Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN

SDIDTK (STIMULASI, DETEKSI, DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG)


JANUARI – DESEMBER 2019

A. Pendahuluan
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah
dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas.
Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk
kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya),
masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga
professional.
Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak
seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk,
penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan
SDIDTK. Selain mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK
juga mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental
emosional.
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak
secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak
dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi
profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional kesehatan,
pendidikan dan sosial).
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak,
maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai
“waktu” dalam membuat rencana tindakan / intervensi yang tepat, terutama ketika
harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang
anak.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan
pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien
dengan tujuan menciptakan kesejahtertaan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan,
dan kepuasan bidan sebagai provider. Pengelola pelayanan kebidanan memiliki
standar asuhan atau manajemen kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan kepada pasien.
Dengan adanya kohort bayi dan balita diharapkan dapat menjadi sumber data
pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta bayi dan balita dalam keadaan/ resiko yang
dipunyai ibu yang diorganisir sedemikian rupa yang pengkoleksiannya melibatkan
kader di wilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan
pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah
dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas.
Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk
kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya),
masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga
professional.
Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak
seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk,
penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan
SDIDTK. Selain mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK
juga mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental
emosional.
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak
secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak
dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi
profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional kesehatan,
pendidikan dan sosial).
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak,
maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai
“waktu” dalam membuat rencana tindakan / intervensi yang tepat, terutama ketika
harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang
anak.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan
pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien
dengan tujuan menciptakan kesejahtertaan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan,
dan kepuasan bidan sebagai provider. Pengelola pelayanan kebidanan memiliki
standar asuhan atau manajemen kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan kepada pasien.
Dengan adanya kohort bayi dan balita diharapkan dapat menjadi sumber data
pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta bayi dan balita dalam keadaan/ resiko yang
dipunyai ibu yang diorganisir sedemikian rupa yang pengkoleksiannya melibatkan
kader di wilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan
pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.

B. Latar Belakang
Kesehatan Keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil, bahagia dan sejahtera
yang terdiri dari suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya. (UU RI No.23 Tahun
1992)
Kebijaksanaan Penyelenggaraan Pembinaan Kesehatan Keluarga dan
Reproduksi berdasarkan rekomendasi strategi regional WHO untuk negara-negara Asia
Tenggara, maka kegiatan pelayanan reproduksi adalah:
 Kesehatan Ibu Dan Anak
 Kesehatan Anak Usia Sekolah
 Kesehatan Remaja, termasuk pencegahan serta penanganan PMS (Penyakit
Menular akibat Hubungan Seks, HIV/AIDS)
 Keluarga Berencana
 Kesehatan Usia Lanjut (Program Pengembangan Puskesmas)
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga menetapkan 12
indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga. Program
Indonesia Sehat merupakan prioritas pembangunan kesehatan pada periode 2015-
2019 dan sebagai tindak lanjutnya telah terbit Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga.
Mengingat jumlah Puskesmas di Indonesia sebanyak 9.601 yang tersebar di 34
Provinsi dengan kondisi geografis dan keadaan masyarakatnya berbeda-beda. Sampai
dengan tahun 2018, pemerintah pusat akan memfokuskan pada 9 Provinsi Prioritas
untuk mulai melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di
Puskesmas wilayahnya, salah satunya adalah DKI Jakarta. Oleh karena itu, Puskesmas
Kecamatan Gambir yang termasuk salah satu puskesmas yang berada di DKI Jakarta
menjalankan Program Kesehatan Keluarga sebagai salah satu bentuk kegiatan
programnya.
Puskesmas Kecamatan Gambir mempunyai Visi, Misi dan Kebijakan Mutu yang
jelas, Adapun VISI Puskesmas Kecamatan Gambir yaitu : Terwujudnya Puskesmas
dengan Pelayanan Kesehatan Prima, menuju Masyarakat Gambir Sehat dan Mandiri.
Dengan MISI Puskesmas Kecamatan Gambir yaitu :
a. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan untuk pelayanan yang
profesional
b. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai Standar
c. Meningkatkan Upaya Kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
dengan menerapkan sistem manajemen mutu
d. Menggalang Kemitraan dengan Lintas Sektoral dan Swasta
Dengan Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Gambir, yaitu : Memberikan
pelayanan kesehatan prima yang berfokus pada kepuasan pasien, masyarakat dan
karyawan dengan sasaran mutu yang terukur disertai peningkatan kualitas yang
berkesinambungan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Demi berjalan seluruh kegiatan program bidangKesehatan Keluarga di
Puskesmas Kecamatan Gambir perlu melibatkan peran serta masyarakat dalam hal
tersebut sehingga hasil yang dicapai maksimal dan setiap pemegang program selalu
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan mengacu pada branding
Puskesmas Kecamatan Gambir, yaitu ”Ramah, Cepat dan Nyaman” serta dengan TATA
NILAI (SEHAT) “Semangat, Empati, Handal, Amanah, Taat”.

C. Tujuan
Tujuan Umum
Agar semua bayi balita umur 0–5 tahun dan anak pra sekolah umur 5-6 tahun dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga
berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan
stimulasi, deteksi dan intervensi dini serta masalah kesehatan ibu dan neonatal yang
terdeteksi di rumah tangga dapat diidentifikasi dari data kohort bayi dan balita.

Tujuan Khusus
1) Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan
anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
2) Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada
semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
3) Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah
dengan penyimpangan tumbuh kembang.
4) Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di
wilayah kerja Puskesmas.
5) Terselenggaranya pencatatan dan pelaporan yang baik untuk kegiatan SDIDTK
dan Kohort Bayi dan Balita.
6) Meningkatnya pengetahuan petugas tentang SDIDTK dan Kohort Bayi dan
Balita.
7) Mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah
tangga yang didapatkan dari data kohort bayi dan balita.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan Pokok :
a. Pembinaan SDIDTK (kader, guru paud, guru tk dan lintas sektor lainnya)
b. Pelaksanaan SDIDTK dan Kohort Bayi & Balita
c. Pelaporan SDIDTK dan Kohort Bayi & Balita
d. Monitoring dan Evaluasi

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Kegiatan tiap program didahului dengan mengadakan sosialisasi.
2. Melakukan koordinasi dengan seluruh lintas program dan lintas sektor yang terkait.
3. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan masing-masing program.
4. Pelaksanaan kegiatan tiap program melalui sosialisasi, peningkatan wawasan,
pelayanan kesehatan, media promosi, kunjungan lapangan, dan konseling.
5. Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan tiap program dengan mengadakan
pertemuan.
6. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan tiap program bidang Kesga.

F. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan program ini adalah : Semua balita 0-5 tahun & anak pra sekolah
5-6 tahun.
Sedangkan tim pelaksana dari Puskesmas Kecamatan Gambir yang terdiri dari :
1. Tenaga kesehatan yang dilatih di tingkat pelayanan kesehatan dasar (dokter, bidan,
perawat,) dan atau
2. Petugas dari sektor lain pada layanan peduli anak
3. Guru PAUD, TK, TPA yang terlatih SDIDTK
4. Kader Posyandu

G. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Peningkatan
Wawasan SDIDTK
untuk Guru PAUD dan
Lintas Sektor
Pelaksanaan SDIDTK
dan Kohort Bayi &
Balita
Pelaporan SDIDTK
dan Kohort Bayi &
Balita
Monitoring dan
Evaluasi

i. Time Line Per Kegiatan

HARGA
NO KEGIATAN VOLUME SATUAN JUMLAH BIAYA WAKTU LOKASI PENJAB
SATUAN
Konsumsi
peserta:
Koordinat
30 orang
Peningkatan 30 or
x6
Wawasan orang x Wilayah SDIDTK
kelurahan Maret
SDIDTK untuk 6 Rp.47.0 Rp.8.460.000 Kecama Puskesm
1 180 x1 Minggu
Guru PAUD keluraha 00 tan as
kali/tahun ke 3
dan Lintas nx1 Gambir Kecamata
x
Sektor kali n dan
Rp.47.00
Kelurahan
0

Koordinat
or
Pelaksanaan Januari Wilayah SDIDTK
SDIDTK dan Non s.d. Kecama Puskesm
2
Kohort Bayi & Anggaran Desemb tan as
Balita er 2019 Gambir Kecamata
n dan
Kelurahan
Koordinat
or
Pelaporan Januari Wilayah SDIDTK
SDIDTK dan Non s.d. Kecama Puskesm
3
Kohort Bayi & Anggaran Desemb tan as
Balita er 2019 Gambir Kecamata
n dan
Kelurahan
Koordinat
Maret, or
Juni, Wilayah SDIDTK
Monitoring dan Non Septem Kecama Puskesm
4
Evaluasi Anggaran ber, tan as
Desemb Gambir Kecamata
er 2019 n dan
Kelurahan

H. Uraian Peran lintas program dan lintas sector


Uraian peran Lintas Program
No Kegiatan Program/Unit Uraian Peran
Terkait
1 Pelaksanaan kegiatan Seluruh tenaga Berperan aktif dalam kegiatan di dalam dan
Program SDIDTK kesehatan luar gedung
Pelaksana
Program SDIDTK
PKM Kel. & Kec.

Uraian peran Lintas Sektor


No Kegiatan Program/Unit Uraian Peran
Terkait
1 Kader Kesehatan, - Menambah wawasan warga dan
Kesmas memberikan dukungan dalam pelaksanaan
Peningkatan
Kelurahan & kegiatan
Wawasan tentang
Kecamatan - Mengarahkan atau memfasilitasi bayi / balita
SDIDTK dan Kohort
dengan masalah tumbuh kembang untuk
Bayi dan Balita untuk
dibawa berobat ke puskesmas
Petugas
- Memberikan data dan laporan bulanan
SDIDTK

I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab masing-masing program dan koordinator
bidang Kesga, serta oleh Kasatpel UKM.

J. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Pencatatan :
Pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan dicatat ke dalam buku catatan kegiatan
masing-masing program.
2. Pelaporan :
Dilakukan pelaporan hasil capaian setiap program tiap bulannya ke Suku Dinas
Kesehatan Kota administrasi Jakarta Pusat.
3. Evaluasi kegiatan :
Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai untuk mengetahui permasalahan
yang timbul, dilakukan analisa, dan mencari solusi serta rencana tindak lanjut. Apabila
ada hal-hal yang perlu dirubah atau diperbaiki maka untuk tahun berikutnya diadakan
revisi.

Anda mungkin juga menyukai