PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bulan
September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB sepakat untuk mengadopsi suatu
deklarasi yang berdasarkan pendekatan yang inklusif, dan berpijak pada perhatian bagi
pemenuhan hak-hak dasar manusia yang kemudian disebut sebagai Deklarasi Milenium.
Deklarasi ini menghasilkan suatu tujuan pembangunan milenium disebut Millennium
Development Goals (MDGs). Setiap tujuan (goal) memiliki satu atau beberapa target
yang tercakup dalam MDGs mulai dari mengurangi kemiskinan dan kelaparan,
menuntaskan tingkat pendidikan dasar, mempromosikan kesamaan gender, mengurangi
kematian anak dan ibu, mengatasi HIV/AIDS dan berbagai penyakit lainnya, serta
memastikan kelestarian lingkungan hidup dan membentuk kemitraan dalam pelaksanaan
pembangunan.1
Sebagai salah satu anggota PBB, Indonesia ikut berkomitmen untuk melaksanakan
MDGs dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Keikutsertaan
Indonesia dalam menyepakati Deklarasi Milenium bukan semata-mata untuk memenuhi
tujuan dan sasaran Millenium Development Goals (MDGs), namun keikutsertaan itu
ditetapkan dengan pertimbangan bahwa tujuan dan sasaran MDGs sejalan dengan tujuan
dan sasaran pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah
mengutamakan MDGs dalam pembangunan sejak tahap
perencanaan sampai
menyeluruh,
terpadu,
sistematis
dan
objektif
yang
bertujuan
per 1000 kelahiran hidup. Dan MDGs pada tahun 2015 bertujuan menurunkan AKB dan
AKABA di Indonesia dari 34 per 1000 kelahiran hidup dan 44 per 1000 KH menjadi 23
per 1000 kelahiran hidup dan 32 per 1000 kelahiran hidup.6 Beberapa penyebab kematian
yang proporsinya semakin meningkat berdasarkan Riskesdas 2007 pada kelompok bayi
adalah gangguan masa perinatal, diare, malnutrition, kelainan kongenital, sedangkan
pada kelompok anak balita adalah diare, dengue, TB, malaria, malignancy, dan penyebab
luar.5,6
Untuk mengatasi beberapa penyebab kematian yang terus meningkat pada kelompok
balita maka pada tahun 1994, WHO bekerja sama dengan UNICEF mengembangkan
suatu pendekatan baru yang dinamakan Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) yaitu pendekatan baru yang memadukan upaya promotif , preventif dan kuratif
serta tatalaksana lima penyakit yang menimbulkan tujuh dari sepuluh kematian bayi dan
balita yaitu pnemonia, diare, campak, malaria dan malnutrisi. Indonesia mengadaptasi
dan mengadopsi pendekatan ini dengan nama Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Pelaksanaan program MTBS ini kemudian diintegrasi ke dalam program puskesmas
sehingga dapat meningkatkan efektivitas pelayanan dan menurunkan biaya bila tujuan
program ini tercapai yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian balita,
berhubungan dengan penyebab utama penyakit serta meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan balita yang sehat.7
Puskesmas dalam menurunkan angka kematian balita berperan sebagai promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif sangat diperlukan dan
diutamakan dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan balita. Salah
satu upaya puskesmas dalam mencapai tujuan tersebut tercakup didalam suatu indikator
puskesmas yang ditetapkan pemerintah. Indikator indikator ini disebut sebagai standar
pelayanan minimal (SPM). Salah satu SPM dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan balita adalah indikator cakupan pelayanan anak balita. Puskesmas
Kelurahan Pondok Labu merupakan unit terkecil pelayanan kesehatan di kelurahan
Pondok Labu, Kecamatan Cilandak. Cakupan pelayanan anak balita tentu tidak lepas dari
upaya pengelolaan (manajemen) dan jaminan mutu (quality assurance) dari puskesmas
ini. Walaupun proses-proses tersebut sudah dijalankan semaksimal mungkin, namun
masih ada beberapa kekurangan yang harus dikaji untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan masyarakat yang lebih efektif dan efisien.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan data pencapaian SPM tahun 2014, didapatkan yang menjadi masalah
adalah cakupan pelayanan anak balita, cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau
3
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan ibu nifas, kelurahan
Universal Child Imunization (UCI), cakupan kunjungan ibu hamil K4, RW Siaga Aktif
dan penemuan penderita baru TB BTA +. Dari daftar masalah yang telah disebutkan
kami mengambil salah satu masalah yang termasuk dalam program KIA yang didukung
dengan data yang lengkap. Program cakupan pelayanan anak balita berdasarkan data
pada bulan Mei hingga Juli 2015 yang pencapaiannya baru 82%.
Masyarakat.
Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
c. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang di puskesmas.
d. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan
didalam program puskesmas.
4
2. Bagi Puskesmas :
a. Mengetahui upaya puskesmas yang belum memenuhi target SPM.
b. Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya puskesmas
yang belum memenuhi target SPM.
c. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian terhadap masalah
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
adalah
organisasi
kesehatan
fungsional
yang
merupakan
pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat selain
memberi pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk program pokok. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu
program pokok di Puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil,
menyusui, bayi dan anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan dan
kematian.2,3
Pemantauan wilayah setempat ibu dan anak (PWS KIA) adalah alat manajemen
program
KIA
untuk
memantau
cakupan
pelayanan
KIA
di
suatu
wilayah
(Puskesmas/Kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat
5
dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah. Program KIA yang
dimaksud meliputi 4 pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi
kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan
balita.3
Tujuan umum PWS KIA, yaitu meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di
wilayah kerja puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di setiap desa secara
terus menerus. Tujuan khususnya:
1. Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator, secara teratur
(bulanan) dan berkesinambungan (terus-menerus) untuk tiap desa
2. Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapaian sebenarnya
untuk tiap desa
3. Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan
besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian
4. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan
yang dapat digali
5. Membangkitkan peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran dan
mobilisasi sumber daya3-5
Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi
data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait
untuk tindak lanjut. Definisi dan kegiatan PWS tersebut sama dengan definisi Surveilens.
Menurut WHO, Surveilens adalah suatu kegiatan sistematis berkesinambungan, mulai dari
kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data yang untuk selanjutnya
dijadikan landasan yang esensial dalam membuat rencana, implementasi dan evaluasi suatu
kebijakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, pelaksanaan surveilens dalam kesehatan
ibu dan anak adalah dengan melaksanakan PWS KIA. Dengan PWS KIA diharapkan cakupan
pelayanan dapat ditingkatkan dengan menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja.
Dengan terjangkaunya seluruh sasaran maka diharapkan seluruh kasus dengan faktor risiko
atau komplikasi dapat ditemukan sedini mungkin agar dapat memperoleh penanganan yang
memadai.3-5
Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta
mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini
diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua
fasilitas kesehatan.
6
pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasardasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual
yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk
mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya
deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi
sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah
yang lebih berat. Bentuk pelaksanaan tumbuh kembang anak di lapangan dilakukan
dengan mengacu pada pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang
Anak (SDIDTK) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya
seperti dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan tenaga
kesehatan lainnya yang peduli dengan anak. Kematian bayi dan balita merupakan salah
satu parameter derajat kesejahteraan suatu negara. Sebagian besar penyebab kematian
bayi dan balita dapat dicegah dengan teknologi sederhana di tingkat pelayanan kesehatan
dasar, salah satunya adalah dengan menerapkan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS), di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa
MTBS merupakan intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian
balita yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria,
kurang gizi dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. Sebagai upaya
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita, Departemen Kesehatan RI
7
bekerja sama dengan WHO telah mengembangkan paket pelatihan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) yang mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1996 dan
implementasinya dimulai 1997 dan saat ini telah mencakup 33 provinsi. Pelayanan
kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat. Pelayanan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi :
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat
dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat
badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat
badan tidak naik dalam 2 bulan berturutturut atau berat badan anak balita di
bawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal
2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan
motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2
kali pertahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung
(sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung.
3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun.
4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan
MTBS.5
Definisi
Tujuan MTBS
1. Menurunkan secara bermakna angka kematian dan kesakitan yang terkait penyakit
tersering pada balita.
banyak fasilitator dilatih MTBS dan para fasilitator ini sudah melatih banyak tenaga
kesehatan, baik di tingkat desa dan puskesmas. Keberhasilan penerapan MTBS tidak terlepas
dari adanya monitoring pasca pelatihan, bimbingan teknis bagi perawat dan bidan,
kelengkapan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan MTBS termasuk kecukupan obatobatan.8
BAB III
DATA UMUM DAN DATA KHUSUS
PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK LABU
3.1.
DATA UMUM PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK LABU
3.1.1. Data Wilayah
Kelurahan Pondok Labu termasuk satu diantara lima kelurahan lainnya di
wilayah Kecamatan Cilandak. Wilayah kelurahan Pondok Labu terletak di sebelah
barat daya Kota Jakarta di ketinggian 50 M di atas permukaan laut dengan sudut
kemiringan 0,250 serta curah hujan rata-rata 2.036 mm/tahun.
Luas wilayah Kelurahan Pondok Labu 18,20 km 2 yang terbagi dalam 10
(sepuluh) RW, 99 RT. Adapun daerah yang terluas adalah RW 003: 6,08 km2,
sedangkan yang terkecil adalah RW 10: 1,17 Km2
Batas Wilayah Kelurahan Pondok Labu
Sebelah Utara
: Cilandak Barat
Sebelah Timur
: Kelurahan Cilandak Timur
Sebelah Selatan
: Desa Pangkalan Jati, Kec Limo, Kotamadya Depok
Sebelah Barat
: Kelurahan Lebak Bulus
11
Gambar
1. Peta
Wilayah
Pondok
Labu
1. Keadaan Penduduk
NO
RW
1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
Total
Jumlah
RT
Jumlah
KK
14
11
14
9
7
8
9
6
11
9
98
545
667
1445
394
382
756
1038
329
306
529
6391
PENDUDUK
Lk
Pr
895
1188
961
1274
2185
2897
670
889
404
536
1824
2419
1327
1760
510
678
1028
1363
865
1148
10669
14512
JML
2083
2235
5082
1559
940
4243
3087
1188
2391
2013
24821
12
No
1
2
3
4
5
AG AM A
Jumlah
Islam
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Hindu
Buddha
Total Keseluruhan
43.600
4500
2095
900
200
51295
Mata pencarian
Buruh
Perdagangan
Swasta
Pegawai negeri
Pensiunan
ABRI
Petani
Pertukangan
Penganguran
Balita
Jasa
Ibu Rumah Tangga
Lain-lain
Total Keseluruhan
Jumlah
4.500
3.712
9.000
1.200
1.500
900
912
700
2500
5000
11.000
10.371
51.295
3. Sarana
I.
Puskesmas
Tabel 4. Daftar Nama Puskesmas , Alamat Dan Jumlah Tenaga Di Wilayah
Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013
No.
Nama Puskesmas
Alamat
Puskesmas Kelurahan
Jl Kelurahan Lama No 2
Pondok Labu
Rt.003/07
Jml. Tenaga
14
13
II.
No.
1
Jenis Sarana
Kesehatan
Rumah Sakit
Lokasi
Jumlah
RW 1
Puskesmas
RW 7
Rumah Bersalin
RW 1
Balkesmas
RW 1
5
6
Apotik
Optik
3
1
RW 1
RW 1
3
1
Klinik
RW 1
Fisiotherapi
Posyandu
18
SETIAP
18
RW
III.
Sarana Pendidikan
Tabel 6. Jumlah Sarana Pendidikan Menurut Jenisnya Di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013
No.
Jumlah
PT / Akademi
SMTA / MA
SMTP / MTs
10
SD / MI
21
SLB
Pondok Pesantren
TK / RA
11
PAUD
9
Jumlah
IV.
59
Sarana Beribadah
14
RW
Masjid
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
2
2
2
2
1
2
1
1
1
0
14
Taklim
5
2
7
3
5
0
0
1
3
0
26
Pura
2
5
7
Nama
1
2
drg. Hj Yosida
drg. Ira
Mustika
Pendidikan
S 1 Dokter Gigi
S 1 Dokter Gigi
Agama
Islam
Islam
Jenis
Kelamin
Perempuan
Perempuan
Gol
Status
Jabatan
IV A
-
PNS
PNS
Kepala Puskesmas
Penjab. Kesmas,
UPG, CR, UKGS,
dan UKGM
15
dr. Erwin
Nurrachman
dr.Heni Aryani
5
6
Asniar
Muthia
Kumala
Andri
S 1 Dokter Umum
S 1 Dokter Umum
SPHH
D3 Kebidanan
D3 Keperawatan
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Laki-Laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
III C
II C
II C
TKK
Penjab MR,
TKK
PNS
PNS
UPU
Penjab Kesling
Penjab Imunisasi
PNS
dan gizi
Penjab Promkes,
Purnamadi
PNS
TKK
GOB
Perawat Gigi
Penjab UPO
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
TKK
TKK
TKK
Penjab loket
Loket
Penjab tata usaha
Perempuan
TKK
8
9
Murdilah
Arie
AKG
SMF
Islam
Islam
Perempuan
Laki-laki
10
11
12
Purwoningtyas
Ahmad Taufik
Solichin
Candra
SMK
SMK
D3 Managemen
Islam
Islam
Islam
13
Kurniawan
Siti Fatimah
informatika
D3 Kebidanan
Islam
14
Neni Ariyani
Islam
Perempuan
KB
Penjab RTD, CHN,
dan diare
3.1.2.2.
Sarana Fisik
Puskesmas Kelurahan Pondok Labu terletak di Wilayah Kecamatan Cilandak,
tepatnya di Jalan kelurahan lama no. 2 RT 003/07. Luas Bangunan 256,32 M 2 ( 1
lantai ) memiliki sarana fisik yang terdiri dari :
Loket
Ruang Kerja Kepala Puskesmas
Ruang Kerja KB/KIA/Imunisasi/Gizi
Ruang MTBS
Gudang Obat
Ruang tunggu
Toilet pegawai
Apotik
Ruang pelayanan UPG
Ruang pelayanan UPU/RTD
Ruang Tindakan
3.1.2.3.
Sarana Penunjang
Untuk menunjang berbagai sarana fisik yang ada, puskesmas kelurahan
Pondok Labu memiliki sarana penunjang yaitu sebagai berikut.
Sumber Air
: Pompa
16
3.1.2.4.
Listrik
AC
Kipas
Telepon
Faximile
Microphone TOA
Komputer Set
Printer
Sepeda Motor
Sumber Dana
Untuk anggaran Pelayanan kesehatan berasal dari Puskesmas Kecamatan dari
mulai perlengkapan dan peralatan kesehatan. Sedangkan untuk operasional harian
berasal dari Puskesmas Kelurahan Pondok Labu sendiri.
KODE PENYAKIT
NAMA PENYAKIT
JUMLAH KASUS
1302
4932
12
2453
22
Penyakit Lainnya
3961
1502
Penyakit
0102
Pengikat
495
1301
Diare
184
2001
Tonsilitis
544
1504
381
1005
Gangguan
10
1505
Penyakit Lainnya
Pulpa
Gigi
dan
&
Jaringan
Jaringan
3290
295
124
1503
797
12
0406
48
JUMLAH KASUS
17504
dengan
kompetensi
dan
keahliannya
sehingga
dapat
Misi
1) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan, pendidikan-pendidikan, seminar-seminar dan kursuskursus menuju profesionalisme
2) Meningkatkan daya saing dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
disekitarnya
3) Meningkatkan disiplin dan kinerja karyawan
4) Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan
untuk memuaskan pelanggan,
5) Menggalang kemitraan dengan masyarakat dan lintas sektoral yang
berhubung dengan bidang kesehatan.
Strategi
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan kesehatan
3.2.1.3.
oleh manajemen puskesmas yang baik yang terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengendalian dan Pengawasan serta adanya Evaluasi.
1) Perencanaan
a. Menyusun Usulan Kegiatan
Yaitu proses penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Pondok Labu yang tertuang dalam RDASK
(Rencana Dokumen Anggaran Satuan Kerja). Usulan kegiatan
ini dilakukan dengan memperhatikan berbagai kebjakan yang
berlaku baik Nasional maupun Daerah dan disusun dalam
bentuk Matriks yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran,
waktu, lokasi perkiraan kebutuhan, biaya dan sumber biaya
untuk setiap kegiatan.
2) Pelaksanaan
a. Pengorganisasian
Berupa penentuan penanggungjawab program dan
pelaksana serta menyusun jadwal kegiatan bulanan
untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan
yang telah disusun.
b. Penyelenggaraan
Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang teah
ditetapkan
3) Pemantauan / Pengendalian
Untuk meningkatkan kerjasama dalam tim antar petugas Puskesmas
dalam rangka pemantauan hasil kegiatan dan mutu pelayanan
kesehatan, maka setiap bulan dilakukan kegiatan Minilokakarya dan
rapat staf. Setiap masalah atau hambatan yang ditemukan pada setiap
kegiatan dibahas bersama-sama serta kemudian disusun rencana
kegiatan bulan berikutnya. Sedangkan untuk lintas sektoral dilakukan
dalam rapat koordinasi di kelurahan.
4) Evaluasi
Dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran. Masalah yang ditemukan
disusun dalam skala prioritas dan digunakan sebagai bahan dalam
penyusunan rencana kegiatan.
1.
2.
ditetapkan
berdasarkan
permasalahan
kesehatan
yang
3.
ada yakni:
Upaya Kesehatan Sekolah
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Perawatan Kesehatan masyarakat
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Upaya Kesehatan Olah Raga
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya Kesehatan Penunjang
Apotek
20
3.2.3.2.
kesmas,
Koordinasi kegiatan lintas program dan lintas sektoral,
Melaksanakan pelayanan di UPG,
Melaksanakan kegiatan UKGS dan UKGM,
Memimpin rapat / minlok di puskesmas
Mensosialisasikan hasil rapat lintas program dan
sektoral,
21
membutuhkan
5. Melaksanakan program SIK
6. Membantu membuat Rujukan Askes
7. Memelihara, menjaga dan bertanggung jawab atas
sarana dan prasarana di unitnya.
8. Bertanggung jawab atas semua urusan kepegawaian.
9. Melaksanakan monitoring barang milik daerah.
10. Mengawasi semua keuangan di puskesmas.
4) Dokter Umum
Tugas pokok: Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di
wilayah kerja Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
1. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
2. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja
Puskesmas baik di Puskesmas, Pustu atau Pusling.
3. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada
penderita dan masyarakat.
4. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran masyarakat.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
5) Dokter Gigi
Tugas Pokok
: Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan
baik.
22
Fungsi :
1. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
2. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
dalam wilayah kerja Puskesmas secara teratur.
3. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di
Puskesmas.
4. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita
dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
5. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral
dalam pengembangan peran serta masyarakat.
6. Memberikan penyuluhan kesehatan.
7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
6) Perawat Gigi
Tugas Pokok
: Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di
puskesmas.
Fungsi :
1. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di
puskesmas.
2. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan
mengobati gigi yang sakit.
3. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang
dokter gigi.
4. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan
UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).
5. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi.
7) Petugas Puskesmas
Tugas Pokok
: Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan
kegiatan Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan
dengan baik.
Fungsi :
1. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam
maupun luar gedung.
2. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk
kegiatan Perkesmas.
3. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
4. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas.
5. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.
8) Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
1. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah
Puskesmas.
23
tindakan
pemberantasan
penyakit
menular.
3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit
menular.
4. Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
5. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit
menular atas delegasi dari dokter.
6. Melakukan kunjungan rumah.
7. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu
lain yang terkait P2P.
8. Memberikan penyuluhan kesehatan.
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
10) Petugas KIA
Tugas Pokok
: Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di
wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
1. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil,
2.
3.
4.
5.
6.
Fungsi :
1. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
2. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya
kasus-kasus kurang gizi.
3. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral
4.
5.
6.
7.
periodik.
8. Melakukan pembinaan Posyandu.
9. Melakukan rujukan kasus gizi.
12) Petugas Sanitarian
Tugas pokok: Merubah, mengendalikan atau menghilangkan
semua unsur fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh
buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Fungsi :
1. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan
air bersih, jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan
lingkungan dan pekarangan.
2. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur,
perlindungan mata air, penampungan air hujan dan
sarana air bersih lainnya.
3. Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat tempat
umum.
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
5. Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral.
6. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang
terkait dengan H.S.
7. Memberikan penyuluhan kesehatan.
8. Pengawasan, penyehatan perumahan.
9. Pengawasan pembuangan sampah.
10. Pengawasan makanan dan minuman.
11. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
13) Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok: Merubah, mengendalikan atau menghilangkan
semua unsur fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh
buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Fungsi :
1. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan
air bersih, jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan
lingkungan dan pekarangan.
25
meliputi
peresepan,
pembungkusan
dan
3.3.1.1.
Tabel 10. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA Puskesmas Pondok Labu Mei Juni 2015
No.
1
2
Target
(%)
Cakupan
kunjungan bumil
K4
Ibu hamil dengan
komplikasi yang
ditangani
(PONED)
Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
tenaga
kesehatan
Sasaran
1 Tahun
Sasaran
Bulan
Berjalan
Cakupan
Kegia
tan
Pencapaian
(%)
Persen
(%)
95
966
80
185
77,08
81,14
85
193
16
53
110,41
129,89
69
152
73,43
78,96
152
73,43
78,96
93
833
Kunjungan nifas
93
833
69
Kunjungan balita
90
3503
292
No
1
2
3
4
5
6
Indikator
647
73,86
82,07
7
07
8
08
9
09
10 010
Jumlah
120
88
120
115
966
30
16
28
25
193
120
88
120
115
966
12,4
9,1
12,4
11,9
100
118
85
117
110
920
12,2
8,8
12,1
11,4
95,2
30
16
28
25
193
15,5
8,3
14,5
12,9
100
Tabel 12. Jumlah Bayi yang di Imunisasi Setiap Bulan Pada Tahun 2014
DPT
No
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
DPT1
60
63
61
196
45
49
52
53
52
57
52
72
Polio
Polio
Polio 1
4
59
58
60
58
61
57
220
172
43
38
45
39
45
37
47
38
47
39
45
45
49
45
72
74
DPT
3
59
60
60
172
38
41
37
38
39
48
52
68
BCG
Campa
k
HB0-7
65
61
62
220
43
45
43
43
44
48
52
70
61
64
61
176
43
39
43
45
43
49
48
75
50
52
60
1
34
0
0
0
52
51
59
73
Imunisasi terhadap bayi di lakukan di posyandu dan di dalam puskesmas dan di tempattempat praktek bidan dan dokter anak.
Tabel 13. Penanganan Balita SKDN Selama Tahun 2014
No
BULAN
SKDN
S
% D/S
% N/S
% N/D
1
2
Januari
Februari
1911
1911
1911
1911
1823
1823
845
845
K/S
100
100
95
95
44
44
46
46
Maret
1907
1907
1615
848
100
85
44
53
April
1807
1807
1582
775
100
88
43
49
Mei
1902
1902
1656
847
100
87
45
51
Juni
1902
1902
1659
847
100
87
45
51
Juli
1902
1902
1769
847
100
93
45
48
Agustus
1951
1951
1757
1036
100
90
53
59
September
1850
1850
1553
810
100
84
44
52
10
OKTOBER
1895
1895
1568
758
100
83
40
48
11
NOVEMBER
1949
1949
1949
203
100
100
10
10
12
DESEMBER
Total
1845
1845
1698
1129
100
92
61
66
2273
2273
2045
9790
100
90
43
48
28
Tabel 14. Cakupan Distribusi Vitamin A Anak Balita di Wilayah Kelurahan Pondok
Labu Tahun 2010
N
RW
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
01
02
03
04
05
06
07
08
09
010
jumlah
FEBRUARI
Sasaran
Distribusi
AGUSTUS
Sasaran
Distribusi
CAKUPAN
6
-11
bula
n
12
-60
bula
n
6
11
bula
n
12
-60
bula
n
6
-11
bula
n
12
-60
bula
n
6
-11
bula
n
12
-60
bula
n
VIT A (%)
6
12
-11
-60
bula
bula
n
n
93
90
89
88
78
68
98
85
95
93
877
275
270
268
260
215
188
315
250
300
285
262
93
90
89
88
78
68
98
85
95
93
877
275
270
268
260
215
188
315
250
300
285
262
93
90
89
88
78
68
98
85
95
93
877
275
270
268
260
215
188
315
250
300
285
262
93
90
89
88
78
68
98
85
95
93
877
275
270
268
260
215
188
315
250
300
285
262
10,6
10,3
10,1
10,0
8,9
7,8
11,2
9,7
10,8
10,6
100
10,5
10,3
10,2
9,9
8,2
7,2
11,9
9,5
11,4
10,9
100
Hasil cakupan distribusi Vitamin A pada Februari dan Agustus 2010 adalah 100%.
3.3.1.2.
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan, jarak antara
kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah
anak telah mencapai yang dikehendaki.
Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu:
Tujuan umum
Untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
Tabel 15. Pencapaian Peserta KB Wilayah Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013
No
RW
SASARAN
IUD
1
2
3
4
5
01
02
03
04
05
185
150
102
89
57
18
12
10
9
30
JENIS KONTRASEPSI
MOP/ Implant Suntik
Pil
W
1
20
131
10
1
15
102
15
7
64
18
6
64
7
5
20
2
Kondo
m
5
5
3
3
0
JML PB
185
150
102
89
57
13,1
10,7
7,2
6,3
4,1
29
6
7
8
9
10
06
07
08
09
10
Jumla
h
45
335
65
135
245
1408
15
80
10
23
17
224
1
1
4
2
25
10
15
18
123
27
200
35
75
203
921
1
21
8
19
6
10
7
0
8
2
2
1
29
45
335
65
135
245
1408
3,2
23,8
4,6
9,6
17,4
100
Pencapaian tertinggi kunjungan pasien KB adalah pada RW 07 dengan jumlah 335 akseptor,
sedangkan yang terendah pada RW 6, yaitu 45 akseptor. Kontrasepsi yang terbanyak dipilih
peserta KB adalah suntikan sebesar 921 akseptor, sedangkan kontrasepsi yang jarang dipilih
adalah MOP/MOW.
3.3.1.3.
No
Tabel 16. Status Gizi Anak Balita (umur 0 5 tahun) di Puskesmas Wilayah
Kelurahan Pondok Labu tahun 2013
STATUS GIZI
BGM
GIZI LEBIH
RW
GIZI BAIK
GIZI KURANG
01
202
02
303
03
371
04
82
05
45
06
07
140
08
90
09
343
10
010
211
30
Jumlah
1787
21
30
Tabel 17. Prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) pada Balita (umur 0 5 tahun)
di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu tahun 2013
BALITA DENGAN
No
RW
1
2
3
4
5
01
02
03
04
05
BGM
Gizi Buruk
3
2
-
3
2
BALITA DENGAN
No
RW
6
7
8
9
10
06
07
08
09
010
Jumlah
BGM
Gizi Buruk
1
6
1
6
Mengenai pemberian Makanan Tambahan., pada balita yang berada di garis merah maka akan
diadakan tindakan lanjutan yaitu pemberian makanan tambahan dan dilakukan pemulihan
dilaksanakan untuk 5 Balita Gizi Buruk selama 90 hari.
3.3.1.4.
Penyuluhan
31
oleh petugas.
3. Pembinaan Masyarakat Khusus
3.3.1.5.
Promosi Kesehatan
Jumlah sasaran penyuluhan Promosi Kesehatan di luar gedung Puskesmas di
wilayah Kelurahan Pondok Labu adalah sebagai berikut.
Tabel 18. Jumlah Masyarakat Sasaran Penyuluhan Promosi Kesehatan Di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013
No
RW
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
01
02
03
04
05
06
07
08
09
010
Jumlah
SASARAN PENYULUHAN
Tokoh
Masyarakat Masyarakat
Masyarakat
Umum
Sekolah
3
8
4
6
6
12
20
30
14
20
123
351
425
285
322
216
136
222
244
385
512
3098
20
4
16
4
JUMLAH
374
437
305
332
222
156
254
274
407
536
3297
8
12
8
4
76
Tabel 19. Jumlah Sasaran Penyuluhan Promosi Kesehatan Per Materi Di Luar
Gedung Puskesmas Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013
N
o
MATERI
RW
01
02
03
04
05
06
07
08
09
010
KIA
12
36
18
12
12
24
12
13
KB
12
36
24
12
10
12
12
36
36
Gizi
36
12
12
24
Imunisasi
24
12
48
12
24
12
14
12
Diare
32
DBD
AIDS
1
0
Rokok/Narko
ba
1
4
2
1
TBC
Lain-lain
3.3.1.6.
Materi
KIA
KB
Gizi
Imunisasi
Diare
DBD
AIDS
Hepatitis
ISPA
Rokok/Narkob
a
Kanker
12
3
2
48
-
Degeneratif
Kesling
TBC
24
Kusta
Kes. Mata
Kes. Jiwa
Kes. Kerja
Kecacingan
Lain-lain
JUMLAH
89
Upaya Pengobatan
33
UMUM
BPJS
TOTAL
JANUARI
287
389
212
293
499
682
FEBRUAR
I
335
461
237
371
572
832
MARET
319
474
227
394
546
868
APRIL
305
426
264
423
569
849
MEI
267
348
275
367
542
715
JUNI
303
394
297
404
600
798
JULI
204
267
190
306
394
573
215
299
273
366
488
665
256
336
307
481
563
817
178
353
515
799
693
1152
AGUSTU
S
SEPTEME
R
OKTOBE
R
34
NOVEMB
ER
DESEMB
ER
JUMLAH
236
315
433
662
669
977
218
320
445
719
663
1039
3123
4382
3675
5585
6798
9967
3.3.1.7.
Tabel 22. Penanggulangan Kasus DBD Di Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (PE)
NO
BULAN
P
M
Tidak
Bukan
(-)
(+)
ditemukan
DBD
1
Januari
9
5
2
2
2
Februari
9
1
5
2
1
3
Maret
9
2
5
2
4.
April
6
2
2
2
5
Mei
2
2
6
Juni
8
2
4
2
7
Juli
17
4
10
3
8
Agustus
9
September
5
3
2
10
Oktober
3
3
11
November
7
2
5
12
Desember
4
4
Keterangan: P: Penderita, M: Meninggal
3.3.2. Upaya Kesehatan Pengembangan
3.3.2.1.
Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
Tabel 23. Jumlah SD Yang Mengikuti UKGS Di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pondok Labu Tahun 2014
N
TARGET
TAHAP II
TAHAP III
35
SD
Thp II
Thp III
10
%
9
100 % 100 %
Tabel 24. Jumlah Murid Yang Mendapatkan Pelayanan Preventif Dan Kuratif
Program UKGS Di Wilayah Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014
KURATIF
Tambal Gigi
Cabut Gigi
N
o
Susu
Tetap
Susu
Tetap
20
276
PREVENTIF
Sikat gigi
Scaling
massal
59 Kelas
65
3.3.2.2.
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Tabel 25. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Gigi Puskesmas Kelurahan Pondok
Labu Tahun 2014
N
o
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Bumil
B L
3
30
5
2
18
8
3
21
7
6
19
3
4
25
4
4
20
8
3
17
5
5
10
0
Apras
B
L
Usia Sek.
B
L
Lain-lain
B
L
Jumlah
B
L
10
87
123
49
52
146
187
24
57
46
133
91
222
30
51
23
179
81
273
21
73
83
100
128
243
26
45
87
128
138
219
14
35
74
175
112
264
22
37
46
87
92
163
22
58
39
160
72
270
36
September
10
Oktober
11
November
12
Desember
5
6
6
9
7
6
5
2
22
73
40
177
71
314
16
69
57
174
82
318
19
72
34
111
60
263
21
46
57
86
85
191
Tabel 26. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Gigi Per Jenis Kunjungan Puskesmas
Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014
Jenis kunjungan
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Umu
m
188
170
205
188
178
180
137
169
172
185
134
115
Askes
Gakin
KJS
65
46
82
82
69
68
52
60
63
77
79
57
3
5
3
1
-
80
96
88
98
105
125
65
113
150
138
110
110
Anak
SD
-
JUMLAH
333
312
375
371
357
376
255
342
385
400
323
282
Tabel 27. Jumlah Penyakit Gigi Dan Mulut Yang Berobat Ke Puskesmas Kelurahan
Pondok Labu Tahun 2014
N
o
1
2
3
4
Jenis Penyakit
Karies Gigi
Peny.Pulpa & jaringan periapikal
Gingivitis & jaringan periodontal
Gangguan gigi dan jaringan lain
Kode
Penyakit
1501
1502
1503
1504
Jumlah Kasus
BPG
UKGS
1294
54
3437
49
835
65
383
276
37
1505
138
6087
444
38
BAB IV
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS
4.1.
4.2.
METODE DIAGNOSTIK
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survey yang dilakukan pada
4.3.
LOKASI DAN WAKTU
4.3.1. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan dari 31 Agustus 2015 9 Oktober 2015.
4.3.2. Tempat Penelitian
39
ANALISIS KOMUNITAS
Data yang sudah terkumpul dari Puskesmas Pondok Labu di analisis secara
deskriptif dilakukan berdasarkan kerangka pemikiran pendekatan sistem yang diawali
dari input yang meliputi 5M yaitu, man, money, method, material, machine, kemudian
dilanjutkan dengan proses yang meliputi fungsi manajemen (P1,P2,P3) dan
manajemen mutu sehingga didapatkanlah output. Input dan proses dipengaruhi juga
oleh faktor lingkungan. Data kemudian diolah untuk mengidentifikasi permasalahan
dan mencari penyebab yang paling mungkin. Langkah selanjutnya menentukan
alternartif pemecahan masalah kemudian penetapan pemecahan masalah terpilih
dengan menggunakan kriteria matrix dengan rumus m.i.v/c. Selanjutnya menyusun
rencana kegiatan terpilih dan membuat plan of action (POA) dari rencana kegiatan
lalu dijadwalkan dalam sebuah Gant Chart.
BAB V
ANALISIS MASALAH
5.1.
40
Identifikasi
Masalah
Monitoring
dan Evaluasi
Penentuan
Prioritas
Masalah
Penentuan
Rencana
Penerapan
Penentuan
Penyebab
Masalah
Penentapan
Pemecahan
Masalah
Terpilih
Memilih
Penyebab
yang Paling
Mungkin
Menentukan
Alternatif
Pemecahan
Masalah
Gambar 3. Alur Pemecahan Masalah
antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan), analisis sistem,
pendekatan H.L.Bloem, analisis epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini,
kami menggunakan metode fish bone analysis untuk menentukan penyebab
masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain dengan
cara:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran
b. Mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung
oleh data atau konfirmasi.
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang
sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif
pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon
kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action
atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang
sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu
sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
5.2.
42
INPUT
Man
Money
Method
Material
Machine
PROSES
P1
P2
P3
OUTCOME
OUTPUT
LINGKUNGAN
Fisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan
Indikator
Target
(%)
Sasaran
1 Tahun
Sasaran
Bulan
Berjalan
Cakupan
Kegiatan
Pencapaian
(%)
95
966
80
185
Persen
(%)
77,08
93
833
69
152
73,43
Target
(%)
Sasaran
1 Tahun
Sasaran
Bulan
Berjalan
Kegiatan
93
833
69
152
Persen
(%)
73,43
Kelurahan
Universal Child
Imunization (UCI)
100
877
73
206
94,06
94,06
Cakupan
pelayanan anak
90
3503
292
647
73,86
82,07
Cakupan
kunjungan ibu
hamil K4
Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
bidan atau tenaga
kesehatan yang
memiliki
kompetensi
kebidanan
Indikator
Cakupan
81,14
78,96
Pencapaian
(%)
78,96
43
balita
Penemuan
penderita baru TB
BTA +
90
42
58,34
64,82
RW Siaga Aktif
45
10
10
40
88,89
5.4.
Program
Pencapaian
(< 100%)
1.
2.
81,14%
78,96%
78,96%
94,06%
21,04
5,94
5.
6.
Besarnya masalah
(100% - %
pencapaian)
18,86
21,04
82,07%
64,82%
17,93
35,18
7.
RW Siaga Aktif
88,89%
11,11
3.
4.
Skala Interval
5,94 13,25
13,36 20,56
20,57 27,87
27,88 35,18
Nilai
1
2
3
4
Masalah
1
2
3
4
5
6
7
Nilai
2
3
3
1
2
4
1
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
Sangat gawat
Gawat
Cukup gawat
Kurang gawat
Tidak gawat
a.
b.
c.
d.
e. Tidak meluas
=1
Tabel 33. Daftar Masalah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Berdasarkan Kriteria B
Masalah
1
2
3
4
5
6
7
Tingkat
Urgensi
4,33
3,67
3
4,33
3,67
4,67
1,33
Tingkat
Kegawatan
2
3,33
2,67
3
3,33
3,67
1,67
Tingkat
Penyebaran
1
1,33
1,33
2,67
3,67
4,67
1,67
Nilai
7,33
8,33
7
10
10,67
13,01
4,67
:5
Tabel 34. Daftar Masalah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Berdasarkan Kriteria C
No.
1
Program
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan
Cakupan ibu nifas
Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)
Cakupan pelayanan anak balita
Penemuan penderita baru TB BTA +
RW Siaga Aktif
2
3
4
5
6
7
Penanggulangan
2
2
2
4
3
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Hasil
kali
1
1
47
3
4
5
6
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
3.
4.
5.
6.
7.
5.5.
Program
NPD
NPT
Peringka
t
Masalah
7,33
29,32
29,32
8,33
49,98
49,98
II
42
42
III
10
40
40
IV
10,6
7
64,02
64,02
13,0
1
104,0
8
VII
4,67
14,01
14,01
VI
Cakupan kunjungan
ibu hamil K4
Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
bidan atau tenaga
kesehatan yang
memiliki
kompetensi
kebidanan
Cakupan ibu nifas
Kelurahan
Universal Child
Imunization (UCI)
Cakupan pelayanan
anak balita
Penemuan penderita
baru TB BTA +
RW Siaga Aktif
Tahun
2012.
In:
Kementerian
Kesehatan
RI,
Editors.
49
50