BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan dan penanganan kegawat daruratan maternal neonatal sesuai standar dan
tepat waktu yang dapat dikaji melalui Audit Maternal Perinatal.6
Audit Maternal Perinatal (AMP) merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan
pelayanan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
melalui pengkajian dan pembahasan kasus kematian ibu dan bayi baru lahir sejak di
masyarakat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan. Sehingga kendala yang timbul
dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir pada saat terjadi kegawatdaruratan
kebidanan dan bayi baru lahir akan dapat menghasilkan suatu rekomendasi yang tepat
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di masa
datang.5
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan mengenai audit maternal perinatal
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui berbagai pengertian audit maternal perinatal
b. Untuk mengetahui berbagai tujuan audit maternal perinatal
c. Untuk mengetahui berbagai azas audit maternal perinatal
d. Untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi kematian ibu dan
perinatal
e. Untuk mengetahui berbagai mekanisme kerja audit maternal perinatal
f. Untuk mengetahui berbagai kebijakan dan strategi audit maternal perinatal
g. Untuk mengetahui berbagai kendala dalam pelaksanaan audit maternal
perinatal
h. Untuk mengetahui berbagai kekurangan audit maternal perinatal
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bidan praktek.
4. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang
diperlukan dalam hal mengatasi masalah yang ditemukan dalam pembahasan
kasus.
5. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota,
rumah sakit pemerintah/swasta, rumah bersalin, dan bidan praktek dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang
disepakati.
berkaitan dengan faktor yang dapat dihindarkan. Prinsip ini harus diterapkan saat
proses audit sehingga tujuan untuk memperoleh pembelajaran dan mencegah
terjadinya kesalahan di masa datang dapat tercapai.
4. No Pro Justisia (tidak untuk keperluan peradilan)
Seluruh informasi yang diperoleh dalam kegiatan AMP ini tidak dapat digunakan
sebagai bahan bukti di persidangan (no pro justisia). Seluruh informasi adalah
bersifat rahasia dan hanya dapat digunakan untuk keperluan memperbaiki kualitas
pelayanan kesehatan maternal dan perinatal/neonatal.
5. Pembelajaran
Salah satu upaya AMP untuk meningkatkan pelayanan kesehatan maternal dan
Perinatal/Neonatal adalah melalui pembelajaran yang dapat bersifat: individual,
kelompok terfokus, maupun massal berdasarkan rekomendasi yang dihasilkan oleh
pengkaji kepada seluruh komunitas pelayanan KIA.
2.1.14
Gambar 2.1 Skema determinan kematian ibu oleh McCarthy and Maine14
atau fasilitas kesehatan lainnya (RB, BPS, Bidan di desa), Bidan Koordinator/Bidan
Puskesmas yang ditunjuk akan melengkapi formulir kematian di fasilitas dan otopsi
verbalnya.11 Kasus kematian di RS baik pemerintah maupun swasta dilaporkan ke
Dinas Kesehatan setempat dalam waktu 3 hari. Formulir yang sudah dilengkapi
dikirimkan ke Sekretariat AMP Kabupaten/Kota setempat. Sekretariat mendata,
meneliti kelengkapan data, dan melaporkannya ke Koordinator. Data yang belum
lengkap harus dikembalikan ke Puskesmas pengirim untuk dilengkapi. Data yang
terkumpul dan sudah lengkap dibuat anonim. Sekretariat kemudian berkoordinasi
dengan Koordinator untuk mengagendakan pertemuan pengkaji dan menyiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan pertemuan tersebut.11
Kematian
Fasilitas Masyarakat
Pengkajian Kasus
Pelaporan
2. DKP
Memiliki fungsi sebagai pelaporan kematian di wilayah kerja puskesmas atau
rumah sakit ke Dinas Kes Kab/Kota
3. RKP
Dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota Kunjungan rumah/ RT/ Kades/ Faskes
dengan tujuan mencari:
a. Nama neonatus meninggal
b. Umur
c. Orang tua
d. Alamat
e. Lahir hidup/ mati
f. Dugaan sebab kematian
g. Tanggal meninggal
h. Tempat meninggal
i.
4. OVP
Berfungsi untuk mengumpulkan data non medis serta melakukan interview
kepada keluarga, dukun atau informan lain. Hal yang dikaji ialah :
a. Identitas responden
b. Lokasi &waktu terjadinya kematian
11
6. RMP PERANTARA
Untuk mencari data medis yang diperlukan di tempat pelayanan antara
sebelum pelayanan terakhir. Hal yang dikaji ialah :
a. Lokasi perawatan
b. Identitas neonatus, ibu dan bapak
c. Neonatus
d. Riwayat kehamilan &persalinan sekarang
e. Resume
f. Penyelesaian formulir
12
pemerintah dan swasta, puskesmas dan jejaringnya, RS ibu dan anak, Rumah
Bersalin, bidan dan dokter praktek swasta).
Berdasarkan kebijakan tersebut, dapat disimpulan bahwa terdapat 3 pertanyaan
rekomendasi, yaitu apa saja yang telahdilaksanakan dengan baik, apa saja yang
belum dilaksanakan dengan baik serta bagaimana pelayanan yang belum/kurang baik
dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.
riwayat penyakit atau gejala serta tindakan yang diperoleh sebelum penderita
meninggal sehingga dapat diketahui perkiraan sebab kematian.
Namun, dalam pelaksanaannya AMP masih memiliki beberapa kekurangan
yang menyebabkan tidak berjalannya AMP dengan baik. Pada suatu penelitian khusus
disebutkan bahwa bahkan pada negara-negara yang mempunyai sistem registrasi yang
baik pun sekitar 50% kematian maternal tidak dilaporkan karena tidak
terklasifikasikan. Sistem registrasi tergantung pada identifikasi yang tepat dari
penyebab kematian maternal yang terjadi pada fasilitas kesehatan, hal tersebut
diidentifikasi dengan pemeriksaan patologi post-mortem dan dilaporkan dalam otopsi
verbal. Otopsi verbal adalah informasi tentang sebab kematian, digunakan untuk
menentukan prioritas kesehatan masyarakat, pola penyakit, tren penyakit, dan untuk
evaluasi dampak upaya preventif ataupun promotif. Seringkali ditemukan kematian di
masyarakat dan dilaporkan sesudah terjadinya kematian.11
16
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Aeni N. Faktor Risiko Kematian Ibu Risk Factors of Maternal Mortality. 2011;
(26):453-459.
2. Andini A. 2020. Angka Kematian Ibu di Indonesia masih jauh dari target SDGs.
Tersedia di:
https://lokadata.id/artikel/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-jauh-dari-
target-sdgs. Diakses 10 Maret 2021 pukul 12.33 WIB.
3. Muthoharoh, N.A, dkk. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian
Maternal Dikabupaten Batang. 2016;6(1):1-18.
4. Kemenkes RI. 2016. Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun
2016. Jakarta
5. Dinkes Kalteng. 2020. Tersedia di: http://www.dinkes.kalteng.go.id/berita-
penguatan-audit-maternal-perinatal-amp-survailans-dan-respons-provkalteng-
tahun-2020.html. Diakses 10 Maret 2021 pukul 11.21 WIB.
6. Riyati, dkk. 2015. Kajian Pelaksanaan Program Audit Maternal Perinatal (AMP)
dalam Menurunkan Kematian Ibu di Kabupaten Jepara. Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang Vol.2 No.1.
7. Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97
Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual
8. Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta. hal. 120
9. Suwanti, E dkk. 2013. Pemahaman Bidan Tentang Audit Maternal Perinatal
Kaitannya Dengan Kepatuhan Bidan Dalam Pelaksanaan Managemen Aktif Kala
Iii Di Wilayah Kabupaten Klaten. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, volume 2,
nomor 2.
10. USAID. 2014. Panduan Fasilitasi AMP Pemantapan Proses Audit Maternal dan
Perinatal di Kabupaten/Kota. Jakarta.
11. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. 2010. Pedoman Audit Maternal Perinatal
(AMP). Kementerian Kesehatan Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
12. Fahmi, M.A. 2017. Evaluasi Program Audit Maternal Perinatal (AMP) Di
Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes, Volume VIII Nomor 3.
13. Juharni S, Widarsa T, Wirawan DN, et al. Laporan Hasil Penelitian Faktor Risiko
Kematian Ibu Sebagai Akibat Komplikasi Kehamilan, Persalinan dan Nifas di
Kabupaten Bima tahun 2011-2012. 2012:126-133.
14. Arulita Ika Fibriana Faktor- Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian
Maternal (Studi Kasus di Kabupaten Cilacap) Program Studi Epidemiologi
Program Pasca Sarjana Undip. 2007.