1 Sasaran KB
Sasaran KB adalah orang yang dapat berperan sebagai objek maupun subjek dalam
gerakan keluarga berencana terutama pasangan usia subur yang berusia 15-49 tahun.
Menururt Handayani (2010) sasaran KB yaitu sasaran langsung dan tidak langsung. Sasaran
langsung yakni pasanga usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran
dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan, dan sasaran tidak langsung yakni
pelaksana dan pengelola KB dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang bekualitas,
keluarga sejahtera. Sasaran gerakan KB adalah generasi muda yang dapat berperan sebagai
subjek maupun secara objek dalam gerakan KB. Untuk mempertajam sasaran gerakan KB
dibedakan dalam sasaran awal dan sasaran akhir.
a. Sasaran awal
1. Organisasi kepemudaan
Organisasi kepemudaan meliputi perkumpulan pemuda yang tumbuh dan
berkembang berdasarkan kepentigan pembinaan generasi muda pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya seperti antara lain KNPI, Pramuka, Karang
Taruna, OSIS, Remaja Mesjid dan Lembaga Kemahasiswaan.
2. Instansi pemerintah
Instansi pemerintah meliputi Depertemen Lembaga Pemerintah lainnya baik
secara langsung ataupun tidak langsung mempunyai kaitan dengan kegiatan
gerakan KB, seperti antara lain: Depertemen pendidikan & Kbudayaan,
Depertemen Sosial, Depertemen Tenaga Kerja, Kantor Menteri Pemuda dan
Olahraga, dan Badan Koordinasi Penyelenggaraan dan Pembinan Generasi Muda.
3. Instusi masyarakat
Instusi masyarakat meliputi organisasi yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kepentingan dan kebutuhan masyarakat sendiri, yang mempunyai kaitan langsung
ataupun tidak langsung dengan seperti antara lain: PKK, LKKNU.
b. Sasaran Akhir
1. Pasangan suami istri yang hidup bersama dalam satu rumah atau tidak, dimana
istri berumur antara 20-45 tahun.
2. Seluruh generasi muda dengan prioritas sasaran yang berusia antara 15 – 24 tahun.
3.
Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)
a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
b. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
c. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan
kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need)
menjadi 6%.
d. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
e. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
f. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
g. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
h. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif
dalam usaha ekonomi produktif.
i. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB Nasional.
(Sulistyowati, 2011)
Strategi program keluarga berencana (KB) terbagi menjadi dua yaitu; strategi dasar;
dan strategi operasional. Strategi dasar berisi antara lain, meneguhkan kembali program di
daerah dan menjamin kesinambungan program. Sedangkan strategi operasional terdiri dari;
Sesuai dengan strategi program yang sudah disusun maka diharapkan output yang
bisa terjadi adalah program keluarga berencana memberikan dampak pada penurunan angka
kematian ibu dan anak; penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; peningkatan
kesejahteraan keluarga; peningkatan derajat kesehatan; peningkatan mutu dan layanan KB-
KR; peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; pelaksanaan tugas pimpinan dan
fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
2.3Ruang Lingkup KB
Ruang Lingkup Program KB Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai
berikut :
a. Keluarga berencana
b. Kesehatan reproduksi remaja
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas e. Keserasian kebijakan
kependudukan
e. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
f. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.
2.4 pelayanan KB
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama
Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media
Kemenkes RI. 2014. Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Pedoman
Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Kemenkes RI