Abstrak
Evaluasi program adalah suatu proses menentukan nilai, tujuan, dan efektivitas atau
kecocokan tertentu dengan kriteria dan tujuan yang telah ditentukan pada sebelumnya.
Terdapat proses penetapan keputusan yang mengacu pada perbandingan antara data hasil
observasi dan standar baku tertentu yang dilakukan secara sistematis dan hati-hati.
Program penanggulangan stunting adalah upaya untuk menurunkan prevalansi stunting.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara mendalam evaluasi program
penanggulangan stunting di Kota Cimahi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
fenomenologi. Penentuan informan dengan menggunakan sampling purposive dan
diperoleh informan sebanyak 5 orang. Pengumpulan data dengan tehnik wawancara
mendalam dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan dari komponen Need
Assesmnt tujuan programmnya adalah untuk menurunkan kejadian stunting, kebutuhan
sumber daya manusia khusus untuk program, sarana di posyandu harus dilengkapi, dan
stok PMT harus selalu tersedia. Komponen Program Planning merumuskan perencanaan
sesuai dengan kebutuhan, program yang berjalan program pangan khusus medis khusus
(PMKM), pemberian makanan tambahan (PMT), dan pencegahan terjadinya stunting,
ketersediaan SDM masih kurang dari standar, ketersediaan struktur organigram tersedia,
dana menggunakan alokasi dana khusus secara terpusat. Kompomen Formative
Evaluation pelaksanaan program sebagain besar telah sesuai, monitoring dan supervise
telah terlaksana meskipun kurang maksimal. Komponen Summative Evaluation kecapaian
program sudah cukup baik, penilaian dan evaluasi dilaksanakan sesuai dengan standar
aturan yang berlaku, dampak positif dari program tersebut dapat dirasakan oleh orang tua
yang memilki anak yang membutuhkan makanan tambahan dan ibu hamil yang
membutuhkan makanan tambahan. Secara keseluruhan evaluasi yang telah dilaksanakan
berjalan dengan cukup baik.
Kata Kunci: Evalusi, Penanggulangan Stunting, Program Stunting
Korespondensi:
Diego Rizky Fauzi
Program studi Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Jln. Kerkof No 243 Leuwigajah-Cimahi
Mobile: 085659465761
Email: diegorf99669@gmail.com
Abstract
Program evaluation is a process of determining the value, purpose, and effectiveness or
a certain suitability with the criteria and objectives that have been determined
previously. There is a decision-making process that refers to comparisons between
observational data and certain standards that are carried out systematically and
carefully. The stunting prevention program is an effort to reduce stunting prevalence.
This study aims to describe in depth the evaluation of stunting prevention programs in
Cimahi City. This research uses descriptive phenomenology method. Determination of
informants using purposive sampling and obtained as many as 5 informants. Data
collection is using technique of in-depth interviews and documentation studies. The
results of the study show that from the Need Assessment component, the program's
objectives are to reduce stunting, the need for special human resources for the program,
facilities at posyandu must be equipped, and supplementary feeding (PMT) stock must
always be available. The Program Planning component formulates plans according to
needs, running programs for special medical special food programs (PMKM),
supplementary feeding (PMT), and prevention of stunting, the availability of human
resources is still less than standard, the availability of organigram structures is
available, funds use special fund allocations centrally. Most of the components of
Formative Evaluation have been in accordance with the implementation of the program,
monitoring and supervision have been carried out even though they are not optimal. The
Summative Evaluation component of the program's achievement is quite good, the
assessment and evaluation are carried out in accordance with applicable regulatory
standards, the positive impact of the program can be felt by parents who have children
who need additional food and pregnant women who need additional food. Overall, the
evaluation that has been carried out has gone quite well.
Keywords: Evaluation, Stunting Prevention, Stunting Program
Pendahuluan
Data riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menyebutkan bahwa
prevalansi anak balita stunting di Indonesia masuk ke dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di South-East Asian Region setelah Timor Leste (50,5%) dan India
(38,4%) yaitu sebesar 36,4%. Angka prevalensi Stunting di Indonesia yang masih di atas
20% belum mencapai target WHO yang menetapkan prevalansi stunting berada di bawah
20%. (Kementrian Kesehatan RI, 2018)
Salah satu faktor utama penyebab stunting adalah status gizi buruk pada ibu
hamil keadaan ini disebabkan karena kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak bayi
Korespondensi:
Diego Rizky Fauzi
Program studi Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Jln. Kerkof No 243 Leuwigajah-Cimahi
Mobile: 085659465761
Email: diegorf99669@gmail.com
dalam kandungan, dan pada masa awal setelah bayi lahir (1000 hari pertama kehidupan)
kondisinya tampak setelah anak berusia 2 tahun, sehingga menyebabkan anak berada
dalam keadaan gagal tumbuh, selain itu mempengaruhi kondisi fisik anak, stunting juga
mempengaruhi kemampuan kognitif anak yang berdampak pada kualitas sumber daya
manusia dalam suatu negara karena: pengetahuan ibu yang kurang memadai, infeksi
berulang atau kronis, sanitasi yang buruk, dan terbatasnya layanan kesehatan.
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010)
Lebih lanjut, beberapa dampak stunting pada kesehatan anak, diantaranya
rendahnya, sistem imun tubuh yang buruk, serta risiko mederita penyakit diabetes,
penyakit jantung, stroke, dan kanker. Stunting dapat ditanggulangi dengan cara
memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, beri ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan,
damping ASI Eksklusif dengan MP-ASI sehat, terus memantau tumbuh kembang anak,
dan selalu menjaga kebersihan lingkungan. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2010)
Pemerintah Indonesia menetapkan target nasional penurunan angka stunting
dapat mencapai kurang dari 20% pada tahun 2024, sejalan dengan hal ini pemerintah
telah melakukan beberapa upaya, yaitu bergabung dalam gerakan perbaikan gizi dunia
pada tahun 2012 yang disebut Gerakan 1000 HPK. Gerakan ini berfokus terhadap 1000
HPK pada balita dan dalam rangka memperbaiki kehidupan anak-anak Indonesia di masa
yang akan datang. Pemerintah bekerjasama dengan berbagai sektor dan pemangku
kebijakan untuk menurunkan angka kejadian balita pendek. Pentingnya gizi 1000 HPK
bagi anak, makan intervensi gizi 1000 HPK merupakan prioritas utama untuk
meningkatkan kualitas generasi di masa yang mendatang. (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas), 2012)
Selain itu, Mentri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan Nomor
29 Tahun 2019 tentang penanggulangan masalah gizi bagi anak akibat penyakit.
Penyelenggaraan PMK No 29 Tahun 2019 pemerintah pusat dan pemerintah daerah
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan penanggulangan masalah gizi bagi Anak
akibat penyakit secara terpadu dan berkesinmabungan. Masalah gizi yang dimaksud harus
diprioritaskan terhadap penyakit yang memerlukan upaya khusus untuk penyelamatan
hidup dan mempunyai dampak terbesar pada angak kejadian stunting. Penyakit
sebagaimana dimaksud meliputi: Berisiko Gagal Tumbuh, Gizi Kurang atau Gizi Buruk,
Bayi Sangat Prematur, Bayi Berat Lahir Sangat Rendah, Alergi Protein Susu Sapi, dan
Kelainan Metabolisme Bawaan.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi karena baik
subyek dan obyek maupun sifat penelitian ini memiliki ciri khusus yang tidak bisa
didekati dengan prosedur statistik. Alasan lain peneliti menggunakan metode kualitatif
dalam penelitian ini karena permasalahannya belum jelas, holistik, kompleks, dinamis,
dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi social tersebut dijaring
Korespondensi:
Diego Rizky Fauzi
Program studi Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Jln. Kerkof No 243 Leuwigajah-Cimahi
Mobile: 085659465761
Email: diegorf99669@gmail.com
dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrument seperti test , kuesioner, dan
pedoman wawancara terstruktur. Operasional pada penelitaan ini variabel bebas
(independent variable) dari teori evaluasi CSE-UCLA. Menurut teori CSE-UCLA
terdapat empat faktor yang dilakukan dalam evaluasi antara lain yaitu Needs Assessment,
Program Planing, Formative Evaluation, dan Summative Evaluation.
Korespondensi:
Diego Rizky Fauzi
Program studi Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Jln. Kerkof No 243 Leuwigajah-Cimahi
Mobile: 085659465761
Email: diegorf99669@gmail.com
vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori
Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi. Tujuan
PMT ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama
kehamilan, sehingga dapat mencegah kekurangan gizi dan akibat yang
ditimbulkan. PMT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang
memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm.
Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal
Care (ANC). Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis
(60 gram), Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga
ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK)
sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA) dan pada
kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu
hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK)
sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiILA).
b) PMT Balita merupakan pemberian suplementasi gizi untuk melengkapi
kebutuhan gizi agar mencapai berat badan sesuai usia. Tiap 100 gram
PMT mengandung 450 kalori, 14 gram lemak, 9 gram protein, dan 71
gram karbohidrat. PMT Balita mengandung 10 vitamin (vitamin A, B1,
B2, B3, B6, B12, D, E, K, dan Asam Folat) dan 7 mineral (besi, zink,
fosfor, selenium, dan kalsium). Setiap bungkus PMT Balita terdiri dari
12 keping biskuit atau 540 kalori (45 kalori per biskuit). Usia 6-11 bulan
diberikan 8 keping per hari selama 1 bulan, setara dengan 20 bungkus
PMT Balita. Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping per hari selama 1
bulan, setara dengan 30 bungkus PMT Balita. Bila berat badan telah
sesuai, pemberian PMT Balita dihentikan dan untuk selanjutnya
mengonsumsi makanan keluarga gizi simbang.
Korespondensi:
Diego Rizky Fauzi
Program studi Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Jln. Kerkof No 243 Leuwigajah-Cimahi
Mobile: 085659465761
Email: diegorf99669@gmail.com
Sumber daya manusia akan sangat menentukan suatu keberhasilan program
dengan esksistensi sumber daya manusia yang berkualitas dan sangat memadai,
agar mereka bisa tanggap dalam melaksanakan suatu pekerjaan. (Mochtar, 2012)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syahputra, R (2016), ketersediaan
sarana dan prasarana keberadaannya sangat penting dalam melaksanakan suatu
program kesehatan karena sarana dan prasarana merupakan alat penunjang yang
penting untuk mencapai tujuan dari suatu program yang sedang diajalankan.
Sarana dan prasaran kesehatan meliputi seberapa banyak fasilitas-fasilitas
kesehatan, konseling maupun pusat-pusat informasi bagi individu masyarakat.
(Syahputra, R, 2016)
2. Hasil dari evaluasi program penanggulangan stunting di Kota Cimahi ditinjau
dari komponen Program Planning yaitu mulai dari perencanaan yang sudah
dirumuskan dengan kebutuhan yang mana di Kota Cimahi menggunakan
program pangan khusus medis khusus (PMKM), pemberian makanan tambahan
(PMT), dan Pencegahan terjadinya stunting. Pada perencanaan program
penanggulangan stunting telah disesuaikan dengan program nasional yang
digunakan. Persiapan sumber daya manusia sesuai standar yang ditentukan.
Ketersediaan struktur organisai program ini tersedia yang dipimpin langsung oleh
ketua bappeda. Perencanaan anggaran sudah ada alokasi dana khusus untuk
penanggulangan stunting sekitar 750 juta, dari sini bisa digunakan untuk
mempersiapakan saran dan prassaran yang mendukung. Sehinggga keseluruhan
dapat dikatakan bahwa Program Planning terlaksana dengan baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian Juknis PMT (2019), dalam hal perencanaan,
volume pengadaan MT balita dan ibu hamil ditetapkan menggunakan prevalensi
balita kurus usia 6 – 59 bulan dan prevalensi ibu hamil KEK yang bersumber dari
data nasional. Dalam tahap pelaksanaan, volume pengadaan MT balita dan ibu
hamil ditetapkan dengan data sasaran riil yang ditemukan berdasarkan
rekapitulasi hasil kegiatan surveilans gizi di puskesmas. Sebelum MT
didistribusikan dilakukan inspeksi di gudang penyedia terkait kesesuaian jumlah
dan spesifikasi produk. Makanan tambahan yang sudah diproduksi dan diinspeksi
dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB) oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan Pengadaan MT baik di Pusat atau di Daerah.
(Kementrian Kesehatan Republlik Indonesia, 2019)
3. Hasil dari evaluasi program penanggulangan stunting di Kota Cimahi ditinjau
dari komponen Formative Evaluastion yaitu pelaksanaan program sebagian besar
telah sesuai dengan rencana dan standar yang ditetapkan. Monitoring dan
supervise telah terlaksana walaupun kurang maksimal dalam pelaksanaanya.
Secara keseluruhan tahap Formative Evaluation sudah terlaksana dengan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Rustam (2012), sebagai salah satu kegiatan utama
dalam program perbaikan gizi yang menitik beratkan pada upaya pencegahan dan
peningkatan keadaan gizi balita, maka untuk mengetahui status pertumbuhan dan
perkembangan fisik bayi dan balita seorang ibu harus menimbang bayi dan
balitanya secara rutin di Posyandu setiap bulan sehingga pertumbuhan bayi dan
balita dapat dipantau secara terus-menerus sampai balita berusia lima tahun.
(Mochtar, 2012)
Korespondensi:
Diego Rizky Fauzi
Program studi Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Jln. Kerkof No 243 Leuwigajah-Cimahi
Mobile: 085659465761
Email: diegorf99669@gmail.com
Meunurut Juknis PMT (2019), Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping
biskuit lapis per hari. Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping
biskuit lapis per hari. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis
(60 gram). Pemberian MT ini sebagai MT Penyuluhan yang diberikan dengan
waktu pemberian maksimal 1 (satu) bulan disertai dengan edukasi. MT Ibu Hamil
ini dapat juga digunakan pada situasi darurat. (Kementrian Kesehatan Republlik
Indonesia, 2019)
4. Hasil dari evaluasi program penanggulangan stunting di Kota Cimahi ditinjau
dari komponen Summative Evaluation yaitu kecapaian program sudah cukup
baik, dapat dilihat penilaian dan evaluasi yang dilaksanakan sesuai dengan
standar aturan yang berlaku. Dampak adanya program penanggulangan stunting
dampak positif yang dirassakan bagi orang tua yang memilki balita kurang gizi
bisa memenuhi gizinya dengan makanan tamabahan dan ibu hamil yang KEK
bisa memulihkan status gizinya. Secara keseluruhan tahan Summative Evaluation
berjalan sangat baik. Penelitian yang dilakukan oleh Pastuti (2018) menyebutkan,
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses yaitu menilai
perencanaan program untuk mengetahui target sasaran dari program PMT,
pelaksanan program serta pengawasaan program apakah telah mencapai target
yang ditetapkan, serta mengidentifikasi kendala dan masalah yang dihadapi dan
pemecahannya. (Pastuti, K, 2018)
Korespondensi:
Diego Rizky Fauzi
Program studi Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Jln. Kerkof No 243 Leuwigajah-Cimahi
Mobile: 085659465761
Email: diegorf99669@gmail.com
SARAN
1. Bagi Dinas Kesehatan
a. Dinas kesehatan dapat mengalokasi PMT secara rutin agar dapat langsung
disalurkan kepada ibu hamil dan balita
b. Menambah SDM atau memandatkan khusu untuk penangan stunting, agar beban
kerja lebih efiesien dan dapat melaksanakan tugas dengan baik.
c. Memberikan intruksi kepada setiap untuk tetap konsisten menjalankan program
penanggulangan stunting di Kota Cimahi.
2. Bagi BAPEDA
a. Menyusun dan mensosialisaikan kebijakan daerah yang mendukung upaya
penanggulangan stunting.
b. Mengawal konsistensi program atau kegiatan yang berhubungan dengan
pencegahan stunting.
c. Melakukan evaluasi terkait laporan capaian hasil kinerja pencegahan stunting
untuk merencanakan program yang dibutuhkan.
3. Bagi Puskesmas
a. Sumber daya manusia yang terlibat dalam program penanggulangan stunting
seperti petugas gizi harus lebih rajin dan rutin dalam melakukan pendataan dan
pelaporan mengenai data stunting.
b. Mengirimkan surat ke Dinas Kesehatan untuk meminta permohonan penambahan
tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas.
c. Pengawasan program pemberian makanan tambahan harus lebih ditingkatkan
supaya program dapat berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan.
d. Sarana dan prasarana yang harus dilengkapi untuk menjalankan program
penanggulangan stunting dan mendukung pelayanan yang baik.
4. Bagi STIKes Budi Luhur
Disarankan untuk institusi dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswanya untuk
melakukan penelitian mendalam mengenai program penanggulangan stunting yang
dimana hal ini sangat perlu untuk diketahui oleh masyarakat. Dan institusi dapat
menjadi jembatan dalam penginformasian hal tersebut
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan peneliti selanjutnya menjadikan penelitian ini sebagai data awal untuk
melakukan penelitian yang akan datang dan diharapkan bisa melanjutkan penelitian
peneliti dengan baik.
Daftar Pustaka
Korespondensi:
Diego Rizky Fauzi
Program studi Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Jln. Kerkof No 243 Leuwigajah-Cimahi
Mobile: 085659465761
Email: diegorf99669@gmail.com
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Buku Saku Pemantauan Status
Gizi. Jakarta: s.n.
Kementrian Kesehatan Republlik Indonesia, 2019. Petunjuk Teknis Pemberian
Makanan Tambahan (Balita - Ibu Hamil - Anak Sekolah). Jakarta: KEMENKES
RI.
Kementrian Kesehatan RI, 2018. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-.
Mochtar, R., 2012. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi dan Kinerja
Karyawan serta Implikasinya terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Bank
Pembangunan Daerah). Jurnal Aplikasi Manajemen.
Pastuti, K, 2018. Evaluasi Pelksanaan Program Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) untuk Balita Kurus dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KES).
Kesehatan Masyarakat.
Syahputra, R, 2016. Evaluasi Program Penanggulangan Gizi Kurang di Wilayah
Kerja Puskesmas Bugangan Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang. Skripsi
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Korespondensi:
Diego Rizky Fauzi
Program studi Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Jln. Kerkof No 243 Leuwigajah-Cimahi
Mobile: 085659465761
Email: diegorf99669@gmail.com