Anda di halaman 1dari 8

Perceived Stress Dan Sindrom Depresi Pada Ibu Primigravida

PERCEIVED STRESS DAN SINDROM DEPRESI PADA IBU


PRIMIGRAVIDA

Sri Wahyuni*1, Anies2, Ariawan Soejoenoes3, Suhartono Taat Putra4.


1
Midwifery Department of Health Polytechnic of Surakarta.
2-3
Faculty of Medicine Diponegoro University Indonesia.
4
Faculty of Medicine Airlangga University Indonesia

E-mail: yuni_punung@yahoo.com

Abstrak
Emosi yang tidak stabil sering terjadi pada ibu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan kehamilan,
kesulitan dan kegagalan untuk beradaptasi selama periode kehamilan merupakan transisi stres. Penelitian
ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara perceived stress yang dirasakan dengan sindrom
depresi pada kehamilan trimester ketiga. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, sejumlah 72
peserta memenuhi kriteria inklusi hingga dianalisis. Pengukuran perceived stress menggunakan kuesioner
Perceived Stress Scale dan sindrom depresi diukur menggunakan Edinburgh Postnatal Depression
Syndrome. Analisis statistik dilakukan untuk melihat korelasi antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan
prevalensi perceived stress tinggi sebanyak 75%, dan sindrom depresi sebanyak 37,5% pada ibu
primigravida trimester ketiga. Terdapat ada perbedaan perceived stress antara kelompok depresi dan non-
depresi; F = 5,787 (p = 0,019), dan terdapat perbedaan yang signifikan pada sindrom depresi F = 122,176
(p <0,001. Ada hubungan yang signifikan antara perceived stress dengan sindrom depresi pada ibu
primigravida trimester ketiga kehamilan r = 0,386 (p <0,001).
Kesimpulan: Semakin tinggi perceived stress secara signifikan berkorelasi dengan sindrom depresi pada ibu
primigarvida trimester ketiga, dengan demikian penting untuk menurunkan perceived stress selama
kehamilan sehingga sindrom depresi dapat dicegah.
Kata Kunci: Depresi, Primigravida, Stress.

Abstract
Unstable emotions are common in mothers who are unable to adjust to pregnancy, difficulty and failure to
adapt during perinatal period is a stress transition. This study aims to explore association between perceived
stress and depression syndrome on the third trimester of pregnancy. This study used a cross sectional design,
in women primigravida third trimester pregnancy. A number of 72 participants met the inclusion criteria,
completed up to the analysis. The measurement of the perceived stress used Perceived Stress Scale
questionnaire and syndrome depression was measured using Edinburgh Postnatal Depression Syndrome.
Statistical analysis were done to see the correlation between variables. The study results showed the
prevalence of high-perceived stress among women in this study was 75%, and the depression syndromes was
37.5% among pregnant women on the third trimester of pregnancy. Between the depression and non-
depression groups, there was difference in PSS scores F=5.787 (p=0.019), and there are significant
differences in EPDS scores F=122.176 (p<0.001. There is a significant relationship between perceived stress
with depression syndrome in third trimester of pregnancy r= 0.386 (p <0.001).
Conclusion: The higher the perceived stress is significantly correlated with the depressive syndrome in third
trimester of the first pregnancy, so it is important to reduce stress during pregnancy so that the depression
syndrome can be prevented.
Keywords: Depression, Primigravida, Stress.

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.III, NO.2, 2018 | 21


Perceived Stress Dan Sindrom Depresi Pada Ibu Primigravida

PENDAHULUAN primigravida, adanya masalah keuangan,


Emosi tidak stabil adalah umum pada ibu kurangnya dukungan pasangan dan keluarga,
yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan riwayat depresi[9].
kehamilan, kesulitan dan kegagalan dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa
beradaptasi selama periode kehamilan depresi dan kecemasan antenatal secara
[1,2]
merupakan transisi stres . Transisi stres pada signifikan terkait dengan perasaan tertekan[10],
primigravida (ibu yang sedang hamil untuk tingginya angka kejadian depresi pascapartum
pertama kali) tidak hanya membutuhkan dikaitkan dengan penyalahgunaan narkoba,
kesiapan fisik tetapi juga kesiapan psikologis kekerasan dalam rumah tangga dan pendidikan
untuk menerima perubahan setelah kehamilan. ibu yang rendah[11]. Beberapa penelitian telah
Stres adalah proses di mana tuntutan menemukan bahwa sindrom depresi
lingkungan melebihi kemampuan atau sumber mempengaruhi gangguan perkembangan masa
yang dimiliki individu untuk mengatasinya; kanak-kanak di tahun pertama[12], meningkatkan
yang mengakibatkan perubahan psikologis kemungkinan bunuh diri[13] dan penghentian
(perceived stresss). Perceived stress merupakan menyusui dalam 6 bulan setelah melahirkan[14],
kemampuan otak dalam menerima stimulus atau serta ibu depresi kurang menunjukkan
rangsang terhadap tekanan atau beban yang keterikatan, kepekaan dan perilaku perawatan
melebihi kemampuan dalam kehidupan terhhadap anak[15].
seseorang, yang berasal dari pengetahuan dan Perceived stress yang tinggi selama
pengalaman untuk dipersepsikan sebagai kehamilan akan menyebabkan aktivasi sistem
stres[3]. Sumber stres disebut stressor; dapat saraf dan hormon, serta memicu terjadinya
berasal dari faktor psikologis seperti hubungan peradangan[16], sehingga beresiko terjadi
sosial atau perubahan kehidupan seperti persalinan prematur, atau usia kehamilan yang
kehamilan atau masalah kehidupan sehari- pendek dan berat bayi lahir rendah (BBLR)[17].
hari[4]. Rendahnya harga diri dan dukungan Pada trimester ketiga kehamilan (TM III) (usia
sosial, penyalahgunaan obat sebelum atau kehamilan 28 - 40 minggu) kadar pro-inflamasi
selama kehamilan dan mengalami diskriminasi sitokin meningkat, yang digunakan untuk
secara signifikan terkait dengan tingkat melawan infeksi dan menyembuhkan luka,
perceived stresss tinggi periode kehamilan[5]. namun ketika diikuti oleh perceived stress yang
Perubahan fisik, emosional dan sosial pada tinggi maka dapat meningkatkan risiko depresi,
kehamilan dapat menjadi pemicu stres, dan oleh karena itu ibu hamil trimester ketiga
kekhawatiran dalam menghadapi persalinan berisiko tinggi untuk terjadinya depresi
termasuk perubahan fisik, penampilan, dibandingkan dengan selama periode
hubungan interpersonal, pekerjaan, kesehatan postpartum[18].
bayi dan tentang cara merawat bayi setelah Penelitian ini bertujuan untuk
lahir, kondisi medis selama kehamilan, mengetahui hubungan antara perceived stress
komplikasi atau kondisi tertekan[6]. dengan sindrom depresi pada ibu primigravida
Ibu primigravida mengalami perubahan trimester ketiga, sebagai hipotesis penelitian ini
untuk pertama kalinya; seperti perubahan fisik, adalah terdapat korelasi antara perceived stress
kelelahan, perubahan dalam hubungan dengan sindrom depresi pada ibu primigravida
interpersonal dan pekerjaan, kekhawatiran trimester ketiga.
terhadap kesehatan dan perawatan kehamilan;
sehingga ibu menjadi lebih sensitif terhadap METODE
perubahan emosional sehingga memicu Penelitian ini menggunakan desain cross
peningkatan perceived stress[6–8], dan menjadi sectional untuk mengetahui korelasi antara
rentan terhadap sindrom depresi. Peningkatan perceived stress dengan sindrom depresi.
risiko sindrom depresi terkait dengan stres, ibu Responden dalam penelitian ini adalah ibu

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.III, NO.2, 2018 | 22


primigravida trimester ketiga kehamilan di pilihan jawaban harus dipilih satu sesuai
enam Puskesmas Wilayah Klaten Kota. Peneliti dengan gradasi perasaan ibu yang dirasakan
menerapkan kriteria inklusi sebagai berikut: ibu saat itu. Skor lebih dari 10 menunjukkan
hamil normal, usia kehamilan 28 – 36 minggu, depresi[21]. Hasil pengujian pada instrumen PSS
ingin melahirkan secara normal dan dapat menunjukkan bahwa 10 item memiliki Alpha
membaca dan menulis dalam Bahasa Indonesia. Cronbach 0,702 dan instrumen EPDS
Ibu yang diberikan terapi farmakologis untuk menunjukkan nilai Alpha Cronbach sebesar
mengurangi sindrom depresi dikeluarkan dari 0,759; nilai yang ditunjukkan lebih besar dari
penelitian. Responden yang memenuhi kriteria koefisien korelasi minimum (0,3) sehingga
inklusi hingga dianalisis sejumlah 72. dianggap valid.
Perijinan diminta ke Puskesmas dan Pengumpulan data dibantu oleh enam
kemudian dilakukan rekrutmen responden enumerator yaitu bidan yang telah dilakukan
berdasarkan rekomendasi bidan. Peneliti persamaan persepsi dengan mengikuti
menjelaskan tujuan penelitian, manfaat dan pelatihan. Ethical clearance diperoleh melalui
konsekuensi secara lisan dan tertulis kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan dan
responden dan memberikan kesempatan kepada Kedokteran Fakultas Kedoteran Universitas
responden untuk memutuskan perihal Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi Semarang.
partisipasi dalam penelitian. Semua peserta menandatangani informed
Sindrom depresi dan perceived stress consent.
diukur pada TM III kehamilan. Perceived stress Rancangan penelitian digunakan untuk
diuraikan ke dalam respon psikologis dengan mengetahui prevalensi tinggi perceived stress
menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale dan sindrom depresi, menguji perbedaan antar
(PSS) untuk mengukur seberapa tinggi ibu variabel dan untuk menghubungkan perceived
hamil merasa tidak dapat diprediksi, tidak stress dengan sindrom depresi pada trimester
terkendali dan beban yang berlebihan)[19]. ketiga kehamilan. Perbedaan signifikansi dalam
Peneliti menggunakan PSS[20]; digunakan untuk penelitian ini ditentukan dengan p value <0,05.
mengukur seberapa tinggi situasi dalam
kehidupan seseorang dinilai sebagai stres, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
juga untuk mengukur stres selama kehamilan; Usia rata-rata responden adalah 23,49
terdiri dari 10 item, setiap item dinilai pada tahun (± 3,43) dan semua menikah. Prevalensi
skala 5 poin mulai dari tidak pernah (0) hingga perceived stress tinggi dan sindrom depresi
hampir selalu (4). Skor yang tinggi ditunjukkan pada tabel 1 dan tabel 2. Di antara
menunjukkan tingkat perceived stress tinggi. 72 ibu hamil, sebanyak 18 (25%) melaporkan
Skor yang lebih besar dari 13 menunjukkan perceived stress rendah, dan sebanyak 54 (75%)
tingkat stres yang tinggi[19]. melaporkan perceived stress tinggi.
Sindrom depresi diukur dengan Perbandingan karakteristik demografi
Edinburgh Postnatal Depression Syndrome responden dalam kelompok perceived stress
(EPDS)[21], yang telah diterjemahkan ke dalam tinggi dan perceived stress rendah disajikan
Bahasa Indonesia [22], terdiri dari 10 item, pada Tabel 1.

Tabel 1: Perbandingan karakteristik antara ibu hamil dengan perceived stress tinggi dan perceived
stress rendah.
Perceived stress tinggi Perceived stress
Chi-
Karakteristik (n=54) rendah (n=18) Fisher's Exact
Square
n % n %
Usia, tahun:
< 20 4 7 1 6 0.032 0.789
20-35 50 93 17 94

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.III, NO.2, 2018 | 23


Pendidikan:
Sekolah Dasar 8 15 3 17
0.186 0.274
Sekolah Menengah 39 72 15 83
Perguruan Tinggi 7 13 0 0
Status pekerjaan:
Bekerja 17 31 6 33 0.017 0.884
Tidak bekerja 37 69 12 67
Dukungan:
Kadang – kadang 1 2 0 0
0.142 0.478
Sering 12 22 2 11
Selalu 41 76 16 89
Pendapatan keluarga:
>UMR* 23 43 7 39 0.033 0.783
< UMR* 31 57 11 61
*UMR: Upah Minimum Regional

Sebagian besar ibu hamil dengan Ibu hamil dalam katagori tidak-depresi
perceived stress tinggi berada pada rentang usia sebanyak 45 (63%) dan dalam katagori depresi
20-35 tahun sebanyak 93%, memiliki sebanyak 27 (35%). Perbandingan karakteristik
pendidikan sekolah menengah sebanyak 72%, demografi ibu dalam kelompok depresi dan
ibu yang tidak bekerja sebanyak 69%, selalu tidak-depresi disajikan pada tabel 2. Sebagian
mendapat dukungan keluarga sebanyak 76%, besar ibu hamil dalam katagori depresi berada
memiliki penghasilan keluarga kurang dari upah pada rentang usia 20-35 tahun (93%), memiliki
minimum regional (UMR) per bulan sebanyak pendidikan sekolah menengah (74%), tidak
57%. Hasil menunjukkan bahwa perceived bekerja (63%), selalu mendapat dukungan
stress rendah berada pada rentang usia 20-35 keluarga (63%), memiliki penghasilan keluarga
tahun sebanyak 94%, memiliki pendidikan kurang dari UMR per bulan (52%). Hasil
sekolah menengah sebanyak 83%, ibu yang menunjukkan bahwa ibu hamil sebagai tidak-
tidak bekerja sebanyak 67%, selalu mendapat depresi berada pada rentang usia 20-35 tahun
dukungan keluarga sebanyak 89%, memiliki (93%), memiliki pendidikan sekolah menengah
keluarga pendapatan kurang dari upah minimum (76%), tidak bekerja (71%), selalu mendukung
regional per bulan sebanyak 61%. keluarga (89%), memiliki penghasilan keluarga
Berdasarkan hasil uji pada keseluruhan kurang dari UMR per bulan (62%).
karakteristik ibu hamil didapatkan nilai p> 0,05 Tabel 2 menunjukkan hasil uji terhadap
artinya secara statistik tidak ada perbedaan karakteristik, ada perbedaan depresi pada ibu
antara variabel dengan karakteristik responden. hamil yang selalu mendapat dukungan keluarga
Perbedaan antara kelompok dicatat dalam usia, dan berdasarkan uji Chi-Square diperoleh nilai
kategori pekerjaan dan pendapatan keluarga. (λ2 = 0,305) dan ρ = 0,025 (α <0,05).

Tabel 2: Perbandingan karakteristik demografi antara ibu depresi dan tidak-depresi


Depresi Tidak-depresi
Karakteristik Fisher's
(n=27) (n=45) Chi-Square
Exact
n % n %
Usia, tahun:
< 20 2 7 3 7 0.014 0.905
20-35 25 93 42 93
Pendidikan:
Sekolah Dasar 5 19 6 13
0.086 0.763
Sekolah Menengah 20 74 34 76
Perguruan Tinggi 2 7 5 11
Status pekerjaan: 0.084 0.473

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.III, NO.2, 2018 | 24


Bekerja 10 37 13 29
Tidak bekerja 17 63 32 71
Dukungan:
Kadang – kadang 1 4 0 0
0.305 0.025
Sering 9 33 5 11
Selalu 17 63 40 89
Pendapatan keluarga:
>UMR* 13 48 17 38 0.101 0.388
< UMR* 14 52 28 62
*UMR: Upah Minimum Regional

Perbandingan antara kedua kelompok melebihi 1 dan nilai signifikan (p) = 0,019. Jadi
depresi terhadap skor PSS dan skor EPDS dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skor
ditunjukkan pada tabel 3. Skor PSS PSS pada kelompok depresi dan tidak-depresi.
dibandingkan antara kelompok depresi dan Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 dapat
tidak-depresi. Skor rata-rata PSS dari kelompok disimpulkan bahwa mayorita responden
depresi adalah 18,15 dan kelompok tidak- mengalami perceived stress tinggi dan tidak
depresi adalah 15,96, nilai distribusi F = 5,787 sampai mengalami depresi, meskipun ada
(> 3,554), Confidence Interval (CI) 95% tidak pengaruh dukungan keluarga.

Tabel 3. Perbandingan rata-rata skor PSS dan skor EPDS dengan depresi.
Depresi Tidak-depresi
(n=27) (n=45) F p
M SD (CI) M SD (CI)
3.645 3.802
Skor PSS 18.15 15.96 5.787 0.019
(16.71-19.59) (14.81-17.10)
2.592 2.285
Skor EPDS 12.56 6.09 122.176 <0.001
(11.53-13.58) (5.40-6.78)

Mean skor EPDS pada kelompok depresi 75%, dan perbedaan antara kelompok dicatat
adalah 12,56 dan kelompok tidak-depresi adalah dalam usia, kategori pekerjaan dan pendapatan
6,09, dan nilai distribusi F = 122,176 (> 3,554), keluarga (<0,05). Penelitian sebelumnya
Confidence Interval (CI) 95% tidak melebihi menemukan bahwa rendahnya harga diri dan
angka 1 dan nilai signifikan (p) <0,001 seperti dukungan sosial, mobilitas penduduk,
yang ditunjukkan pada tabel 3. Jadi dapat penyalahgunaan obat sebelum dan atau selama
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang kehamilan, dan mengalami diskriminasi secara
signifikan dalam skor EPDS pada kelompok signifikan terkait dengan tingkat tinggi
depresi dan tidak-depresi. perceived stress antenatal.[5], dan tidak ada
Berdasarkan analisis diperoleh nilai perbedaan yang signifikan antara karakteristik
korelasi Pearson sebesar 0,386, yang demografi ibu primigravida dengan stres pasca
diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan melahirkan[7]. Dengan demikian hasil penelitian
signifikan antara perceived stress tinggi dengan ini menambah fakta bahwa faktor yang terkait
sindrom depresi pada trimester ketiga dengan perceived stress tinggi ibu primigarvida
kehamilan (p <0,001). Jadi dapat ditafsirkan TM III kehamilan adalah sindrom depresi.
bahwa korelasi antara perceived stress dan Penelitian ini mengungkapkan prevalensi
sindrom depresi adalah berbanding lurus, sindrom depresi pada TM III kehamilan sebesar
bahwa semakin tinggi perceived stress ibu 37,5%, dan perbedaan antara kelompok dicatat
hamil maka semakin terjadi sindrom depresi. dalam usia (<0,05). Prevalensi depresi sindrom
Prevalensi perceived stress tinggi di dalam penelitian ini lebih rendah daripada
kalangan ibu hamil dalam penelitian ini adalah penelitian sebelumnya yang menemukan

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.III, NO.2, 2018 | 25


prevalensi 48,9% pada usia kehamilan 30-34 stress dan sindrom depresi pada trimester ketiga
minggu[23]. Hasil studi sebelumnya kehamilan. Namun ketika skor PSS
menunjukkan sindrom depresi terkait dengan dibandingkan antara kelompok depresi dan
stres, primigravida, masalah keuangan, tidak-depresi, kelompok depresi memiliki skor
kurangnya dukungan pasangan dan keluarga, PSS yang lebih tinggi. Begitu juga untuk skor
riwayat depresi[9], dan prevalensi tertinggi EPDS, kelompok depresi secara signifikan lebih
depresi pasca persalinan dikaitkan dengan tinggi skor rata-rata EPDS. Penelitian
penyalahgunaan narkoba, kekerasan dalam sebelumnya menunjukkan ada korelasi antara
rumah tangga, rendahnya pendidikan ibu[11]. tingkat stres dan gejala depresi pada ibu[23].
Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
sebelumnya mengenai sindrom depresi pada ibu hubungan yang kuat antara perceived stress
postpartum, di mana studi tersebut dengan sindrom depresi.
mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh Meskipun penelitian ini menemukan
terhadap depresi pascamelahirkan adalah bukti yang mendukung penelitian sebelumnya
dukungan keluarga dan pekerjaan ibu[24]. tentang prevalensi perceived stress dan sindrom
Dengan demikian hasil penelitian ini menambah depresi pada trimester ketiga kehamilan serta
temuan tentang faktor yang terkait dengan korelasinya, ada beberapa keterbatasan
depresi sindrom selama TM III kehamilan yaitu penelitian yang patut untuk disebutkan.
perceived stress tinggi. Keterbatasan yang penting adalah bahwa
Berdasarkan pengetahuan peneliti, penelitian ini adalah merupakan studi cross
penelitian ini adalah yang pertama dalam sectional, peran kausal faktor tidak dapat
menjelaskan korelasi antara perceived stress disimpulkan, dan pembatasan dapat
pranatal dengan sindrom depresi pada ibu menghasilkan bias recall di mana setiap
primigravida trimester ketiga. Responden ibu responden mempunyai daya ingat yang berbeda.
primigravida cenderung mengalami perceived Keterbatasan lain adalah bahwa kuisioner
stress tinggi karena ibu mengalami perubahan PSS dan EPDS belum diuji secara psikometrik
untuk pertama kalinya; seperti perubahan fisik, dan pada penelitian ini menggunakan versi
kelelahan dan penurunan hormon, perubahan terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Terakhir,
hubungan interpersonal dan pekerjaan, temuan penelitian ini tidak dapat digunakan
kekhawatiran kesehatan dan perawatan bayi; dalam generalisasi untuk semua ibu hamil,
sehingga ibu lebih menjadi sensitif terhadap karena jumlah sampel dalam penelitian ini
perubahan emosi sehingga memicu perceived diambil dari Puskesmas dan tidak mewakili
stress tinggi[6,25], memicu peningkatan aktivasi proporsi ibu hamil dalam jumlah besar.
sistem saraf dan hormon, serta peradangan[16],
sehingga beresiko terjadi persalinan prematur KESIMPULAN
dan berat bayi lahir rendah (BBLR)[17]. Pada Semakin tinggi perceived stress secara
trimester ketiga kehamilan kadar pro-inflamasi signifikan berkorelasi dengan sindrom depresi
sitokin meningkat, yang digunakan untuk ibu primigravida trimester ketiga kehamilan.
melawan infeksi dan menyembuhkan luka, Temuan ini mendukung teori bahwa pentingnya
namun ketika diikuti oleh perceived stress yang menurunkan perceived stress selama kehamilan
tinggi maka dapat meningkatkan risiko depresi, sehingga sindrom depresi dapat dicegah.
oleh karena itu ibu hamil trimester ketiga
berisiko tinggi untuk terjadinya depresi REFERENSI
dibandingkan dengan selama periode 1. Takahashi Y, Tamakoshi K. Factors
postpartum[18]. associated with early postpartum maternity
Salah satu tujuan dari penelitian ini blues and depression tendency among
adalah untuk menguji korelasi antara perceived Japanese mothers with full-term healthy

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.III, NO.2, 2018 | 26


infants. Nagoya J Med Sci 2014;76(1– depression and suicide at immediate
2):129–38. prenatal and early postpartum periods and
2. Sharma V, Sharma P. Postpartum psychosocial risk factors. Psychiatry Res
Depression: Diagnostic and Treatment 2018;261(December 2017):298–306.
Issues. J Obstet Gynaecol Canada 14. Nam JY, Choi Y, Kim J, Cho KH, Park
2012;34(5):436–42. EC. The synergistic effect of breastfeeding
3. McEwen B. Stress, adaptation, and discontinuation and cesarean section
disease. Allostasis and allostatic load. Ann delivery on postpartum depression: A
N Y Acad Sci 1998;840(1):33–44. nationwide population-based cohort study
4. Lazarus R., Folkman S. Stress, appraisal, in Korea. J Affect Disord
and coping. 1985. 2017;218(March):53–8.
5. Rieger KL, Heaman MI. Factors 15. Brummelte S, Galea LAM. Postpartum
Associated With High Levels of Perceived depression: Etiology, treatment and
Prenatal Stress Among Inner-City Women. consequences for maternal care. Horm
JOGNN - J Obstet Gynecol Neonatal Nurs Behav 2016;77:153–66.
2016;45(2):180–95. 16. Coussons-Read M. The
6. Lobel M, Dunkel Schetter C. Pregnancy Psychoneuroimmunology of Stress in
and Prenatal Stress. Encycl Ment Heal Pregnancy. Curr Dir Psychol Sci
2014;3(1):1–47. 2012;21(5):323–8.
7. Hung C-H. Correlates of First-Time 17. Hobel C, Goldstein A, ES B. Psychosocial
Mothers’ Postpartum Stress. Kaohsiung J stress and pregnancy outcome. Clin Obs
Med Sci 2006;22(10):500–7. Gynecol 2008;51(2):33–48.
8. Habel C, Feeley N, Hayton B, Bell L, 18. Kendall-Tackett K. Four research findings
Zelkowitz P. Causes of women s‫׳‬ that will change what we think about
postpartum depression symptoms: Men‫׳‬s perinatal depression. J Perinat Educ
and women‫׳‬s perceptions. Midwifery 2010;19(4):7–9.
2015;31(7):728–34. 19. Cohen S. Perceived Stress Scale.
9. Munk-Olsen T, Laursen T, Pedersen C, O Psychology 1994;1–3.
M, Mortensen P. New Parents and Mental 20. Cohen S, Kamarck T, Mermelstein R. A
Disorders: A Population-Based Register Global Measure of Perceived Stress. J.
Study. JAMA 2006;296(21):2582–9. Health Soc. Behav.1983;24(4):385–96.
10. Salacz P, Csukly G, Haller J, Valent S. 21. Cox JL, Holden JM, Sagovsky R.
Association between subjective feelings of Detection of postnatal depression.
distress, plasma cortisol, anxiety, and Development of the 10-item Edinburgh
depression in pregnant women. Eur J Postnatal Depression Scale. Br J
Obstet Gynecol Reprod Biol Psychiatry 1987;150(6):782–6.
2012;165(2):225–30. 22. Department of Health Government of
11. Abbaszadeh A, Pouryazdanpanah Kermani Western Australia. Using the Edinburgh
F, Safizadeh H, Nakhee N. Violence Postnatal Depression Scale (EPDS),
during pregnancy and postpartum Translated into languages other than
depression. Pak J Med Sci Pak J Med Sci English. Child Fam Emot well-being
Pak J Med Sci 2011;2727(11):177–81. 2006;1–271.
12. Farías-Antúnez S, Xavier MO, Santos IS. 23. Liou S, Wang P, Cheng C. Longitudinal
Effect of maternal postpartum depression study of perinatal maternal stress ,
on offspring’s growth. J Affect Disord depressive symptoms and anxiety.
2018;228(November 2017):143–52. Midwifery 2014;30(6):795–801.
13. Shi P, Ren H, Li H, Dai Q. Maternal 24. Wahyuni S, Murwati, Supiati. Faktor

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.III, NO.2, 2018 | 27


Internal Dan Eksternal Yang C, Wiley-Cené C, Corbie-Smith G. Whose
Mempengaruhi Depresi Postpartum. J Stress is Making Me Sick? Network Stress
Terpadu ilmu Kesehat 2014;3(2):94–8. and Health in African American Women.
25. Woods-Giscombé CL, Lobel M, Zimmer 2014;

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.III, NO.2, 2018 | 28

Anda mungkin juga menyukai