Anda di halaman 1dari 8

KEBIJAKAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DALAM MENEKAN

LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK


DASAR – DASAR KEBIJAKAN PUBLIK

DOSEN PENGAMPU
DR. NITA NURLIAWATI, S.SOS., M.SI

DISUSUN OLEH:
I GUSTI AYU LITA AULIA (22110215)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMBANGUNAN NEGARA (2022)


POLITEKNIK STIA LAN BANDUNG
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupaan salah satu negara berkembang yang memiliki beberapa masalah
pembangunan. Salah satu masalah pembangunan yang dihadapi Indonesia pada saat ini adalah
pertumbuhan populasi/penduduk yang semakin meningkat. Secara garis besar terdapat tiga aspek
permasalahan kependudukan di Indonesia yaitu struktur umur muda, kualitas pendudukan, dan
persebaran penduduk antar wilayah yang tidak merata (BKKBN, 2013). Menurut BPS (Badan
Pusat Statistik), diketahui jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan sebanyak 275,77 juta jiwa
pada 2022. Jumlah tersebut naik 1,13% dibandingkan pada tahun lalu yang sebanyak 272,68 juta
jiwa. Menurut usianya, 69,25% penduduk Indonesia berada di jenjang usia 15-64 tahun. Kondisi
tersebut membuat sulitnya usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Oleh karena
tu, emerintah terus mencoba berupaya dalam menekan laju pertumbuhan dengnan cara
dirancangnnya program keluarga berencana (KB).
Program KB meupakan salah satu program yang dirancang oleh BKKN (Badan
kependuduka dan keluarga berencana nasional). Salah satu tujuan program ini adalah
dilakukannya pencegahan kehamilan dengan cara menggunakan metode kontrasepsi dan
menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha- usaha
perencanaan dan penjaringan penduduk. Program KB merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM). Seperti yang tertulis pada Peraturan
pemerintah republik Indonesia nomor 87 Tahun 2014 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga pada Pasal 37 ayat
(1) dijelaskan bahwa: ”Penggerakan penyelenggaraan Keluarga Berencana dilaksanakan melalui
mekanisme operasionaal pelayanan dasar Program Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana”.

B. KAJIAN PUSTAKA
a) Program Keluarga Berencana (KB)

Saifudin (2006) menyebutkan bahwa Keluarga Berencana (KB) merupakan salah


satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan
yang dialami oleh wanita. Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan
pilihan jenis kontrasepsi. Sedangkan menurut Remi dan Hadiyanto (2018) Program
keluarga berencana (KB) nasional ditujukan untuk menguramgi fertilitas dengan
memberikan peralatan, pelayanan, dan informasi tentang kontrasepsi. Dasar pemikirannya
adalah bahwa pasangan usia subur (PUS) yang ingin membatasi besarnya keluarga
mereka akan cukup untuk menurunkan rata-rata kelahiran untuk kurun waktu tertentu.
Diskusi tentang program keluarga berencana (KB) biasanya berkisar pada hak orang tua
untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran. Evektivitas program KB juga disebabkan
oleh beberapa factor berikut:
 Fakor Penghambat
kurannya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam progam keluarga
berencana (KB), terbatasnya sarana dan prasarana, Sulitnya akses pelayanan yang
memadai dibeberapa tempat yang tergolong terpelososk, latar pendidika yang
rendah.
 Faktor Pendukung
Kepemilikan anak, sikap, dukungan pasangan, terdapat akses pelayanan yang
memadai, tinggkat kesadaran yang tinggi

Program Keluarga Berencana (KB) memiliki 2 tujuan yaitu:


 Tujuam Umum. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi
dasar terwujudnya masyarakat sejahtera dengan mengendalikan angka kelahiran
sekaligus mengontrol terkendalinya pertumbuhan penduduk penduduk.
 Tujuan Khusus. Memiliki tujuan berupa mengontrol jumlah penduduk dan jumlah
angka kelahiran bayi dengan alat kontrasepsi, Meningkatnya kesehatan keluarga
berencana dengan cara penjarakan kelahiran.

Adapun dibawah ini merupakan bberapa manfaat program KB bagi keluarga:
1. Menurunkan resiko terjangkitnya kanker rahim dan kanker servix
2. Menurunkan angka kematian maternal serta peningkatan IPM
3. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
4. Terjaminnya tumbuh kembang bayi dan anak
5. Meningkatnya kesejahtran keluarga
6. Pendidikan anak yang terjamin

b) Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk trjadi disebabkan oleh bertambahnya berkurangnya
jumlah populasi penduduk akibat adanya kelahiran (Natalitas), Kematiam (Mortalitas),
dan perpindahan penduduk (Migrasi). Kelahiran dan kematian merupakan factor
pertumbuhan alami, sedangkan perpindaha penduduk merupakan factor pertumbuhan non
alami. Pertumbuhan Penduduk terdapat kedalam 3 jenis yaitu:
1. Pertumbuhan penduduk alami, merupakan pertumbuhan penduduk yang diperoleh
dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian dalam satu tahun
2. Pertumbuhan non alami, Pertumbuhan ini diperoleh melalui selisish penduduk
yang melakukan imigrasi (migrasi masuk) dengan emigrasi (migrasi keluar).
3. Pertumbuhan Penduduk Total, merupakan pertumbuhan penduduk yang
disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Dan pertumbuhan
penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih
migrasi masuk dan migrasi keluar.

c) Landasan Teori

1. Teori Precede Proceed


Merupakan model perencanaan program kesehatan berbasis penilaian kebutuhan
masyarakat ditujukan untuk perubahan perilaku dengan mempertimbangkan faktor
predisposisi, penguat dan pendukung precede proceed. Dengan kata lain teori ini
berfungsi untuk melihat bagaimana sebuah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sebuah kegiatan. Precede digunakan pada fase diagnosis penetapan prioritas masalah dan
tujuan program, sedangkan Proceed untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan
serta implementasi dan evaluasi. Pada teori ini terdapat 7 tahap fase atau kegiatan yaitu,
Pengkajian sosial. Pengkajjian Epidemiolog, Pengkajian perilaku dan lingkungan,
Pengkajian edukasi dan ekologi, Pengkajian administratif, Pengkajjian implementasi, dan
Pengkajian Evaluasi
Solusi yang ditawarkan dalam mengatasi masalah pertumbuhan penduduk di
Indonesia salah satunya dengan cara menerapkan kebijakan program Keluarga berencana
(KB). Dalam penyususnannya, Program KB telah melewati 7 Fase pengkajian yang
terdapat di dalam teori tersebut.
1) Fase pertama, pengkajian sosial. sebelum diterpkannya program tersebut kita
diwajibkan untuk menilai, mengetahuhi kesiapan, manfaat, dampak dan implikasi
program tersebut terhadap berbagai aspek.
2) Fase kedua pengkajian Epidemiologi, Pengkajian dalam fase ini lebih
memfokuskan terhadap ilmu yang mempelajari sifat, penyebab, pengendalian, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit.
3) Fase ketiga, Pengkajian perilaku dan lingkungan. Pada fase ini, dilakukan
pengkajian melalui respon terhadap pengkajian yang sebelumnya.
4) Fase kempat, pengkajian edukasi dan ekologi. Melakukan sosialisasi dan edukasi
pentingnya program KB kepada masyarakat.
5) Fase kelima. Pengkajian administrasif. Pengesahan Kebijakan keluarga berencana
(KB) sepeti yang tertulis pada pada Peraturan pemerintah republik Indonesia nomor
87 Tahun 2014 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga,
Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga pada Pasal 37 ayat (1)
dijelaskan bahwa: ”Penggerakan penyelenggaraan Keluarga Berencana
dilaksanakan melalui mekanisme operasionaal pelayanan dasar Program
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana”.
6) Fase keenam, Pengkajian Implementasi. Penerapan kebijakan keluarga berencana
(KB) diseluruh Instansi kesehatan yang ada di Indonesia
7) Fase ketujuh, Pegkajian Evaluasi. Menganaisis seberap evektif pkebijakan keluarga
berencana (KB) dalam mencapai tujuannya.
2. Teori fakta sosial
Salah satu penyebab terhambatnya efektivitas program keluarga berencana (KB)
diakibatkan oleh pola piikir masyarakat yang masih kuno. Beberapa masyarakatt masih
memiliki pola pikir bahwa, “banyak anak banyak rezeki”. Padahal faktanya jika kita
melihat realita sosial hal itu tidaklah benar. Oleh sebab itu, menurut Emile Durkheim
fakta sosial terdiri dari hal-hal di luar individu seperti status, peran, institusi, hukum,
norma, kepercayaan, dan nilai-nilai yang ada di luar individu yang dapat membatasi
individu. Fakta sosial juga merupakan cara pandang seseorang dalam melakukan tindak
sosial melalui proses berpikir yang didasarkan pada sikap koersif dalam kehidupan
masyarakat. Fakta sosial memiliki 3 karakteristik sebagai berikut:
1) External, artinya bahwa fakta sosial merupakan cara pandang seseorang dalam
melakukan tindak sosial melalui proses berpikir yang didasarkan pada sikap
koersif dalam kehidupan masyarakat. conrrohnya seperti pemikiran “Banyak anak
banyak rezeki”.
2) Determined Coercive, yaitu fakta sosial memaksa individu agar selalu sesuai
dengan fakta sosial. Contohnya, terjadinya laju peningkatan penduduk yang
menyebabkan mau atau tidak mau masyarakat harus mengikuti kebijakan tersebut
agar terciptanya keluarga sejahtera dan keberhasilan pembangunan
3) General, yaitu tersebar luar dalam komunitas/masyarakat, milik bersama, dan
bukan milik individu.

C. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metode kualitatif studi
pustaka untuk menganalisis kebijakan yang ada. Analisis ini bersumber dari beberapa literature
seperti, jurnal, artikel, dan lain-lain. Studi pustaka sangat berperan penting dalam mendukung
landasan teori dalam suatu penelitian, Karena, tapa landasa teori dan metode yang digunakan
peneliti tidak akan lancer, sebab hak ini terjadi karena pengukuan berdasarkan acuan dasar teori.

D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Program Kekuarga berencana (KB) merupakan
bagian yang terpadu (integral) dalam meningkatkan taraf
pembangunan nasional dan beertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan bagi keluarga, ekonomi, sosial budaya dan
ekonomi.
Menurut Badan pusat statistik, terjadi peningkatan
yang singnifikan di beberapa provinsi terhadap wanita yang
menggunakan alat KB selama 3 tahun belakangan ini.
Program KB (Keluarga Berencana) dapat dilaksanakan
ketika semua orang mengetahui tentang masalah KB
(Keluarga Berencana). Salah satunya adalah penyuluhan
tentang keluarga berencana (KB). Program KB tidak dapat
dipisahkan dari fungsi konseling. Penyuluhan KB
merupakan kegiatan yang memberikan informasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan
masyarakat untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Sasaran utama pelaksanaan pedoman KB adalah Pasangan
Potensi Subur (PUS), yaitu suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun, karena mempunyai kesempatan
untuk hamil dan mempunyai anak. Melalui konsultasi ini, masyarakat mendapat informasi yang
lengkap tentang program KB (Keluarga Berencana) dan dapat memahaminya. Dengan
berkomunikasi langsung dengan warga, masyarakat lebih mudah memahami apa yang
disampaikan oleh pembina.
Contohnya Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung, Jelang Peringatan Hari
Keluarga Nasional XXVII, 29 Juni 2020 mendatang jenis pelayanan KB yang diberikan adalah
pil, kondom, suntik, IUD, dan implan, di tempat pelayanan seperti: Puskesmas, PMB, IMP,
Rumah sakit/Faskes, dan pelayanan KB bergerak. sebanyak 24.254 akseptor menjadi sasaran
dalam kegiatan pelayanan "sejuta akseptor" di kabupaten bandung, dan rencananya akan tercatat
dalam rekor muri.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Program KB merupaka salah satu solusi dalam menekan laju angka pertumbuhan
penduduk. Menurut data hasil analisis diatas penggunaan alat KB pada tahun 2022 terus
meningkat secarasignifikan dan Perancangan program KB sendiri sudah termasuk kedalam
kategori yang tersusun dengan baik. Namun evektivitas Kebijakan program KB belum berhasil
dalam upaya menekan laju pertumbuhan penduduk meskipun data pengguna alat KB meningkat
secara signifikan selama 3 tahun terakhir dan pemerintah telah melakukan penyuluhan program
KB kepada masyarakat. Hal tersebut disebabkan masih banyak faktor penghambat yang
mengakibatkan pertumbuhan penduduk pada tahun 2022 mengalami keaikan.
Upaya yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat agar Program KB dapat
menekan laju pertumbuhan penduduk diantaranya adalah, pemerintah melakukan sosialisasi dan
mengedukasi di posyandu kepada masyarakat baik itu perempuan, laki-laki, ataupun suami istri.
Upaya yang kedua adalah menambah sarana dan prasarana di daerah yang terpencil agar
menyuluhan program KB dapat diimplementasikan secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA

Trianziani Shiska , 2018. Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Oleh Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB) Di Desa Karangjaladri Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Jurnal
Moderat, Volume 4, Nomor 4.

Badan Pusat Statistik. 2022. Laju Pertumbuhan Penduduk (Persen), 2020-2022.


https://www.bps.go.id/indicator/12/1976/1/laju-pertumbuhan-penduduk.html. Diakses pada
tanggal 6 Januari 2023 Pukul 20.05

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka,
Jakarta

Syuaib, Miswani Mukani. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana, Cetakan 1, Alauddin


University Press, Makassar.

Dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pengadilan penduduk dan keluarga


berencana (DP3KB). 2017. 9 Manfaat kb bagi keluarga. http://dp3kb.brebeskab.go.id/9-
manfaat-kb-bagi-keluarga/. Diakses pada 14 Januari 2023 Pukul 18.23

DPMDPPKB, 2019. Mengenal Teori Pertumbuhan Penduduk.


https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/detil/916/mengenal-teori-pertumbuhan-
penduduk. Diakses pada 14 Januari 2023 Pukul 19.07.

Badan pusat Statistik, 2022. Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang
Sedang Menggunakan/Memakai Alat KB (Persen), 2020-2022.
https://www.bps.go.id/indicator/30/218/1/persentase-wanita-berumur-15-49-tahun-dan-
berstatus-kawin-yang-sedang-menggunakan-memakai-alat-kb.html. Diakses pada 14
Januari 2023 Pukul 20.09.

Kmendikbud. 2019. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk .


https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Jumlah%20Penduduk%20-
%20dwi/Pertumbuhan-Penduduk.html. Diakses pada 14 Januari 2023 Pukul 22.34

Afiani1, Nurma dkk, 2021. Implementasi Model Precede-Proceed Dalam Promosi Kesehatan
Untuk Pencegahan Hipertensi. Conference on Innovation and Application of Science and
Technology (CIASTECH 2021)

Badan kependudukan dan kelurga berencana nasional, 2019. Sosialisasi tentangb keluarga
berencana. https://kampungkb.bkkbn.go.id/kampung/12940/intervensi/111032/sosialisasi-
tentang-keluarga-berencana. Diakses pada 15 Januari 2023 Pukul 04.24
Siregar, Ismail Affandy. 2018. Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Program KB Dalam
Penggunaan Alat Kontrasepsi Oleh Pasangan Usia Subur Di Kecamatan Sarudik
Kabupaten Tapanuli-Tengah.

Badan kependudukan dan keluarga berencana nasional. 2020. kepemilikan anak, sikap, dukungan
pasangan, keberadaan petugas penyuluh KB, ketersediaan biaya, dan ketersediaan media,
https://jabar.bkkbn.go.id/?p=1401. Diakses pada 15 Januari Pukul 05.48

Diskominfo Kabupaten Bandung. 2020. Pelayanan Kb Bergerak Dan Kunjungan Ke Pus (Pasangan
Usia Subur). https://diskominfo.bandungkab.go.id/berita/detail/pelayanan-kb-bergerak-dan-
kunjungan-ke-pus-pasangan-usia-subur. Diakses pada 15 Januari 2023 Pukul 06.29

Anda mungkin juga menyukai