Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO.

1, JANUARI 2015:105-114

Pengaruh Terapi Warna Hijau Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida


Trisemester III
Putri Widita Muharyani, Jaji, Ayu Kurniati Sijabat
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km. 32, Ogan Ilir

Email: putrigogo@yahoo.com

Abstrak

Kehamilan merupakan suatu peristiwa dan pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Selama masa
kehamilan sebagian besar ibu yang sedang hamil akan mengalami kecemasan, terutama bagi ibu primigravida trimester
III. Kecemasan selama menjalani kehamilan dapat menyebabkan terjadinya kelahiran bayi prematur, keguguran, resiko
hipertensi pada saat kehamilan, pre eklamsia, eklamsia dan dapat juga menyebabkan persalinan kala II lebih lama.
Terapi warna hijau merupakan salah satu terapi nonfarmakologis untuk mengatasi kecemasan. Pemberian terapi warna
hijau dapat membuat seseorang merasa nyaman, rileks dan tenang serta dapat merangsang pelepasan serotonin yang
dapat menciptakan rasa bahagia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi warna hijau terhadap tingkat
kecemasan ibu primigravida trimester III. Desain penelitian pra eksperimen dengan pendekatan one group pretest –
posttest design. Jumlah sampel penelitian sebanyak 15 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Pengambilan data diperoleh dengan menggunakan kuesioner HARS yang dilakukan dari bulan Mei sampai
Juni 2014, kemudian data dianalisis menggunakan uji Marginal homogeneity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
adanya pengaruh terapi warna hijau terhadap tingkat kecemasan ibu primigravida trimester III di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Timbangan dengan nilai p value = 0,001. Terapi warna hijau hendaknya dapat digunakan ibu hamil
sebagai salah satu cara untuk mengatasi kecemasan ibu selama masa kehamilan.

Kata kunci: Terapi warna; Hijau; Ibu primigravida, Trimester III, Kecemasan.

Abstract
Pregnancy is an important event in the life and experiences of a woman. During pregnancy most women will experience
anxiety, especially for the third trimester primigravida. This anxiety can lead to premature birth, miscarriage, high blood
pressure, pre-clampsia, eclampsia, and may also lead to a longer second stage of labor. Green color therapy is one of the
non-pharmacological therapies for overcoming such anxiety. This therapy can make a person feel comfortable, relaxed
and calm, and can stimulate the release of serotonin, which can create a sense of happiness. This study was aimed at
determining the effect of therapy on the level of anxiety of the mothers. This research used a pre-experimental design,
that is one group pretest - posttest design. The sample consisted of 15 pregnant mothers taken by using purposive
sampling technique. The data was collected using a HARS questionnaire from May to June 2014, then the data were
analyzed using the marginal homogeneity test. The results showed that the therapy had an effect on the level of the
mothers anxiety in Public Health Center Simpang Timbangan as shown by p value = 0.001. In conclusion, the green
color therapy should be used pregnant women as a way to cope with anxiety during pregnancy.

Keywords: Color therapy; Green; Primigravida mother; Trimester III; Anxiety.

105
1. Pendahuluan kehamilan dapat menyebabkan gangguan
perkembangan bayi yang akan dilahirkan nanti.
Kehamilan merupakan proses perkembangan Anak akan tumbuh dengan kepribadian yang
janin dalam rahim seorang wanita, yang pada tidak baik, menjadi seseorang dengan
umumnya berlangsung sekitar 280 hari (40 kepribadian tempramental, autis dan rendah diri.
minggu atau 9 bulan 7 hari), yang dihitung saat Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa ibu
awal periode menstruasi yang terakhir hingga hamil yang mengalami kecemasan tingkat tinggi
melahirkan1. Selama proses perkembangan janin bisa menyebabkan peningkatan resiko kelahiran
tersebut seluruh sistem tubuh wanita mengalami bayi prematur bahkan keguguran, serta dapat
banyak perubahan yang terjadi akibat meningkatkan resiko hipertensi pada
meningkatnya hormonal yang dikeluarkan oleh kehamilan8. Berdasarkan penelitian Dewi,
plasenta, sehingga menimbulkan berbagai Maryati, dan Triyani 9 di Puskesmas Jatinagor,
adaptasi pada tubuh wanita hamil2. Wanita hamil kecemasan juga dapat menyebabkan kualitas
akan mengalami adaptasi atau perubahan secara tidur yang buruk. Cemas selama kehamilan
fisiologis dan psikologis3. Ketika perubahan dapat meningkatkan resiko keterlambatan
fisiologis dan psikologis dialami wanita hamil perkembangan motorik dan mental janin, serta
maka seorang wanita hamil harus dapat dapat menyebabkan colic pada bayi baru lahir10.
beradaptasi terhadap berbagai perubahan tersebut, Kecemasan dan kekhawatiran pada ibu
jika wanita hamil tidak dapat beradaptasi dengan primigravida trimester III, jika tidak ditangani
baik maka akan timbul berbagai masalah akan berdampak tidak baik terhadap fisik dan
psikologis2. Salah satu aspek psikologis yang psikis pada ibu maupun pada janin. Menurut
berpengaruh pada kehamilan adalah kecemasan4. Burnner dan Suddarth 11, cara dalam mengatasi
Kecemasan adalah kekhawatiran atau kecemasan dapat dilakukan dengan terapi
ketegangan yang tidak jelas, perasaan tidak nonfarmakologi yaitu distraksi (pengalihan
berdaya dan tidak pasti serta tidak memiliki pikiran), terapi kognitif perilaku dan relaksasi;
objek yang spesifik, yang dialami secara ketiga terapi ini tujuannya sama untuk
subjektif dan dikomunikasikan secara memberikan releksasi pada tubuh dan terapi
interpersonal5. Ada beberapa kecemasan yang relaksasi merupakan terapi yang lebih mudah dan
dialami para ibu primigravida menjelang efektif untuk dilakukan. Menurut Kusuma 12,
persalinan pertamanya, mulai dari cemas akan salah satu jenis terapi yang dapat menimbulkan
bayi lahir prematur, cemas terhadap relaksasi adalah terapi warna. Berdasarkan
perkembangan janin dalam rahim, cemas akan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
kematian bayinya, cemas akan kelahiran bayinya bagaimana Pengaruh Terapi Warna Hijau
cacat6, cemas akan proses persalinan, cemas Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
akan kemungkinan komplikasi saat persalinan Primigravida Trimester III di Wilayah Kerja
dan cemas akan nyeri saat persalinan.7 Puskesmas Simpang Timbangan.
Berdasarkan hasil penelitian Astria 8, tingkat
kecemasan ibu primigravida atau ibu pada 2. Metode
kehamilan pertama lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu multigravida. Ibu primigravida Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
mengalami kecemasan karena kehamilan yang rancangan pra eksperimental dengan
dialaminya merupakan suatu pengalaman yang menggunakan One Group Pretest-Posttest
baru pertama kali dirasakan dan ketidaktahuan Design, yang melibatkan satu kelompok
menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan. subjek tanpa kontrol. Pengumpulan data
Kecemasan yang dialami oleh ibu selama dengan cara mengambil data primer dengan
kehamilan dapat menyebabkan beberapa menggunakan kuesioner. Subjek penelitian ini
dampak. Menurut Sulistyawati 3, adanya beban adalah ibu primigravida trimester III yang
psikologi yang dialami oleh ibu selama mengalami kecemasan. Setiap subjek
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 105-114 107

penelitian dilakukan penilaian dengan penelitian ini adalah analisa univariat dan
menggunakan kuesioner dari HARS analisa bivariat. Uji yang digunakan adalah Uji
(Hamilton Anxiety Rating Scale) untuk melihat Marginal Homogeneity. Penarikan kesimpulan
tingkat kecemasan subjek penelitian sebelum hasil penelitian diinterpretasikan dengan
dan setelah diberikan terapi warna hijau. membandingkan nilai p dan nilai alpha (a =
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja 0,05) dengan interval kepercayaan 95%.
Puskesmas Simpang Timbangan yang
berlangsung pada bulan Mei-Juni 2014. 3. Hasil
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu primigravida yang melakukan Distribusi frekuensi responden berdasarkan
kunjungan (pemeriksaan) di Wilayah Kerja karakteristik usia dalam penelitian ini adalah
Puskesmas Simpang Timbangan yaitu usia <20 tahun, 20-30 tahun dan > 30 tahun.
berjumlah 22 orang ibu primigravida trimester
III. Besar sampel yang diperoleh dalam Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Ibu Primigravida
penelitian ini yaitu 15 responden yang terpilih Trimester III Yang Diberikan Terapi Warna Hijau
berdasarkan kriteria inklusi yaitu ibu yang di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Timbangan
Mei-Juni 2014 n=15
mengalami kecemasan, tidak buta warna,
dalam keadaan sehat, tidak memiliki penyakit
jantung, tidak memiliki penyakit gangguan
pernafasan seperti asma, bisa diajak
komunikasi/kooperatif, bersedia menjadi
responden.
Instrumen yang dipakai dalam proses
pengambilan data dalam penelitian ini adalah
lembar observasi yang menentukan tingkat Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa
kecemasan berdasarkan skala baku tingkat dari 15 responden, mayoritas responden
kecemasan HARS (Hamilton Anxiety Rating berusia antara 20-30 tahun yaitu berjumlah 10
Scale). Peneliti melakukan observasi kepada orang dengan presentase 66,7 %. Distribusi
responden saat sebelum dan setelah diberikan frekuensi responden berdasarkan karakteristik
terapi warna hijau. Observasi dilakukan pekerjaan dalam penelitian ini adalah bekerja
dengan memberikan tanda check (√) pada (PNS, Wiraswasta) dan tidak bekerja (ibu
lembar observasi yang telah tersusun untuk rumah tangga).
menilai tingkat kecemasan. Lembar observasi
terdiri dari 14 item dan masing-masing item Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu
ditegaskan dengan serangkaian tanda dan Primigravida Trimester III Yang Diberikan Terapi
gejala kecemasan. Masing-masing nilai angka Warna Hijau di Wilayah Kerja Puskesmas
(score) dari ke 14 kelompok gejala tersebut Simpang Timbangan Mei-Juni 2014 n=15
dijumlahkan sehingga dari penjumlahan
tersebut dapat diketahui derajat kecemasan
seseorang yaitu : Skor < 14 tidak ada
kecemasan, 14-20 kecemasan ringan, 21-27
kecemasan sedang, 28-41 kecemasan berat,
42-56 panik.
Peneliti melakukan intervensi terapi warna
hijau kepada responden satu kali dalam sehari Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 15
selama 10 menit, pemberian terapi warna hijau responden, mayoritas responden tidak bekerja
berlangsung dalam 7 hari berturut-turut. yaitu berjumlah 13 orang dengan presentase
Analisa data yang akan digunakan dalam 86,7 %.
Pendidikan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Ibu Primigravida Trimester III Setelah
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Diberikan Terapi Warna Hijau
karakteristik pendidikan dalam penelitian ini
adalah SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu


Primigravida Trimester III Yang Diberikan Terapi
Warna Hijau di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang
Timbangan Mei-Juni 2014 n=15

Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas ibu


primigravida trimester III tidak mengalami
kecemasan setelah diberikan terapi warna
hijau yaitu sebanyak 7 orang (46,6%).

Perbandingan tingkat kecemasan ibu


primigravida trimester III sebelum
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 15 diberikan terapi warna hijau dan setelah
responden, mayoritas responden memiliki diberikan terapi warna hijau
tingkat pendidikan SMP yaitu berjumlah 8
orang dengan presentase 53,4 %. Tabel 6. Perbedaan Tingkat Kecemasan Ibu
Primigravida Trimester III Sebelum dan Setelah
Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Diberikan Terapi Warna Hijau
Trimester III Sebelum Diberikan Terapi
Warna Hijau

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan


Ibu Primigravida Trimester III Sebelum
Diberikan Terapi Warna Hijau

Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat


kecemasan ibu primigravida trimester III
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 15 responden, sebelum diberikan terapi warna hijau,
mayoritas responden mengalami tingkat mayoritas ibu primigravida trimester III
kecemasan sedang yaitu 8 orang dengan mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak
presentase 53,3%. 8 orang. Tingkat kecemasan ibu primigravida
trimester III setelah diberikan terapi warna
Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida hijau mayoritas tidak mengalami kecemasan
Trimester III Setelah Diberikan Terapi yaitu sebanyak 7 orang. Hal ini menunjukkan
Warna Hijau terdapat penurunan yang signifikan antara
tingkat kecemasan ibu primigravida trimester
III sebelum dan setelah diberikan terapi warna Hasil penelitian ini menggambarkan ibu
hijau. primigravida trimester III lebih banyak yang
tidak bekerja yaitu sebanyak 13 orang
4. Pembahasan (86,7%). Hal ini dapat disebabkan karena ibu
primigravida yang tingkat pendidikannya
Hasil penelitian didapatkan 3 orang (20%) tinggi hanya ada 2 orang. Mayoritas ibu
yang berusia dibawah 20 tahun, 10 orang primigravida dalam penelitian ini tingkat
(66,7%) berusia 20-30 tahun dan 2 orang pendidikannya hanya sampai tingkat SMP
(13,3%) berusia diatas 30 tahun.Ibu sehingga kesempatan dalam hal mendapatkan
primigravida trimester III yang hamil pada pekerjaan sangat sulit. Hasil penelitian ini
usia dibawah 20 tahun mengalami tingkat menunjukkan bahwa ibu yang bekerja rata-rata
kecemasan yang berbeda-beda, dari mengalami tingkat kecemasan ringan,
kecemasan ringan, sedang dan berat. Secara sedangkan ibu yang tidak bekerja mengalami
umum wanita yang berusia kurang dari 20 tingkat kecemasan ringan, sedang sampai
tahun, secara fisik dan psikologis belum cukup dengan berat. Hal ini dapat disebabkan karena
sempurna dan belum cukup matang untuk ibu yang bekerja umumnya melakukan
mampu membesarkan kehamilan yang kegiatan yang menyita waktu, sehingga ibu
bertumbuh sehat13. Hal ini dapat disebabkan tidak terlalu memikirkan kekhawatiran dan
karena di usia < 20 tahun merupakan usia kecemasan pada masa kehamilan. Pekerjaan
remaja yang belum menyelesaikan dapat menjadi sumber perasaan aman dan
pertumbuhan secara fisik dan psikologis kekuatan apabila dapat melakukan
dengan sempurna, sehingga perubahan saat penyesuaian yang baik tetapi pekerjaan juga
hamil dirasakan sangat berat dan dapat bisa menjadi sumber frustasi dan
meningkatkan stressor dan kecemasan pada menyebabkan stress16. Hasil penelitian ini
ibu hamil. Kehamilan di usia 20-30 tahun sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
merupakan usia yang baik untuk hamil, karena Utami dan Lestari 17 tentang perbedaan tingkat
secara biologis usia reproduksi antara 20-30 kecemasan primigravida dengan multigravida
tahun dianggap usia reproduksi yang sehat14. dalam menghadapi kehamilan, yang
Secara usia ibu telah siap untuk menjalani menunjukkan bahwa tingkat kecemasan ibu
kehamilan tetapi dari data yang diperoleh yang bekerja lebih ringan dari yang tidak
dalam penelitian ini ibu juga mengalami bekerja.
kecemasan. Hal ini disebabkan karena semua Pada penelitian ini diperoleh bahwa
responden merupakan ibu primigravida, mayoritas ibu primigravida trimester III
dimana ibu baru pertama kali menjalani memiliki tingkat pendidikan hanya sampai
kehamilan serta belum ada pengalaman SMP yaitu 8 orang (53,4%). Ibu primigravida
bagaimana ibu harus bersikap. Ibu trimester III yang pendidikannya sampai
primigravida trimester III yang hamil di atas Perguruan Tinggi hanya mengalami
usia 30 tahun dalam penelitian ini mengalami kecemasan ringan, sedangkan yang
tingkat kecemasan berat. Hamil di atas usia 30 berpendidikan hanya sampai SMP dan SMA
tahun merupakan kehamilan yang memiliki ada yang mengalami kecemasan ringan,
resiko yang sangat tinggi dengan kehamilan, sedang dan sampai dengan berat. Pendidikan
karena kondisi fisik tidak lagi prima sehingga merupakan salah satu faktor yang dapat
menjadikan wanita lebih cepat lelah dan tidak mempengaruhi tingkat kecemasan ibu selama
tahan terhadap keluhan selama kehamilan serta kehamilan. Ibu hamil yang memiliki
dapat menimbulkan resiko saat melahirkan. pendidikan yang lebih tinggi akan
Hal ini akan meningkatkan tekanan psikologis memperhatikan kehamilannya dan mencari
pada ibu hamil sehingga ibu khawatir, takut tahu informasi tentang kehamilan dan
dan stress selama masa kehamilan15. persalinan dari lingkungan maupun dari media
110 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 105-114

yang ada18. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang paling banyak dikeluhkan oleh ibu
penelitian yang dilakukan oleh Astria 8, primigravida trimester III sebelum diberikan
mendeskripsikan bahwa ibu hamil dengan terapi warna hijau. Perasaan cemas dan
pendidikan rendah tingkat kecemasannya lebih gagguan tidur menunjukkan penurunan skor
tinggi dibandingkan ibu dengan tingkat setelah ibu primigravida trimester III diberikan
pendidikan tinggi. terapi warna hijau. Pada item perasaan cemas
Berdasarkan hasil pre-test dari 14 gejala hanya terdapat 5 orang (33,3%) yang memiliki
kecemasan dalam skala HARS diperoleh perasaan takut akan pikiran sendiri, hal ini
bahwa sebelum diberikan terapi warna hijau menunjukkan ada penurunan perasaan cemas
mayoritas ibu primigravida trimester III dari 11 orang (73,3%) sebelum diberi terapi
mengalami kecemasan sedang yaitu 8 orang warna hijau menjadi 5 orang (33,3%) setelah
(53,3%). Hal ini dapat terjadi karena semua diberikan terapi warna hijau. Pada gejala
responden merupakan ibu primigravida, yang gangguan tidur hanya terdapat 3 orang (20%)
mana kehamilan yang dirasakan merupakan yang masih mengalami gangguan tidur setelah
pengalaman yang baru bagi ibu. Adapun, diberikan terapi warna hijau. Hal ini dapat
tingkat pendidikan ibu dalam penelitian ini terjadi karena selama ibu diberikan terapi
paling banyak SMP, hal ini dapat warna hijau, ibu telah menerima informasi
menyebabkan terjadinya ketidaktahuan ibu bagaimana mengatasi kecemasannya dengan
akan kebutuhan yang harus terpenuhi selama cara meluangkan waktu untuk benar-benar
kehamilan. Menurut Utami 17, pendidikan dapat tenang, santai dan rileks. Menurut Indriyani2,
mempengaruhi tingkat kecemasan ibu selama Pemberian informasi atau pengetahuan
kehamilan, yang mana semakin tinggi tingkat merupakan suatu proses pembelajaran atau
pendidikan yang dimiliki seseorang maka penyuluhan yang diberikan kepada ibu selama
semakin banyak banyak pengetahuan yang periode kehamilan yang dapat meningkatkan
dimiliki dan kebutuhan akan kesehatan pun pengetahuan ibu hamil dalam beradaptasi baik
akan semakin meningkat. Sebelum responden secara fisik maupun psikologis sehingga dapat
diberikan terapi warna hijau, berdasarkan hasil terwujud derajat kesehatan yang optimal,
pretest pada lembar kuesioner tingkat terbentuknya perilaku hidup sehat baik secara
kecemasan HARS dari 14 item gejala fisik, mental maupun sosial. Selama ibu
kecemasan, paling banyak ibu primigravida diberikan terapi warna hijau, ibu merasakan
trimester III menunjukkan gejala perasaan semakin tenang, santai dan nyaman sehingga
cemas (cemas, firast buruk, mudah pikiran ibu semakin tenang dan ibu tidak lagi
tersinggung dan takut akan pikiran sendiri) mengalami mimpi yang menakutkan tentang
yaitu 11 orang (73,3%) dan gangguan tidur kehamilannya. Hal ini dapat terjadi karena
(sukar masuk tidur, terbangun malam hari, pemberian terapi warna hijau dengan metode
tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, meditasi warna memberikan efek
banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk dan menenangkan dan nyaman bagi ibu. Hal ini
mimpi menakutkan) yaiu sebanyak 9 orang sejalan dengan pendapat Kusuma 12, yang
(60%). menyatakan bahwa warna hijau dapat
Berdasarkan hasil post-test dari 14 gejala menimbulkan rasa nyaman, rileks, mengurangi
kecemasan dalam skala HARS diperoleh kecemasan, menyeimbangkan menenangkan
bahwa setelah diberikan terapi warna hijau, emosi. Hal ini terjadi karena saat pemberian
mayoritas ibu primigravida trimester III tidak terapi warna hijau dapat merangsang
mengalami kecemasan yaitu sebanyak 7 orang hipotalamus dalam mengeluarkan berbagai
(46,6%). Pada lembar kuesioner kecemasan neurohormon seperti serotonin, oksitosin, beta
HARS terlihat bahwa 2 item tanda gejala endorfin, growth hormone dan norepinefrin, yang
kecemasan yaitu perasaan cemas dan mana hormon- hormon ini memiliki peranan
gangguan tidur merupakan gejala kecemasan penting dalam menurunkan kecemasan19.
Berdasarkan
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa bersikap. Hal ini selaras dengan pendapat
tingkat kecemasan ibu primigravida trimester Maimunah 21, bahwa kecemasan akan sulit
III berkurang setelah pemberian terapi warna untuk diatasi oleh ibu hamil terutama ibu pada
hijau. kehamilan pertama. Banyak hal yang bisa
Berdasarkan hasil pretest dan posttest menimbulkan rasa cemas tersebut seperti cemas
dengan menggunakan uji marginal homogeneity akan bayi lahir prematur, cemas akan
didapatkan nilai p value = 0,000 yang artinya keselamatan bayi dan dirinya sendiri, takut akan
H1 diterima (ada pengaruh yang signifikan kelahiran bayi cacat dan takut akan komplikasi
terapi warna hijau terhadap tingkat kecemasan dan rasa nyeri selama proses persalinan7. Selama
ibu primigravida trimester III di Wilayah Kerja menjalani kehamilan, salah satu kebutuhan ibu
Puskesmas Timbangan). Skor tingkat yang harus dipenuhi adalah saat untuk
kecemasan ibu primigravida trimester III melakukan relaksasi. Secara teoritis, selama
sebelum diberikan terapi warna hijau tertinggi proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam
32 yang artinya responden mengalami kecemasan tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu
berat, sedangkan setelah diberikan terapi warna adaptasi baik fisik maupun psikologis. Dalam
hijau skor tertinggi 23 yang artinya responden proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu
mengalami kecemasan sedang. Penurunan skor mengalami ketidaknyamanan yang perlu
ini menunjukkan adanya penurunan tingkat diberikan pencegahan untuk mengurangi dan
kecemasan ibu primigravida trimester III mengatasi kecemasan tersebut3. Relaksasi
(semakin rendah skor yang diperoleh ibu harus terpenuhi bagi ibu hamil apalagi selama
primigravida trimester III maka semakin kehamilan trimester III sebagai pencegahan
rendah juga tingkat kecemasan yang dialami untuk mengurangi ketidanyamanan ibu dan
ibu primigravida trimester III). Hasil penelitian mengurangi kecemasan yang ibu hamil alami.
ini sesuai dengan hasil penelitian yang Salah satu cara untuk mengurangi
dilakukan oleh Novita Harini 20 tentang terapi kecemasan adalah dengan terapi warna, untuk
warna hijau untuk mengurangi kecemasan membuktikan hal tersebut maka dilakukan
mahasiswa, terapi warna hijau diberikan penelitian ini. Menurut Mary22, terapi warna
dengan metode meditasi warna hijau. dapat diterapkan untuk mengatasi persoalan
Penurunan skor tingkat kecemasan ibu apapun, baik masalah fisik, mental, emosional
primigravida trimester III dalam penelitian ini atau spiritual. Pernyataan tersebut juga sejalan
dapat disebabkan karena selama ibu mengikuti dengan teori Nawawi23, menyatakan bahwa
terapi warna hijau, ibu primigravida trimester terapi warna dapat digunakan untuk meringankan
III mendapatkan informasi dan pengetahuan kecemasan dan kekhawatiran saat masa
tentang bagaimana cara mendapatkan perasaan kehamilan. Metode terapi warna yang
aman dan nyaman selama kehamilan. Ibu digunakan dalam penetian ini adalah meditasi
primigravida trimester III pada penelitian ini warna. Meditasi dapat memberikan
menyatakan tidak pernah meluangkan waktu ketenangan pikiran dan kedamaian jiwa22.
untuk melakukan relaksasi agar mendapatkan Dalam terapi warna ini digunakan warna hijau
rasa tenang dan nyaman karena ketidaktahuan karena warna hijau merupakan warna alam
ibu bahwa waktu untuk relaksasi merupakan yang memberikan kesegaran dan
salah satu kebutuhan ibu yang harus terpenuhi 24
menenangkan. Menurut Jane , warna hijau
agar mendapatkan rasa aman dan nyaman termasuk golongan warna yang dingin yang
selama menjalani kehamilan trimester III. memiliki efek menenangkan, memberikan
Selama kehamilan pertama sebagian besar ibu kesegaran dan menyeimbangkan. Oleh karena itu
akan mengalami kecemasan karena hal ini terapi warna hijau dengan menggunakan
merupakan suatu pengalaman yang baru metode meditasi warna hijau diharapkan dapat
pertama kali dialami dan ibu belum membuat responden merasa lebih tenang dan
mempunyai pengalaman bagaimana ibu harus rileks yang pada akhirnya dapat mengurangi
112 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 105-114

tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu Salah satu peran penting serotonin dalam
primigravida trimester III. Hasil yang kondisi normal adalah mengatur status mood
diperoleh dalam penelitian ini berhasil dan serotonin merupakan hormon yang
menunjukkan adanya penurunan tingkat menenangkan diri yang dapat membuat seseorang
kecemasan setelah diberikan terapi warna merasa senang. Adapun hormon lain yang
hijau dengan metode meditasi warna. Hal ini dirangsang oleh hipotalamus adalah oksitosin.
disebabkan karena saat ibu primigravida Oksitosin dibuat di magnocellular
trimester III melakukan terapi warna hijau satu neurosecretory cells di supraoptik dan nukleus
kali sehari dalam waktu 10 menit selama 7 hari paraventrikular. Oksitosin dapat menginduksi
berturut-turut, ibu primigravida merasakan anti stress serta memberikan efek dalam
lebih tenang, rileks dan nyaman saat memandang penurunan tekanan darah dan kadar kortisol 25.
dan membayangkan warna hijau. Ketika ibu Tingkat oksitosin berhubungan dengan
merasa lebih tenang maka kecemasan ibu juga kecemasan dan stres secara dua arah, yaitu
akan semakin berkurang. Hal ini sesuai dengan oksitosin memberikan efek ansiolitik dan juga
teori bahwa terapi warna hijau dapat dirilis dalam respon terhadap stres. Pemberian
mempengaruhi hipotalamus dalam terapi warna hijau dapat meningkatkan kadar
mengeluarkan berbagai neurohormon. oksitosin dalam darah, sehingga efek ansiolitik
Jalur utama dari mekanisme transmisi yang dikeluarkan dapat menurunkan
warna menuju sistem limbik dan sistem kecemasan.
endokrin adalah Retinohypothalamic tract yang Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
merupakan salah satu jalur dimana hipotalamus disimpulkan bahwa terapi warna hijau dapat
menghubungkan sistem saraf dengan menurunkan tingkat kecemasan ibu
Autonomic Nervous System (ANS) dan sistem primigravida trimester III dengan p value =
endokrin19. Hal ini semakin diperkuat dengan 0,001. Sebelum mendapatkan terapi warna
penelitian yang dilakukan oleh Shealy, dkk hijau ibu primigravida mengalami kecemasan
dalam Honig19, yang menemukan bahwa warna karena kebutuhan relaksasi belum terpenuhi.
hijau dapat menyebabkan terjadinya Setelah ibu primigravida mendapatkan terapi
peningkatan rata-rata kadar serotonin hingga warna hijau ibu mengalami penurunan tingkat
104%, oksitosin hingga 45,5%, beta endorfin kecemasan, karena saat ibu melakukan terapi
hingga 33%, dan growth hormone hingga warna hijau, ibu merasa menjadi lebih tenang,
150% serta dapat juga menyebabkan rileks dan nyaman.
terjadinya penurunan kadar norepinefrin
hingga 29%. Perubahan kadar zat kimia saraf 5. Kesimpulan
dan neurohormon tersebut memiliki pengaruh
ataupun peranan penting dalam menurunkan Pada penelitian ini terdapat perbedaan yang
stress seseorang. Menurut Psychother25, terapi bermakna tingkat kecemasan ibu primigravida
warna hijau akan merangsang pelepasan trimester III sebelum dan setelah diberikan
serotonin. Serotonin disekresikan oleh nukleus terapi warna hijau di Wilayah Kerja
yang berasal dari medial batang otak dan Puskesmas Simpang Timbangan dengan P
berproyeksi di sebagian besar daerah otak, value = 0,001. Hasil penelitian ini diharapkan
khususnya yang menuju radiks dorsalis dapat digunakan sebagai masukan kepada
medula spinalis dan hipotalamus. Setelah perawat dan tenaga kesehatan lain untuk
dilepaskan, serotonin mampu mengaktifkan memfasilitasi ibu hamil agar menerapkan terapi
reseptor serotonin pre-sinaps maupun post- warna hijau dalam mengatasi kecemasan yang
sinaps kemudian terjadi peningkatan kadar dialami ibu selama menjalani kehamilan
serotonin dalam tubuh yang akan dapat melalui penyuluhan tentang informasi warna
meningkatkan mood seseorang sehingga dapat hijau dapat memberikan efek menenangkan
menciptakan rasa bahagia dan menurunkan dan menurunkan kecemasan, serta instansi
stress. dapat melakukan dekorasi warna ruangan
pemeriksaan dan persalinan untuk ibu hamil Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan
dengan warna hijau. Penelitian selanjutnya di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
disarankan untuk meneiti dengan RSUP Fatmawati. Skripsi, Fakultas
menggunakan kelompok kontrol dan Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta.
menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak 9. Dewi, Maryati dan Triyani. (2012).
serta lebih mempersiapkan lingkungan yang Hubungan antara Tingkat Kecemasan
mendukung, lingkungan yang tenang saat terapi dengan Kualitas Tidur pada Ibu Hamil
warna hijau dilakukan serta melakukan Trimester III di Puskesmas Jatinagor
penelitian dengan menggunakan metode lain Kabupaten Sumedang. Jurnal Publikasi.
seperti metode pernafasan warna untuk 10. Bakshi. (2008). Tokophobia : fear of
melihat perbedaan terapi warna hijau pregnancy and chilbirth. (online),
menggunakan metode meditasi warna dan http://www.ispub.com/journal/the_internet
pernafasan wana terhadap tingkat kecemasan _journal_of_gynecology_and_obstetrics/vo
ibu primigravida trimester III. lume_10_number_1_4/article/tokophobia_
fear_of_pregnancy_and_childbirth.html.
Daftar Acuan Diakses pada tanggal 1 April 2014.
11. Brunner dan Suddart. (1996).
1. Saifuddin, A. B. (2008). Buku Acuan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal EGC.
Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina 12. Kusuma, E. (2010). Pengertian
Pustaka. Gelombang dan Aplikasi. (online),
2. Indriyani, D. (2013). Keperawatan http://ichsan09.blog.uns.ac.id/files/2010/11
Maternitas Pada Area Perawatan /pengertian-gelombang-dan-aplikasi.pdf.
Antenatal. Yogyakarta : Graha Ilmu. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014.
3. Sulistyawati, A. (2012). Asuhan 13. Nadesul, H. (2008). Cara Sehat Menjadi
Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta Perempuan. Jakarta : Buku Kompas.
: Salemba Medika. 14. Thobroni, M., Munir, A., Aliyah. (2010).
4. Wahyuni, S. (2005). Kecemasan menjalani Meraih Berkah dengan Menikah.
kehamilan anak pertama.(online), http: Yogyakarta : Pustaka Marwah.
//etd.1ibrary.ums.ac.id. Diakses pada 15. Detiana, P. (2010). Hamil Aman dan
tanggal 5 Maret 2014. Nyaman di Atas Usia 30 Tahun.
5. Stuart, G. W & Laraia. (2005). M. T. Yogyakarta : Media Pressindo.
Principles and practice of psychiatric 16. Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental I.
nursing. (8th ed.). St. Louis : Mosby. Yogyakarta : Kanisius.
6. Keswamas. (2008). Kesehatan jiwa pada 17. Utami, A, Lestari & Widia. (2009).
ibu hamil. (online), Perbedaan Tingkat Kecemasan
http://rsjlawang.com/artikel_080508.html. Primigravida dengan Multigravida dalam
Diakses pada tanggal 1 April 2014. Menghadapi Kehamilan. Jurnal Publikasi.
7. Harianto, A. (2003). Kondisi psikologi ibu 18. Mahmudah, D. (2010). Hubungan
hamil pertama (studi kasus dipuskesmas Dukungan Keluarga dan Religiusitas
Kec. Tanjung Anom Kab. Nganjuk). Dengan Kecemasan Melahirkan Pada Ibu
(online), Hamil Anak Pertama. Skripsi. Jakarta.
http://digilib.gunadarma.ac.id/go.php?id=ji 19. Honig, L. M. (2007). Physiological and
ptumm-gdl-s1-2003-agusharian- Psychological Response to Colored Light.
844&node=2265&start=1. Diakses pada Dissertation. Faculty of Saybrook
tanggal 1 april 2014. Graduate School and Research Center San
8. Astria, Y. (2009). Hubungan Karakteristik Francisco. (online),
Ibu Hamil Trimester III dengan http://gradworks.umi.com/3369590.pdf.
Diakses pada tanggal 11 Februari 2014.
20. Harini, N. (2013). Terapi Warna Untuk
Mengurangi Kecemasan. Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan, Vol. 01 No. 02, 293-
296.
21. Maimunah, A. (2011). Pengaruh Pelatihan
Relaksasi untuk Mengatasi Kecemasan Ibu
Hamil Pertama. Skripsi, Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.
22. Bassano, M. (2009). Terapi Musik dan
Warna. Yogyakarta : Rumpun.
23. Nawawi, Q. 2013. Terapi Warna Bantu
Bumil Tetap Sehat. (online),
http://health.okezone.com/read/2013/10/16
/483/882296/terapi-warna-bantu-bumil-
tetap-sehat. Diakses pada tanggal 3 maret
2014.
24. Struthers, J. (2012). Terapi Warna;
Bagaimana Cara Praktis Menggunakan
Warna Untuk Menyembuhkan dan
Meningkatkan Kualitas Hidup. Yogyakarta
: Kanisius.
25. Psychother, P. M. (2005). Oxytocin, a
Mediator of Anti-Stress, Well-Being,
Social Interaction, Growth and Healing.
(online),
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1583
4840. Diakses pada tanggal 11 Februari
2014.

Anda mungkin juga menyukai