Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PENINGKATAN WAWASAN KESEHATAN TENTANG SDIDTK


DAN KOHORT BAYI DAN BALITA UNTUK PETUGAS

PROGRAM : 1.02.08 Program Pengembangan Upaya Kesehatan


Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
KEGIATAN : 1.02.08.003 UKM Primer (PISPK, UKM Esensial dan
Pengembangan, Fungsi Manajemen Puskesmas)

I. Latar Belakang
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang
(DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu
program pokok Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan
terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang
tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional.
Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan
anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam
kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat
terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah terjadinya
penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya
penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional.
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang
anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun
pertama kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga
(orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan
tenaga professional kesehatan, pendidikan dan sosial).
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh
kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga
kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana tindakan /
intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila
penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal
ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan
pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada
klien dengan tujuan menciptakan kesejahtertaan bagi ibu dan anak, kepuasan
pelanggan, dan kepuasan bidan sebagai provider. Pengelola pelayanan
kebidanan memiliki standar asuhan atau manajemen kebidanan yang
ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Dengan adanya kohort bayi dan balita diharapkan dapat menjadi
sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta bayi dan balita dalam
keadaan/ resiko yang dipunyai ibu yang diorganisir sedemikian rupa yang
pengkoleksiannya melibatkan kader di wilayahnya setiap bulan yang mana
informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir
tanpa adanya duplikasi informasi.

II. Tujuan
Tujuan Umum
Agar semua bayi balita umur 0–5 tahun dan anak pra sekolah umur 5-6 tahun
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi
genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di
era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini serta masalah
kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah tangga dapat
diidentifikasi dari data kohort bayi dan balita.

Tujuan Khusus
1) Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita
dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
2) Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
3) Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah
dengan penyimpangan tumbuh kembang.
4) Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani
di wilayah kerja Puskesmas.
5) Terselenggaranya pencatatan dan pelaporan yang baik untuk kegiatan
SDIDTK dan Kohort Bayi dan Balita.
6) Meningkatnya pengetahuan petugas tentang SDIDTK dan Kohort Bayi
dan Balita.
7) Mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di
rumah tangga yang didapatkan dari data kohort bayi dan balita.

III. Dasar Hukum


Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak

IV. Waktu Pelaksanaan


Hari / tanggal : Jumat / 10 Februari 2017

V. Lokasi
Aula Lt.3 Puskesmas Kecamatan Gambir
VI. Sasaran
Petugas (Perawat dan Bidan) Puskesmas Kecamatan Gambir

VII. Pelaksana
Tim pelaksana dari Puskesmas Kecamatan Gambir yang terdiri dari :
Penanggung jawab : Kepala Puskesmas Kec. Gambir
Pelaksana : a. Dokter Umum
b. Paramedis
c. Bidan

VIII. Jadwal Pelaksanaan


Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Peningkatan
Wawasan SDIDTK
II
dan Kohort Bayi &
Balita bagi Petugas
Pelaksanaan SDIDTK
dan Kohort Bayi &
Balita
Pelaporan SDIDTK
dan Kohort Bayi & IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV
Balita
Monitoring dan
IV IV
Evaluasi

IX. Pembiayaan
Anggaran Program Pelaksanaan Kegiatan Penatalaksanaan Kesehatan Bayi
dan Anak Sekolah dibebankan kepada BLUD Puskesmas Kecamatan Gambir
Tahun 2017.

X. Keluaran yang Diharapkan


a. Petugas memahami tentang SDIDTK dan Kohort Bayi dan Balita
b. Petugas memahami serta melakukan pencatatan dan pelaporan SDIDTK
dan Kohort Bayi dan Balita dengan benar
c. Terselenggaranya kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Gambir.
d. Terselenggaranya proses rujukan terhadap kasus-kasus SDIDTK yang
tidak bisa ditangani di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Gambir.

Anda mungkin juga menyukai