Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM KERJA

TIM AUDIT MATERNAL PERINATAL (TIM AMP)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AWET MUDA NARMADA
TAHUN 2022

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

RSUD AWET MUDA NARMADA

Jl. Ahmad Yani No. 69 Narmada

Tahun 2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II LATAR BELAKANG

BAB III TUJUAN

BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

BAB VI SASARAN

BAB VII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

BAB VIII JADWAL KEGIATAN


BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
BAB X PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN
BAB I
PENDAHULUAN

Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional


yang perlu mendapat prioritas, karena sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia pada generasi mendatang. Masih tingginya AKI
dan AKB menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu, juga sangat
mempengaruhi kondisi kesehatan janin yang dikandungnya.
Untuk mencapai target menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi sesuai target Suistainable Development Goals
(SDG's) maka dilakukan berbagai upaya, baik di tingkat pemerintahan
maupun di tingkat pelaksana program. Salah satunya yang dapat
dilakukan yaitu program Audit Maternal dan Perinatal. Audit ini dapat
dimanfaatkan untuk mengidentifikasi faktor non medik, medik, dan
faktor pelayanan kesehatan yang berpengaruh kepada kesakitan dan
kematian ibu maupun perinatal.
Melalui kegiatan ini diharapkan para pengelola program KIA dan
pemberi pelayanan ditingkat dasar serta di tingkat pelayanan rujukan
primer dapat menetapkan prioritas untuk mengatasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kematian maternal dan perinatal
BAB II
LATAR BELAKANG

Indonesia bersama semua negara di dunia sedang berupaya untuk


kesepakatan Sustainable Development Goals (SDGs), yang salah satu
sasarannya mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) hingga di bawah 70 per
100.000 hidup (KH) dan menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN) hingga
12 per KH. Kematian Ibu di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan
negara-negara di Asia Tenggara.
Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga dalam hal
kesejahteraan masyarakat lingkup AKI dan AKN. Cakupan penemuan kejadian
AKI dan AKN di atas belum memenuhi target yang ditentukan. Hambatan yang
ditemui dalam meningkatkan cakupan penemuan kejadian yaitu manajemen
data. Under reported yang disebabkan adanya kejadian yang tidak dilaporkan
akibat dari kekurangwaspadaan (un-awareness) dari petugas kesehatan
maupun masyarakat yang terlibat serta komunikasi dan informasi yang tidak
lancar
Sistem surveilans bergantung pada kondisi lokal untuk dapat
memastikan dikumpulkannya informasi yang bersifat terus-menerus dan
berjenjang dari tingkat lokal sampai nasional, bahkan sampai tingkat
internasional. Sistem surveilans adalah suatu lingkaran informasi yang
melibatkan petugas kesehatan, institusi kesehatan dan masyarakat. Sistem
surveilans (kesehatan masyarakat) digunakan untuk mengumpulkan data
deskriptif yang dapat mengidentifikasi karakteristik dari orang, tempat dan
waktu terjadinya kejadian yang dilakukan surveilans. Hal ini berbeda dengan
survei atau studi-studi epidemiologi yang dilakukan pada satu saat; surveilans
dilakukan terusmenerus. Perlu diperhatikan juga, sistem surveilans tidaklah
lengkap berfungsi bila tidak ada komponen umpan- balik dan penanggulangan
secara langsung. Hubungan pokok antara surveilans kesehatan masyarakat
dan suatu penanggulangan (public health action) adalah diaplikasikannya data
dan temuan yang diperoleh dari surveilans untuk promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit/masalah kesehatan. Individu dan kelompok orang yang
mempunyai sumber daya potensial untuk melakukan pencegahan dan
penanggulangan (prevensi) yang efektif hendaknya diikutsertakan dalam
diseminasi dan komunikasi hasil atau temuan dari sistem surveilans Kematian
ibu dan neonatal merupakan kejadian kematian yang secara umum dapat
dicegah. Oleh karena itu untuk mengatasinya, pemerintah Indonesia telah
membuat dan merealisasikan banyak program untuk menurunkan AKI dan
AKN. Program yang diterapkan salah satunya yaitu audit terhadap kematian
ibu dan perinatal (AMP) yang telah dimulai sejak 1994 dan mengalami revisi
pada 2010.
Namun, angka kematian AKI dan AKN sampai saat ini masih tergolong
tinggi yang mengindikasikan bahwa upaya pemerintah belum berhasil. Audit
Maternal Perinatal merupakan serangkaian kegiatan penelusuran sebab
kematian atau kesakitan ibu, perinatal, dan neonatal untuk mencegah
kematian serupa di masa mendatang. Prinsip melindungi dan menghormati
semua pihak yang terkait harus diterapkan dalam pengkajian AMP baik di
dalam instansi maupun individu
Selain untuk mencegah kematian ibu dan neonatal, AMP juga
bermanfaat untuk manajemen data yang lebih sistematis. Pelaksanaan AMP
mengikuti Buku Pedoman AMP Revisi tahun 2015. Melalui pengkajian AMP,
Dinas Kesehatan Provinsi dapat menilai pelaksanaan, memberikan
rekomendasi serta tindak lanjut dari hasil AMP yang dikaji. Kemudian, data
hasil kajian tersebut dapat digunakan oleh stakeholder di tingkat nasional.
Segala kegiatan surveilans kematian ibu diintegrasikan dengan kegiatan AMP
Azas No Name, No Shame, No Blame, and No Pro Justicia dan pembelajaran
mutlak harus dilaksanakan dalam pelaksanaan AMP di kabupaten atau kota.
Seluruh informasi mengenai identitas kasus dihilangkan sehingga
kemungkinan kegiatan AMP yang berpotensi memalukan petugas atau institusi
kesehatan dapat diminimalkan.
Sebagai akibat dari tidak adanya identitas pada saat pengkajian kasus,
potensi menyalahkan dan menghakimi (blaming) petugas atau institusi
kesehatan dapat dihindari. Hasil penerapan azas ini, diharapkan juga petugas
kesehatan dapat lebih terbuka dan nyaman dalam memberikan pelayanan
kesehatan serta tidak menyembunyikan informasi yang dimungkinkan penting
untuk diketahui dalam penyelesaian kasus. Penerapan ini bertujuan untuk
memperoleh pelajaran dan mencegah terjadinya kesalahan di masa yang akan
datang. Namun, bisa saja terjadi Blaming dan Shaming sewaktu-waktu
sehingga proses AMP tidak langgeng. Menyebabkan data tidak lengkap
sehingga sulit dianalisis, ditambah kurangnya keterlibatan lintas sektor dalam
proses pengumpulan data dan analisis.
Audit Maternal Perinatal tidak selalu diikuti dengan perbaikan pelayanan
kesehatan maternal perinatal seperti yang diharapkan, tindak lanjut kurang
optimal atau tidak ada tindak lanjut sama sekali terhadap rekomendasi dari
proses AMP. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka perlu adanya
sistem pendampingan Audit Maternal Perinatal sehingga dalam pelaksanannya
mendapatkan hasil pelaporan yang akurat, objektif terhadap permasalahan
dan rekomendasi secara menyeluruh dengan melibatkan lintas sektoral.
Angka kematian ibu di RSUD Awet Muda Narmada pada tahun 2020
sebanyak 2 kasus yang disebabkan oleh PEB,dan pada tahun 2021 angka
kematian ibu hanya 1 kasus yang disebabkan oleh perdarahan pasca
persalinan, walaupun angka kematian ibu terus menurun,namun perlu
kiranya kita untuk selalu berbenah diri agar pelayanan semakin maksimal
dengan mengoptimalkan fungsi Audit Maternal Perinatal dikawasan RSUD
Awet Muda Narmada.
BAB III
TUJUAN

TUJUAN UMUM
Tujuan umum Audit Maternal Perinatal/ Neonatal RSUD Awet Muda Narmada

adalah untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan KIA di RSUD Awet

Muda Narmada melalui tata kelola klinik yang baik (clinical governance) dalam

rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian

Bayi TUJUAN KHUSUS

1. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan


perinatal secara teratur dan berkesinambungan .
2. Mengidentifikasi penyebab kematian dan mengkaji factor-faktor
penyebab kematian maternal - perinatal/ neonatal
3. Mengembangkan mekanisme pembelajaran, pembinaan, pelaporan dan
perencanaan yang terpadu.
4. Menentukan intervensi, rekomendasi, strategi pembelajaran dan
pembinaan bagi masing-masing pihak dalam upaya mengatasi
masalah-masalah yang ditemukan supaya tidak terulang lagi kasus
yang sama.
5. Mengembangkan mekanisme pemantauan, evaluasi dan
pengembangan terhadap rekomendasi yang disepakati.
6. Memperoleh kesepakatan pemecahan masalah yang paling sesuai.
7. Meningkatkan koordinasi diberbagai jajaran kesehatan.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Adapun Kegiatan Pokok dan rincian kegiatan Audit Maternal dan


Neonatal adalah:
1. Pembentukan tim Audit Maternal dan perinatal RSUD Awet Muda
Narmada
2. Merencanakan pelayanan Audit Maternal dan Perinatal sesuai standar
meliputi :
a. Menyiapkan anggaran yang diperlukan sesuai kebutuhan yang
diperlukan dalam Audit Maternal Perinatal
b. Pengisian form otopsi verbal dan rekam medis
c. Pengkajian kasus (Identifikasi masalah, Penggalian akar masalah,
Analisa data
d. Penyusunan draft rekomendasi (Pengelompokan rekomendasi,
Menyusun skala prioritas, Menyusun program dan anggaran
kegiatan, Menyusun rencana tindak lanjut
e. Penyusunan rekomendasi akhir yang operasional dengan
melibatkan lintas sektor
f. Sosialisasi rekomendasi kepada seluruh stake holder
g. Monitoring respon terhadap rekomendasi (Respon segera& Respon
terencana
h. Pelaksanaan kegiatan atau operasionalisasi program
i. Monitoring dan evaluasi kegiatan
j. Evaluasi outcome dalam bentuk penurunan jumlah kematian
maternal dan neonatal
3. Melaksanakan kegiatan AMP dalam bentuk :
a. Melaksanakan pertemuan AMP secara berkala dengan melibatkan
dewan direksi,manajemen,kepala smf,spesialis,pihak lain yang
terkait dan mengundang tim dinas kesehatan lombok barat pada
awal kegiatan minimal 1x/tahun
b. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dari kesepakatan yang telah
disetujui dalam pertemuan AMP
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan audit serta tindak
lanjutnya dan melaporkan hasil kegiatan kepada dikes kabupaten
kota untuk memperoleh dukungan
d. Memanfaatkan hasil kegiatan untuk meningkatkan kualitas
layanan dan pengelolaan program KIA secara berkelanjutan
e. Mengikuti dan melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas
pelayanan KIA sebagai tindak lanjut dari temuan audit
f. Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran
pelaksanaan tindak lanjut temuan dari kegiatan audit yang
berkaitan dengan keadaan diluar kesehatan
g. Memfasilitasi AMP Diwilayah binaan
h. Dalam tiap pertemuan AMP dibuat daftar hadir,notulen hasil
pertemuan dan rencana tindak lanjut,yang akan dibahas dalam
pertemuan AMP yang akan datang
i. Mengikuti audit maternal perinatal bila ada kasus kematian ibu
atau bayi dilingkungan internal maupun luar Rumah sakit
j. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam bentuk laporan
pertriwulan bila ditemukan adanya kasus
k. Melakukan koordinasi dengan manajemen RS tentang tindak lanjut
AMP
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Kegiatan Tim AMP RSUD Awet Muda Narmada adalah :


1. Membentuk Tim AMP
2. Melakukan rapat tim MINIMAL 1tahun sekali
3. Melaksanakan kegiatan AMP bila ditemukan kasus di rumah sakit
4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan AMP pertriwulan
5. Setiap ada kematian ibu dan bayi dilaksanakan audit Maternal Perinatal
6. Berkoordinasi dengan tim manajement untuk merencanakan pelatihan
sesuai dengan rencana tindak lanjut pertemuan AMP yaitu:
a. Pelatihan Ponek
b. Inhouse training Ponek
c. Pembinaan dengan memfasilitasi AMP di wilayahnya
contoh:puskesmas
d. In house training untuk pegawai RS tentang materi penyebab
terjadinya Kematian maternal dan perinatal minimal 1x dalam
setahun
BAB VI
SASARAN

1. Mempertahankan AKI pada angka 0 %


2. Mengurangi Angka kematian Perinatal
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN

No Kegiatan Bulan Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Monitoring AMP
1.
Pembentukan
2.
tim ponek
3. Pertemuan AMP
4. Memfasilitasi
kegiatan AMP di
wilayah binaan
5. Pertemuan Tim
AMP

6. Inhouse training
Rencana tindak
lanjut AMP
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan

Unit Kerja : Tim AMP

Program : Peningkatan peningkatan SDM, Mengidentifikasi hambatan dan


kesulitan yang dihadapi oleh tim yang disupervisi dalam rangka
kegiatan AMP,Memberikan bantuan teknis,Menghimpun bahan -
bahan yang diperlukan bagi penyusunan laporan berkala AMP

Kegiatan : Peningkatan peningkatan SDM, pembinaan dengan memfasilitasi


AMP diwilayah binaan

Indikator Tolok ukur kerja Target


Capaian program Kematian Maternal dan perinatal 0%
Keluaran Terpenuhinya peralatan barang dan
dana
100 %
Hasil 1. Tersedianya peralatan dan barang 100 %
2. Terselenggaranaya inhouse training 100 %
, Pembinaan AMP Wilayah binaan,
adanya pertemuan rutin
AMP,Laporan dan evaluasi
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dalam pelaksanaan Audit Maternal Perinatal ini diperlukan mekanisme


pencatatan dan pelaporan (dokumentasi) yang akurat. Formulir yang
digunakan adalah :

1. Formulir pemberitahuan kematian maternal individual dan Formulir


pemberitahuan kematian perinatal/ neonatal individual (Formulir
PKmM).
Formulir ini diisi setiap ada kasus kematian maternal oleh ruangan yang
bersangkutan dan diserahkan ke Rekam Medik, lalu Rumah Sakit
melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
2. Formulir daftar kematian maternal (Formulir DKM) dan Formulir daftar
kematian perinatal/ neonatal (Formulir DKP)
Formulir ini diisi setiap kali ada laporan pemberitahuan kematian
maternal-perinatal/ neonatal oleh bidan coordinator atau bidan yang
ditunjuk.
3. Formulir daftar rekapitulasi kematian maternal (RKM) dan Formulir
daftar rekapitulasi kematian perinatal/ neonatal (RKP).
Formulir ini digunakan untuk merekap data kematian ditingkat
kabupaten/ kota.
4. Formulir otopsi verbal kematian maternal (OVM) dan Formulir otopsi
verbal kematian perinatal/ neonatal (OVP)
Formulir ini diisi setiap ada kematian maternal-perinatal/ neonatalyang
terlaporkan. Pengisian dilakukan oleh bidan koordinator/ bidan yang
ditunjuk. Formulir ini digunakan untuk kepentingan verbal otopsi bagi
kematian yang terjadi dikomunitas dan mendapatkan informasi
diseputar kematian maternal dan perinatal terutama yang berkaitan
dengan informasi non medis.
5. Formulir Rekam Medis Maternal (RMM) dan Formulir Rekam Medis
Perinatal/ Neonatal (RMP)
Formulir ini diisi untuk setiap kematian maternal-perinatal/ neonatal
yang terjadi di fasilitas kesehatan. Formulir ini diisi oleh dokter
penanggung jawab perawatan dengan diketahui oleh Direktur. Formulir
ini diisi setelah pembahasan kasus pada AMP level I.
6. Formulir Rekam Medis Kematian Ibu Perantara (RMMP) dan Formulir
Rekam Medis Kematian Perinatal/ Neonatal Perantara (RMPP)
Formulir ini diisi untuk mendapatkan informasi layanan kesehatan pada
kasus kematian yang pernah mendapat perawatan difasilitas lain
sebelum dirawat difasilitas kesehatan tempat ibu meninggal.
7. Formulir Pengkaji Maternal dan Pengkaji Perinatal/ Neonatal.
Formulir ini akan diisi oleh tim pengkaji sebagai panduan dalam
melakukan kajian kasus dan untuk menilai apakah kasus kematian
dapat dicegah atau tidak.
8. Formulir Ringkasan Pengkaji Materna dan Formulir Ringkasan Pengkaji
Perinatal/ Neonatal.
Formulir ini merupakan ringkasan kajian kasus yang meliputi seluruh
informasi diseputar kematian, baik factor medis maupun non medis.
9. Formulir Nearmiss.
Formulir ini diisi dan digunakan untuk kasus-kasus nearmiss.

Evaluasi kegiatan AMP dilakukan setiap 3 bulan.


BAB X
PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN

RUMUSAN RENCANA KERJA DAN KEGIATAN TIM AMP


RSUD AWET MUDA NARMADA TAHUN 2022

Program Indicator kinerja Target Kebutuhan Catatan


kerja program /kegiatan Dana (Rp) Penting
Pelayanan
Ponek 24 Tersedianya Alat tulis AMP 500.000
jam pertahun
Terlaksananya pelatihan :
Inhause training dari 2X50 orang 4.000.000
rencana tindak lanjut AMP x
Rp.40.000
Rapat AMP 2x30 orang 900.000
x
Rp.15.000
Terselenggaranya 2x50orang 4.000.000
pertemuan AMP dengan Rp.40.000
pembinaan wilayah
Jumlah 9.400.000

Narmada, 15 Agustus 2022

Mengetahui,

41
Kepala Seksi Pelayanan Medik Ketua Tim AMP

dr. IB Yuda Andika,M.Biomed.,Sp.OG


NIP.^9840418 202203 1 001
NIP. 19850101 201101 2 028

Anda mungkin juga menyukai