Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kebidanan Flora

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN


IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PROSES
PERSALINAN DI RSU SUNDARI MEDAN

Yulia Safitri

Abstrak
Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada wanita usia
subur. Kecemasan merupakan gangguan psikologis yang dapat mempengaruhi kelancaran
proses persalinan. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali.
Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan
tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi proses persalinan di RSU
Sundari Medan. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif korelasi. Populasi yaitu seluruh
ibu hamil primigravida yang melakukan pemeriksakan kehamilannya di RSU Sundari
Medan sebanyak 58 orang. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
kuesioner dan dianalisis dengan uji korelasi Spearman Rank (Rho) menggunakan
program SPSS.
Hasil penelitian menunjjukkan bahwa koefisien korelasi yang didapat antara
pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida adalah sebesar -0,843
dengan p Value<α (0,000<0,05) dengan taraf signifikansi 5% sehingga terdapat
hubungan dan berlawanan arah antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu
hamil primigravida di Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Dimana semakin tinggi
pengetahuan maka semakin ringan tingkat kecemasan. Diharapkan kepada RSU Sundari
Medan untuk menyediakan jasa konsultasi yang berguna bagi ibu hamil untuk
menghindarkan ibu dari kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Kecemasan, Ibu Hamil Primigravida.

PENDAHULUAN

M ortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar
di Negara berkembang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indicator
untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu saat melahirkan masih sangatlah
tinggi. Sekitar 800 wanita meninggal saat kehamilan atau kelahiran bayinya di seluruh dunia setiap
harinya. Pada tahun 2010, 287.000 wanita meninggal ketika masih mengandung atau pun saat
melahirkan (WHO, 2011).
Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) 2012, rata-rata angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia tercatat mencapai angka 359 per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata
kematian ini jauh melonjak dibandingkan hasil SDKI 2007 yang hanya 228 per 100.000 kelahiran.
Padahal sebelumnya pemerintah bertekad akan menurunkan AKI hingga 108 per 100.000 kelahiran
hidup pada 2015 sesuai dengan target MDGs (Rachmaningtyas, 2013).
Di Sumatera Utara, angka kematian ibu melahirkan (MMR/Maternal Mortality Ratio)
menurun dari 373 pada tahun 1995 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.
Namun, target pencapaian MDGs pada tahun 2015 adalah sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
akan sangat sulit dicapai sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut (Bappeda
Provinsi Sumut, 2007).
Persalinan normal merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan/kekuatan sendiri. Persalinan merupakan hubungan saling

28 | V o l u m e X I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 8
Jurnal Kebidanan Flora

mempengaruhi antara dorongan psikologi dan fisiologis dalam diri wanita dengan pengaruh
dorongan pada proses kelahiran bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan antara lain
power, passage, passanger dan psikologi ibu (Suyati, 2011).
Kecemasan merupakan ganggu anpsikologis yang dapat mempengaruhi kelancaran proses
persalinan (Suyati, 2011). Kecemasan merupakan periode singkat perasaan gugup atau takut yang
dialami seseorang ketika dihadapkan pada pengalaman yang sulit dalam kehidupan (Wangmuba,
2009).
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Saat menghadapi
persalinan terutama untuk anak pertama, ibu hamil sering mengalami kecemasan. Munculnya
kecemasan ini sangat wajar, karena merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-
masa yang sulit bagi seorang wanita. Menurut (Kaplan, 1997), kecemasan merupakan respons
terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.
Umumnya seorang wanita yang akan melahirkan akan mengalami proses rasa sakit atau
rasa nyeri. Jika wanita yang akan melahirkan tidak dapat menahan rasa nyeri dan dibiarkan, hal
yang dicemaskan adalah konsentrasi calon ibu menghadapi atau selama proses persalinan
terganggu. Hal ini sangat berbahaya bagi calon ibu ataupun bayinya, dan dapat menyebabkan
kematian (Bramantyo, 2003).
Fenomena di atas menunjukkan bahwa dalam sebuah proses persalinan selain faktor
passage, passanger, power dan penolong, faktor psikis juga sangat menentukan keberhasilan
persalinan. Dimana kecemasan atau ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan (sumbernya sebagian besar tidak
diketahui dan berasal dari dalam - intra psikis) dapat mengakibatkan persalinan menjadi sebuah
peristiwa yang menakutkan, terutama bagi para ibu yang baru pertama kali mengalaminya.
Berdasarkan hasil penelitian dari Suyati (2011) dengan judul Hubungan Pengetahuan
Ibu Hamil tentang Proses Persalinan dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan
menunjukkan 60,4% ibu hamil mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang persalinan
dan 60,4% ibu hamil memiliki tingkat kecemasan ringan.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada tanggal 18 Desember 2013 di RSU
Sundari Medan diperoleh data jumlah keseluruhan ibu hamil primigravida dalam 6 bulan terakhir
dari Bulan Juni- November 2013 adalah 347 orang. Ibu hamil primigravida yang berkunjung ke
RSU Sundari Medan rata-rata 58 orang tiap bulannya.Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa
jumlah kunjungan ibu hamil di RSU Sundari Medan cukup banyak. Dari hasil survey awal yang
dilakukan pada 10 ibu hamil primigravida dengan trimester III rentang usia kehamilan 26-37
minggu didapatkan hasil bahwa seluruh ibu hamil mengatakan cemas dalam menghadapi proses
persalinan. Berdasarkan permasalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan pembahasan mengenai rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara
pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi proses

29 | V o l u m e X I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 8
Jurnal Kebidanan Flora

persalinan di RSU Sundari Medan.

METODE
Adapun jenis penelitian ini adalah Deskriptif korelasi yaitu suatu penelitian atau
penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek hal ini
dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala lain atau variabel satu
dengan variabel lain (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini peneliti ingin melihat hubungan
pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi proses
persalinan. Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung
dari jawaban responden dan hasil wawancara yang dilakukan oleh pengumpul data atau sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Data primer
dalam penelitian ini adalah data demografi, data pengetahuan ibu, dan data tingkat kecemasan.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari tempat penelitian yaitu RSU Sundari
Medan.Data sekunder dalam penelitian ini adalah jumlah ibu hamil primigravida.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam pembahasan ini peneliti mencoba menjawab pertanyaan penelitian yaitu
bagaimana pengetahuan ibu hamil primigravida, bagaimana tingkat kecemasan ibu hamil
primigravida dan bagaimana hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu hamil
primigravida.
Hasil penelitian yang didapat dari 58 responden diperoleh bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan kategori baik sebanyak 27 responden (46,6%) dan sebagian
kecil memiliki pengetahuan kategori kurang sebanyak 12 responden (20,7%).
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan jauh terhadap suatu objek tertentu dimana penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Meningkatnya
pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan seseorang karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
bertahan lama dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan berkaitan erat dengan umur seseorang. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rista (2013) tentang hubungan usia ibu primigravida dengan tingkat
kecemasan ibu hamil, data yang diperolehdari 35 responden ibu hamil primigravida trimester III
di wilayah kerja Pustu Kandangan Bawen, sebagian besar berusia 20-35 tahun, yaitu sejumlah
30 orang (85,7%) sedangkan yang berusia < 20 tahun ada sejumlah 5 orang (14,3%).
Hal ini didukung dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden pada
kelompok umur 20-25 tahun sebanyak 29 responden (50,0%) dan sebagian kecil pada kelompok
umur 31-35 tahun sebanyak 3 responden (5,2%).

30 | V o l u m e X I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 8
Jurnal Kebidanan Flora

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) yang menyatakan
bahwa rentan gusia20-25 tahun termasuk dalam usia dewasa awal, dimana orang tersebut telah
mempunyai kematangan emocional sehingga dapat berpengaruh dalam kemampuan berfikir dan
mengambil keputusan. Dalam hal ini keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dalam
menghadapi proses persalinan persalinan.
Pengetahuan juga berkaitan erat dengan pendidikan seseorang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Muhazam, (1995 dalam Ade Rahimi, 2006) yang menyatakan bahwa pendidikan
formal pada dasarnya akan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk berfikir rasional
dan objektif dalam menghadapi masalah hidup dan akan berdampak timbulnya suatu proses
pengembangan atau pematangan pandangan hidup pribadi. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang diharapkan diikuti oleh semakin tingginya pengetahuan seseorang.
Hal ini didukung dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar Pendidikan
responden adalah Diploma sebanyak 22 responden (37,9%) dan sebagian kecil pendidikan
responden adalah SD sebanyak 5 responden (8,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pengetahuannya.
Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Fahriansjah (2009) yang menunjukkan
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuannya. Tingkat
pendidikan ibu mampu memberikan pengaruh terhadap terbentuknya pola pikir dan kemampuan
ibu dalam menyerap informasi yang diperoleh sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
tentang proses persalinan.
Agama dan suku juga berpengaruh dengan pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa budaya sangat
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi-informasi baru akan
disaring kira-kira sesuai tidaknya dengan kebudayaan yang ada di agama yang dianut.
Hal ini didukung dari hasil peneltitian didapatkan bahwa sebagian besar responden
beragama Islam sebanyak 35 responden (60,3%) dan sebagian kecil beragama Hindu sebanyak
4 responden (6,9%). Berdasarkan suku responden, didapatkan bahwa sebagian besar responden
bersuku Jawa sebanyak 36 responden (62,1%) dan sebagian kecil bersuku Batak sebanyak 8
responden (13,8%).
Pekerjaan dan penghasilan berkaitan erat dengan pengetahuan seseorang.Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) yang mengatakan bahwa semakin baik
pekerjaan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. Hal ini didukung dengan hasil
penelitian didapatkan sebagian besar responden berprofesi sebagai pegawai swasta sebanyak 32
responden (55,2%), dan sebagian kecil responden yang berprofesi sebagai pegawai negeri
sebanyak 6 responden (10,3%).
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mariani (2006) yang menyatakan bahwa
ibu yang tidak bekerja biasanya di rumah saja, sebaliknya ibu yang bekerja mempunyai
kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh informasi disela-sela pekerjaan mereka.

31 | V o l u m e X I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 8
Jurnal Kebidanan Flora

Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga biasanya akan membatasi interaksinya dengan dunia luar
sehingga menyebabkan keterbatasan informasi. Menurut asumsi peneliti, ibu yang tidak bekerja
memiliki pengetahuan lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang bekerja.
Berdasarkan penghasilan responden, sebagian besar responden berpenghasilan kurang
dari Rp.1.550.000 sebanyak 47 responden (81,0%) dan sebagian kecil berpenghasilan lebih dari
Rp.1.550.000 sebanyak 11 responden (19,0%). Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan
dalam melakukan proses persalinan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain itu juga, ibu
harus menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung persalinan seperti perlengkapan
bayi dan lain-lain.Kesiapan finansial keluarga juga berpengaruh terhadap pelaksanaan
persalinan.
Menurut asumsi peneliti pengetahuan yang baik didukung oleh kesiapan emosional
berdasarkan umur yang ideal bagi seseorang untuk hamil yaitu wanita yang berumur 20-25
tahun, pendidikan yang tinggi, pekerjaan yang mapan dan penghasilan yang cukup.
Dari 58 responden diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
kecemasan kategori ringan sebanyak 30 responden (51,7%) dan sebagian kecil memiliki tingkat
kecemasan kategori berat sebanyak 4 responden (6,9%). Dalam proses persalinan normal sendiri
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses persalinan yaitu : Power, Passage,
Passager, Position dan Psycologic respon. Dari semua faktor-faktor yang mempengaruhi proses
persalinan hanya psycologic respon yang mempengaruhi kecemasan ibu. Dimana kecemasan
atau ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu
yang tidak menyenangkan (sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam -
intra psikis) dapat mengakibatkan persalinan menjadi sebuah peristiwa yang menakutkan,
terutama bagi paraibu yang baru pertama kali mengalaminya. Untuk itu, pengetahuan ibu sangat
mempengaruhi dalam proses persalian tersebut. Karena semakin baik pengetahuan ibu dalam
menghadapi proses persalinan akan semakin rendah tingkat kecemasannya.
Menurut Hamilton Rating Scale for Axitety (HRS-A) klasifikasi tingkat kecemasan
dibedakan menjadi empat, yaitu tingkat kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat,
dan panik. Hal ini didukung oleh penelitian Rista (2013) Tingkat kecemasan ibu hamil
primigravida trimester III dari 35 responden dalam menghadapi persalinan di wilayah kerja
Pustu Kandangan Bawen, diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami kecemasan ringan, yaitu
sejumlah 15 orang (42,9%), sedangkan untuk yang mengalami kecemasan sedang ada sejumlah
11 orang (31,4%), untuk yang tidak mengalami kecemasan ada sejumlah 5 orang (14,3%), dan
yang mengalami kecemasan berat ada sejumlah 4 orang (11,4%). Data tersebut menunjukkan
bahwa sebagian dari ibu hamil mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Seorang ibu hamil diharapkan memiliki usia yang matang, baik secara fisik maupun
psikologis. Selain itu diperlukan pula pola mekanisme koping yang efektif dalam
mempersiapkan kehamilan dan menghadapi persalinan (Suliswati, 2005). Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rista (2013) menunjukkan bahwa persentase umur ibu yang < 20

32 | V o l u m e X I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 8
Jurnal Kebidanan Flora

tahun sebagian besar mengalami kecemasan berat, dan yang berusia 20 - 35 tahun sebagian
besar mengalami kecemasan ringan.

Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida dalam


Menghadapi Proses Persalinan
Berdasarkan analisa bivariat identifikasi hubungan pengetahuan dengan tingkat
kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi proses persalinan Diperoleh nilai
koefisien korelasi (ρ) = -0,843dan nilai signifikan p = 0,000. Nilai -0.843 menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang sedang dan tanda negatif menunjukkan ketidak searahan, dalam arti
bahwa semakin tinggi pengetahuan maka tingkat kecemasan semakin ringan.
Hal ini didukung penelitian Rista (2013) Ada hubungan yang bermakna antara usia
ibuprimigravida dengan tingkat kecemasan ibu hamildalam menghadapi persalinan di wilayah
kerjaPustu Kandangan Bawen. Uji statistik yangdigunakan ialah Kendall’s tau dan α
0,05diperoleh p-value = 0,033 < α (0,05).
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Farah Azzuhra (2011) tentang pengaruh
pengetahuan, pendidikan dan paritas terhadap kecemasan ibu hamil dalam menghadapi
persalinan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kecemasan ibu hamil dengan nilai p-value 0,005 (p <0,01).
Dari literatur dan hasil penelitian yang ditemui, peneliti berasumsi bahwa ada hubungan
pengetahuan ibu dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Hal
tersebut terjadi karena fikiran negatif yang sering timbul ketika ibu hamil memikirkan proses
persalinan yang sulit dan menimbulkan kematian, bila ibu memiliki pengetahuan yang baik
tentang proses persalinan ia akan memiliki persiapan yang matang untuk menghadapi proses
persalinannya nanti.

SIMPULAN
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan kategori baik sebanyak 27 responden (46,6%) dan sebagian kecil memiliki
pengetahuan kategori kurang sebanyak 12 responden (20,7%). Dari 58 responden diperoleh
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat kecemasan kategori ringan sebanyak 30
responden (51,7%) dan sebagian kecil memiliki tingkat pengetahuan kategori berat sebanyak 4
responden (6,9%).
Dimana nilai koefisien korelasi yang didapat antara pengetahuan dengan tingkat
kecemasan ibu hamil primigravida adalah sebesar -0,843dengan p Value<α (0,000<0,05)dengan
taraf signifikansi 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan
dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

33 | V o l u m e X I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 8
Jurnal Kebidanan Flora

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalami, E, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial. Jakarta : TIM

Hawari, D. (2001). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI

Hidayat, A.A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta :
Selemba Medika

Mirzani, Hanifah, dkk. 2009. Obgynacea.Yogyakarta : Tosca Enterprise

Musbikin, Imam. 2005. Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta : Mitra Pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

.(2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

Rukiyah, Ai Yeyeh. (2009). Asuhan kebidanan 2 : Persalinan. Jakarta: Trans Info Media.

Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Alfabeta

34 | V o l u m e X I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 8

Anda mungkin juga menyukai