Anda di halaman 1dari 4

Kerangka Acuan Kegiatan

Pelacakan Kasus Ibu dan Bayi dengan Faktor Resiko dan Komplikasi Melalui PIS-PK
UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling Tahun 2021

A. Pendahuluan

Pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang


hidup dalam lingkungan yang sehat demi terwujudnya pembangunan kesehatan yang
optimal. Pembangunan kesehatan merupakan penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Prioritas pembangunan kesehatan tahun 2020-2024 dalam Program
Indonesia Sehat dilakukan dengan menggunakan segenap potensi yang ada,
baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun masyarakat yang
dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga. Pemerintah pusat
dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga untuk
mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal.
Presiden terpilih sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024 telah
menetapkan Visi Presiden 2020-2024: “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong” untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur sesuai dengan RPJPN
2005-2025 dengan Sembilan misi yang dikenal dengan nawacita. Untuk
melaksanakan visi Presiden 2020-2024 tersebut, Kementerian Kesehatan
menjabarkan visi Presiden di bidang kesehatan yaitu menciptakan manusia yang
sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan serta menjabarkan misi Presiden Tahun
2020-2024, sebagai berikut: 1) Menurunkan angka kematian ibu dan bayi; 2)
Menurunkan angka stunting pada balita; 3) Memperbaiki pengelolaan Jaminan
Kesehatan Nasional; dan 4) Meningkatkan kemandirian dan penggunaan produk
farmasi dan alat kesehatan dalam negeri. Sebagai penjabarannya, Kementerian
Kesehatan menetapkan strategi operasional pembangunan kesehatan melalui
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas merupakan
fasilitas pelayanan kesehatan atau unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI, 2013). Upaya kesehatan wajib
Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional
dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut
adalah upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu
dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya pengobatan.
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematiaan ibu dan angka
kematian bayi yang ada di Indonesia. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara
Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung,
melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.

B. Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDG’s) merupakan paradigma pembangunan


global yang salah satunya berfokus pada kesehatan atau kesejahteraan dan salah satu
tujuannya adalah menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian anak. Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator derajat kesehatan di suatu negara dan menjadi salah satu tolak ukur
kesejahteraan suatu bangsa. Sampai tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup, hal tersebut jauh dari yang
ditargetkan oleh Unicef dalam MDG’s yaitu saat tahun 2012 sebanyak 110 per
100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2030 diharapkan Indonesia dapat
menurunkan angka kematian ibu menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup (UNDP,
2016). Berdasarkan hasil data dari SDKI, untuk Angka Kematian Bayi (AKB) pada
tahun 2012 sebanyak 19 per 1.000 kelahiran hidup dan target pada tahun 2020 yaitu
sebanyak 12 per 1.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah merupakan salah satu bagian
dari unit pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas yang bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, ibu hamil dan ibu nifas serta
meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatam (bidan) baik
didesa maupun di Puskesmas itu sendiri.
Sejak tahun 2016 sampai tahun 2017 Puskesmas Rawat Inap Kemiling telah
melakukan pendataan keluarga melalui kunjungan rumah secara terjadwal dan rutin,
dengan memanfaatkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga (family
folder). Sejak tahun 2018 sampai dengan saat ini Puskesmas Kemiling telah
melakukan kunjungan rumah terhadap keluarga rawan kesehatan sebagai tindak lanjut
hasil program PISPK terhadap 12 indikator yaitu : (1) Keluarga mengikuti program
Keluarga Berencana (KB), (2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, (3)
Bayimendapat imunisasi dasar lengkap, (4) Bayi mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif, (5) Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan, (6) Penderita
tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar, (7) Penderita hipertensi
melakukan pengobatan secara teratur, (8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan
pengobatan dan tidak ditelantarkan, (9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok,
(10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), (11)
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih, dan (12) Keluarga mempunyai
akses atau menggunakan jamban sehat. Hasil kunjungan tersebut serta intervensi yang
telah dilakukan serta perubahan IKS keluarga akan diinput dalam aplikasi keluarga
sehat. Perubahan data IKS keluarga akan menyebabkan perubahan terhadap 12
indikator IKS wilayah kelurahan.
Menindaklanjuti misi Kementerian Kesehatan pada poin 1 dan 2 yang fokus pada
penatalaksaan kesehatan Ibu dan Anak, PIS-PK memfokuskan pelaksanaan kegiatan
pada indikator yang berkaitan dengan kesehatan Ibu dan Anak. Ada 5 indikator
tentang kesehatan ibu dan anak dari 12 indikator tersebut yaitu : (1) Keluarga
mengikuti program Keluarga Berencana (KB), (2) Ibu melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan, (3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, (4) Bayi
mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif, dan (5) Balita mendapatkan pematauan
pertumbuhan. Sehubungan dengan itu hal itu maka pada tahun 2021, salah satu
upaya dalam rangka percepatan penurunan jumlah kematian ibu dan bayi adalah
melalui: Kegiatan Pelacakan Kasus Ibu dan Bayi dengan Faktor Resiko dan
Komplikasi Melalui PIS-PK.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Meningkatkan akses keluarga yang ada di wilayah kerja puskesmas terhadap
pelayanan kesehatan terutama ibu dan bayi secara komprehensif, baik yang
bersifat promotif, preventif, maupun kuratif.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan update perubahan data kesehatan
b. Mengetahui update IKS kelurahan
c. Melakukan analisa data terhadap IKS yang baru
d. Membuat usulan rencana pemecahan masalah PIS-PK

D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengolahan data
d. Tindak lanjut

E. Cara melakukan kegiatan


a. Persiapan
1) Mempersiapkan kuesioner verifikasi keluarga sehat

b. Pelaksanaan

1) Melakukan kunjungan rumah dengan menerapkan protokol kesehatan 5


M (memakai masker, faceshield, mencuci tangan menggunakan sabun di
air mengalir, menjaga jarak satu meter, dan membatasi mobilitas).
2)Melakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan alat
tensimeter.
3) Menginput dan memperbarui data di aplikasi Keluarga Sehat.

c. Pengolahan data
1) Melakukan analisis data

d. Tindak lanjut
1) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
2) Melakukan pencatatan pelaporan evaluasi kegiatan
3) Menyusun rencana tindak lanjut

F. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat dengan IKS kurang dari 0,5 (Tidak Sehat)
yang telah didata oleh tim PISPK

G. Jadwal
Pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan yaitu bulan Juni, Agustus, Oktober dan Desember 2021.

H. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi dilakukan oleh Tim Audit Internal Puskesmas Rawat Inap Kemiling terhadap
ketepatan pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pada saat persiapan dan
pelaksanaan kegiatan. Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap
pelaksanaan kegiatan.
I. Pencatatan laporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan dilakukan setiap kali melakukan kegiatan meliputi bukti-bukti kegiatan.
Pelaporan dan evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan terlaksana dengan
membuat dokumen laporan dan diserahkan kepada penanggung jawab UKM.

Anda mungkin juga menyukai