Infeksi dapat terjadi dalam setiap tahap
sifilis bias menyebabkn kerusakan neurologis yang serius, termasuk
kelumpuhan, hilang sensasi fisik, buta dan tuli bertahap. Neurosifilis bisa
cukup berat sehingga menyebabkan cacat permanen atau kematian.
5. Klamidia
12
Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya :
keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria)
dan menyebabkan peradangan pada daerah pernyimpanan dan kantung sperma
(epididymitis).
Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada
pinggul. Jika Tanpa perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius
reproduksi dan masalah-masalah kesehatan lainnya dengan baik jangka
pendek maupun jangka panjanglamydia trachomatis, dapat merusak alat
reproduksi manusia dan penyakit mata.
Hepatitis diindikasi sebagai salah satu penyakit akibat infeksi virus DNA
(hepatitis B) atau RNA (hepatitis C) yang terjadi pada (organ) hati, yang
menyebabkan perasangan pada sel hati dengan segala akibatnya. Terdeteksi
adanya hepatitis virus ABCDEF, namun yang berkaitan dengan PMS adalah B
dan C. Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh
13
usia. Gejala yang muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit
kepala, diare, nafsu makan menurun, otot pegal-pegal dan sakit perut, demam
tinggi serta vomitus.
Hepatitis C
Cara Penularan
Mediasi penularan hepatitis C yang utama adalah melalui
pemakaian jarum suntik yang tidak disposible. Namun virus ini juga
bisa ditularkan melalui hubungan seksual dengan proporsi yang lebih
rendah (yakni dengan pemaparan antara darah wanita menstruasi yang
melakukan hubungan seks dengan perlukaan akibat hepatitis pada pria
pasangannya). Untuk mendeteksi, pemeriksaan anti-hepatitis C virus
ditegakkan.
Pemeriksaan darah sebagai pemeriksaan lab tambahan.
Obat-obatan untuk penderita hepatitis C kronis saat ini telah
tersedia, sayangnya terbukti tidak selalu efektif dan punta efek
samping. Gejala terburuk adalah kerusakan hati yang serius.
Menghidari pemaparan spesimen tubuh dan kontak langsung dengan
penderita. Hidup sehat dan teratur sebagai alternatif bijak untuk
menghindarinya.
Hepatitis B
14
Tes (diagnosa) HbsAg telah ditemukan hampir pada spesimen tubuh
yang terinfeksi, yaitu: darah, semen, saliva, air mata, ascites, ASI dan
urine penderita.
Terapi untuk penderita virus ini: asimptomatis, interferon.
Pencegahan
Vaksin yang aman dan adekuat telah tersedia. Pemberiannya
dilakukan 3 kali penyuntikan selama 6 bulan berturut-turut dan
semuanya dilakukan di bahu. Hindari sebisa mungkin untuk tidak
terpapar spesimen penderita.
8. HIV/AIDS
Fase1:
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama
beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak
15
badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah.
Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa
anda tidak terinfeksi HIV.
Fase 2:
Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase
lainnya, bahkan dapat berlangsung hingga sepuluh tahun. Selama fase
ini hampir tidak ada gejala serta penderita terlihat dan merasa sehat-
sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase inilah virus sedang
berkembang. Pelan-pelan HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam
darah, yang berjumlah banyak sekali untuk melawan penyakit.
Semakin sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem kekebalan tubuh
anda semakin melemah dan anda akan semakin sulit untuk
menghindari penyakit. Memang tubuh akan melawan dengan cara
mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang baru sebanyak
mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan HIV
dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh dalam memerangi HIV ini,
para peneliti telah mengembangkan obat-obatan antivirus yang bisa
dikonsumsi orang-orang dengan HIV.
Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus
yang pada tahap ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem
kekebalan tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai menyerang.
Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan
sistem kekebalan tubh dengan mudah, ironisnya penyakit inilah yang
mnguasai dan mengendalikan tubuh yang terinfeksi HIV dan gejala
penyakitpun berkembang. Pada awalnya gejala-gejala ini ringan,
misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus
menurun, berkeringat pada malam hari, pembengkakan kelenjar limpa,
infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk yang terus-menerus. Tetapi
seiring dengan semakin melemahnya sistem kekebalan, gejala-gejala
ini semakin parah.
16
Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau cancer)
menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita
AIDS. Pada fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa memperlambat
perkembangan virus ini.
Cara penularannya terutama melalui hubungan seksual dan darah
dengan memakai jarum suntik atau transfusi darah. gejala yang dapat
muncul adalah :
a. Membesarnya kelenjar getah bening
b. Panas badan sekitar 38oC yang hilang timbul lebih dari 3 bulan,
tampa diketahui sebabnya terutama malam hari.
c. Berat badan menurun lebih dari 10%
d. Napsu makan berkurang
e. Dapat disertai diare (sering buang air bersar yang encer)
1. Mematikan
2. belum ada obat atau vaksinasinya
3. gejala baru terlihat 5-10 tahun kemudian
4. penyebarannya sangat cepat
17
2.4 Resiko Kesehatan Yang Dihadapi Remaja
Kehamilan
Aborsi
Penyakit menular seksual (PMS)
Kekerasan seksual
Serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi dan pelayanan
kesehatan
Risiko ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, yaitu:
18
Remaja yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan tidak mendapatkan
perlindungan dan kasih sayang orang tua, memiliki lebih banyak lagi faktor-faktor
yang berkontribusi, seperti:
Kita bisa terkena IMS melalui hubungan seks yang tidak aman, yang
dimaksudkan dengan tidak aman adalah :
19
kesehatan dan habiskan semua obatnya meski sakit dan gejalanya sudah
hilang. Ajak atau anjurkan semua pasangan seks yang Anda ketahui untuk
juga berobat.
2. Jangan melakukan hubungan seks selama dalam pengobatan IMS.
3. Beberapa IMS meskipun diobati, tidak bisa disembuhkan dan sifatnya
kumat-kumatan. Herpes misalnya, akan kumat pada waktu-waktu tertentu
4. Tes IMS tidak selalu dilakukan kecuali kalau perlu. Biasanya dokter
memeriksa berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang kita rasakan.
Jawablah semua pertanyaan dokter dengan jujur supaya ia dapat
memberikan obat yang tepat.
a. Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak
ada cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang
seks atau puasa seks saat jauh dari pasangan.
b. Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang di
pastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah
atau kita tidak bisa berpantang sek.
c. Cegah infeksi degan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks.
Bila kita dapat memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan
dia pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan, dengan jarum yang
tidak steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan kita gunakan
kondom untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama, lewat mulut
atau lubang dubur.
20
c) Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau
tidak steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato, alat tindik
dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru
biasanya masih dalam plastik dan dibuka dihadapan kita.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
IMS (Infeksi Menular Seksual) merupakan salah satu penyakit yang mudah
ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab dan
kelainan yang terjadi terutama di daerah genital. IMS sampai saat ini masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju
(industri) maupun di negara berkembang.
3.2 Saran
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua
dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan IMS (Infeksi Menular
Seksual), dan dapat melakukan berbagai tindak pencegahan, karna ini merupakan
kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat kejadian pada penyakit
21
mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas, meberikan pengetahuan
pada seluru remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral tersebut karna
dapat merusak masa depan mereka dan dapat menjadi penyesalah seumur hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. dr. Ida Bagus Gede, Manuaba. SPog, Mengenali Kesehatan Reproduksi.
Arcan. Jakarta. 1999
http://belajarbersamalagi.blogspot.co.id/2012/03/makalah-infeksi-menular-
seksual.html
https://rohyanisamosir123.wordpress.com/2015/05/25/makalah-ims-infeksi-
menular-seksual/
https://anawebchildhealth.blogspot.co.id/2011/12/makalah-infeksi-menular-
seksual-ims.html
22