Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348049736

PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA PADA


MASA PANDEMI COVID-19

Article · December 2020

CITATIONS READS

0 883

4 authors, including:

Kayla Zahra Azalea Kezia Chrisiavinta


University of Indonesia University of Indonesia
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Saila Hadayna
University of Indonesia
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PENELITIAN ILMIAH View project

Peran Kelembagaan dalam Penanganan COVID-19 View project

All content following this page was uploaded by Kayla Zahra Azalea on 31 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM KELUARGA
BERENCANA PADA MASA PANDEMI COVID-19
Gilar Sekar Pembajeng​1​, Kayla Zahra Azalea​2​, Kezia Chrisiavinta​3​, Saila Hadayna​4
Email : ​gilar.sekar@ui.ac.id​1​, ​kayla.zahra@ui.ac.id​2​, ​kezia.chrisiavinta@ui.ac.id​3​,
saila.hadayna@ui.ac.id​4
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424

ABSTRAK

Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) ​yang
selama ini mengandalkan kegiatan tatap muka dalam sosialisasi, penyuluhan, dan pemberian pelayanan kontrasepsi.
Penurunan akses terhadap layanan fasilitas kesehatan selama pandemi, mengakibatkan penurunan jumlah
kepesertaan program KB dan jumlah pengguna kontrasepsi sehingga dapat menyebabkan terjadinya ​unwanted ​dan
mistimed pregnancy (​ kehamilan tidak dikehendaki). Hal ini meningkatkan risiko terjadinya peningkatan ​angka
kehamilan yang tidak direncanakan dan ledakan penduduk yang berdampak pada Angka Kematian Ibu (AKI) yang
semakin tinggi serta ​menggagalkan upaya dalam membangun masa depan Indonesia dengan sumber daya yang
berkualitas di era bonus demografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui p​erencanaan dan evaluasi Program
KB di masa Pandemi Covid-19. Metode yang digunakan yaitu kajian literatur ​(literature review) dengan data
sekunder. Dari hasil penelitian diketahui bahwa program KB yang dijalankan pada masa pandemi telah
mengimplementasikan perencanaan berdasarkan prioritas masalah yang ada dengan ​refocusing dana​,
dikeluarkannya panduan pelayanan program KB di masa pandemi, dan maksimalisasi peranan Penyuluh KB untuk
membantu pelayanan. Pemantauan dan pengawasan juga telah dilakukan langsung secara berkala. Namun perlu
adanya dukungan dalam memfasilitasi pelayanan KB dengan penyediaan alat kontrasepsi dan APD protokol
kesehatan yang lengkap secara merata, peningkatan keterlibatan kader dan tokoh masyarakat bagi daerah yang
belum memiliki kemudahan akses pelayanan melalui alat elektronik serta belum ditemukan vaksin yang mutlak
aman digunakan bagi ibu hamil dan menyusui.

Kata Kunci: ​COVID-19, evaluasi, Indonesia, keluarga berencana, pandemi, perencanaan

ABSTRACT

COVID-19 pandemic has a very major impact on the implementation of Keluarga Berencana (Family
Planning) program, which so far has relied on offline and face-to-face activities in socialization, counseling, and
contraceptive services. Decreasing access to health facilities during the pandemic has resulted in a decrease in the
number of Keluarga Berencana participants and contraceptive users, which can lead to unwanted and mistimed
pregnancy. This will increase the risk in the number of unplanned pregnancies and an explosion in the population,
which also results in higher Maternal Mortality Rate (MMR) and thwarts the efforts to build Indonesia’s future with
quality resources in the era of demographic bonus. This study aims to determine the planning and evaluation of
Keluarga Berencana program during COVID-19 pandemic. The method used in this study is literature review with
secondary data. ​Results:​ Keluarga Berencana has implemented planning based on priority of the existing problems
by refocusing funds, issuing KB program service guidelines during pandemics, and maximizing the role of KB
instructors to assist service. Monitoring and supervision has also been carried out directly on regular basis.
However support is needed to facilitate KB by providing contraceptives and PPE with health protocols evenly,
increasing the involvement of cadres and community leaders for areas that don’t have easy access to services via
electronic devices, and there is no vaccine that is absolutely safe to be consumed by pregnant and breastfeeding
women.

Keyword: COVID-19, evaluation, Indonesia, Keluarga Berencana, pandemic, planning

PENDAHULUAN yang telah direncanakan untuk menilai baik


dan buruknya suatu perencanaan. Maka
Perencanaan merupakan suatu proses kemudian akan dapat ditemukan risiko,
merumuskan tindakan yang terdiri dari permasalahan, dan evaluasi yang bisa
langkah-langkah yang berkesinambungan direkomendasikan untuk perencanaan
untuk mencapai suatu tujuan dengan program kedepannya yang lebih baik lagi.
memanfaatkan sumber daya secara efisien.
Sedangkan evaluasi adalah suatu proses Saat ini Indonesia menjadi negara
penentuan nilai atau kesuksesan suatu yang telah memasuki era Bonus Demografi
program yang dilakukan dengan cara yaitu suatu periode dimana jumlah
mengumpulkan informasi, guna mencapai penduduk usia non produktif (<15 tahun dan
tujuan dengan efektif. Kedua proses tersebut > 64 tahun) jauh lebih kecil dibandingkan
adalah suatu hal yang tidak pernah luput dengan jumlah penduduk usia produktif (15-
dalam berjalannya suatu program kesehatan. 64 tahun). Hal ini dapat terjadi akibat dari
Proses tersebut ditujukan untuk memastikan penurunan angka fertilitas yang
dan mengukur berhasil atau tidaknya suatu berkepanjangan sehingga menyebabkan
program. perubahan struktur usia. Diperkirakan
Indonesia akan mengalami titik terendah
Adanya perencanaan pada program bonus demografi pada tahun 2020-2030
kesehatan bertujuan untuk memberikan sebelum berubah akibat peningkatan rasio
pengarahan yang baik untuk manajer penduduk lanjut usia.
maupun karyawan mengurangi
ketidakpastian, meminimalisir pemborosan, Untuk mencapai penduduk tumbuh
dan menetapkan tujuan serta standar yang seimbang dibutuhkan penurunan angka
digunakan dalam proses pengontrolan dan fertilitas menjadi 2,1. Namun pada
pengevaluasian. Hasil pelaksanaan suatu kenyataannya, kondisi TFR (​Total Fertility
program yaitu berupa capaian-capaian yang Rate)​ di Indonesia pada tahun 2018 masih
akan dilakukan pengukuran terhadap cukup tinggi yaitu sebesar 2,45 anak per
parameter keberhasilan dan tujuan awal Wanita Usia Subur. TFR ini menjadi kunci
penting dalam keberlangsungan bonus (Pasangan Usia Subur) pada penggunaan
demografi yang mana dapat mempengaruhi alat kontrasepsi berkelanjutan dan
besaran ​burden dari masalah kesehatan pendewasaan usia perkawinan pada remaja
lainnya seperti AKI (Angka Kematian Ibu). dalam rangka menciptakan ketahanan dan
Yang mana menurut data SDKI 2012 kesejahteraan keluarga untuk membentuk
menunjukkan sebanyak 259 per 100.000 penduduk yang bermutu.
kelahiran hidup, yang masih jauh dari target
SDGs yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup. Selama hampir 30 tahun, program
Padahal AKI menjadi indikator utama KB telah berhasil dalam menurunkan angka
derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, kelahiran yang pada tahun 1971 menyentuh
dengan tingginya laju pertumbuhan angka 5,7 dan saat ini terus mengalami
penduduk, berpengaruh dalam upaya peningkatan jumlah kepesertaan program
meningkatkan kualitas sumber daya KB. Meskipun begitu, ​jumlah kebutuhan
manusianya. Sehingga perlu adanya unmet need dan tingkat putus pakai
program pengendalian kuantitas penduduk kontrasepsi juga masih tinggi. Adanya
yang menjadi program prioritas untuk masa pandemi Covid-19 juga sangat berdampak
depan demi pembangunan Indonesia. Oleh dalam pelaksanaan program KB ​yang
karena itu untuk mencapai hal tersebut, selama ini mengandalkan kegiatan tatap
pemerintah berupaya dengan mengadakan muka dalam sosialisasi, penyuluhan, dan
Program Keluarga Berencana (KB). pemberian pelayanan kontrasepsi. Beberapa
klinik juga ditutup karena tak memiliki
Keluarga Berencana (KB) menurut perlengkapan yang memadai untuk
Undang-undang nomor 52 tahun 2009 mencegah penularan Covid-19. Selain itu,
tentang Perkembangan Kependudukan dan kesadaran masyarakat untuk ber-KB secara
Pembangunan Keluarga adalah upaya mandiri selama masa pandemi pun masih
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia rendah. ​Penurunan akses terhadap layanan
ideal melahirkan, mengatur kehamilan, fasilitas kesehatan selama pandemi, dapat
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan menyebabkan terjadinya unwanted
sesuai dengan hak reproduksi untuk pregnancy dan mistimed pregnancy
mewujudkan keluarga yang berkualitas (kehamilan tidak dikehendaki), karena
(Republik Indonesia, 2009). Program KB terhambatnya penggunaan alat kontrasepsi
sebagai program nasional yang memberikan terutama alat kontrasepsi dengan metode
pelayanan pada sepanjang ​siklus usia kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
reproduksi meliputi pendidikan dan Sebelum pandemi melanda angka rata-rata
konseling kesehatan reproduksi pada remaja dari unwanted pregnancy telah mencapai
dan calon pengantin, konseling dan 17,5% dan di kota besar cenderung lebih
pelayanan KB pada PUS, promosi KB pasca tinggi. BKKBN mencatat adanya penurunan
persalinan pada ibu hamil, pelayanan KB drastis (35% hingga 47%) pada penggunaan
pasca persalinan pada ibu bersalin dan nifas, kontrasepsi pada Maret 2020, dibandingkan
serta pelayanan KB interval. Tujuannya bulan sebelumnya. Berkurangnya partisipasi
untuk ​meningkatkan partisipasi PUS penggunaan KB, tentunya akan berimbas
kepada meningkatnya kelahiran bayi atau kata kunci yang digunakan adalah
bisa disebut sebagai kejadian “​baby boom” “Covid-19”, “evaluasi”, “Indonesia”,
pasca pandemi Covid-19. Oleh karena itu, “keluarga berencana”, “pandemi”,
mengingat urgensi mengenai permasalahan “perencanaan”. Artikel yang digunakan
tersebut perlu adanya perencanaan yang adalah artikel yang diterbitkan tahun 2020.
matang dan tepat dalam menyusun Program
KB yang aman bagi sasaran dalam masa
Pandemi Covid-19 untuk mencegah HASIL DAN PEMBAHASAN
terjadinya peningkatan ​angka kehamilan
yang tidak direncanakan dan ledakan Analisis Situasi
penduduk.
Keputusan Presiden Nomor 12 tahun
2020 tentang Penetapan Bencana non alam
penyebaran Covid-19 sebagai Bencana
METODE Nasional, memerlukan mekanisme
Penelitian ini menggunakan desain penanganan salah satunya dengan
kajian literatur (​literature review​) yaitu diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial
pengumpulan data mengenai topik yang Berskala Besar (PSBB) dan melakukan
didapatkan dengan menggali berbagai adaptasi kebiasaan baru untuk pencegahan
informasi dari kepustakaan. Kajian literatur penularan Covid-19. Kondisi ini
adalah suatu penelusuran dan penelitian menyebabkan dampak yang sangat besar
kepustakaan dengan membaca berbagai hampir di semua aspek kehidupan salah
buku, jurnal, dan terbitan-terbitan lain yang satunya adalah dalam hal pelayanan
berkaitan dengan topik penelitian untuk kesehatan masyarakat, termasuk pelayanan
menghasilkan tulisan berkaitan dengan satu KB.
topik tertentu. Data yang digunakan pada Sebagaimana diketahui, kejadian
penelitian ini adalah data sekunder, yaitu COVID-19 sangat berpengaruh besar
sumber data yang tidak langsung terhadap sektor kesehatan, terlebih pada
memberikan data kepada pengumpul pelaksanaan program kesehatan. Program
datanya atau yang disebut data yang tidak kesehatan Keluarga Berencana adalah salah
diambil langsung oleh peneliti (Sugiyono, satu program yang mengalami kendala
2015). dalam melaksanakan programnya pada masa
Data sekunder pada penelitian ini pandemi ini. Pelayanan kesehatan dalam
adalah sumber kepustakaan yang berasal program Keluarga Berencana sangat
dari artikel ilmiah yang berkaitan dengan bergantung pada komunikasi secara
topik yang diteliti yaitu perencanaan dan langsung antar individu ke individu lainnya
evaluasi program keluarga berencana pada menjadi tidak dapat dilaksanakan secara
masa pandemi Covid-19. Pencarian artikel maksimal. Jika kondisi ini tidak diantisipasi
ilmiah dilakukan menggunakan ​Google ​dan akan menimbulkan berbagai masalah di
Google Scholar dengan bahasa Indonesia, kemudian hari diantaranya meningkatnya
angka kehamilan yang tidak diinginkan kepada meningkatnya kelahiran bayi atau
(unwanted pregnancy). Oleh karenanya bisa disebut sebagai kejadian “baby boom”
perlu diupayakan agar pelayanan KB tetap pasca pandemi COVID-19.
berjalan dengan tetap memperhatikan
protokol pencegahan dan pengendalian Identifikasi Masalah
Covid-19. Dalam masa pandemi ini, masalah
Studi yang dilakukan oleh kantor yang dirasakan dalam pelaksanaan program
pusat UNFPA yang berkolaborasi dengan KB ini adalah masyarakat merasa kesulitan
Aenir Health, Josh Hopkins University (AS) dalam mengakses pelayanan KB dalam
dan Victoria University (Australia) masa pandemi ini.
mengindikasikan bahwa 47 juta perempuan Dalam faktor lingkungan,
diperkirakan tidak bisa mengakses permasalahan yang dihadapi saat ini adalah
metode-metode kontrasepsi, yang bisa pandemi itu sendiri, yang membuat
mengakibatkan 7 juta kehamilan tidak terhambatnya program KB sehingga semua
diinginkan di negara-negara berkembang aktivitas program KB terbatas dan dilakukan
selama masa lockdown. Diperkirakan pula secara ​online​. Dalam faktor perilaku,
akan terjadi 31 juta kasus kekerasan berbasis terdapat penurunan pelayanan KB pada
gender, 2 juta kasus pemotongan kelamin Pasangan Usia Subur, baik pasangan KB
perempuan, dan 13 juta perkawinan anak. baru maupun KB Baru MKJP. Terdapat
Di Indonesia sendiri menurut kepala banyak peserta yang tidak melanjutkan
BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG(K) program KB-nya pada masa pandemi ini,
dalam konferensi pers peringatan Hari mengakibatkan penurunan angka pemakaian
Kependudukan Dunia menjelaskan bahwa KB.
penurunan akses terhadap layanan fasilitas Penurunan pengguna KB sendiri
kesehatan selama pandemi, dapat sudah dapat dilihat sejak bulan Februari
menyebabkan terjadinya unwanted 2020, dengan rincian Pemakaian IUD
pregnancy dan mistimed pregnancy sejumlah 36.155 turun menjadi 23.383;
(kehamilan tidak dikehendaki), karena Implan dari 81.062 menjadi 51.536; Suntik
terhambatnya penggunaan alat kontrasepsi dari 524.989 menjadi 341.109; Pil 251.619
terutama alat kontrasepsi dengan metode menjadi 146.767; Kondom dari 31.502
kontrasepsi jangka panjang (MKJP). menjadi 19.583; MOP dari 2.283 menjadi
Sebelum pandemi melanda angka rata-rata 1.196; dan MOW dari 13.571 menjadi
dari unwanted pregnancy telah mencapai 8.093.
17,5% dan di kota besar cenderung lebih
tinggi. BKKBN mencatat adanya penurunan Sementara dari faktor pelayanan
drastis (35% hingga 47%) pada penggunaan kesehatan, pelayanan menjadi terhambat.
kontrasepsi pada Maret 2020, dibandingkan Kunjungan ke fasilitas kesehatan harus
bulan sebelumnya. Berkurangnya partisipasi dibatasi karena peraturan yang mewajibkan
penggunaan KB, tentunya akan berimbas masyarakat untuk menerapkan ​social
distancing ​dengan cara membatasi pasien perilaku PUS dan petugas pelayanan KB di
per hari yang datang. Bisa juga fasilitas pelayanan kesehatan. Kedua faktor
memanfaatkan penggunaan teknologi inilah yang akan menjadi faktor yang dapat
informasi dalam rangka pencegahan menjadi keberhasilan jalannya program pada
COVID19 seperti yang disampaikan melalui masa pandemi. Pemerintah harus menyusun
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 sebuah perencanaan mulai dari koordinasi
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan dengan pihak terkait, hingga meningkatkan
Pelayanan ​Telemedicine Antar Fasilitas partisipasi masyarakat untuk mengajak
Pelayanan Kesehatan dan surat Edaran ber-KB dalam masa pandemi ini. Jika PUS
Nomor HK.02.01/MENKES/303/2020 tetap ingin ber-KB selama masa pandemi,
tentang Penyelenggaraan pelayanan maka pemerintah harus memfasilitasi
kesehatan melalui pemanfaatan teknologi dengan pelayanan KB yang baik pula. Hal
informasi komunikasi dalam rangka ini otomatis membuat pelayanan KB
pencegahan penyebaran COVID-19. meningkat. Dengan ini pula, tidak akan
Terdapat panduan untuk pekerja kesehatan banyak PUS yang ingin keluar atau berhenti
yang bekerja dalam program KB ini untuk dari program KB, dan yang baru mau ingin
mempertahankan akses keperawatan ber-KB tidak akan merasa takut ketika ingin
kesehatan reproduksi untuk pasien. ber-KB.

Selain itu terdapat masalah faktor Alternatif Pemecahan Masalah


kependudukan, dikhawatirkan akan terjadi
ledakan kelahiran bayi (​baby boom)​ Terdapat pemecahan masalah yang
sehingga bonus demografi akan sulit lain, yaitu menggunakan panduan
dikendalikan nantinya, dan hal ini dapat penyusunan program kesehatan reproduksi
menimbulkan berbagai masalah kesehatan dalam situasi darurat bencana yang
baru yang akan terjadi di masyarakat, seperti dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
masalah ​stunting y​ ang sudah mulai marak Prinsip-prinsip dari panduan tersebut
saat pandemi ini. mendasari pelaksanaan penyusunan program
kesehatan reproduksi dalam situasi darurat
Prioritas Masalah bencana, yang terdiri dari koordinasi,
kualitas pelayanan, komunikasi, partisipasi
Dalam hal ini pemerintah sebaiknya masyarakat, pengembangan kapasitas teknis
memprioritaskan untuk membuat kebijakan dan manajemen, akuntabilitas, hak asasi
baru mengenai pelayanan kesehatan manusia, serta advokasi.
Keluarga Berencana di masa pandemi,
merujuk pada Panduan Pelayanan Kesehatan Sementara menurut Biro
Reproduksi dalam Situasi Darurat Perencanaan BKKBN dalam acara webinar
Berencana yang dikeluarkan oleh kebijakan dan nonfisik TA 2020 dan
Kementerian Kesehatan. rancangan kebijakan 2021 dalam kondisi
pandemi COVID-19, terdapat 5 strategi
Terlebih lagi dalam pelayanan dalam mengantisipasi berjalannya pelayanan
kesehatan Keluarga Berencana dalam KB dalam kondisi pandemi COVID-19
antara lain yaitu pemberian penggunaan (Faskes). Ini berbeda dengan
alokasi jangka pendek selama masa sebelumnya yang menitikberatkan
pandemik bagi akseptor aktif sehingga tugas PKB kepada tugas-tugas
kondisi putus pakai dapat diminimalisir, komunikasi, informasi, dan edukasi
pendataan oleh PLKB terhadap semua (KIE) atau penyuluhan
akseptor baik PA maupun PB di wilayah
binaan yang meliputi: Nama, NIK, Alamat, 2. BKKBN akan mendistribusikan
dan Metode Kontrasepsi. menggerakkan alokon kepada faskes-faskes swasta.
secara aktif pola KIE (media daring/medsos) Ini berbeda dari kondisi sebelum
yang gencar untuk dapat memberikan pandemi Covid-19 yang hanya
pemahaman terhadap pengendalian untuk pendistribusian alokon untuk faskes
menjaga kondisi reproduksinya hingga tiba pemerintah seperti puskesmas dan
masa pelayanan, melakukan refocusing dana rumah sakit atau klinik-klinik milik
penggerakan pelayanan KB MKJP untuk pemerintah. Dengan catatan,
mendukung pemberian APD berupa distribusi kepada faskes swasta
handscoon dan masker, insentif pelayanan tersebut tetap tercatat di BKKBN
suntik KB bagi praktik mandiri bidan yang 3. BKKBN mengubah menu belanja
melayani PUS miskin serta pembelian pada dana alokasi khusus (DAK)
tambahan pil dan kondom, serta mendorong yang diberikan kepada kabupaten
perwakilan BKKBN Provinsi melalui Surat dan kota. Bila sebelumnya DAK
Plt. Deputi Bidang KBKR nomor banyak diperuntukkan untuk
457/I/KB.06.02/E1/2020 tanggal 9 April pertemuan-pertemuan di tingkat
2020 untuk menciptakan inovasi dan masyarakat, kini tidak lagi. BKKBN
terobosan sesuai kearifan lokal, bersama menghendaki gelontoran dana
OPD KB dan mitra terkait lainnya dengan tersebut digunakan untuk
melaksanakan gerakan cegah putus pakai menggerakkan pelayanan.
pemakaian kontrasepsi pada masa pandemi
COVID-19. Pelaksanaan dan Penggerakkan

Rencana Operasional Pelaksanaan dan Penggerakan


program Keluarga Berencana (KB) pada
Kebijakan penyesuaian di masa Pandemi Covid-19 dilakukan dengan
pandemi terdapat tiga kebijakan yg dikeluarkannya Panduan Pelayanan
disesuaikan di masa pandemi saat ini. Keluarga Berencana (KB) dalam masa
1. Pertama, BKKBN menggerakkan pandemi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan
para penyuluh keluarga berencana Baru oleh Kementerian Kesehatan dan
(PKB) untuk sepenuhnya membantu Badan Kependudukan dan Keluarga
pelayanan. Termasuk di antaranya Berencana (BKKBN) pada bulan Juni 2020.
adalah mendistribusikan alat dan Panduan tersebut yang akan dijadikan acuan
obat kontrasepsi (Alokon) untuk bagi seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia
digunakan di fasilitas kesehatan
yang akan melakukan pelayanan Keluarga lapangan tersebut dilakukan untuk
Berencana (KB). mengetahui implementasi KB di Provinsi
Jambi secara rinci dengan melihat langsung
Program Keluarga Berencana (KB) realita yang ada. Selain itu pada Kota
harus tetap berjalan di masa Pandemi Yogyakarta, tim monitoring berkunjung ke
Covid-19 ini. Pandemi Covid-19 membuat 28 rumah data kampung KB di Kota
masyarakat menghabiskan waktu lebih lama Yogyakarta.
di rumah, hal ini menyebabkan peningkatan
ibu hamil pada masa pandemi ini. Oleh Evaluasi
karena itu, KB sangat dibutuhkan untuk
mencegah peningkatan yang berkelanjutan. 1. Pelayanan Medis Pemberian
Kontrasepsi (Pelayanan MOW
Pelayanan KB di masa Pandemi dan MOP)
Covid-19 dilaksanakan dengan
memaksimalkan penerapan protokol a. Zona Hijau dan Zona Kuning:
pencegahan Covid-19 pada petugas, Petugas ​dapat memberikan
akseptor, keluarga serta masyarakat yang pelayanan MOW interval dan
MOP di FKTP dan FKTRL
berkunjung.
dengan menggunakan APD
Pemantauan, Pengawasan, dan sesuai standar dan
Pengendalian memperhatikan protokol
pencegahan covid -19.
Pengawasan program Keluarga
Berencana (KB) dilakukan oleh BKKBN b. Zona Orange dan Zona Merah:
dengan koordinasi bersama Organisasi Tunda pelayanan MOW
Perangkat Daerah (OPD) KB pada setiap interval dan MOP, hingga
daerah di Indonesia. Pengawasan dan wilayah tersebut ditetapkan
pengendalian ini salah satu caranya adalah menjadi zona hijau atau zona
kunjungan langsung ke lapangan. kuning (Akseptor dapat
disarankan menggunakan
Kunjungan lapangan ini adalah pilihan metode KB lainnya.
kegiatan pemantauan yang dilakukan secara
langsung dengan tujuan untuk mengetahui Dapat dilihat, pada zona orange dan
informasi yang lebih rinci terkait program merah pelayanan MOW dan MOP ditunda.
yang berjalan. Kunjungan lapangan ini Penundaan ini akan tetap berpengaruh
dilakukan secara berkala dan terpadu untuk terhadap tingginya kehamilan ditengah
mengidentifikasi pandemi. Kontrasepsi MOW dan MOP
permasalahan-permasalahan yang dihadapi merupakan kontrasepsi yang paling efektif,
dalam pelaksanaan di lapangan. keefektifannya dapat mencapai 99,9%.
Apabila digantikan dengan kontrasepsi lain,
Sebagai contoh, pada Provinsi Jambi maka akan mengurangi keefektifannya.
dilakukan monitoring lapangan oleh DAK Sarannya adalah sebisa mungkin pelayanan
Sub Bidang KB Provinsi Jambi. Monitoring
MOW dan MOP tetap dilakukan di zona a. Zona Hijau dan Zona Kuning:
orange dan zona merah dengan menerapkan Petugas kesehatan memberikan
protokol kesehatan. konsultasi kepada klien
menggunakan wa/telepon atau
2. Pelayanan Konseling menerima klien secara
a. Zona Hijau dan Zona Kuning: langsung dengan menggunakan
Konseling KB dapat dilakukan APD dan memperhatikan
secara langsung dengan protokol pencegahan covid-19.
menggunakan APD dan b. Zona Orange dan Zona Merah:
mematuhi protokol pencegahan Petugas kesehatan memberikan
penularan Covid-19, tetapi konsultasi kepada klien
apabila masih memungkinkan
menggunakan wa/telepon.
masih bisa mengoptimalkan
penggunaan media online. Penyampaian keluhan dan informasi
lebih lanjut pada daerah zona orange dan
b. Zona Orange dan Zona Merah: zona merah dilakukan secara online. Dengan
Konseling KB tidak dilakukan menggunakan media online, maka
secara langsung atau tatap jangkauannya hanya kepada masyarakat
muka, dapat dialihkan melalui yang memiliki alat elektronik (​smartphone)​ .
media online (WA, SMS, HP, Sedangkan untuk masyarakat pedesaan atau
Aplikasi, dsb) yang tidak memiliki ​smartphone menjadi
Pelayanan konseling pada daerah kendala yang besar. Sarannya adalah
zona orange dan zona merah dilakukan penyampaian keluhan dan informasi KB
secara online. Dengan konsultasi dapat pula diberikan secara langsung (tidak
menggunakan media online, maka melalui daring) dengan meminta bantuan
jangkauannya hanya kepada masyarakat kepada kader-kader di daerah setempat.
yang memiliki alat elektronik (​smartphone)​ . Harapannya dengan memberdayakan kader
Sedangkan untuk masyarakat pedesaan atau atau tokoh masyarakat, masyarakat tidak
yang tidak memiliki ​smartphone menjadi bingung lagi apabila ada keluhan dan
kendala yang besar. Sarannya adalah informasi yang akan diterima.
konsultasi KB dapat pula diberikan secara 4. Pasangan Usia Subur Menunda
langsung (tidak melalui daring) dengan Mendatangi Fasilitas Kesehatan
meminta bantuan kepada kader-kader di untuk Mendapatkan Pelayanan
daerah setempat. Harapannya dengan
KB
memberdayakan kader atau tokoh
masyarakat, masyarakat yang ingin Pasangan Usia Subur (PUS)
berkonsultasi tidak kesulitan lagi. menunda mendatangi fasilitas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan KB karena
3. Penyampaian Keluhan dan kekhawatiran akan tertular Covid-19. Pada
Informasi Lebih Lanjut Pandemi Covid-19 kehamilan meningkat,
maka pentingnya PUS segera mendapatkan Pada saat ini salah satu topik yang
pelayanan KB untuk mencegah peningkatan masih menjadi perbincangan yang hangat di
yang lebih tinggi lagi dan akan antara masyarakat Indonesia adalah vaksin
meningkatkan AKI dan AKB di Indonesia. yang aman digunakan pada ibu hamil dan
menyusui, hal ini disebabkan karena
Panduan pelayanan KB pada masa tingginya faktor risiko terpaparnya virus
Pandemi Covid-19 di fasilitas kesehatan COVID-19 pada Ibu dan Anak atau calon
sudah dikeluarkan oleh Kementerian janin. Salah satu penelitian menunjukan
Kesehatan dan BKKBN. Dengan demikian, bahwa pada beberapa rumah sakit yang
fasilitas kesehatan perlu mempersiapkan diteliti terjadi peningkatan kematian pada
segala hal yang dibutuhkan untuk pelayanan wanita hamil dengan infeksi COVID-19
KB tetap dapat berjalan. Persiapan mulai tanpa gejala, jika dibandingkan dengan
dari ketersediaan APD untuk tenaga wanita non-hamil tanpa gejala (​Ellington
kesehatan, penyediaan tempat cuci tangan MMWR 2020​, ​Collin 2020​, ​Delahoya
dan ​hand sanitizer,​ serta pengaturan jarak MMWR 2020​, ​Panagiotopoulos MMWR
antar orang yang ada di fasilitas kesehatan. 2020​, Zambrano MMWR 2020). ​Didapatkan
Perlu ada upaya intervensi kepada pula bahwa pasien hamil dengan
PUS yang masih takut mendatangi fasilitas komorbiditas seperti obesitas dan diabetes
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan mungkin berisiko lebih tinggi lagi terkena
KB, karena fasilitas kesehatan sudah penyakit berat yang konsisten dibandingkan
merencanakan segala hal yang dibutuhkan dengan populasi umum dengan komorbiditas
sehingga pelayanan KB tetap dapat serupa.
dilaksanakan. Intervensi dapat dilakukan Penelitian mengenai vaksin yang
secara langsung maupun tidak langsung. sesuai bagi populasi ibu hamil dan menyusui
Secara langsung dapat melalui kader sebenarnya telah dilaksanakan, namun
kesehatan setempat, dan tidak langsung hingga saat ini belum ditemukan vaksin
dapat melalui media elektronik berupa yang mutlak aman digunakan bagi populasi
poster. ibu hamil dan menyusui. Setelah tinjauan
5. Belum Tersedianya Vaksin eksplisit berbasis bukti dari semua data yang
Covid-19 yang Terbukti Aman tersedia, Komite Penasihat Praktik Imunisasi
Digunakan oleh Ibu Hamil (ACIP) mengeluarkan rekomendasi
sementara untuk penggunaan vaksin
Pengembangan dan penelitian Pfizer-BioNTech COVID-19 pada orang
mengenai vaksin COVID-19 saat ini tengah berusia ≥16 tahun untuk pencegahan
berkembang pesat. Maka dari itu, informasi COVID-19 (CDC 2020) dan penggunaan
dan rekomendasi mengenai vaksin vaksin Moderna-1273 COVID-19 pada
COVID-19 akan terus mengalami orang berusia ≥ 18 tahun (CDC 2020).
perkembangan karena lebih banyaknya data Informasi untuk individu hamil dan
yang terus dikumpulkan khususnya bagi menyusui telah diposting melalui situs web
penggunaan vaksin pada populasi tertentu. CDC dibawah Pertimbangan Klinis. Dalam
pertimbangan klinis ini, CDC menguraikan dan calon pengantin, konseling dan
bahwa individu hamil yang merupakan pelayanan KB pada PUS, promosi KB pasca
bagian dari kelompok (misalnya, petugas persalinan pada ibu hamil, pelayanan KB
kesehatan) yang direkomendasikan untuk pasca persalinan pada ibu bersalin dan nifas,
menerima vaksin COVID-19 dapat memilih serta pelayanan KB interval. Tujuan dari
untuk divaksinasi. Diskusi dengan program tersebut adalah untuk
profesional perawatan kesehatan mereka meningkatkan partisipasi PUS (Pasangan
dapat membantu pasien membuat keputusan Usia Subur) pada penggunaan alat
berdasarkan informasi. kontrasepsi berkelanjutan dan pendewasaan
usia perkawinan pada remaja dalam rangka
Saat ini Indonesia masih belum menciptakan ketahanan dan kesejahteraan
memiliki akses terhadap vaksin yang khusus keluarga untuk membentuk penduduk yang
digunakan untuk Ibu hamil maupun Ibu
bermutu.
menyusui. Namun dengan semakin pesatnya
perkembangan informasi dan penelitian Untuk mengatasi perubahan tersebut
mengenai vaksin COVID-19, tidak menutup dibutuhkan proses perencanaan dan evaluasi
kemungkinan bahwa dalam waktu yang matang, demi memastikan keefektifan
mendatang akan muncul vaksin dengan program tersebut. Maka dari itu dilakukan
kriteria tersebut. Untuk mengurangi risiko analisis yang melihat bagaimana
penularan pada populasi ibu hamil dan perencanaan dan evaluasi program KB
menyusui, Indonesia dapat mengambil menggunakan metode ​Problem Solving
contoh kepada rekomendasi sementara yang Cycle (​ PSC). ​Problem Solving Cycle
telah dikeluarkan oleh Komite Penasihat memiliki beberapa tahapan yaitu analisis
Praktik Imunisasi (ACIP) dimana terdapat situasi, identifikasi masalah, prioritas
persetujuan penggunaan vaksin jenis masalah, alternatif pemecahan masalah,
Pfizer-BioNTech dan Moderna-1273. Ibu rencana operasional, pelaksanaan dan
hamil dan Ibu menyusui yang ingin di penggerakkan, pemantauan, pengawasan
vaksinasi harus memberikan persetujuannya dan pengendalian sampai tahap evaluasi.
setelah mendapat informasi yang mendalam Dengan melakukan perencanaan ulang
mengenai vaksin yang akan diberikan. menggunakan sistem PSC, diharapkan
program KB tetap dapat dilaksanakan di
KESIMPULAN DAN SARAN masa Pandemi Covid-19 disesuaikan dengan
Pandemi Covid-19 menyebabkan situasi yang ada.
terhambatnya berbagai program kesehatan, Ditemukan beberapa permasalahan
salah satu program yang dipengaruhi oleh utama yang dihadapi oleh program KB pada
pandemi tersebut adalah program Keluarga masa pandemi COVID-19 yaitu tertundanya
Berencana (KB). Program KB sebagai pelayanan kesehatan pemberian kontrasepsi
program nasional yang memberikan (Pelayanan MOW dan MOP), kegiatan
pelayanan pada sepanjang ​siklus usia konseling dan penyampaian keluhan yang
reproduksi meliputi pendidikan dan tidak dapat dilakukan secara tatap muka,
konseling kesehatan reproduksi pada remaja
PUS yang tidak ingin datang ke fasilitas Indonesia.​ [online] VOA Indonesia.
kesehatan serta belum terdapatnya vaksin Available at:
yang spesifik untuk ibu hamil dan ibu <https://www.voaindonesia.com/a/da
menyusui. mpak-pandemi-covid-19-bagi-progra
m-kb-di-indonesia/5411570.html>
Penanggulangan yang dilakukan [Accessed 12 October 2020].
BKKBN dalam hal ini adalah dengan
mengubah sistem pelayanan langsung Tribunnews.com. 2020. BKKBN Paparkan
menjadi daring menggunakan platform Evaluasi Pencapaian Program Di
online. Program-program seperti konseling Tahun 2019 - Tribunnews.Com.
dan penyampaian keluhan sekarang dapat [online] Available at:
diakses melalui platform-platform sosial <https://www.tribunnews.com/nasio
media yaitu website, instagram dan nal/2020/02/11/bkkbn-paparkan-eval
whatsapp. Sayangnya kegiatan pelayanan uasi-pencapaian-program-di-tahun-2
pemberian kontrasepsi MOW dan MOP 019> [Accessed 12 October 2020].
khususnya pada zona merah harus
dihentikan dan digantikan dengan metoda Kementerian Kesehatan. 2016. Kesehatan
kontrasepsi lainnya. Meskipun belum Reproduksi dan Keluarga Berencana.
terdapat vaksin spesifik khusus yang aman Jakarta: Kementerian Kesehatan.
untuk ibu hamil dan ibu menyusui, Available at:
perkembangan yg pesat mengenai vaksin <http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdi
covid 19 tidak menutup kemungkinan ksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
adanya vaksin covid khusus untuk ibu hamil Kespro-dan-KB-Komprehensif.pdf>
dan ibu menyusui di masa mendatang. [Accessed 28 December 2020].

Acog.org. 2020. Vaccinating Pregnant And


Lactating Patients Against
DAFTAR PUSTAKA COVID-19. [online] Available at:
<https://www.acog.org/clinical/clinic
Purwanti, S., 2020. Dampak Penurunan al-guidance/practice-advisory/article
Jumlah Kunjungan KB Terhadap s/2020/12/vaccinating-pregnant-and-
Ancaman Baby Boom di Era lactating-patients-against-covid-19>
Covid-19. ​Jurnal Bina Cipta [Accessed 28 December 2020].
Husada,​ [online] 16(02),
pp.105-117. Available at: Indonesia, G. of (2004) ‘Law No. 25 of
<https://stikesbinaciptahusada.ac.id/f 2004 about National Development
ilejurnalbch/index.php/filejurnalbch/ Planning System’, p. 32. Available
article/view/37/23> [Accessed 12 at:
October 2020]. http://www.komnasham.go.id/sites/d
efault/files/dokumen/UU NO 39
Utama, A., 2020. D​ ampak Pandemi
TAHUN 1999 HAM_0.pdf.
Covid-19 Bagi Program KB Di
View publication stats

Conyers, D. and P, H. (1984) An dmk/wp-content/uploads/2017/08/Ke


Introduction to Development spro-dan-KB-Komprehensif.pdf
Planning in the Third World.
Chichester: John Wiley and Sons. Priyanti, S. and Syalfina, A. D. (2017) Buku
doi: 10.1016/j.jns.2003.09.014. Ajar Kesehatan Reproduksi Dan
Keluarga Berencana.
Aisyah, M., 2007. Proses Perencanaan.
[ebook] Staff Pengajar UNY. Listyawardani, D., 2020. Kebijakan
Available at: Ketersediaan Dan Supply Alat
<http://staffnew.uny.ac.id/upload/13 Kontrasepsi Di Masa Pandemi
2310001/pendidikan/Bab+5+Proses+ Covid-19. [ebook] Jakarta: Ikatan
Perencanaan.pdf>[Accessed 30 Bidan Indonesia, pp.3-7. Available
at:
Desember 2020].
<https://www.ibi.or.id/media/Webin
Azwar, A., 1996. Dasar-Dasar Perencanaan ar%20IDM%202020/IDM%202020
Di Bidang Kesehatan. Jakarta: %20BKKBN.pdf > [Accessed 30
Binarupa Aksara. December 2020].

Safitri, A., 2008. Gambaran Perencanaan


Anggaran Pada Penyusunan
Kegiatan Tahun 2007

Di Pusat Komunikasi Publik Departemen


Kesehatan RI. [ebook] Available at:
<http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/12
2644-S-5268-Gambaran%20perenca
naan-Literatur.pdf>[Accessed 30
Desember 2020].

Who.int. 2020. [online] Available at:


&lt;https://www.who.int/docs/default
-source/searo/indonesia/covid19/who
-2019-ncov-comm-health-care-2020-
1-eng-indonesian-final.pdf?sfvrsn=4
2bf97f9_2&gt; [Accessed 30
Desember 2020].

Kementerian Kesehatan. 2016. Kesehatan


Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Available at:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiks

Anda mungkin juga menyukai