NPM : 41153010190015
Kelas : V-IP/A-1
Adapun tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah: (1) Menurunkan angka kematian bayi (AKB),
angka kematian ibu (ibu hamil, melahirkan dan nifas) dan penurunan angka kelahiran, (2)
Membudayakan Norma Keluarga Berkualitas, (3) Meningkatkan peran serta dan kemampuan
masyarakat untuk mengembangkan kegiatan KB dan kesehatan serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera, dan (4) Berfungsi sebagai Wahana
Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Visi dan Misi Program KB
Strategi keluarga berencana berbasis hak ini sejalan dengan visi Nawacita. Strategi ini juga
selaras dengan Rencana Pembangunan Strategis Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2015 – 2019,
serta disusun berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) BKKBN dan Renstra Kemenkes terkait
dengan KB serta Renstra kementerian terkait lainnya. Untuk memicu upaya bersama antara
BKKBN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementarian Pendidikan,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Agama,
Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Komunikasi dan
Informasi, Badan Pusat Statistik, LSM, mitra pihak swasta, organisasi profesi, lembaga donor
serta pemerintah daerah untuk mencapai akses universal terhadap pelayanan keluarga berencana
yang berkualitas tinggi menurut kebutuhan individu dan pasangan serta untuk memenuhi tujuan
reproduksi mereka.
Fungsi-Fungsi Manajemen :
Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai
tujuan yang digariskan, planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk
pemilihan alternatif-alternatif.
2. Fungsi Pengorganisasian
Terdapat kekurangan dalam pelaksanaan tahap persiapan untuk menyiapkan data dasar
program KB di setiap RT sebagai dasar dalam penyusunan peta kerja untuk memudahkan
penyusunan perencanaan pelaksanaan program KB. Contohnya masih kurangnya informasi
tentang gambaran perkembangan program KB di setiap wilayah sehingga terdapat pasangan
usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Masih kurangnya pelaksanaan kerjasama
dengan seluruh komponen yang ada di masyarakat untuk menganalisa berbagai permasalahan
dalam pelaksanaan program KB sebagai dasar dalam penyusunan mekanisme operasional di
setiap wilayah. Contohnya masih kurangnya pendekatan yang dilakukan dengan tokoh formal
maupun informal dalam membantu mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan program KB
sehingga permasalahan tersebut tidak cepat diselesaikan. Masih kurangnya pelaksanaan
koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk membahas teknis operasional pelaksanaan
program KB sehingga setiap kegiatan kurang memperoleh dukungan. Contohnya : masih
kurangnya dukungan anggaran biaya yang memadai dalam melaksanakan program KB sehingga
berbagai kegiatan yang telah direncanakan tidak dapat direalisasikan. Seperti program
pertemuan dengan akseptor kurang dilaksanakan secara rutin karena kurangnya anggaran
sehingga selama 6 bulan baru dilakukan pertemuan 1 kali.
3. Fungsi Penggerakan
Hal tersebut juga didorong oleh perspektif masyarakat yang pada zaman dahulu
berpandangan anak sebagai rezeki. Sementara saat ini generasi sekarang berspespektif
anak merupakan beban.
Analisa SWOT
1. Faktor internal :
A. Kekuatan
Menjaga kesehatan ibu dan bayi.
Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak.
Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
Mencegah penyakit menular seksual.
Menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
B. Kelemahan
Kurangnya sosialisasi tentang program KB yg menjadikan masyarakat enggan mengikuti
program KB
2. Faktor Eksternal :
A. Peluang :
Kenaikan penduduk tidak akan melonjak dan lebih stabil
B.