Anda di halaman 1dari 14

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN

MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI DESA


WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
Ummi Sa’adah1), Widayati2), Rini Susanti3)
1) Peneliti email: Najhaniswatun@yahoo.com
2) Staf pengajar dan pembimbing email: etisalafas@yahoo.com
3) Staf pengajar dan pembimbing email: kartikanaka@gmail.com

ABSTRAK

Dwi Puji Rahayu. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pekerja Seks Komersial tentang
HIV/AIDS Dengan Minat mengikuti Voluntary Counseling And Testing di Lokalisasi
Tegalpanas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Karya Tulis Ilmiah. DIII Akademi
Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran. Pembimbing 1: Eti Salafas, S.SiT. Pembimbing II:
Kartika Sari, S.SiT, M.Keb.
Jumlah kasus HIV /AIDS secara kumulatif dari tahun 1993 sampai tahun 2011 di Kabupaten
Semarang dengan rincian sebagai berikut, untuk infeksi HIV sebanyak 140 kasus dan AIDS
sebanyak 45 kasus dan menduduki peringkat keenam dari 35 kota/kabupaten se- Jawa Tengah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Pekerja Seks
Komersial tentang HIV/AIDS dengan minat mengikuti VCT.
Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dan teknik sampel yang digunakan
adalah Accidental sampling yaitu 59 orang pekerja seks komersial. Pengumpulan data dengan
kuesioner kemudian hasilnya diuji dengan uji Kendall Tau.
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan pekerja seks komersial tentang HIV/AIDS dengan
kategori baik adalah sebanyak 20 (33,9%) responden, kategori cukup 20 (33,9%) responden dan
kategori kurang sebanyak 19 (32,2%) responden. Minat pekerja seks komersial mengikuti voluntary
counseling and testing dengan kategori tinggi 19 (32,2%) responden, kategori sedang sebanyak 21
(35,6%) responden dan kategori rendah sebanyak 19 (32,2%) responden. Berdasarkan hasil uji
statistik Kendall Tau didapatkan p-value sebesar 0,030 maka 0,030<0,05 maka hasil Ho ditolak
atau bermakna secara statistik Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan pekerja seks komersial tentang HIV/AIDS dengan minat mengikuti voluntary
counseling and testing.
Diharapkan bagi pekerja seks komersial dengan adanya penelitian tentang pengetahuan
pekerja seks komersial tentang HIV/AIDS dengan minat mengikuti voluntary counseling and
testing responden lebih aktif dalam upaya penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS melalui
program VCT.

Kata kunci : pengetahuan, minat, VCT

THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND THE PREPARATION IN


FACING CHILDBIRTH ON PRIMIGRAVIDE MOTHERS
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
1 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
AT PRINGAPUS VILLAGE, SEMARANG REGENCY

ABSTRACT

Niswatun Naja. 2015. The Correlation between Knowledge and the Preparation in Facing
Childbirth on Primigravida Mothers at Pringapus Village, Semarang Regency. Scientific Paper.
Ngudi Waluyo Midwifery Academy Ungaran. First Advisor: Eti Salafas, S.SiT., Second
Advisor: Kartika Sari, S.SiT., M.Keb.

Childbirth preparation is better be started in early pregnancy by make regular antenatal care
visits since the first trimester pregnancy until giving birth. Then, during antenatal care, the mothers
are expected to plan the preparation for delivery. The preparation is influenced by various factors,
one of them is knowledge. The purpose of this study is to find the correlation between knowledge
and the preparation in facing childbirth on primigravida mothers at Pringapus Village, Semarang
Regency.
This was a descriptive correlative study with cross sectional approach. The population in
this study was all primigravida pregnant mothers with the 28-40 weeks pregnancy age at Pringapus
Village during March-April 2015 as many as 37 mothers. The data sampling used saturated
sampling technique, so that the entire population was used as samples of 37 respondents.
The results of this study indicate that the most of respondents have lack of knowledge as
many as 22 respondents (59.5%), the most of respondents have lack of preparation in facing
childbirth as many as 22 respondents (59,5%). There is a correlation between knowledge and the
preparation in facing childbirth on primigravida pregnant mothers at Pringapus Village, Semarang
Regency with p value of 0.003 < (0.05).
The midwives are suggested to give more counseling with communication, information, and
education (KIE) program about delivery preparation, and also provide motivation both of physically
and mentally for pregnant mothers so that they can make better preparation in facing childbirth.

Keywords : Knowledge, Preparation for childbirth, Primigravida

PENDAHULUAN kesehatan ibu, anak, remaja usia subur,


dan usia lanjut agar tercipta kesehatan
Latar Belakang reproduksi yang optimal (Dinkes Jateng,
Angka kematian dari waktu ke 2012).
waktu menggambarkan status kesehatan Persalinan adalah proses alamiah
masyarakat secara kasar, kondisi atau yang dialami wanita, namun tidak semua
tingkat permasalahan kesehatan, kondisi wanita akan selalu siap menghadapi
lingkungan fisik dan biologik secara tidak persalinan karena persalinan yang disertai
langsung. Angka tersebut dapat rasa nyeri, pengeluaran darah dan
digunakan sebagai indikator dalam pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
penilaian keberhasilan pelayanan hidup dari dalam uterus melalui vagina
kesehatan dan program pembangunan kedunia luar (Prawirohardjo, 2010).
kesehatan. Salah satu kebijakan Persalinan bagi seorang wanita
pembangunan kesehatan masyarakat merupakan salah satu periode krisis dalam
melalui usaha pencegahan dan suatu kehidupan, mereka mungkin akan
pengurangan morbiditas, mortalitas dan bertanya-tanya tentang proses persalinan
kecacatan terutama pada bayi, anak balita, yang akan dihadapi, banyak ibu yang
wanita hamil, pencegahan, pengobatan menganggap proses persalinan yang akan
penyakit dan rehabilitasi. Program ini dihadapi, banyak ibu yang menganggap
bertujuan untuk meningkatkan derajat proses persalinan adalah proses yang

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
2 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
menyakitkan, terutama pada ibu hamil. tidak mengalami kecemasan yang berlebih
Seorang ibu hamil harus menghadapi sehingga proses persalinan menjadi lancar
proses persalinannya dengan percaya diri tanpa hambatan. Semakin ibu tenang
dan sikap yang positif karena berpengaruh menghadapi persalinan maka persalinan
terhadap jalannya persalinan (Suririnah, akan berjalan semakin lancar (Winda,
2008). 2013)
Menurut Astria (2009) dalam Faktor-faktor maternal yaitu
winda martalisa (2013), mengatakan kecemasan, kurang persiapan dan rasa
bahwa ibu hamil yang mengalami takut dapat berinteraksi dengan faktor-
kecemasan tingkat tinggi dapat faktor yang lain yang menyebabkan partus
meningkatkan resiko kelahiran bayi lama. Saat cemas ibu ibu juga akan
prematur. Penyebab kematian ibu di merasakan perasaan takut akan kelancaran
Propinsi Jawa Tengah masih sama yaitu persalinannya (Padilla, 2014). Kondisi
karena perdarahan, eklamsi, dan infeksi. psikologi seperti kecemasan atau takut
Terjadinya perdarahan yang sangat berpengaruh pada fungsi tubuh
mengakibatkan kematian ibu sewaktu secara fisik. Pada saat cemas dan takut
hamil, bersalin atau nifas. Penelitian lain pembuluh darah mengalami vasokontraksi
menunjukkan bahwa ibau hamil dengan atau menyempit sehingga aliran darah
kecemasan yang tinggi ketika hamil akan keseluruh tubuh akan terhambat atau
meningkatkan risiko hipertensi pada berkurang. Hal ini sangat berpengaruh
kehamilan. Risiko hipertensi dapat berupa pada fungsi organ misalnya
terjadinya stroke, kejang, bahkan organ-organ yang terlibat dalam
kematian pada ibu dan janin (Astria, persalinan menjadi tidak berfungsi secara
2009). Jika hal itu dibiarkan terjadi, maka baik. Seorang ibu yang mengalami stres
angka mortalitas dan morbiditas pada ibu berlebihan akan berakibat ke anak
hamil akan semakin meningkat. berisiko dilahirkan dengan berat badan
Perasaan-perasaan yang tidak lahir rendah (BBLR), perkembangan
mengenakkan yang dirasakan ibu hamil sarafnya tidak seimbang, dan lahir
merupakan suatu bentuk kecemasan yang prematur (Yesie, 2011).
dialami oleh ibu selama menjalani masa Umumnya pada ibu yang sangat
mengandung. Kondisi cemas yang ketakutan dan pada ibu yang menganggap
berlebihan, khawatir dan takut tanpa enteng akan lebih sulit menghadapi
sebab yang terus dirasakan seiring dengan persalinan, sedangkan pada ibu yang
bertambahnya usia kehamilan, sehingga harapannya realistis dan lebih siap
akan berujung pada stres, maka akan menghadapi persalinan akan lebih mudah
dapat mempersulit proses persalinan dan menghadapinya. Jika ibu mempersiapkan
menjadikan partus lama juga tubuh dan pikirannya, sebenarnya
membahayakan calon bayi (Enikmawati, kecemasan akan rasa sakit persalinan akan
2008). Kondisi tersebut yang dapat diatasi dan membuat persalinan
mengakibatkan otot tubuh menegang, lebih nyaman dan lebih mudah dihadapi
terutama otot-otot yang berada di jalan (Padilla, 2014).
rahim ikut menjadi kaku dan keras Trimester ketiga, berkaitan dengan
sehingga sulit mengembang. Selain itu, bayinya, resiko kehamilan, proses
emosi yang tidak stabil dapat membuat persalinan, sehingga ibu hamil sangat
merasa sakit yang menjadi – jadi. Menurut emosional dalam upaya mempersiapkan
Freud (dalam Sijangga, 2010) atau mewaspadai segala sesuatu yang
mengemukakan lima faktor yang mungkin akan terjadi dan harus dihadapi.
memengaruhi kecemasan, yaitu: frustrasi, Reaksi cemas pada kehamilan ditandai
konflik, ancaman, harga diri dan dengan rasa cemas dan ketakutan yang
lingkungan. Ketika ibu menjalani masa berlebihan, terutama terhadap hal–hal
kehamilan sampai menjelang persalinan, yang masih tergolong wajar. Kecemasan
ibu hamil membutuhkan ketenangan agar baru terlihat apabila ibu

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
3 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
menggungkapkannya, karena gejala klinik merasakan ketidaknyamanan pada dirinya,
yang ada sangat tidak spesifik misalnya yang diwarnai dengan murmur jantung,
tremor, berdebar-debar, kaku otot, gelisah peningkatan frekuensi ke kamar mandi,
dan mudah lelah. Disamping itu juga sesak nafas saat aktivitas, dan rasa panas
dapat timbul gejala-gejala somatik akibat dalam perut (Wiknjosastro, 2007).
dari hiperaktifitas otonomi misalnya sesak Trimester ketiga calon ibu akan
nafas, rasa dingin ditelapak tangan, semakin peka perasaannya. Tingkat
berkeringat, pusing dan rasa mengganjal kecemasan ibu akan semakin meningkat,
pada leher. serta menjadi lebih mudah lelah. Calon
Pada trimester III timbul gejolak ibu akan lebih sering mengelus–elus
baru dalam menghadapi persalinan dan perutnya untuk menunjukkan
perasaan tanggung jawab sebagai ibu pada perlindungan kepada janin, senang
pengurusan bayi yang akan dilahirkan. berbicara kepada janin. Banyak calon ibu
Pada ibu primigravida kecemasan timbul yang sering berkhayal tentang apabila
karena mendengar tentang pengalaman hal–hal negatif akan terjadi kepada
nyeri dan menakutkan dari teman–teman bayinya saat melahirkan nanti (Kaplan,
lain. Pada multigravida yang mempunyai 2010).
riwayat/pengalaman buruk pada Menurut Hanifa (1999) dalam
persalinan yang lalu dan multigravida Rizki cahya (2011), mengatakan bahwa
yang sedikit berumur, merasa cemas akibat kecemasan yang dapat timbul
terhadap janin dan anak apabila terjadi selama kehamilan yaitu antara lain, partus
sesuatu atas dirinya (Mochtar 1998 dalam prematurus ini disebabkan oleh
Rezky, 2011) ketegangan psikis tekanan kehidupan
Menurut pendapat David dan modern dan diikutsertakan wanita dalam
Crandon (1979), menyatakan bahwa industri, nyeri persalinan yang merupakan
tingginya kecemasan pada ibu hamil faktor utama yang meyang menyebabkan
berhubungan dengan kejadian abnormal rasa sakit atau nyeri dalam persalinan.
sebelumnya. Misalnya, abortus dan kasus Partus lama disebabkan karena faktor–
kasus yang terjadi pada akhir kehamilan. faktor yang mengakibatkan his kurang
Kejadian antara emosional dan khawatir baik dan pembukaan kurang lancar
pada wanita yang sebelumnya kehilangan Hasil penelitian yang dilakukan
bayi atau melahirkan dengan kesulitan. oleh Anastasia Inggrit (2013), dengan
Cemas yang tertanggulangi sering judul “Tingkat Kecematan Ibu
berhubungan dengan penyesuaian pasca Primigravida Menjelang Persalinan di
natal yang lebih baik dan cemas pada BPM Sang Timur Klaten“, berdasarkan
kehamilan secara konsisten tidak dari alat ukur Hamilton Rating Scale For
berhubungan dengan komplikasi pada Anxiety didapatkan besar sampel 30
persalinan (N.N Susanti, 2008). orang. Hasil penelitan menunjukkan
Selama trimester ketiga, masalah bahwa tingkat kecemasan responden yaitu
praktisnya adalah berhubungan dengan sebanyak 2 responden (6,7%) tidak
kedatangan seorang bayi, persiapan mengalami kecemasan, sebanyak 9
persalinan, dan perawatan setelah responden (30%) dengan tingkat
melahirkan. Orang tua seringkali khawatir kecemasan ringan, 12 responden (40%)
tentang masalah kesehatan tertentu, dengan tingkat kecemasan sedang,
misalnya apakah bayi ini akan cacat, sebanyak 7 responden (23,3%) dengan
tetapi pada kebanyakan kasus, rasa kecemasan berat sedangkan kecemasan
kekhawatiran tersebut tidak dikatakan berat sekali tidak ada. Berdasarkan tingkat
(Kaplan,2010). Pada trimester terakhir ini, kecemasan primigravida mengalami
janin ibu sedang berada didalam tahap kecemasan sebanyak 12 responden (40%)
penyempurnaan dan akan semakin dengan tingkat kecemasan sedang.
bertambah besar sampai memenuhi Hasil penelitian yang dilakukan
seluruh anggota rahim. Ibu akan winda (2013), tingkat kecemasan yaitu

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
4 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
pada primigravida sebesar 19 orang hal-hal tersebut, maka penulis tertarik
(36,5%) mengalami kecemasan dan 7 untuk melakukan penelitian dengan judul
orang (13,5 %) tidak mengalami “Perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil
kecemasan. Sedangkan pada multigravida, primigravida dengan multigravida
10 orang (19, 2%) mengalami kecemasan trimester III dalam menghadapi persalinan
dan 16 orang (30,8%) tidak mengalami di Desa Wringinputih”.
kecemasan. Hasil yang diperoleh pada
penelitian ini sesuai dengan penelitian Metode Penelitian
yang dilakukan oleh Astria (2009).
Penelitian yang dilakukan pada tahun Penelitian ini termasuk jenis penelitian
2009 tersebut menyimpulkan bahwa deskriptif komparatif dengan pendekatan
pasien primigravida mempunyai cross sectional. Penelitian ini dilakukan di
kecenderungan 3,74 kali untuk mengalami Desa Wringinputih pada tanggal 25 Juni 2015
kecemasan pada trimester ketiga – 03 Juli 2015. Populasi dalam penelitian ini
dibandingkan pada pasien multigravida. adalah seluruh ibu hamil primigravida dan
Berdasarkan pengambilan data multigravida trimester III di Desa
awal pada bulan Maret 2015 di desa Wringinputih pada bulan Juni 2015 sebanyak
Wringinputih didapatkan data jumlah ibu 41 orang. teknik sampling menggunakan
hamil trimester III sebanyak 37 orang, 19 random dengan alokasi sama, yaitu sampel
primigravida dan 18 orang multigravida, diambil secara acak dari tiap strata dan
terdapat 10 orang yang diwawancarai oleh disamakan kedua jumlahnya. Besar sampel
penulis yang terdiri 5 primigravida dan 5 yang diambil adalah 38 responden yang
mutigravida didapatkan 3 ibu hamil terdiri dari 19 responden ibu hamil
primigravida mengalami ketakutan dalam primigravida trimester III dan 19 responden
menghadapi persalinan, terutama keadaan multigravida trimester III. Instrumen yang
bayinya normal atau tidak, mengatakan digunakan dalam penelitian ini adalah
cemas terhadap persalinan yang akan kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup
dialami karena menurut cerita teman yaitu diisi oleh responden dengan pilihan
bahwa persalinan itu sangat nyeri dan jawaban tidak pernah skor 1, jawaban kadang
sakit serta 2 orang ibu hamil primigravida kadang skor 2, jawaban sering skor 3, dan
mengatakan tidak cemas karena sudah jawaban selalu skor 4 kemudian skor
mempersiapkan persalinan dengan baik dijumlahkan dan hasilnya dikategorikan jika
dan berfikir positif dan yakin bahwa total skor 22–38 : kecemasan ringan, skor 39–
persalinanya nanti akan lancar dan baik- 55 : kecemasan sedang, skor 56–72 :
baik saja. Kemudian 2 ibu hamil kecemasan berat. skor 73–89 : Kecemasan
multigravida mengatakan mengalami sangat berat. Kuesioner yang digunakan
kecemasan karena 1 ibu hamil tersebut dalam penelitian ini harus terlebih dahulu
riwayat abortus dan 1 lagi anak pertama dilakukan uji validitas dan reabilitas. Uji
mengalami kesulitan saat persalinan dan validitas dilakukan kepada 20 ibu hamil
ibu takut hal itu akan terulang kembali primigravida dan multigravida trimester III
dan 3 diantaranya ibu hamil multigravida minggu di Desa Ngempon.
mengatakan tidak cemas menghadapi
persalinan karena sudah pernah HASIL DAN PEMBAHASAN
melahirkan dan mempersiapkan persiapan Penelitian dilakukan di Desa Wringinputih
persalinan dengan baik. pada tanggal 25 Juni – 03 Juli 2015.
Desa Wringinputih terdapat pustu Responden ibu hamil primigravida dan
yang dekat dengan pabrik-pabrik dan multigravida trimester III dengan jumlah
memungkinkan tempat mudah dijangkau responden 38responden.
dan dikenal oleh banyak orang termasuk A. Tingkat Kecemasan pada ibu hamil
kalangan diluar daerah Wringinputih dan primigravida trimester III dalam
juga populasi ibu hamilnya lebih banyak menghadapi persalinan
dibanding daerah sekitarnya. Berdasarkan

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
5 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Tingkat C. Distribusi frekuensi item pertanyaan
Kecemasan Ibu hamil Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Primigravida Trimester III Berdasarkan jawaban item
dalam menghadapi persalinan pertanyaan Tingkat Kecemasan
di Desa Wringinputih, Ibu hamil primigravida dan
Kecamatan Bergas, Kabupaen multigravida Trimester III
semarang, 2015 dalam menghadapi persalinan
di Desa Wringinputih,
Tingkat Frekuensi Presentase Kecamatan Bergas, Kabupaten
Kecemasan (%)
Semarang, 2015
Ringan 2 10,5
Sedang
6 31,6 No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu
Berat pernah kadang
8 42,1
Sangat Berat P M P M P M P M
3 15,8
1. Saya merasa 10, 42, 36, 52, 31, 5,3 21, 0
Jumlah 19 100.0 cepat lelah dari 5% 1% 8% 6% 6% % 1%
biasanya
Berdasarkan tabel 4.4 dapat menjelang
diketahui bahwa dari 19 responden perkiraan
primigravida trimester III sebagian besar persalinan.
dalam menghadapi persalinan dengan 2. 2 Saya sering 10, 36, 31, 52, 42, 10, 15, 0
tingkat kecemasan berat, yaitu sejumlah 8 merasa badan 5% 8% 6% 6% 1% 5% 8%
orang (42,1 %). saya lemah,
B. Tingkat Kecemasan pada ibu hamil mudah capek
menjelang
multigravida trimester III dalam perkiraan hari
menghadapi persalinan persalinan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Tingkat Kecemasan Ibu hamil 3. Saya sering 0 % 31, 57, 36, 36, 31, 5,3 0
multigravida Trimester III dalam merasa sering 6% 9% 8% 8% 6% %
kencing perkiraan
menghadapi persalinan di Desa hari persalinan.
Wringinputih, Kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang, 2015 4. Saya susah tidur 5,3 68, 47, 26, 10, 5,3 36, 0
Tingkat Frekuensi Presentase (%) atau tidak dapat % 4% 4% 3% 5% % 8%
Kecemasan istirahat dengan
tenang menjelang
Ringan 11 57,9 perkiraan
persalinan.
Sedang 6 31,6
5. Saya merasa 10, 63, 47, 21, 5,3 10, 36, 5,
Berat 2 10,5 kikuk jika 5% 2% 4% 1% % 5% 8% 3
mengingat proses %
Sangat Berat 0 0 persalinan.
Jumlah 19 100.0 6. Saya merasa kaku 10, 31, 57, 68, 15, 0 15, 0
dan canggung 5% 6% 5% 4% 8% 8%
melihat
perubahan pada
diri saya.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat 7. Saya merasa 15, 42, 26, 36, 31, 21, 26, 0
diketahui bahwa dari 19 responden tegang menjelang 8% 1% 3% 8% 6% 1% 3%
multigravida trimester III sebagian besar hari perkiraan
dalam menghadapi persalinan dengan lahir.
tingkat kecemasan ringan, yaitu sejumlah
8. Saya merasa 21, 26, 26, 42, 36, 31, 15, 0
11 orang (57,9 %).
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
6 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
takut/khawatir 1% 3% 3% 1% 8% 6% 8% 18. Saya khawatir 5,3 36, 42, 57, 0 0 52, 5,
akan terjadi jika bayi saya % 8% 1% 9% 6% 3
kematian pada tidak lahir tepat %
saat proses waktu dari
persalinan. perkiraan lahir.

9. Saya 10, 52, 47, 36, 21, 10, 21, 19. Saya sering 15, 42, 63, 52, 0 5,3 21, 0
takut/khawatir 5% 6% 4% 8% 1% 5% 1% menyendiri saat 8% 1% 2% 6% % 1%
bayi saya akan merenungkan
meninggal dalam proses persalinan.
kandungan
sebelum lahir. 20. Saya merasa 15, 73, 57, 26, 10, 0 15, 0
perasaan yang 8% 7% 9% 3% 5% 8%
10. Saya takut ketika 10, 47, 57, 31, 15, 15, 15, aneh menjelang
mengingat 5% 4% 9% 6% 8% 8% 8% persalinan
pengalaman
bersalin yang 21. Saya merasa 26, 42, 42, 47, 21, 10, 10, 0
gagal/persalinan khawatir akan 3% 1% 1% 4% 1% 5% 5%
teman saya yang kehilangan
gagal. perhatian yang
saya dapat saat
11. Saya 10, 42, 31, 47, 21, 10, 36, hamil.
takut/khawatir 5% 1% 6% 4% 1% 5% 8%
tentang 22. Saya khawatir 36, 47, 26, 42, 15, 5,3 21, 5,
kesejahteraan tidak dapat 8% 4% 3% 1% 8% % 1% 3
janin yang saya mempersiapkan %
kandung kehadiran bayi
dengan baik.
12. Saya 5,3 42, 36, 42, 10, 15, 47,
takut/khawatir % 1% 8% 1% 5% 8% 4%
tentang Berdasarkan tabel 4.6 dapat
keselamatan saya
diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil
saat menghadapi
persalinan. primigravida mengalami tingkat
kecemasan dan khawatir tentang bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal
13. Saya merasa 10, 47, 52, 42, 15, 10. 21,
yaitu sebesar 73,3% dan takut
bersalah apabila 5% 4% 6% 1% 8% 5% 1% menghadapi persalinan karena melihat
saya tidak bisa pengalaman teman yang persalinannya
melahirkan bayi gagal sebesar 57,9%, kemudian pada
secara normal. multigravida sebagian besar tidak
14. Saya khawatir 26, 5,3 36, 73, 26, 21, 10, mengalami kecemasan yang dinyatakan
jika bayi yang 3% % 8% 7% 3% 1% 5% pada jawaban pertanyaan tentang khawatir
akan saya dalam menghapi persalinan banyak yang
lahirkan dalam menjawab tidak pernah 42,1 % dan
keadaan tidak meraka juga tidak pernah membayangkan
normal.
atau khawatir bahwa bayi yang akan
15. Saya takut 15, 68, 52, 31, 5,3 0 26, dilahirkan dalam keadaan cacat (68,8%).
apabila bayi yang 8% 8% 6% 6% % 3%
saya lahirkan
cacat.

16. Saya takut tidak 10, 42, 57, 52, 5,3 5,3 26, 1. Analisis Bivariat
bisa merawat bayi 5% 1% 9% 6% % % 3% Analisis bivariat pada bagian
saya dengan baik. ini digunakan untuk mengetahui
17. Saya ingin proses 10, 47, 52, 47, 10, 5,3 26,
perbedaan tingkat kecemasan pada
persalinan ini 5% 4% 6% 4% 5% % 3% responden primigravida dengan
segera multigravida trimester III dalam
berlangsung. menghadapi persalinan di Desa

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
7 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
Wringinputih kecamatan bergas banyak yang kurang disebabkan karena di
Kabupaten Semarang. Desa Pringapus kurangnya kemauan dari
responden untuk mengikuti kegiatan-
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi kegiatan seperti posyandu, program Desa
Berdasarkan Tingkat siaga dan penyuluhan-penyuluhan dari
Kecemasan Ibu hamil bidan mengenai persiapan persalinan,
multigravida Trimester sehingga informasi tentang persiapan
III dalam menghadapi persalinan kurang didapatkan oleh
persalinan di Desa responden.
Wringinputih, Kecamatan Kurangnya pengetahuan pada
Bergas, Kabupaten penelitian ini juga dikarenakan ibu yang
Semarang, 2015 baru hamil pertama kali sehingga
menyebabkan belum adanya pengalaman
Variabel N
ibu terdahulu tentang persiapan
Tingkat Primigravida 19 persalinan. Menurut Notoatmodjo (2010)
kecemasan pengalaman pribadi dapat digunakan
Multigravida 19 sebagai upaya memperoleh pengetahuan
dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang
Hasil penelitian tingkat
dihadapi masa lalu. Pengalaman yang
kecemasan ibu hamil primigravida
lalu dapat membantu ibu dalam
dan multigravida dalam menghadapi
mengetahui tentang persiapan persalinan
persalinan dengan menggunakan uji t-
dari kejadian yang telah dilaluinya. Hasil
test independent yang terdapat di
tersebut didukung dengan hasil penelitian
lampiran, diketahui bahwa rata-rata
yang dilakukan oleh Rahmaningrum
skor tingkat kecemasan ibu hamil
(2002) yang menyimpulkan bahwa
primigravida sebesar 2,632, sedangkan
pengetahuan ibu primigravida tentang
pada ibu hamil multigravida sebesar
persiapan persalinan sebagian besar
1,526. Berdasarkan uji t independen
dalam kategori kurang sejumlah 27
menunjukkan bahwa nilai p = 0,000.
responden (84,37%) dan dalam kategori
Terlihat bahwa nilai p 0,000 < α
baik sejumlah 5 responden (15,63%). Hal
(0,05), ini menunjukkan bahwa ada
ini karena ibu primigravida merupakan
perbedaan yang signifikan tingkat
ibu yang hamil pertama sehingga
kecemasan ibu hamil primigravida
persiapan persalinan merupakan hal yang
dengan multigravida trimester III
baru baginya dan belum memiliki
dalam menghadapi persalinan di desa
pengalaman dalam persalinan, dan
Wringinputih, Kecamatan Bergas,
ditambah lagi kurangnya informasi
Kabupaten Semarang.
tentang persiapan persalinan sehingga
wajar jika banyak ibu primigravida ini
memiliki pengetahuan yang kurang.
Hal lainnya yang membuat
pengetahuan tentang persiapan persalinan
pada penelitian ini kurang adalah
Pembahasan pendidikan ibu yang dapat
1. Pengetahuan persiapan persalinan ibu mempengaruhi penyerapan informasi
hamil primigravida di Desa Pringapus yang didapatkan ibu tentang persiapan
Hasil penelitian menunjukan bahwa persalinan. Pendidikan ibu yang
sebagian besar responden mempunyai kebanyakan pendidikan menengah
pengetahuan kurang sebanyak 22 sebanyak 18 responden (48,6%), kurang
responden (59,5%). Berdasarkan info dari membantu ibu dalam memahami suatu
Bidan Desa, Pengetahuan responden informasi. Hal ini sesuai pendapat

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
8 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
Wawan dan Dewi (2010) yang terhadap keamanan ibu dan bayi.
mengatakan pada umumnya makin tinggi Rencana kelahiran biasanya mencakup
pendidikan seseorang makin mudah info tentang hal yang lebih disukai
menerima informasi. Sebaliknya, pasangan untuk perawatan persalinan dan
semakin rendah pendidikan, maka orang kelahiran serta perawatan segera pada
akan semakin kesulitan dalam menyerap bayi baru lahir.
informasi yang datang dari luar. Persiapan ibu yang kurang siap
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini meliputi ibu tidak
pengetahuan yaitu pendidikan berarti rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
bimbingan yang diberikan seseorang ke petugas kesehatan minimal 3 kali,
terhadap perkembangan orang lain dimana sebagian besar responden tidak
menuju ke arah cita-cita tertentu yang melakukannya, yaitu 20 responden
menentukan manusia untuk berbuat dan (54,1%). Selain itu, banyak ibu yang
mengisi kehidupan untuk mencapai sejak awal ibu hamil dan suami belum
keselamatan dan kebahagiaan. menentukan persalinan ditolong oleh
Pendidikan diperlukan untuk mendapat bidan atau dokter. Keluarga dan suami
informasi misalnya hal-hal yang belum mempersiapkan diri bilamana saat
menunjang kesehatan sehingga dapat persalinan terjadi kegawatdaruratan.
meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan Suami atau keluarga belum menyiapkan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk donor darah jika sewaktu-waktu
juga perilaku seseorang akan pola hidup diperlukan ibu. Dimana sebagian besar
terutama dalam memotivasi untuk sikap keluarga responden belum menentukan
berperan serta dalam pembangunan pada ke fasilitas kesehatan mana ibu akan
umumnya makin tinggi pendididkan dirujuk jika terjadi kegawatdaruratan,
seseorang makin mudah menerima yaitu sejumlah 19 responden (51,4%) dan
informasi. sebagian besar responden juga
Namun dalam penelitian ini masih mengatakan belum mempersiapkan diri
ada responden yang berpengetahuan baik. bilamana saat persalinan terjadi keadaan
Pengetahuan baik yang didapatka yang gawat darurat, dimana responden
responden dipengaruhi dengan yang tidak melakukannya sejumlah 23
lengkapnya informasi yang didapatkan responden (62,2%).
ibu yang berhubungan juga dengan Selain itu penyebab dari
kesadaran ibu tentang pentingnya ketidaksiapan ibu dalam persiapan
persiapan persalinan. persalinan adalah seperti pendamping
2. Persiapan persalinan ibu hamil persalinan dan pencegahan komplikasi
primigravida di Desa Pringapus kecamtan penting untuk mengurangi Angka
Pringapus, Kabupaten Semarang Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
Hasil penelitian menunjukan karena persiapan persalinan yang kurang
persiapan persalinan sebagian besar dan sebagai pencegahan terjadinya
kurang siap sebanyak 22 responden komplikasi yang kemungkinan dapat
(59,5%). Kurang siapnya ibu ditandai terjadi dengan slogan menuju persalinan
dengan ibu belum mempunyai beberapa aman dan selamat.
rencana persalinan meliputi tempat dan Bidan dapat membantu ibu dan
siapa yang menolong. Persalinan sendiri keluarga dengan program P4K dan
adalah suatu proses pengeluaran hasil menempelkan stiker Program
konsepsi yang dapat hidup dari dalam Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
uterus melalui jalan lahir (Sumarah, dkk, Komplikasi (P4K) di rumah ibu hamil
2008: 1). setelah merencanakan persalinan dengan
Rencana kelahiran dapat membantu petugas kesehatan (Kesehatan ibu dan
menyiapkan wanita dan pasangannya anak, 2010).
dalam mencapai tujuan yang realistis, 3. Hubungan pengetahuan dengan persiapan
yang berhubungan dengan perhatian menghadapi persalinan ibu hamil

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
9 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
primigravida di Desa Pringapus tingkat pengetahuan kurang mempunyai
Kecamatan Pringapus, Kabupaten resiko kurang persiapan dalam
Semarang menghadapi kelahiran bayinya.
Berdasarkan hasil penelitian pada Pengetahuan pada penelitian ini
tabel 4.6 mengenai distribusi frekuensi berhubungan dengan perilaku seseorang
hubungan pengetahuan dengan persiapan ibu dalam memersiapkan persalinannya
menghadapi persalinan pada ibu hamil karena kurangnya pengetahuan tentang
primigravida di Desa Pringapus diketahui ersiapan persalinan mempengaruhi
dari 37 responden, diketahui bahwa dari perilaku ibu sehingga akan
penelitian di Desa Pringapus didapatkan mengakibatkan kurangnya persiapan
hasil bahwa responden dengan tingkat persalinan yang dilakukan berdasarkan
pengetahuan kurang sebagian besar pengetahuan yang dimilki. Menurut
mengalami kurangnya persiapan Notoatmodjo (2010) salah satu faktor
menghadapi persalinan yaitu sebanyak 18 yang mendukung persiapan adalah faktor
responden (81,8%) dan responden dengan intra personal, yaitu ciri-ciri perorangan
tingkat pengetahuan baik sebagian besar yang mempengaruhi perilaku seperti
baik dalam mempersiapkan kelahiran pengetahuan, sikap, kepercayaan dan
bayinya yaitu sebanyak 11 responden pembawaan kepribadian.
(73,3%). Hasil penelitian juga Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi
menemukan bahwa ibu yang mempunyai oleh faktor pendidikan formal.
tingkat pengetahuan baik tetapi Pengetahuan sangat erat hubungannya
persiapannya kurang sejumlah 4 dengan pendidikan, dimana diharapkan
responden (26,7%). Hal ini dikarenakan bahwa dengan pendidikan yang tinggi
ibu sibuk bekerja sehingga ibu tidak maka orang tersebut akan semakin lua
dapat melakukan persiapan sedini pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu
mungkin. Pengetahuan ibu yang kurang ditekankan, bukan berarti seseorang yang
dan kurangnya persiapan dalam berpindidikan rendah mutlak
menghadapi persalinan disebabkan berpengetahuan rendah pula. Hal ini
karena kurangnya kemauan ibu dalam mengingat bahwa peningkatan
tindakan mempersiapkan kelahiran pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari
bayinya yang disebabkan karena pendidikan formal saja, akan tetapi dapat
kurangnya pengetahuan ibu tentang diperoleh melalui pendidikan non formal.
persiapan persalinan. Pengetahuan seseorang tentang suatu
Berdasarkan analisa data yang obyek mengandung dua aspek ini yaitu
diperoleh dengan menggunakan uji Chi aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini
Square didapatkan nilai p value 0,003 < α yang akan menentukan sikap dan perilaku
(0,05), jadi Ho ditolak. Kesimpulan dari seseorang, semakin banyak aspek positif
uji tersebut adalah ada hubungan antara dan obyek yang diketahui maka akan
pengetahuan ibu dengan persiapan ibu menimbulkan sikap dan perilaku makin
dalam menghadapi persalinan di Desa positif terhadap obyek tertentu. Menurut
Pringapus. Pada penelitian ini didapatkan teori WHO, salah satu bentuk obyek
pengetahuan tentang persiapan persalinan kesehatan dapat dijabarkan oleh
ibu yang kurang menyebabkan ibu pengetahuan yang diperoleh dari
kurang siap untuk mempersiapkan pengalaman sendiri (Notoatmodjo, 2007).
kelahiran bayinya. Selain pengetahuan adat dan budaya
Hal ini sesuai dengan hasil ternyata juga membuat ibu dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Hany pengetahuan baik tentang persiapan
Puspita Aryani, 2012) yang menyatakan persalinan tidak menyiapkan persiapan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna persalinan karena belum boleh oleh
antara pengetahuan ibu dengan persiapan keluarga pengetahuan juga merupakan
menghadapi persalinan pada ibu hamil tahapan dalam perubahan perilaku.
primigravida. Ibu yang mempunyai Sebelum orang mengadopsi perilaku ibu

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
10 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
harus tahu terlebih dahulu persiapan bermakna secara statistik Ha diterima, hal
persalinan disinilah peran bidan untuk ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
memberikan konseling kepada ibu untuk antara tingkat pengetahuan pekerja seks
memberikan pengetahuan tentang komersial tentang HIV/AIDS dengan
persiapan persalinan. Pengetahuan baik minat mengikuti voluntary counseling and
tentang persiapan persalinan akan testing.
mempengaruhi ibu untuk mempersiapkan Saran
persalinannya dengan baik. 1. Bagi responden (pekerja seks komersial)
Diharapkan dengan adanya penelitian
Keterbatasan Penelitian tentang pengetahuan pekerja seks
Berdasarkan hasil penelitian yang komersial tentang HIV/AIDS dengan
telah dilakukan, penelitian ini memiliki minat mengikuti voluntary counseling and
keterbatasan yaitu: dalam melakukan testing responden lebih aktif dalam upaya
penelitian peneliti mengalami kesulitan penanggulangan dan pencegahan
karena sebagian besar responden yang bekerja HIV/AIDS melalui program VCT.
di pabrik sehingga sulit untuk bisa bertemu 2. Bagi puskesmas
dengan responden, dan waktu yang Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dibutuhkan untuk penelitian menjadi lebih digunakan sebagai acuan bagi puskesmas
panjang. Dalam penelitian ini juga setempat untuk memberikan penyuluhan
menggunakan kuesioner tertutup sehingga kepada masyarakat tentang penyakit
responden hanya bisa menjawab benar atau HIV/AIDS dan minat mengikuti VCT .
salah dan iya atau tidak sehingga tidak dapat 3. Bagi masyarakat
menguraikan jawaban selain jawaban yang Hasil penelitian ini masyarakat
tersedia dan jawaban mereka belum bisa diharapkan mengetahui tentang penyakit
mengukur pengetahuan dan persiapan secara HIV/AIDS sehingga dapat berminat dalam
mendalam. mengikuti VCT khususnya warga sekitar
Lokalisasi Tegalpanas Kecamatan Bergas
PENUTUP Kabupaten Semarang.

Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian hubungan
antara tingkat pengetahuan pekerja seks Afifah, Siti Nur. Hubungan Pengetahuan
komersial tentang HIV/AIDS dengan minat PUS dengan Minat Memilih Metode
mengikuti voluntary counseling and testing di Kontrasepsi Mantap di Kelurahan
Lokalisasi Tegalpanas Kecamatan Bergas Karangjati, kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang maka dapat Kabupaten semarang. Karya Tulis
disimpulkan bahwa: Ilmiah. AKBID Ngudi Waluyo
1. Tingkat pengetahuan pekerja seks Ungaran; 2013.
komersial tentang HIV/AIDS dengan
kategori baik adalah sebanyak 20 (33,9%) A.Wawan, Dewi M. Teori & Pengukuran
responden, kategori cukup 20 (33,9%) Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
responden dan kategori kurang sebanyak Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika;
19 (32,2%) responden. 2010.
2. Minat pekerja seks komersial mengikuti
voluntary counseling and testing dengan Budiman & Agus Riyanto. Kapita Selekta
kategori tinggi 19 (32,2%) responden, Kuesioner. Jakarta : Salemba Medika;
kategori sedang sebanyak 21 (35,6%) 2014.
responden dan kategori rendah sebanyak
19 (32,2%) responden. Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi
3. Berdasarkan hasil uji statistik Kendall Tau Aksara; 2012.
didapatkan p-value sebesar 0,030 maka
0,030<0,05 maka hasil Ho ditolak atau

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
11 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
Depkes RI. Modul Pelatihan Konseling dan
Tes Sukarela HIV (Voluntary Noviana, Nana. Kesehatan Reproduksi HIV-
Counseling and Testing=VCT); 2006. AIDS. Jakarta : Trans info media;
2003.
Dinkes Kabupaten Semarang. Profil
Kesehatan Kabupaten Semarang; Nursalam & Kurniawati, N. D. Asuhan
2009. Keperawatan Pasien Terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika;
Djoerban, Zubairi dan Samsuridjal Djauzi. 2007.
Ilmu Penyakit Dalam, jilid II edisi IV.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam; Riwidikdo. Statistik Kesehatan. Yogyakarta :
2007. Mitra Cendika Press; 2009.

Hutapea, Ronald. AIDS & PMS dan Riyanto, Agus. Aplikasi Metodologi
Pemerkosaan. Jakarta : Rineka Cipta; Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
2010 Nuha Medika; 2011.

Kumalasari, intan, dkk. Kesehatan Romauli, dkk. Kesehatan Reproduksi.


reproduksi. Jakarta : Salemba Yogyakarta : Nuha Medika; 2009.
Medika; . 2013.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian.
Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Bandung: Alfabeta; 2009.
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta; 2010. Widyastuti, dkk. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta : Firtamaya; 2009.
Nursalam & Kurniawati, N. D. Asuhan
Keperawatan pada Pasien Terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika;
2013

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
12 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL TENTANG HIV/AIDS
DENGAN MINAT MENGIKUTI VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING
DI LOKALISASI TEGALPANAS KECAMATAN BERGAS
KABUPATEN SEMARANG

ARTIKEL

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
13 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
Disusun Oleh :
DWI PUJI RAHAYU
NIM. 0121535

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO


UNGARAN
2015

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI
14 PERSALINAN DIDESA WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai