Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan


yang cukup cepat. Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi
menular seksual adalah wanita tunasusila (WTS) yang dapat menyusup dalam
kehidupan rumah tangga. Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan
timbunya berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi menular seksual dan
kehamilan yang tidak dikehendaki. Bila penyakit infeksi menular seksual sebagian
besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat sehingga tidak
menimbulkan penyulit selanjutnya, berbeda dengan kehamilan yang tidak
dikehendaki. Masalah terakhir ini mempunyai dampak yang lebih luas baik
biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika.

Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak)


yang memerlukan penanganan yang tepat karena akan dapat menjalar ke alat
genitalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul.
Pengobatan yang kurang memuaskan akan menimbulkan penyakit menjadi
menahun (kronis) dengan akibat akhir rusaknya fungsi alat genitalia bagian dalam
sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul.

Dalam pertemuan di Atlanta USA tentang penyakit hubungan seksual,


menyatakan bahwa mata rantai yang ditularkan oleh WTS tidak dapat dihilangkan
tetapi hanya mungkin diperkecil peranannya. Dengan diketemukannya penyakit
AIDS yang disebabkan oleh virus dan sampai sejauh ini belum ada
pengobatannya, maka masyarakat akan lebih berhati-hati. Secara kelakar disebut
pula bahwa PID adalah pretty international diseases, oleh karena disebar luaskan
oleh wanita cantik yang berstatus sebagai wanita tunasusila (WTS) atau wanita
penghibur.

1
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi,
menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu mengambil
keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling sangat diperlukan
remaja. Meskipun kepedulian pemerintah, masyarakat maupun LSM dalam
memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi sudah
semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling masih
terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan
konseling bagi remaja yang terbatas. Disamping itu, kemampuan tenaga konselor
dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat pelayanan informasi
dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga masih terbatas. Atas dasar itulah
maka guna mendukung kemampuan SDM dalam melakukan konseling kesehatan
reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang terlatih melalui workshop
konseling kesehatan reproduksi remaja.

World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terdapat 350


juta penderita baru IMS di negara-negara berkembang di Afrika, Asia, Asia
Tenggara, dan Amerika Latin. Di negara-negara berkembang infeksi dan
komplikasi IMS adalah salah satu dari lima alasan utama tingginya angka
kesakitan. Dalam kaitannya dengan infeksi HIVAIDS, United States Bureau of
Census pada 1995 mengemukakan bahwa di daerah yang tinggi prevalensi IMS-
nya, ternyata tinggi pula prevalensi HIV-AIDS dan banyak ditemukan perilaku
seksual berisiko tinggi. Salah satu kelompok seksual yang berisiko tinggi terkena
IMS adalah perempuan.

Lebih dari 30 jenis patogen dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan
manifestasi klinis bervariasi menurut jenis kelamin dan umur. Meskipun infeksi
menular seksual (IMS) terutama ditularkan melalui hubungan seksual, namun
penularan dapat juga terjadi dari ibu kepada janin dalam kandungan atau saat
kelahiran, melalui produk darah atau transfer jaringan yang telah tercemar,
kadangkadang dapat ditularkan melalui alat kesehatan.

2
Dengan perkembangan di bidang sosial, demografik, serta meningkatnya
migrasi penduduk, populasi berisiko tinggi tertular IMS akan meningkat pesat.
Beban terbesar akan ditanggung negara berkembang, namun negara maju pun
dapat mengalami beban akibat meningkatnya IMS oleh virus yang tidak dapat
diobati, perilaku seksual berisiko serta perkembangan pariwisata. IMS menempati
peringkat 10 besar alasan berobat di banyak negara berkembang, dan biaya yang
dikeluarkan dapat mempengaruhi pendapatan rumah tangga. Pelayanan untuk
komplikasi atau sekuele IMS mengakibatkan beban biaya yang tidak sedikit,
misalnya untuk skrining dan pengobatan kanker serviks, penanganan penyakit
jaringan hati, pemeriksaan infertilitas, pelayanan morbiditas perinatal, kebutaan
bayi, penyakit paru pada anakanak, serta nyeri panggul kronis pada wanita. Beban
sosial meliputi konflik dengan pasangan seksual dan dapat mengakibatkan
kekerasan dalam rumah tangga.

Dalam 20 tahun belakangan ini, pengetahuan tentang dinamika transmisi IMS


telah berkembang sebagai dampak pandemi HIV dan peningkatan upaya untuk
mengendalikan infeksi lainnya. Model matematika dan riset menunjukkan peran
penting jejaring seksual dalam menentukan arah penyebaran berbagai jenis infeksi
tersebut. Pemahaman yang semakin baik terhadap dinamika penularan IMS
menimbulkan dampak pada rancangan strategi pencegahan dan intervensi
pengendaliannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan IMS ?

2. Apa saja jenis – jenis IMS ?

3. Bagaimana cara penularan IMS ?

4. Apa yang harus kita lakukan kalau terkena IMS?

5. Bagaimana cara mencegah ?

3
6. Bagaimana peran bidan dalam mengatasi IMS ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui apa itu IMS

2. Untuk Mengetahui jenis – jenis IMS

3. Untuk Mengetahui cara penularan IMS

4. Untuk Mengetahui apa yang harus kita lakukan kalau terkena IMS

5. Untuk Mengetahui cara mencegah IMS

6. Untuk mengetahui Peran bidan dalam mengatasi IMS

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pegertian IMS (Infeksi Menular Seksual)

Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS)
atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually
Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana pengertian dari
IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual
dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau
penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin.
Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya
(Ditjen PPM & PL, 1997).

IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit
yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual.
IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling
terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada
kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan
Rahardjo, 1999).

Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan


sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri,
parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual,
baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.

PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit
AIDS yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang
pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari
PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan akibatnya pun cukup fatal, antara
lain :

5
 Kemandulan
 Kecacatan
 Gangguan kehamilan
 Kanker
 Kematian

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2
faktor, yaitu faktor medis dan faktor sosial.

2.2 Gejala Umum Penyakit Menular Seksual

TABEL GEJALA UMUM PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Gejala Perempuan Laki-laki


Luka Luka dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat kelamin,
anus, mulut atau bagian tubuh yang lain. Tonjolan kecil-
kecil, diikuti luka yang sangat sakit di sekitar alat kelamin
Cairan tidak normal Cairan dari vagina bisa Cairan bening atau
gatal, kekuningan, berwarna berasal dari
kehijauan, berbau atau pembukaan kepala penis
berlendir. Duhtubuh bisa atau anus.
juga keluar dari anus.
Sakit pada saat PMS pada wanita biasanya Rasa terbakar atau rasa
buang air kecil tidak menyebabkan sakit sakit selama atau setelah
atau burning urination urination terkadang diikuti
dengan duhtubuh dari penis
Perubahan warna terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan
kulit bias menyebar ke seluruh bagian tubuh
Tonjolan seperti Tumbuh tomjolan seperti jengger ayam di sekitar alat
jengger ayam kelamin
Sakit pada bagian Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan
bawah perut dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran

6
reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam
system reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan
ovarium)
Kemerahan Kemerahan pada sekitar alat Kemerahan pada sekitar alat
kelamin, atau diantara kaki kelamin, kemerahan dan
sakit di kantong zakar

Gejala lain dari HIV/AIDS :

 Demam
 Keringat malam
 Sakit kepala
 Kemerahan di ketiak, paha atau leher
 Mencret yang terus menerus
 Penurunan berat badan secara cepat
 Batuk, dengan atau tanpa darah
 Bintik ungu kebiruan pada kulit

2.3 Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS

IMS ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting
adalah :

1. Gonoroe (GO) atau kencing nanah

Penyakit gonoroe adalah salah satu penyakit IMS yang disebabkan oleh
Neisseria Gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk seperti buah kopi.
Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisar antara 3 sampai 5 hari
setelah infeksi. Penyakit gonoroe paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit
infeksi menular seksual namun mudah di obati, tetapi jika terlambat atau
pengobatan yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.

7
Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic
inflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama
sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum uteri. Pada tahap
lanjut, Neisseria gonorrhoeae diasosiasikan dengan rupture membrane yang
premature, kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.
Konjungtivitis gonokokol ( ophthalmia neonatorum), manifestasi terserang dari
infeksi perinatal, umumnya ditransmisi selama proses persalinan. Jika tidak terapi,
kondisi ini dapat mengarah pada perforasi kornea dan panoftalmitis. Infeksi
neonatal yang lebih jarang termasuk meningitis sepsis diseminata dengan atritis,
serta infeksi genital dan rectal.

A. Infeksi Gonoroe pada Pria

Bentuk yang paling sering adalah uretritis gonore anterior akuta yang
dalam bahasa awam disebutnya juga kencing nanah. Gejala umumnya
adalah rasa gatal dan panas diujung kemaluan, rasa sakit saat kencing dan
banyak kencing, diikuti pengeluaran nanah diujung kemaluan dapat
bercampur darah.

Pada pemeriksaan akan dijumpai ujung kemaluan merah,


membengkak, dan menonjol, diujungnya bila dipijit akan keluar nanah.
Penyakit ini bila tidak mendapat pengobatan yang tepat dapat menyebar
kebagian alat kelamin lainnya seperti kandung kencing, prostat sampai
buah zakar dan salurannya. Dengan pengobatan yang kurang mantap,
penyakit akan bersifat menahun dan menjadi sumber penularan bagi orang
lain serta keluarganya.

B. Infeksi Gonoroe pada wanita

Infeksi pertama terkena pada wanita adalah mulut rahim, apalagi bila
telah terdapat perlukaan sehingga penyebarannya kebagian bawah dan
bagian atas alat kelamin semakin cepat. Infeksi mulut rahim disebut
servisitis yang bersamaan dengan infeksi vagina (liang senggama)

8
trikomonas maka gejala klinisnya semakin menonjol yaitu rasa nyeri pada
daerah punggung, mengeluarkan keputihan encer seperti nanah.

Pemeriksaan serviks akan tampak berwarna merah, membengkak,


perlukaan, dan tertutup oleh lendir bernanah. Lendir yang dikeluarkan
sangat infeksius (bersifat menginfeksi), sehingga dapat menyebarkan
penyakitnya menuju liang kencing (uretritis) dengan gejala rasa sakit saat
kencing, banyak kencing dan dapt bercampur nanah, pemeriksaan mulut
saluran kencing menunjukkan berwarna merah, bengkak, bila diurut keluar
nanah.

2. Herpes Simpleks

Penyakit infeksi hubungan seksual dengan penyebab virus herpes simpleks


tipe I dan II. Gejala klinisnya adalah gejala umum dalam bentuk badan panas,
lelah atau cepat lelah, napsu makan berkurang. Masa manifestasinya
(inkubasinya) sekitar 3 minggu. Gejala lokal pada genitalia terdapat
pembentukan vesikel berkelompok diatas kulit, kulit tampak basah dan lebih
merah, terdapt ulkus yang dangkal, kulit keriput (krusta), rasa nyeri yang
hebat, sehingga terdapt kesukaran berjalan.

Pada pria gejala klinisnya lebih ringan, karena sering mendapat


pengobatan preventif sendiri, dibandingkan pada wanita. Pengobatan lokal
dengan salep yang mengandung idoksuridin sedangkan pengobatan sistemik
mempergunakan preparat asiklovir yang cukup memberikan harapan
kesembuhan.

Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan
semuanya melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri
dibagi menjadi dua tipe, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang
menyebabkan infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi, bagaimanapun kedua
tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit dibagian tubuh manapun.
HSV-1 menyebabkan munulnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri
pada mukosa mulut, wajah dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital

9
ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti
bercak dengan luka mungkin muncul iritasi, penurunan kesadaran yang
disertai pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas
atau kejang. Biasanya hilang dalam 2 minggu infeksi, infeksi pertama HSV
adalah yang paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4 - 6 hari. Gejala
yang timbul meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan
diikuti dengan pembentukan gelembung - gelembung yang berisi cairan
bening yang selanutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan
pembentukan keropeng atau kerang (scab). Setelah infeksi pertama, HSV
memiliki kemampuan yang unik untuk bermigrasi sampai pada saraf sensorik
tepi menuju spinal ganglia dan berdormansi sampai diaktifasi kembali.
Pengaktifan virus yang berdormansi tersebut dapat disebabkan penurunan
daya tahan tubuh, stres, depresi, alergi pada makanan, demam, trauma pada
mukosa genital, menstruasi, kurang tidur dan sinar ultraviolet.

3. Sifilis atau raja singa

Penyebab dari sifilis adalah treponema pallidum, orde spirochaetaeas.


yang diserang oleh penyakit ini adalah semua organ tubuh, sehingga cairan
tubuh mengandung treponema pallidum. Stadium lanjut menyerang sistem
pembuluh darah dan jantung, otak dan susunan saraf. Penjalaran menuju janin
yang sedang berkembang dalam rahim dapat menimbulkan kelainan bawaan
janin dan infeksi dini saat persalinan.

Masa inkubasinya cukup panjang sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3


minggu. Timbul perlukaan di tempat infeksi masuk, terdapat infitrat
(pemadatan karena serbuan sel darah putih) yang selanjutnya mengelupas dan
menimbulkan perlukaan dengan ciri perlukaan dengan permukaan bersih,
berwarna merah, kulit sekitarnya tidak terdapat tanda radang, membengkak,
dan sebagiannya, tidak terasa nyeri, perlukaan mendatar dapat berubah
menjadi ulkus karena dindingnya tegak lurus kedalam, ulkus ini tidak nyeri
dan disebut ulkus durum. Penyakit infeksi dapat menyebar ke daerah kelenjar

10
getah bening regional yang berbentuk soliter artinya tidak ada pelekatan tanpa
rasa nyeri, dan pergerakannya bebas. Macam-macam sifilis:

2.1 Sifilis primer

Dalam banyak kasus, yang jelas salah satunya gejala sifilis primer
adalah rasa sakit maag di sebut chancre yang muncul dalam waktu dua
sampai enam minggu setelah seseorang menjadi terinfeksi dengan T.
palidum. Biasanya, ulkus muncul pada penis, vulva, vagina atau anus. Hal
ini juga dapat muncul pada leher rahim. Lidah, bibir dan bagian tubuh
lainnya.

2.2 Sifilis sekunder

Gejala yang paling umum adalah ruam lesi kecil mirip dengan
penyakit cacar (biasanya cokelat kemerah-merahan), yang kelompok telah
munculnya gatal-gatal yang tidak menghasilkan. Sementara mereka dapat
muncul dimana pada tubuh, gejala sifilis sekunder adalah ruam pada
telapak tangan dan telapak kaki.

2.3 Sifilis laten

Sifilis laten (tersembunyi)di diagnose ketika seseoranng telah


dihasilkan antibody terhadap bakteri tetapi tidak memiliki gejala infeksi.
Sementara orang dengan sifilis laten secara umum tidak di anggap menular
(yang berarti sangat tidak mungkin untuk mengirim bakteri padaorang
lain).

Sifilis laten dapat di bagi menjadi laten awal atau laten lanjut,
tergantung pada beberapa lama orang itu sudah terinfeksi. Orang dengan
sifilis laten lanjut (orang-orang yang tidak tahu kapan infeksi yang di
peroleh) untuk memerlukan perawatan lebih agresif di bandingkan dengan
infeksi laten Dini (yang telah terinfeksi kurang dari satu tahun).

2.4 Sifilis neurosifilis

11
Hal ini terjadi ketika T.pallidum menginfeksi otak atau sumsum tulang
belakang (system saraf pusat). Infeksi dapat terjadi dalam setiap tahap
sifilis bias menyebabkn kerusakan neurologis yang serius, termasuk
kelumpuhan, hilang sensasi fisik, buta dan tuli bertahap. Neurosifilis bisa
cukup berat sehingga menyebabkan cacat permanen atau kematian.

4. Kondiloma Akuminata (Kutil)

Kondiloma akuminatum (KA) adalah infeksi menular seksual (IMS) yang


disebabkan oleh Human papilloma virus (HPV) yang menyerang kulit alat
kelamin. KA disebut juga kutil kelamin, penyakit jengger ayam atau brondong
jagung. KA ditularkan melalui sentuhan langsung, misalnya trauma pada saat
hubungan seksual. Kelainan ini sering ditemukan pada dewasa muda,
terbanyak pada kelompok umur 17-33 tahun, dengan frekuensi yang seimbang
antara pria dan wanita.

Masa inkubasi KA sulit dipastikan, rata-rata sekitar 3 bulan. Pada wanita,


lesi KA sering timbul di liang vagina, labia mayor dan minor, serta sekitar
anus. Pada pria, tempat yang sering terkena adalah glans penis (topi baja),
batang penis, daerah rambut kemaluan dan di buah zakar. Gambaran klinis KA
berupa bintil atau benjolan sewarna daging, dengan permukaan tidak
rata/berbenjol-benjol.

5. Klamidia

Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada


manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis dapat ditularkan
melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan dapat
mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara
setengah dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada
leher rahim (cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka
terinfeksi.

12
Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya :
keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria)
dan menyebabkan peradangan pada daerah pernyimpanan dan kantung sperma
(epididymitis).

Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada
pinggul. Jika Tanpa perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius
reproduksi dan masalah-masalah kesehatan lainnya dengan baik jangka
pendek maupun jangka panjanglamydia trachomatis, dapat merusak alat
reproduksi manusia dan penyakit mata.

6. Ulkus Mole (Chancroid) Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi.

Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain :

 Luka lebih dari diameter 2 cm


 Cekung, pinggirnya tidak teratur
 Keluar nanah dan rasa nyeri
 Biasanya hanya pada salah satu sisi alat kelamin
 Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah bening di lipat
paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah
dan nyeri.
 Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil
yang tertular, memudahkan penularan infeksi HIV.Tes
laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaan Gram dan
Biakan agar selama seminggu.
7. Hepatitis

Hepatitis diindikasi sebagai salah satu penyakit akibat infeksi virus DNA
(hepatitis B) atau RNA (hepatitis C) yang terjadi pada (organ) hati, yang
menyebabkan perasangan pada sel hati dengan segala akibatnya. Terdeteksi
adanya hepatitis virus ABCDEF, namun yang berkaitan dengan PMS adalah B
dan C. Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh

13
usia. Gejala yang muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit
kepala, diare, nafsu makan menurun, otot pegal-pegal dan sakit perut, demam
tinggi serta vomitus.

 Hepatitis C

Gejala biasanya baru muncul 10-15 tahun setelah terinfeksi. Gejala


yang muncul antara lain; lelah, mual, kehilangan nafsu makan,vomitus,
sakit perut, otot terasa pegal, demam, diare dan sakit kuning.

 Cara Penularan
Mediasi penularan hepatitis C yang utama adalah melalui
pemakaian jarum suntik yang tidak disposible. Namun virus ini juga
bisa ditularkan melalui hubungan seksual dengan proporsi yang lebih
rendah (yakni dengan pemaparan antara darah wanita menstruasi yang
melakukan hubungan seks dengan perlukaan akibat hepatitis pada pria
pasangannya). Untuk mendeteksi, pemeriksaan anti-hepatitis C virus
ditegakkan.
 Pemeriksaan darah sebagai pemeriksaan lab tambahan.
Obat-obatan untuk penderita hepatitis C kronis saat ini telah
tersedia, sayangnya terbukti tidak selalu efektif dan punta efek
samping. Gejala terburuk adalah kerusakan hati yang serius.
Menghidari pemaparan spesimen tubuh dan kontak langsung dengan
penderita. Hidup sehat dan teratur sebagai alternatif bijak untuk
menghindarinya.
 Hepatitis B

HbsAg+ berperan menyebarkan virus melalui cairan yang sudah


terinfeksi, antara lain: air mani, darah, cairan vagina ataupun ludah masuk
ke tubuh manusia melalui luka yang terbuka dan bagian tubuh yang
memungkinkan untuk infeksi bakteri.

14
 Tes (diagnosa) HbsAg telah ditemukan hampir pada spesimen tubuh
yang terinfeksi, yaitu: darah, semen, saliva, air mata, ascites, ASI dan
urine penderita.
 Terapi untuk penderita virus ini: asimptomatis, interferon.

Istirahat, menghindari stres, tidak melakukan aktivitas berat dan


memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi yang seimbang. Selain itu kurangi
dan hindari kebiasaan merokok dan alkoholik. Antibodi virus ini bersifat
seumur hidup setelah penderita terjangkit, namun masih mungkin
terinfeksi hepatitis C. Komplikasi sebagai penyebab utama hepatitis
akut,kronik, serosis bahkan kanker hati.

 Pencegahan
Vaksin yang aman dan adekuat telah tersedia. Pemberiannya
dilakukan 3 kali penyuntikan selama 6 bulan berturut-turut dan
semuanya dilakukan di bahu. Hindari sebisa mungkin untuk tidak
terpapar spesimen penderita.
8. HIV/AIDS

HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang


menyebabkan rusaknya atau melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia.Virus
HIV membutuhkan sel-sel kekebalan tubuh kita untuk berkembang biak. Acquired
Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) muncul setelah HIV menyerang sistem
kekebalan tubuh kita selam lima hingga sepuluh tahun atau lebih. penyabab AIDS
adalah lymphadenopaty associated virus (LAV),human T cell leucemia virus III
(HTLV III), human T cell lymphotrophic virus. Berntuk virus ini selalu berubah-
ubah sehingga sulit dibuat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. HIV
berkembang dari infeksi menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia,
yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), dalam 4 fase berikut :

 Fase1:
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama
beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak

15
badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah.
Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa
anda tidak terinfeksi HIV.
 Fase 2:
Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase
lainnya, bahkan dapat berlangsung hingga sepuluh tahun. Selama fase
ini hampir tidak ada gejala serta penderita terlihat dan merasa sehat-
sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase inilah virus sedang
berkembang. Pelan-pelan HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam
darah, yang berjumlah banyak sekali untuk melawan penyakit.
Semakin sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem kekebalan tubuh
anda semakin melemah dan anda akan semakin sulit untuk
menghindari penyakit. Memang tubuh akan melawan dengan cara
mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang baru sebanyak
mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan HIV
dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh dalam memerangi HIV ini,
para peneliti telah mengembangkan obat-obatan antivirus yang bisa
dikonsumsi orang-orang dengan HIV.
 Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus
yang pada tahap ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem
kekebalan tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai menyerang.
Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan
sistem kekebalan tubh dengan mudah, ironisnya penyakit inilah yang
mnguasai dan mengendalikan tubuh yang terinfeksi HIV dan gejala
penyakitpun berkembang. Pada awalnya gejala-gejala ini ringan,
misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus
menurun, berkeringat pada malam hari, pembengkakan kelenjar limpa,
infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk yang terus-menerus. Tetapi
seiring dengan semakin melemahnya sistem kekebalan, gejala-gejala
ini semakin parah.

16
 Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau cancer)
menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita
AIDS. Pada fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa memperlambat
perkembangan virus ini.
Cara penularannya terutama melalui hubungan seksual dan darah
dengan memakai jarum suntik atau transfusi darah. gejala yang dapat
muncul adalah :
a. Membesarnya kelenjar getah bening
b. Panas badan sekitar 38oC yang hilang timbul lebih dari 3 bulan,
tampa diketahui sebabnya terutama malam hari.
c. Berat badan menurun lebih dari 10%
d. Napsu makan berkurang
e. Dapat disertai diare (sering buang air bersar yang encer)

AIDS (Acquired Immuno Defisiency Syndrome) merupakan suatau bentuk


sindromata atau kumpulan gejala yang terjadi akibat menurunan kekebalan tubuh
serta drastis, dan virus penyebabnya adalah HIV atau Humanus
Immunodeficiency Virus.

Virus masuk ke dalam tubuh melalui perantara darah, semen, sekref


vagina, serta cairan-cairan tubuh yang lain. Sebagian besar (75%) penularan
terjadi melalui hubungan kelamin. Infeksi oleh HIV memberikan gejala klinik
yang tidak spesifik, mulai dari tanpa gejala pada stadium awal sampai gejala-
gejala yang berat pada stadium yang lebih lanjut. Saat ini AIDS tergolong jenis
PMS yang paling berbahaya, karena dapat menimbulkan :

1. Mematikan
2. belum ada obat atau vaksinasinya
3. gejala baru terlihat 5-10 tahun kemudian
4. penyebarannya sangat cepat

17
2.4 Resiko Kesehatan Yang Dihadapi Remaja

Masa kanak-kanak ke dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan


mental dan sosial ,sehingga mereka harus menghadapi Masa remaja memang
masa transisi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.
Kebutuhan dan jenis resiko kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja
mempunyai ciri yang berbeda dari anak-anak atau pun orang dewasa. Jenis risiko
kesehatan reproduksi yang harus dihadapi remaja antara lain yaitu:

 Kehamilan
 Aborsi
 Penyakit menular seksual (PMS)
 Kekerasan seksual
 Serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi dan pelayanan
kesehatan

Risiko ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, yaitu:

 Tuntutan untuk menikah muda dan hubungan seksual


 Akses terhadap pendidikan dan pekerjaan
 Ketidaksetaraan gender
 Kekerasan seksual
 Dan pengaruh media massa maupun gaya hidup.

Khusus bagi remaja putri, mereka kekurangan informasi dasar mengenai


keterampilan menegosiasikan hubungan seksual dengan pasangannya. Mereka
juga memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal
dan pekerjaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan pengambilan
keputusan dan pemberdayaan mereka untuk menunda perkawinan dan kehamilan
serta mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki .

18
Remaja yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan tidak mendapatkan
perlindungan dan kasih sayang orang tua, memiliki lebih banyak lagi faktor-faktor
yang berkontribusi, seperti:

 Rasa kekhatiran dan ketakutan yang terus menerus


 Ancaman sesama remaja jalanan
 Pemerasan
 Penganiayaan serta tindak kekerasan lainnya
 Pelecehan seksual dan
 Perkosaan

Para remaja ini berisiko terpengaruh lingkungan yang tidak sehat,


termasuk penyalahgunaan obat, minuman beralkohol, tindakan kriminalitas,
serta prostitusi.

2.5 Cara Penularan IMS

Kita bisa terkena IMS melalui hubungan seks yang tidak aman, yang
dimaksudkan dengan tidak aman adalah :

 Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke


vagina atau liang senggama).
 Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
 Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)

2.6 Yang Harus di Lakukan Jika Terkena Ims

Kalau terkena IMS atau curiga terkena IMS :

1. Cepat ke dokter, IMS harus diobati, tetapi jangan mengobati sendiri.


Dokter saja perlu melakukan tes untuk memastikan IMS yang diderita
pasiennya. Obat IMS juga berbeda-beda tergantung jenis IMS-nya. Cuma
dokter yang tahu obat paling tepat untuk IMS yang diderita. Pergilah ke
dokter, klinik, puskesmas atau rumah sakit. ikuti saran dokter atau petugas

19
kesehatan dan habiskan semua obatnya meski sakit dan gejalanya sudah
hilang. Ajak atau anjurkan semua pasangan seks yang Anda ketahui untuk
juga berobat.
2. Jangan melakukan hubungan seks selama dalam pengobatan IMS.
3. Beberapa IMS meskipun diobati, tidak bisa disembuhkan dan sifatnya
kumat-kumatan. Herpes misalnya, akan kumat pada waktu-waktu tertentu
4. Tes IMS tidak selalu dilakukan kecuali kalau perlu. Biasanya dokter
memeriksa berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang kita rasakan.
Jawablah semua pertanyaan dokter dengan jujur supaya ia dapat
memberikan obat yang tepat.

2.7 Cara Mencegah Ims

Pencegahan Penularan lewat seks :

a. Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak
ada cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang
seks atau puasa seks saat jauh dari pasangan.
b. Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang di
pastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah
atau kita tidak bisa berpantang sek.
c. Cegah infeksi degan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks.
Bila kita dapat memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan
dia pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan, dengan jarum yang
tidak steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan kita gunakan
kondom untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama, lewat mulut
atau lubang dubur.

Pencegahan Penularan Cara lainnya :

a) Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa


kebersihannya dari IMS ke dalam tubuh kita.
b) Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.

20
c) Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau
tidak steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato, alat tindik
dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru
biasanya masih dalam plastik dan dibuka dihadapan kita.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

IMS (Infeksi Menular Seksual) merupakan salah satu penyakit yang mudah
ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab dan
kelainan yang terjadi terutama di daerah genital. IMS sampai saat ini masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju
(industri) maupun di negara berkembang.

Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS di antaranya Gonore (kencing


nanah) dan Kondiloma Akuminata (KA). Prilaku seksual berupa bergonta-ganti
pasangan seksual akan meningkatkan penularan penyakit, Kelompok berisiko
tinggi terkena infeksi menular seksual yaitu PSK (Pekerja Seks Komersial).
Angka penyakit IMS di kalangan PSK (Pekerja Seks Komersial) tiap tahunnya
menunjukkan peningkatan. Saat ini diperkirakan 80%-90% PSK terinfeksi IMS
seperti: Neisseria gonorrhoeae, Herpes simplex vinio tipe 2 dan clamidia. Pekerja
seks memerlukan skrining secara rutin untuk IMS seperti penggunaan kondom
tidak sepenuhnya protektif.

3.2 Saran

Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua
dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan IMS (Infeksi Menular
Seksual), dan dapat melakukan berbagai tindak pencegahan, karna ini merupakan
kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat kejadian pada penyakit

21
mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas, meberikan pengetahuan
pada seluru remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral tersebut karna
dapat merusak masa depan mereka dan dapat menjadi penyesalah seumur hidup.

DAFTAR PUSTAKA

PPM & PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Penyakit Menular Seksual.


Jakarta : Depkes RI. 1996.

Prof. dr. Ida Bagus Gede, Manuaba. SPog, Mengenali Kesehatan Reproduksi.
Arcan. Jakarta. 1999

KPAN. HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual Lainnya di Indonesia.Tantangan


dan Peluang Untuk bertindak. Jakarta 2001

http://belajarbersamalagi.blogspot.co.id/2012/03/makalah-infeksi-menular-
seksual.html

https://rohyanisamosir123.wordpress.com/2015/05/25/makalah-ims-infeksi-
menular-seksual/

https://anawebchildhealth.blogspot.co.id/2011/12/makalah-infeksi-menular-
seksual-ims.html

22

Anda mungkin juga menyukai