Tugas ini disusun untuk memenuhi penugasan mata kuliah Psikologi Kebidanan
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
TAHUN 2023
DCP 2 (2) (2013)
Developmental and Clinical Psychology
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp
Abstract
___________________________________________________________________
Anxiety is a natural response as a sign of danger would be an unpleasant thing
and can happen to anyone, no exception occurs also in the mother during
pregnancy to delivery first child. However, if the anxiety experienced by
primigravida occurs in a sustainable and growing during pregnancy will certainly
have implications for the soul of the mother and baby in the womb so that
complicates the process of childbirth. This study aims to determine the
effectiveness of the pre-natal counseling to reduce anxiety levels facing labor
primigravida. This is a quasi experimental study. In the total sample of 14 people.
The data were taken using the Hamilton Anxiety Rating Scale (Hars) which consists
of 14 statements that have been standardized, with a validity rate of 0, 93 and a
reliability of 0.97. The results showed that the pre-natal counseling effective in
reducing anxiety in the face of labor primigravida.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6358
Gedung A1 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: triasnopi@gmail.com
62
Trias Novitasari / Developmental and Clinical Psychology 2 (2) (2013)
merupakan penelitian kualitatif yang
PENDAHULUAN bertujuan untuk mengetahui bagaimana
kecemasan pada ibu hamil ketika
Kehamilan yang sehat dan lancar menghadapi persalinan anak
merupakan dambaan setiap wanita, pertama (primigravida). Hasil penelitian
namun seringkali dalam prosesnya menunjukkan bahwa tingkat kecemasan
wanita mengalami gangguan-gangguan yang dialami berbeda-beda untuk
seperti rasa cemas dan takut akan masing-masing
kelahiran anak atau peran menjadi ibu.
Hal tersebut didorong pula dengan
kondisi hormonal yang cenderung
menciptakan ketidakstabilan tubuh dan
pikiran, sehingga wanita yang sedang
hamil menjadi lebih mudah panik-cemas,
mudah tersinggung, jauh lebih sensitif,
mudah terpengaruh, cepat marah,
menjadi tidak rasional, dan sebagainya
(Andriana, 2011: 48).
Kecemasan akan berdampak
negatif pada wanita sejak masa
kehamilan sampai persalinan. Secara
psikologis, ibu yang tidak tenang dapat
menurunkan kondisi tersebut kepada
bayinya sehingga bayi mudah merasa
gelisah, yang akhirnya berdampak pada
kesehatannya seiring ia tumbuh besar.
Kecemasan juga memicu percepatan
detak jantung dan meningkatkan sekresi
adrenalin yang akan menyebabkan
penurunan aliran darah yang
menghasilkan melemahnya kontraksi
rahim dan berakibat pada
memanjangnya proses persalinan
(Andriana, 20011:51). Semua efek
tersebut diatas berpotensi
membahayakan ibu dan janinnya.
Kecemasan pada primigravida
salah satunya terjadi karena proses
melahirkan dianggap identik dengan
peristiwa yang
menakutkan, menyakitkan, dan lebih
menegangkan dibanding peristiwa
manapun dalam kehidupan (Apprilia &
Ritchmond, 2011: 1).
Beberapa hasil penelitian terdahulu
yang memperkuat penelitian tentang
kecemasan pada ibu hamil anak pertama
(primigravida) yaitu: penelitian yang
dilakukan oleh Arindra (2009)
dibandingkan dengan ibu hamil lebih
subjek dimana subjek berjumlah tiga dari satu (multigravida).
orang. Kecemasan tertinggi dialami oleh Hasil dari beberapa penelitian
subjek ketiga, kecemasan lebih rendah tersebut menunjukkan bahwa, rata-rata
dialami oleh subjek kedua, sedangkan ibu (primigravida) mengalami
kecemasan terendah dialami oleh subjek kecemasan dengan tingkat sedang
pertama. hingga berat pada usia kehamilan
Penelitian yang dilakukan oleh memasuki trimester ke III atau
Astria (2009) menunjukkan, bahwa dari menjelang persalinan.
158 responden, Dari jumlah tersebut, Penelitian-penelitian tersebut
proporsi ibu hamil yang mengalami memberikan landasan bagi peneliti
kecemasan ternyata lebih tinggi dialami bahwa status kehamilan (graviditas)
oleh kelompok kehamilan pertama terbukti mempengaruhi kecemasan ibu
(primigravida), yaitu sebanyak 66, 2 % hamil dalam menghadapi persalinan.
dibandingkan kelompok ibu hamil anak Selain itu ditemukan bahwa proporsi
lebih dari satu (multigravida) yang kecemasan lebih banyak terjadi pada
mengalami kecemasan sebanyak 42, 2%. primigravida dibandingkan multigravida.
Penelitian selanjutnya oleh Hal ini disebabkan karena primigravida
Indrawati (2010) yang dimuat dalam belum mempunyai pengalaman
jurnal kebidanan, menunjukkan bahwa melahirkan sebelumnya.
dari 20 orang responden ibu hamil anak Berdasarkan hasil pengamatan
pertama (primigravida), diperoleh hasil peneliti melalui observasi dan
sekitar 75 % atau 15 orang mengalami wawancara dilakukan pada tanggal 15
tingkat kecemasan sedang, dan 25 % Maret 2012 bertempat di
sisanya atau 5 orang mengalami Puskesmas Tegal Selatan, dengan
kecemasan dalam kategori rendah. memilih sampel secara acak, dipilih 10
Tingkat kecemasan pada ibu hamil anak dari 18 orang wanita primigravida
pertama (primigravida) lebih tinggi (kehamilan pertama) yang
63
Trias Novitasari / Developmental and Clinical Psychology 2 (2) (2013)
mampu menurunkan tingkat kecemasan
hadir dalam acara seminar persiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan
kehamilan bersama Bidan Rugayah sehingga mendorong kelancaran dalam
Amd.Keb, CHT . Menunjukkan hasil proses persalinan.
bahwa, 90 % atau 9 orang mengalami Berdasarkan penjelasan diatas,
kecemasan, dan 10 % sisanya atau 1 menarik untuk mengkaji tentang
orang tidak mengalami kecemasan. kecemasan ibu hamil anak pertama
Diketahui bahwa primigravida (primigravida) dalam menghadapi
merasakan ketakutan ketika
membayangkan proses persalinan kelak
selain karena tidak berpengalaman,
primigravida ini rata-rata memiliki
kesamaan dalam pikiran mereka bahwa
melahirkan itu merupakan proses
yang menakutkan, menyeramkan, dan
menyakitkan,
Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kecemasan
wanita dengan kehamilan pertama
adalah dengan dilakukannya konseling
kelompok pra-persalinan. Kemudian
konseling pra-persalinan adalah upaya
pemberian bantuan pemecahan masalah
klien (Ibu hamil) melalui wawancara
konseling yang dilakukan pada trimester
ketiga dengan
menggunakan prinsip-prinsip dinamika
kelompok, untuk membantu memberikan
umpan balik (feedback) dan pengalaman
belajar.
Corey (2009: 318) menyebutkan
beberapa
tujuan konseling, termasuk sebagai
pereda kecemasan, penyembuhan
gangguan emosional,
pencapaian kebahagiaan dan kepuasan,
aktualisasi diri, serta penghapusan
tingkah laku maladaptif dengan belajar
pola-pola tingkah laku adaptif.
Rasa tenang dan nyaman
memberikan pengaruh yang positif pada
ibu sejak kehamilan sampai persalinan
dan sebaliknya, Kecemasan pada masa
kehamilan akan berdampak negatif
(Adriana, 2011: 49). Pengaruh positif ini
tidak hanya akan dirasakan oleh ibu dan
bayi dalam kandungan, tetapi juga oleh
lingkungan sekitarnya. Dilakukannnya
Konseling Pra-Persalinan, diharapkan
Selatan, 3) Rentang usia kehamilan masuk
persalinan dan konseling pra-persalinan. ke trimester III (usia kehamilan 6-9 bulan),
Dengan demikian peneliti ingin 4) mengalami kecemasan pada kategori
melakukan penelitian dengan judul sedang, 5) Subjek bersedia atau setuju
“Efektivitas Konseling Kelompok Pra- untuk mengikuti konseling pra-persalinan.
Persalinan untuk Mengurangi Tingkat Sampel dalam penelitian ini berjumlah 14
Kecemasan Primigravida Menghadapi subyek. Metode yang digunakan untuk
Persalinan”. mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah
METODE PENELITIAN
menggunakan skala Kecemasan HARS
Penelitian ini merupakan eksperimen (Hamilton Anxiety Rating Scale),
semu (quasi-experimental), dengan desain merupakan skala ratting untuk
Nonrandomized pretest-posttest control mengukur tingkat keparahan kecemasan
group design. Variabel penelitian ini terdiri yang terdiri dari 14 pernytaan yng telah
dari variabel bebas (X), yaitu kecemasan terstandart, dengan tingkat vliditas 0,93
dan variabel tergantung (Y), yaitu dan reliabilitas sebesar 0,97. Selain itu
konseling kelompok pa-persalinan. Populasi digunakan pula Satu set modul konseling
dalam penelitian ini adalah penelitian ini pra-persalinan yang digunakan sebagai
adalah ibu hamil primigravida di dilayah panduan peserta konseling pra-
kerja Puskesmas Tegal Selatan, dengan persalinan pada kelompok eksperimen.
karakteristik:1) Ibu hamil anak pertama Konseling dilakukan dengan empat
(primigravida), 2) Tercatat bertempat tahap, yaitu tahap I (pembentukan),
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tegal tahap II (peralihan), tahap III (kegiatan),
dan tahap IV (pengakhiran).
64
Trias Novitasari / Developmental and Clinical Psychology 2 (2) (2013)
dinamika kelompok, primigravida di
HASIL DAN PEMBAHASAN stimuli
untuk saling berdiskusi dan mampu
Hasil penelitian menunjukkan mengungkapkan segala macam
bahwa hipotesis yang berbunyi perasaan, emosi, atau pikiran-pikiran
“konseling kelompok pra-persalinan yang menggangunya dengan tujuan
efektif untuk menurunkan tingkat untuk membantu melepaskan dari
kecemasan primigravida menghadapi penderitaan emosional yang dialami oleh
persalinan” diterima.
Analisis data pada kelompok
kontrol menghasilkan nilai signifikansi p
= 1,000 dan nilai Gain score 0,000,
artinya tidak ada perubahan tingkat
kecemasan antara preetest dan posttest
pada kelompok kontrol. Selain itu Hasil
uji analisis statsitik pada kelompok
kontrol menghasilkan nilai signifikansi
sebesar 0,01 dan nilai Gain score -3,155,
artinya ada perubahan tingkat
kecemasan yang cukup signifikan antara
pretest dan posttest kelompok
eksperimen. Perubahan berupa
penurunan tingkat kecemasan pada
primigravida ini menandakan bahwa
konseling kelompok pra persalinan
memberikan manfaat.
Konseling kelompok pra persalinan
mampu menurunkan kecemasan yang
dialami primigravida dengan beberapa
proses yang dilakukan di dalamnya.
Gangguan psikologis seperti kecemasan
dan depresi dapat terjadi salah satunya
karena masalah yang dipendam dan
dilupakan. Dan pada umumnya, orang
yang
menghadapi masalah-masalah
emosional, mereka menghadapi situasi
yang menyedihkan, mengecewakan, dan
menjengkelkan seringkali tidak mau
mengungkapkannya kepada orang lain.
Kenyataannya, suatu masalah yang
makin dipendam dan diusahakan untuk
dilupakan seringkali memicu berbagai
ganggun fisik dan psikologis. Dalam
kegiatan konseling kelompok pra-
persalinan ini, primigravida didorong
untuk dapat mengungkapkan
pengalaman, perasaan dan
pendapatnya. Dengan memanfaatkan
konstelasi kepribadian klien secara
primigravida. Pelepasan emosi-emosi menyeluruh. Perubahan yang diharapkan
yang terpendam ini, sering disebut terjadi akan bersifat menetap, jadi akan
sebagai katarsis. Dalam konseling mengubah atau mengganti bagian dari
kelompok pra-persalinan, orang lain kepribadian yang tidak baik (pathologis)
(atau ibu hamil yang dianggap memiliki menjadi sesuatu baru yang baik dan
kesamaan latar belakang) dalam satu bisa diterima oleh pribadinya maupun
kelompok berperan sebagai media lingkungan hidupnya”.
katarsis atau penampung segala macam Pada saat primigravida telah
keluhan subjek yang mengungkapkan mampu
segala macam perasaan, emosi atau mengungkapkan semua perasaan yang
pikiran-pikiran yang menggangunya menggangu dan merasa lega, hal
dengan harapan dapat meringankan tersebutlah yang mendorong penurunan
beban primigravida. Pada kecemasan yang dialami oleh
pelaksanaannya, konseling kelompok primigravida.
pra-persalinan membuat primigravida Penurunan kecemasan
menangis saat mengungkapkan primigravida setelah mengikuti konseling
perasaan yang mengganggu, hal ini kelompok pra-persalinan, terjadi karena
wajar dan diberikan kesempatan untuk perasaan senasib seperjuangan yang
terus menangis hingga puas dan merasa mendorong terwujudnya katarsis. Selain
lega. Kemudian, primigravida juga itu, dilakukan pula latihan relaksasi otot
dibantu untuk yang berguna untuk menciptakan
melakukan perubahan, mendapatkan kondisi relaks pada primigravida.
pengalaman baru serta pemahaman Diharapkan dengan kondisi relaks baik
baru tentang persalinan yang sehat dan pada tubuh dan pikiran dapat memicu
lancar. Singgih (1996: pelepasan hormon yang
34) menjelaskan bahwa: akan membantu menurunkan
“Konseling kelompok mendorong kecemasan. Berdasarkan hasil
perubahan yang diharapkan terjadi pada penelitian, secara umum
65
Trias Novitasari / Developmental and Clinical Psychology 2 (2) (2013)
Pola normal dari hormon CHR dalam
terjadi penurunan tingkat kecemasan masa kehamilan yaitu, dimulai pada
yang dialami oleh primigravida setelah trimester kedua kehamilan, tingkat
mengikuti konseling kelompok pra- corticotrophin-releasing hormone (CHR)
persalinan. Keseluruhan subjek, dengan meningkat. Kemudian dalam tiga bulan
presentase 100 % pada kategori sedang terakhir kehamilan, atau trimester
saat pretest menurun sebesar 100% ke ketiga, kadar corticotrophin-releasing
dalam kategori kecemasan rendah pada
saat posttest. Artinya konseling
kelompok dengan menggunakan teknik
relaksasi memberikan manfaat positif
bagi primigravida dalam mengelola
kecemasannya. Latihan relaksasi
membantu primigravida untuk mencapai
ketenangan, hasil relaksasi secara
maksimal dirasakan oleh subjek yang
memiliki sensitifitas akan perubahan
sensasi tegang dan relaks selama proses
latihan. Latihan relaksasi otot terbukti
dapat membantu menurunkan tingkat
kecemasan, hal ini sesuai dengan apa
yang dijelaskan oleh (Aprilia &
Ritchmond, 2001 :
115) bahwa kelas relaksasi pada ibu
hamil mampu membantu ibu untuk
mempersiapkan body, mind, and soul
dengan melatih pikiran bawah sadar,
diharapkan ibu hamil bisa memprogram
ulang tubuh, sehingga tubuh akan
bekerja secara harmonis dalam masa
kehamilan dan persalinan.
Faktor psikis dalam menghadapi
persalinan merupakan faktor yang
sangat mempengaruhi lancar tidaknya
proses kelahiran. Ketenangan dan
kesiapan secara psikologis pada
primigravida akan membantu
memperlancar proses persalinan.
Sedangkan ketika ibu hamil mengalami
kecemasan dan stres, maka secara tidak
langsung otak akan bekerja dan
mengeluarkan corticotrophin-releasing
hormone (CHR). CHR merupakan master
hormon stres yang akan memicu
pelepasan hormon stres
glukokortikoid. Dengan dirangsang oleh
glukokortikoid dan hormon stres lainnya,
seperti adrenalin, maka otak dan tubuh
akan mengalami ketegangan dan krisis.
bahwa endorfin memiliki struktur yang
hormone (CHR) meningkat lebih tinggi, molekularnya sangat serupa dengan
hal ini akan merangsang produksi morfin, hanya dengan kekayaan kimia
glukokortikoid berlebih dari ibu, dan yang berbeda. Karena endorfin adalah
hasilnya terjadi ketegangan dan hormon alami yang diproduksi oleh
kekakuan otot tubuh (Aprilia&Ritchmond, tubuh manusia, maka endorfin adalah
2011: 128). Setelah mengikuti kegiatan penghilang rasa sakit yang terbaik,
konseling kelompok pra-persalinan selain itu juga bermanfaat untuk
dengan metode mengurangi stress, meningkatkan sistem
relaksasi, membantu primigravida untuk kekebalan tubuh, dan memperlambat
memperoleh pengalaman dan proses penuaan. Hal tersebut
pemahaman baru melalui dinamika menunjukkan bahwa faktor psikologis
kelompok yang terjadi selama proses sangat berkaitan dan menentukan reaksi
konseling. Dengan mulai terbentuknya fisiologis kehamilan dan persalinan.
kondisi yang relaks mempermudah ketenangan yang didapatkan setelah
terbentuknya konsentrasi, maka akan mengikuti proses konseling kelompok
mendorong otot-otot saling bekerjasama dengan metode relaksasi memberikan
dengan sempurna selama kehamilan ketenangan dan kesiapan secara
hingga persalinan kelak, karena mereka psikologis pada
dirancang untuk melahirkan . Selain itu, primigravida sehingga akan membantu
Primigravida belajar bagaimana untuk memperlancar proses persalinan.
mencapai relaksasi, bebas dari Penelitian yang memperkuat hasil
perlawanan yang menciptakan rasa penelitian ini, adalah penelitian yang
takut. ketika tercapainya kondisi dilakukan oleh Hastuti (2011: 2)
relaksasi, maka primigravida dapat menghasilkan bahwa konseling
mengakses sifat primitif pada otak menyebabkan mekanisme koping
belakangnya sehingga memicu tercapai dan kecemasan menjadi
pengeluran hormon endorfin. Dijelaskan minimal,
oleh (Aprilia&Ritchmond, 2011: 206)
66
Trias Novitasari / Developmental and Clinical Psychology 2 (2) (2013)
70