PUSKESMAS LOLO
PUSKESMAS LOLO
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASER
TAHUN 2018
KERANGKA ACUAN KEGIATANPROGRAM KB
PUSKESMAS LOLO
A. PENDAHULUAN
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan
kesehatan merupakan amanah yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan diselenggarakan
dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
upaya kesehatan ini dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
memperhatikan fungsi sosial, nilai, norma agama, sosial budaya, moral, dan etika
profesi.
Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk
penduduk miskin dan tidak mampu, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
sumber daya dibidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia
untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sejalan dengan hal ini,
negara telah bersepakat dan berkomitmen dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk memasukan jaminan kesehatan
sebagai salah satu program jaminan sosial selain 4 (empat) program jaminan soasial
lainnya yaitu jaminan kecelakaan kerja, hari tua, pensiun, dan kematian. Didalam
undang-undang ini diatur pula dalam penjelasannya bahwa yang dimaksud dengan
dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan
kehamilan sebagai upaya untuk membantu pasangan suami istri untuk melahirkan pada
usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak kelahiran anak yang ideal
Januari 2014, telah terjadi beberapa perubahan pengaturan sistem pelayanan kesehatan
tentunya juga akan berimplikasi terhadap kebijakan, strategi dan program KB yang
diyakini dapat mengurangi kesenjangan dan unmet need pasangan usia subur terhadap
B. LATAR BELAKANG
Menurut World Health Orgnisation (WHO) expert commitee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran yang memang sangan diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan umur suami istri serta
menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu
usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu,
bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya
perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang
sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan
dengan aborsi.
C. TUJUAN
1. TujuanUmum
Terwujudnya peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB di Puskesmas.
2. TujuanKhusus
a. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
b. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil bahagia
dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas
artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan,
papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.
c. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
d. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
D. KEGIATAN POKOK
Pelayanan KB meliputi :
a. Pelayanan KB Kondom
b. Pelayanan KB Pil
c. Pelayanan KB suntik
d. Pelayanan KB Implant
e. Pelayanan KB IUD
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Konseling
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan pengayoman kepada masyarakat
melalui pengembangan dan pemantapan jaringan pelayanan serta rujukan.
3. Tersedianya pelayanan kontrasepsi seperti Puskesmas, bidan praktek , Pusban/
Polindes.
4. Rujukan KB.
F. SASARAN
Sasaran program KB dibagi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung,
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan
Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya
adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai
keluarga yang berkualitas dan keluarga yang sejahtera.