Anda di halaman 1dari 30

Karakteristik Kewirausahaan Dan Karakteristik Wirausaha

Karakteristik Kewirausahaan

1. Motif Berprestasi Tinggi

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha


karena adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede
Anggan Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah
suatu nilai social yang menekankan pada hasrat utuk mencapai yan
terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah
kebutuhan yang harus dipenuhi. Seprti yang dikemukakan oleh Maslow
(1943) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan
kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan tingkatan pemuasannya. Kebutuhan
berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkaN SEBELUMNYA

Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki


cirri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34):

1 Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang


timbul pada dirinya.
2 Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan.
3 Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
4 Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
5 Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.

Jika tugas yang diembannya sangat ringan.maka wirausaha merasa kurang


tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit
yang memungkinkan pecapaian keberhasilan sangat rendah.

2. Selalu Perspektif

Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan dengan


lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha
memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang
berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan
maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya
( Suryana,2003 : 23).
Kuncinya pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta
berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin
dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam
mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.Pandangan yang
jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karya yang
sudah ad. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu
peluang.

Memiliki Kreatifitas Tinggi

Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir


yang baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan
adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu
yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang
ditulis Suryana (2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas
sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir
sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah
menciptakan sesuatu dari asalnya tidak ada.

Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian yaitu :

6 Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.


7 Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan
cara baru
8 Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan
lebih baik

4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi Menjadi wirausaha yang handal


tidaklah mudah.

Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah


menunjukkan kepada kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil
sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa. Sebeer Bathia, seorang
digital entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com pada tanggal 1996,
baru menyadari hal ini ketika ia berguru kepada orang-orang seperti
Steve Jobs, penemu computer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu
membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga penemuannya
senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik mocrosoft yang
juga manusia biasa.
5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan,

Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab Seorang wirausaha harus


memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam
mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang akan digelutinya, di
dalam menjalankan usaha tersebut wirausaha yang sukses terus memiliki
tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan
usahanya, ia tidak setengahsetengah dalam berusaha, berani menanggung
resiko, bekerja keras dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang
ada di pasar.

Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digeluti


maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam
usahanya. Oleh karena itu pentng sekali bagi seorang wirausaha untuk
komit terhadap usaha dan pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan
tanggung jawab yang baik.

6. Mandiri atau Tidak Ketergantungan

Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk


menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif
dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi
tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempuyai kemampuan
kreatif dalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam
menciptakan peluang usaha dalam pikrannya, dia dapat mandiri dalam
usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain.
Seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang
baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang 10 ada di
sekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah
ada, dan menemukan cara baru untuk memberkan kepuasan kepada knsumen.

7. Berani Mengambil Resiko Richard Cantillon, orang pertama yang


menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke 18, mengatakan bahwa
wirausaha adalah seseorang yang menanggung resiko. Wirausaha dalam
mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan
perhitugan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap
pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu wirasaha
selalu berani engambil resiko yang moderat, artinya resiko yang
diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian
resiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk
terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil
itu harus nyata atau jelas dan obyektif, dan merupakan umpan balik
bagi kelancaran kegiatannya ( Suyana, 2003 : 14-15 ).

8. Selalu Mencari Peluang Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang


positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri
sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan
masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan serta
sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut

Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil.


Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari
peluangpeluang, mengumpulkan sumber daya ( bahan, manusia ,
teknologi, dan modal ) yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan,
menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk orang lain,
dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan.

10. Memiliki Kemampuan Manajerial

Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha


adalah kemampuan untuk managerial usaha yang sedang digelutinya,
seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha,
mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha dan sumer daya manusia,
mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaannya yang kesemuannya itu adalah merupakan kemampuan
managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu
semua maka bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha
yang diperoleh.

Karakteristik Wirausaha

Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh karakter dasar yang
perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Action oriented.

Seorang entrepreneur selalu ingin segera bertindak, sekalipun


situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah
see and do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk dihindari, melainkan
untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.

2. Berpikir simpel.

Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu


belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka
bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang
kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan
masalah satu demi satu secara bertahap.

Mereka selalu mencari peluang-peluang baru.

Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari
usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau
belajar yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan menambah
landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama,
mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti
model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur
biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau
produk baru, melainkan juga dengan cara-cara baru.

4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi.

Seorang wirausahabukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam


melihat peluang, atau memiliki penciuman yang kuat terhadap
keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang
bukan hanya dicari, diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena
wirausaha melakukan investasi dsn menanggung resiko, maka seorang
wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausah-wirausaha
yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin
pekerjaannya beres, dan apa ya g dipikirkan dapat dikerjakan segera.
Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selslu berhubungan
dengan waktu.
Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi
peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan
kembali lagi. Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus
dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value
chain).

5. Hanya mengambil peluang yang terbaik.

Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai ekonomis yang


terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan
menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu
biasanya dikaitkan dengan "rasa suka" terhadap objek usaha atau
kepercayaan bahwa dia "mampu" merealisasikannya. Pada akhirnya,
sukses yang diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang
itu dalam memilih.

Fokus pada eksekusi.

Wirausaha bukanlah orang yang bergulat dengan pikiran, merenung atau


menguji hipotesis, melainkan orang yang fokus pada eksekusi. Mereka
tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam
pikiran penuh keraguan. "Manusia dengan entrepreneur mindset
mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan yang
dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati" (McGraith
dan Mac Millan,2000,hlm.3). Mereka juga adaptif terhadap situadi,
yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau kesulitan
di lapangan.

7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti.

Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan


pikiran setiap orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya.
Mereka membangun jaringan daripada melakukan impiannya sendiri.
Ibarat seorang orkestraktor atu dirigen musik, dia mengumpulkan
pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan instrumeninstrumen yang
berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai
penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang,
membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan
berkomunikasi
Karakteristik Wirausahan Menurut Fadel Muhammad

Menurut Fadel Muhammad, ada tujuh ciri yang merupakan identitas seorang
wirausahawan,yaitu sebagai berikut.

9 Kepemimpinan.
10 Inovasi.
11 Cara mengambil keputusan.
12 Sikap tanggap terhadap perubahan.
13 Bekerja secara efisien.
14 Memiliki visi masa depan.
15 Memiliki sikap terhadap risiko.

Karakteristik Wirausahan Menurut Wasty Soemanto

Menurut Wasty Soemanto, tanda wirausaha adalah manusia yang memiliki


kepribadian kuat.Hal itu ditunjukkan dengan ciri-ciri, antara lain sebagai
berikut.

16 Sikap moral yang tinggi.


17 Sikap mental wiraswasta.
18 Kepekaan terhadap lingkungan.
19 Keterampilan wirausaha.

Karakteristik Wirausahan Menurut Me. Celland

Menurut Me. Celland, wirausaha memiliki beberapa karakteristik, antara lain


sebagai berikut.

20 Keinginan untuk berprestasi.


21 Keinginan untuk bertanggungjawab.
22 Preferensi kepada risiko-risiko menengah.
23 Persepsi kepada kemungkinan hasil.
24 Rangsangan oleh umpan balik.
25 Aktivitas energik.
26 Berorientasi ke masa depan.
27 Keterampilan dalam pengorganisasian.
28 Sikap hati-hati tentang uang.

Karakteristik Wirausahan Menurut Zimmerer dan Scarborough

Menurut Zimmerer dan Scarborough, karakteristik wirausaha yang sukses


antara lain sebagai berikut.

29 Komitmen tiilggi terhadap tugas.


30 Mau bertanggungjawab.
31 Mempertahankan minat kewirausahaan dalam diri.
32 Peluang untuk mencapai cita-cita.
33 Toleransi terhadap risiko dan ketidakpastian.
34 Percaya pada diri sendiri.
35 Kreatif dan fleksibel.
36 Ingin memperoleh balikan modal segera.
37 berenergik
38 Motivasi untuk lebih unggul.
39 Berorientasi ke masa depan.
40 Mau belajar dari kegagalan.
41 Kemampuan memimpin

ada enam karakteristik utama seorang wirausahawan, yaitu sikap dan


perilaku disiplin, berkomitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovatif, serta mandiri.

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Karakteristik


Wirausaha Menurut Pandangan Para Ahli Terlengkap. Semoga postingan ini
bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk
mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.

Karakteristik Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang
berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (1996 : 5-6), misalnya, mengemukakan cirri-ciri dan watak
kewirausahaan seperti berikut :

KARAKTERISTIK WATAK

42 Percaya diri dan Memiliki kepercayaan diri yang kuat,


optimis ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan
individualistis.

43 Berorientasi pada Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,


tugas dan hasil mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan
tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.

44 Berani mengambil Mampu mengambil resiko yang wajar


resiko dan mempunyai
tantangan
45 Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan
orang lain, dan terbuka terhadap saran serta
kritik.

46 Keorsinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel

47 Berorientasi masa Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan


depan

Sumber : Geoffrey G. Meredith, et al. Kewirausahaan : Teori dan Praktek Ed. 5


hal 5-6

Ahli lain, seperti M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993 : 6-


7), mengemukakan delapan karakteritik kewirausahaan sebagai berikut :

1 Desire for responsibility, memiliki rasa tanggung jawab atas


usaha-usaha yang dilakukannya.

1 Preference for moderate risk, lebih memilih resiko moderat,


artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun
terlalu tinggi.

1 Confidence in their ability to success, memiliki kepercayaan


diri untuk memperoleh kesuksesan.

1 Desire for immediate feedback, selalu menghendaki umpan balik


dengan segera.

1 High level of energy, memiliki semangat dan kerja keras untuk


mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

1 Future orientation, berorientasi serta memiliki perspektif dan


wawasan jauh ke depan.

1 Skill at organizing, memiliki keterampilan dalam


mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

1 Value of achievement over money, lebih menghargai prestasi


daripada uang.

Authur Kurilof dan John M. Mempil (1993 : 20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan
dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan seperti :
NILAI-NILAI PERILAKU

48 Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai

49 Resiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan


perhitungan yang matang

50 Melihat peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin

51 Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk


memperoleh kejelasan

52 Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu


kegiatan

53 Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun


berada dalam situasi berat.

54 Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan


tujuan akhir.

55 Manajemen proaktif Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan.

Sumber : Fundamental Small Business Management, 1993, hal. 20

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat


dan kepribadiannya. Kepribadian wirausaha terletak pada :

1 Kepercayaan diri

1 Kemampuan mengorganisasi

1 Kreativitas

1 Menyukai tantangan

** Bebas disunting dengan menyebutkan sumber **

22 Oktober 2013Ditulis oleh : Zainal HakimHits : 19431

Karakteristik Dan Sifat Kewirausahaan

Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang


membutuhkan karakteristik dan juga memiliki sifat kewirausahaan.
Karakteristik seorang pengusaha adalah :

56 Percaya diri
57 Berorientasikan tugas dan hasil
58 Berani mengambil risiko
59 Kepemimpinan
60 Keorisinilan
61 Berorientasi ke masa depan
62 Jujur dan tekun

Karakteristik yang harus ada pada seorang wirausaha diantaranya


sebagai berikut:

Disiplin

Disiplin berasal dari kata bahasa inggris, yakni (Disciple) yang


memiliki arti pengikut, maksud pengikut disini adalah mengikuti,
mentaati terhadap semua aturan. Disiplin dan kerja keras adalah modal
awal dalam meraih kesuksesan seseorang dalam berwirausaha.

Hal ini sangat penting, karena jika kerja keras tanpa dibarengi
dengan kedisiplinan, maka yang dikerjakan kurang berarti. Para
Wirausahawan yang memiliki kemauan keras dan disiplin yang tinggi
akan mampu menggerakkan motivasi positif dalam bekerja.

Jujur

Sikap yang jujur dalam berwirausaha berarti bahwa setiap wirausahawan


harus mampu dan mau berkata apa adanya, kejujuran bisa disamakan
dengan amanat yang wajib dilakukan. Amant berarti jika diberi
kepercayaan tidak menghianati, jika berkata selalu benar dan jika
berjanji tidak pernah ingkar.

Komitmen yang Tinggi

komitmen berarti memegang teguh semua prinsip kebenaran yang berlaku


dan tidak pernah mengingkarinya meskipun hanya dengan dirinya
sendiri, kemudian selalu berusaha dalam menyesuaikan perbuatan dan
perkataannya.

Kreatif dan Inovatif


Theodore Levit berpendapat bahwa kreatif adalah Kemampuan dalam
berfikir yang berbeda dan baru. Kreatifitas yaitu berfikir sesuatu
yang baru, hal ini menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan
bertindak segala sesuatu yang baru atau berfikir segala sesuatu yang
lama dengan metode yang baru.

Woolfolk mengartikan kreatifitas, yaitu seseorang yang mampu


menghasilkan segala sesuatu yang baru atau asli serta dalam pemecahan
masalah. Secara umum kreatif berarti kemampuan seseorang dalam
menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada baik berupa gagasan
pemikiran maupun sebuah hasil karya.

Realistis dan Mandiri

Sifat yang tidak menggantungkan segala sesuatu terhadap orang lain


dan mengerjakan sesuatu dengan kemampuannya sendiri serta tidak
merasa besar karena hasil kerja orang lain, akan tetapi besar karena
hasil usahanya sendiri.

Orang yang mandiri adalah orang yang tahu siapa dirinya dan apa
dirinya, dia adalah seseorang yang mengetahui apa yang harus
dekerjakannya, karena sadar akan apa yang dituju. Orang yang utuh,
maksudnya menerima kekurangan dan kelebihan yang dia miliki. Dia
selalu mengerjakan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya
(Realistis) dan bekerja sesuai dengan keyakinan serta kemampuan yang
dia miliki.

Karakteristik Wirausaha
Bygrave dan BN Marbun membuat beberapa karakteristik seorang
wirausaha. Berikut adalah karakteristik wirausaha menurut para ahli.

Karakteristik wirausaha menurut Bygrave 10 D.


63 Dream
Mimpi, visi atau tujuan.
Mempunyai visi terhadap masa depan pribadinya.
Kemampuan untuk mewujudkan impiannya.

64 Decisiveness
Ketegasan dalam mengambil keputusan.
65 Doers
Pelaksana
Melaksanakan kegiatan secepat mungkin.
Tidak menunda kesempatan dalam usahanya.
66 Determination
Pantang menyerah.
Melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian.
Rasa tanggung jawab yang tinggi.
67 Dedication
Fokus.
Dedikasi terhadap usahanya sangat tinggi, terkadang
mengorbankan keluarganya sementara untuk kepentingan
usahanya.
68 Devotion
Tidak mengenal lelah.
Perhatiannya dipusatkan untuk kegiatan usahanya.
69 Details
Terperinci.
Memperhatikan sampai ke hal-hal kecil.
70 Destiny
Nasib.
Menentukan nasibnya sendiri.
Tidak tergantung pada orang lain.
71 Dollars
Kekayaaan.
Tidak mengutamakan kekayaan.
Uang sebagai ukuran kesuksesan.
Motivasi bukan karena uang.
72 Distribute
Delegasi tugas.
Membagi tugas dengan bawahannya.
Delegasi tugas dan tanggung jawab.

Karakteristik wirausaha menurut BN Marbun.


73 Percaya diri
Optimis, tidak terpengaruh oleh orang lain.
74 Beroirentasi pada tugas
Fokus, tekun, kerja keras, berorientasi pada laba.
75 Pengambilan risiko
Suka tantangan dan enerjik.
76 Kepemimpinan
Jiwa pemimpin, tanggung jawab, bergaul dengan orang lain.
77 Keorisinilan
Asli, inovatif dan kreatif, menciptakan perubahan.
78 Orientasi pada masa depan
Pandangan ke masa depan dan tidak berjalan di tempat.

Karakteristik Wirausaha
79 Disiplin (Disciple)
Taat terhadap peraturan usaha untuk mengatur atau mengontrol.
80 Komitmen tinggi
Fokus pikiran diarahkan pada tugas dan kegiatan.
Orang yang menaati atau memenuhi janji untuk memajukan
usahanya sampai berhasil.

81 Jujur
Kunci keberhasilan seorang wirausaha.
82 Kreatif dan Inovatif
Pengenalan hal-hal baru.
83 Mandiri
Mengerjakan sendiri.
Tidak tergantung pada orang lain.

84 Realistis
Kenyataan.

Karakteristik Kewirausahaan Menurut Para Ahli- Sebelumnya sudah


dibahas mengenai karakteristik wirausaha menurut bygrave, yang mana
Bygrave juga merupakan salah satu dari ahli yang mengemukakan
pendapatnya tentang karakteristik kewirausahaan. Dalam postingan
sebelumnya sudah saya jelaskan tentang pengertiak karakteristik
kewirausahaan, yang mana definisinya adalah ciri-ciri khusus yang
dimiliki oleh seorang wirausaha yang membedakannya dengan yang
lainnya. Dan di bawah ini adalah karakteristik kewirausahaan menurut
para ahli.

Karakteristik kewirausahaan menurut ByGrave

Menurut ByGrave karakteristik dibedakan menjadi 10 macam, sehingga


karakteristik yang dikemukakan oleh seorang ahli yang bernama Bygrave
ini dikenal dengan istilah 10 d, yaitu dream, decisiveness,
determination, dedication, devotion, details, destiny, distribute dan
dollars. Untuk mengetahui penjelasannya dapat menuju artikel saya
yang sebelumnya yaitu : karakteristik wirausaha menurut bygrave.

Karakteristik kewirausahaan menurut Fadel Muhammad

Fadel Muhammad mengemukakakan pendapatnya bahwa kewirausahaan


memiliki beberapa karakteristik, menurutnya karakteristik
kewirausahaan ada 7 (tujuh), apa saja ke tujuh karakteristik
kewirausahaan menurut Fadel Muhammad berikut ini ke tujuh
karakteristiknya :

85 Kepemimpinan
86 Inovasi
87 Cara pengambilan keputusan
88 Sikap tanggung jawab terhadap perubahan
89 Bekerja ekonomis dan efisien
90 Visi masa depan
91 Sikap terhadap risiko

Karakteristik kewirausahaan menurut Drs. Wasty Soemanto M. Pd

Berbeda dengan karakteristik kewirausahaan menurut ByGrave dan Fadel


Muhammad, menurut Drs Wasty Soemanto M. Pd. ciri-ciri atau
karakteristik seorang wirausaha adalah memiliki kepribadian kuat
dengan ciri-ciri sebagai berikut :

92 Memiliki moral yang baik dan tinggi


93 Mempunyai sikap mental seorang wiraswasta
94 Peka terhadap yang terjadi di lingkungannya
95 Memiliki keterampilan dalam berwirausaha

Kewirausahaan

Karakteristik kewirausahaan menurut Mc. Celand

Karakteristik kewirausahaan yang selanjutnya dikemukakan oleh Mc


Celand, menurutnya karakteristik seorang wirausaha ada 9 buah, antara
lain sebagai berikut :

96 Mempunyai keinginan yang kuat untuk berperstasi


97 Bertanggung jawab
98 Prefensi atau peduli terhadap risiko-risiko menengah
99 Persepsi atau keinginan kepada kemungkinan hasil
100 Rangsangan oleh umpan bai
101 Aktivitas energik
102 Orientasi ke masa depan
103 Keterampilan dalam pengorganisasian
104 Sikap tentang uang
Demikian saja artikel yang berjudul karakteristik kewirausahaan
menurut para ahli seperti ByGrave, Fadel Muhammad, Drs. Wasty
Soemanto, M. Pd dan Mc. Celland.

perbedaan antara kepribadian, karakter, watak, temperamen, sifat,


tipe dan kebiasaan

Personality (kepribadian) : sejumlah karakteristik individu yang


cenderung menetap dan kemudian ditampilkan lewat perilaku
Character (karakter) : suatu kualitas atau sifat yang terus-menerus
dan kekal yang dapat dijadikan mengidentifikasikan individu.
Disposition (watak) : karakter yang lama dimiliki dan sampai sekarang
belum berubah.
Temperament (temperamen) : kepribadian yang berkaitan erat dengan
determinan biologik atau fisiologik.
Trait (sifat) : respon yang senada (sama) terhadap sekelompok stimuli
yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama.
Type (ciri) : aspek yang yang mengkategorikan manusia menjadi
beberapa jenis model atau jenis tingkah laku.
Habit (kebiasaan) : respon yang sama untuk stimulus yang sama pula
dan cenderung berulang.

Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur
yang ditunjukkan oleh seseorang.

Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu,
seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang
supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut,
dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.

Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu


organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus
proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport
menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
2. Watak

Watak ialah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang menggerakan kemauan
sehingga orang tersebut bertindak. Jadi, dimaksudkan bahwa kepribadian seseorang
menunjukkan tindakan akibat kemauan yang teguh dan kukuh maka ia dinamakan seorang
yang berwatak atau sebaliknya.

Menurut Sumadi (1985), watak adalah keseluruhan atau totalitas kemungkinan-kemungkinan


bereaksi secara emosional dan volisional seseorang yang terbentuk selama hidupnya oleh
unsur-unsur dari dalam (dasar, keturunan, dan faktor-faktor endogen) dan unsur-unsur dari
luar (pendidikan dan pengalaman, serta faktor-faktor eksogen).

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 )


mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
105 Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang
dilakukannya.
106 Lebih memilih risiko yang moderat.
107 Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
108 Selalu menghendaki umpan balik yang segera
109 Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke
depan
110 Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
111 Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah
112 Selalu menilai prestasi dengan uang.

M. Scarborough dan Thomas W. immerer 1993;5) dikemungkinan beberapa


karakteristik kewirausahaan yang berhasil,

Diantaranya memiliki ciri-ciri :


113 Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas
114 Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan
bertindak terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan
kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring
115 Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak
dan hubungan bisnis.

Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan

Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan ketramplan berfikir,


seseorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar
mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-
cirinya :
116 Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?
117 Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin
118 Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda
119 Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban
yang benar
120 Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai
sukses
121 Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah
untuk menghasilkan pemecahan inovasi
122 Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit
di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif
yang lebih luas kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk
berubah.
123 Memiliki Komitmen terhadap Pekerjaan

Menurut Sony Sugema, terdahap tiga hal yang harus dimiliki


oleh

seorang wirausaha yang sukses, yaitu mimpi, kerja keras, dan ilmu.

Ilmu disertai kerja keras namun tanpa impian bagaikan perahu yang
berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras
seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa ilmu,
ibarat berlayar tanpa nakhoda, tidak jelas arah yang akan dituju.
Sering kali orang berhenti diantara sukses dan kegagalan. Namun,
seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam
pekerjaannya, karena jika tidak akan berakibat fatal terhadap segala
sesuatu yang telah dirintisnya.

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula.


Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang
dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. immerer 1993;5) dikemungkinan
beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil,

Diantaranya memiliki ciri-ciri :

Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas

Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak terhadap
peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan
mengutamakan monitoring
Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan
bisnis.

Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan

Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang


menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan
ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :

Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?

Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin

Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda

Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar

Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses

Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan


pemecahan inovasi

Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan


rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian
memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.

Karakteristik Wiraswasta (1985) Suhadi :

- Percaya pada kemampuan diri sendiri

- Mampu menghadapi persoalan dengan baik


- Berpandangan luar jauh ke depan

- Mempunyai keuletan mental

- Lincah dalam berusaha

- Berupaya mengembangkan sayap

- Berani mengambil resiko

- Berguru kepada pengalaman

Macam-macam watak menurut Hipocrates:

 Ada yang berjiwa sebagai pemimpin (koleris yang kuat)

 Ada yang perfeksionist, dan suka menganalisa (melankolis


yang sempurna)

 Ada yang suka damai, tidak suka konflik (phlegmatis yang


damai)

 Ada yang suka bicara, bersikap kekanak-kanakan (sanguinis yang populer)

3. Tempramen Pengertian temperamen dan kepribadian sering juga dipergunakan


secara tertukar. Temperamen adalah kepribadian yang lebih bergantung pada keadaan
badaniah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tabiat adalah konstitusi kejiwaan.

Menurut Allport sebagaimana dikutip oleh Sumadi Suryabrata (1985) temperament adalah
"Gejala karakteristik dari sifat emosi individu, termasuk mudah tidaknya terkena rangsangan
emosi, kekuatan dan kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hati secara fluktuasi
dan intensitas suasana hati, serta bergantung pada faktor konstitusional, yang karenanya
terutama berasal dari keturunan". Jadi, temperamen sifatnya turun-temurun dan tak dapat
diubah oleh pengaruh-pengaruh dari luar.

Pengertian Kepribadian, Watak dan Temperamen

1. Kepribadian
“Kepribadian adalah organisasi dinamis di dalam individu yang
terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah-laku
dan pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan.“ (G. Allport) Organisasi dinamis: maksudnya bahwa
kepribadian itu selalu berkembang dan berubah meskipun ada suatu
sistem organisasi yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen
dari kepribadian kita. Psikofisik: maksudnya organisasi kepribadian
melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam satu kesatuan
Menentukan: menunjukkan bahwa kepribadian mengandung
kecenderungankecenderungan determinasi yang memainkan peranan aktif
dalam tingkah laku individu.

Karakteristik (khas, unik): menunjukkan sifat individualis. Tidak ada


dua orang yang benar-benar sama dalam caranya menyesuaikan diri
terhadap lingkungan, yang berarti tidak ada dua orang yang mempunyai
kepribadian yang sama. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan:
kepribadian menghubungkan/mengantarai individu dengan lingkungan
fisiologisnya (yang kadang-kadang menguasainya).

Di sini kepribadian mempunyai fungsi adaptasidan menentukan.

2. Watak

Walaupun istilah kepribadian dan watak sering dipergunakan secara


bertukartukar, namun Allport memberi pengertian berikut: “character
is personality evaluated and personality is character
devaluated”.Allport beranggapan bahwa watak (character)dan
kepribadian (personality)adalah satu dan sama, akan tetapi, dipandang
dari segi yang berlainan. Kalau orang hendak mengadakan penilaian
(jadi mengenakan norma), maka lebih tepat dipakai istilah “watak”;
tapi kalau bermaksud menggambarkan bagaimana adanya (jadi tidak
melakukan penilaian) lebih tepat dipakai istilah “kepribadian.”

3. Temperamen

Pengertian temperamen dan kepribadian sering juga dikacaukan. Namun


umum mengakui adanya perbedaan di antara keduanya. Temperamen dilihat
sebagai disposisi yang sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor
biologis atau fisiologis dan karenanya sedikit sekali mengalami
modifikasi di dalam perkembangan. Di sini peranan keturunan lebih
penting/besar daripada segi-segi kepribadian yang lain.

Menurut Allport: “Temperamen adalah gejala karakteristik daripada


sifat emosi individu, termasuk juga mudah-tidaknya terkena rangsangan
emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan
suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitas
suasana hati. Gejala ini bergantung pada faktor konstitusional, dan
karenanya terutama berasal dari keturunan.”Menurut G. Ewald:

“Temperamen adalah konstitusi psikis yang berhubungan dengan


konstitusi jasmani.”

Di sini peranan keturunan memainkan peranan penting, sedangkan


pengaruh pendidikan dan lingkungan tidak ada. Dalam kaitan dengan
watak, G. Ewald lebih melihat temperamen sebagai yang tetap seumur
hidup, yang tak mengalami perkembangan, karena temperamen bergantung
pada konstelasi hormon-hormon, sedangkan konstelasi hormon-hormon itu
tetap selama hidup. Sebaliknya watak, walaupun pada dasarnya telah
ada tetapi masih mengalami pertumbuhan atau perkembangan.Watak sangat
bergantung pada faktor-faktor eksogen (lingkungan pendidikan,
pengalaman, dan sebagainya).

4. Hubungan antara kepribadian, watak dan temperamen

Kepribadian, watak dan temperamen berkaitan satu sama lain. Ketiga-


tiganya menyangkut diri seseorang. Kepribadian dan watak lebih dekat
satu sama lain, bahkan sering disamakan. Kalau kita terutama
bermaksud menggambarkan pribadi seseorang sebagaimana adanya, sifat
dan pembawaannya yang khas, di situ kita bicara terutama mengenai
kepribadiannya, yang punya keunikan tersendiri. Dalam perjalanannya,
kepribadian seseorang berhadapan dengan lingkungannya, yang turut
membentuknya hingga mencapai taraf kematangan tertentu. Kalau kita
melakukan penilaian atas pribadi seseorang, maka hal itu lebih
mengarah pada dirinya yang sudah terbentuk, yang dia sendiri turut
bertanggung jawab di dalamnya. Inilah yang terutama dimaksud dengan
watak. Kata watak dipakai baik dalam arti normatifmaupun dalam arti
deskriptif.

Dalam arti normatif kita berbicara terutama tentang watak; sedangkan


dalam arti deskriptif, kita berbicara terutama tentang kepribadian.
Berbicara tentang watak juga sekaligus bicara tentang kepribadian,
bergantung mana yang kita tekankan, aspek normatifnya atau aspek
deskriptifnya.

Temperamen lebih banyak ditentukan oleh struktur fisik-biologis


seseorang, dan sifatnya tetap, oleh karenanya dapat dibuat perbedaan
yang jelas dan bersifat tetap antara satu orang dengan yang lain.
Temperamen merupakan bagian dari kepribadian, yang di dalamnya unsur
bawaan lebih dominan. Namun berbicara mengenai temperamen juga
berarti berbicara mengenai kepribadian, suatu kepribadian dengan
temperamen tertentu. Tapi kalau bicara tentang perkembangan
kepribadian, maka bukanlah terutama mengenai temperamennya, melainkan
mengenai pribadi yang sudah mengalami proses pembentukan, berarti
lebih dimaksudkan sebagai“watak.”

B. Jenis-jenis Temperamen

Pengelompokan manusia ke dalam beberapa tipe kepribadian merupakan


suatu usaha yang sudah berlangsung lama, baik dengan usaha yang masih
sederhana maupun usaha yang ilmiah. Dalam pendekatan ilmiah, walau
para ahli menempuh cara pendekatan berbeda, namun sebenarnya mereka
berangkat dari titik yang sama tapi dengan teknik berbeda. Para ahli
berangkat dari pandangan bahwa kepribadian manusia itu variasinya
hampir tak terhingga banyaknya. Akan tetapi, untuk memahami manusia
yang bermacam-macam itu dibutuhkan teknik tertentu. Para ahli yang
berpangkal pada cara pendekatan tipologis beranggapan bahwa walaupun
variasi kepribadian manusia tiada terhingga banyaknya, namun semuanya
berlandaskan pada sejumlah kecil komponen dasar. Berdasarkan atas
dominasi komponen-komponen dasar itulah dilakukan penggolongan
manusia ke dalam tipe-tipe tertentu.

1. Ajaran tentang cairan badaniah

Ajaran ini dirumuskan oleh Hippocrates dan selanjutnya disempurnakan


oleh Galenus. Ajaran dari kedua tokoh ini kemudian menjadi sangat
terkenal dan mendasari banyak pemahaman yang dikembangkan oleh para
ahli di kemudian hari. Hippocrates (460-370 SM) adalah Bapak Ilmu
Kedokteran, sehingga tidak mengherankan kalau dia membahas
kepribadian manusia dari titik tolak konstitusional. Hippocrates
dipengaruhi oleh pandangan dari seorang filsuf alam (kosmolog)
bernama Empedokles,yang berpandangan bahwa alam semesta ini beserta
isinya tersusun dari empat unsur dasar, yaitu: tanah, air, udara, dan
api,dengan sifat-sifat yang dikandungnya, yaitu: kering, basah,
dingin dan panas.Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang
terdapat empat macam sifat tersebut yang didukung oleh keadaan
konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh orang,
yakni: Sifat kering, terdapat dalam chole(empedu kuning); sifat
basah, terdapat dalam melanchole(empedu hitam); sifat dingin,
terdapat dalam phlegma(lendir); dan sifat panas, terdapat dalam
sanguis(darah). Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dengan porsi
tertentu. Apabila keempat cairan berada dalam porsi seimbang, orang
berada dalam keadaan sehat (normal); apabila keseimbangannya yang
proporsional itu terganggu, orang tersebut dalam keadaan sakit,
menyimpang dari keadaan normal.

Galenusmenyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut. Dia sependapat


dengan Hippocrates bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat macam
cai ran, yaitu: chole, melanchole, phlegmadan sanguis,dan bahwa
cairan tersebut ada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu.
Apabila suatu cairan melebihi proporsi yang seharusnya (=dominan),
maka akan mengakibatkan adanya sifatsifat kejiwaan yang khas. Sifat-
sifat yang khas pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah
satu cairan badaniah itu, oleh Galenus menyebutnya temperamen. Lalu
dengan dasar pikiran yang telah dikemukakan itu Galenus menggolongkan
manusia ke dalam empat tipe temperamen, yang berdasar pada dominasi
salah satu cairan badaniahnya. Keempat tipe itu adalah: kholeris,
melankolis, phlegmatis dan san guinis.Untuk jelasnya lihat tabel
berikut:

Cairan badan Prinsip Tipe Sifat-sifat

Chole Tegangan kholerisHidup (besar semangat) keras, hatinya mudah


terbakar, daya juang besar, optimistis Melanchole Penegaran
(rigidity) melankolisMudah kecewa, daya juang kecil, muram,
pessimistis Phlegma Plastisitas phlegmatisTak suka terburu-buru
(kalem, tenang), tak mudah dipengaruhi, setia Sanguis Ekspansivitas
sanguinisHidup, mudah berganti haluan, ramah Tipologi Hippocrates-
Galenus

2. Empat jenis temperamen

Keempat jenis temperamen di atas akan dijelaskan lebih lanjut :

1). Sanguinis.Ditandai dengan sifat: hangat, meluap-luap, lincah,


bersemangat dan pribadi yang“menyenangkan.” Pada dasarnya mau
menerima. Pengaruh/kejadian luar dengan gampang masuk ke pikiran dan
perasaan, yang membangkitkan respons yang meledak-ledak. Perasaan
lebih berperan dari pada pikiran refleksif dalam membentuk keputusan.
Orang sanguinis sangat ramah kepada orang lain, sehingga dia biasanya
dianggap seorang yang sangat ekstrovert.

2). Koleris.Seorang choleris tampil hangat, serba cepat, aktif,


praktis, berkemauan keras, sanggup mencukupi keperluannya sendiri,
dan sangat independen. Dia cenderung tegas dan berpendirian keras,
dengan gampang dapat membuat keputusan bagi dirinya dan bagi orang
lain. Seperti seorang sanguinis, seorang choleris adalah seorang
ekstrovert, walau tidak seekstrovertnya seorang sanguinis. Seorang
choleris hidup dengan aktif. Dia tidak butuh digerakkan dari luar,
malah mempengaruhi lingkungannya dengan gagasan-gagasannya, rencana,
tujuan, dan ambisiambisinya yang tak pernah surut.

3). Melankolis.Si melankolis adalah seorang yang paling “kaya” di


antara semua temperamen. Dia seorang analisis, suka berkorban,
bertipe perfeksionis dengan sifat emosi yang sangat sensitif. Tidak
seorang pun yang dapat menikmati keindahan karya seni melebihi
seorang melankolis. Sebenarnya dia mudah menjadi introv e r t ,tetapi
ketika perasaannya lebih dominan, dia masuk ke dalam bermacammacam
keadaan jiwa. Kadang-kadang mengangkatnya pada kegembiraan yang
tinggi yang membuatnya bertindak lebih ekstrovert.Akan tetapi pada
saat lain dia akan murung dan depressi, dan selama periode ini dia
menarik diri (withdrawn),dan bisa menjadi seorang yang begitu
antagonistis (bersifat bermusuhan).

4). Phlegmatis.Si phlegmatis adalah seorang yang hidupnya tenang,


gampangan, tak pernah merasa terganggu dengan suatu titik didih yang
sedemikian tinggi sehingga dia hampir tak pernah marah. Dia adalah
seorang dengan tipe yang mudah bergaul, dan paling menyenangkan di
antara semua temperamen. Phlegmatis berkaitan dengan apa yang
dipikirkan oleh Hippocrates mengenai cairan dalam badan yang
menghasilkan yang “tenang,” “dingin,” “pelan,” temperamen yang
memiliki keseimbangan yang baik. Baginya hidup adalah suatu
kegembiraan, dan kadang menjauh dari hal-hal yang tidak menyenangkan.
Dia begitu tenang dan agak diam, sehingga tak pernah kelihatan
terhasut, bagaimana pun keadaan sekitarnya.

C. Saya Bertemperamen Apa?

1. Dua belas kombinasi temperamen

Tidak mudah untuk menggolongkan orang hanya dalam salah satu jenis
temperamen saja. Kita semuanya merupakan perpaduan antara paling
tidak dua temperamen, satu yang dominan dan yang lain kurang dominan.
Maka ada dua belas kemungkinan besar perpaduan temperamen, yakni:
SanChlor, SanMel, SanPhleg, ChlorSan, ChlorMel, ChlorPhleg, MelSan,
MelChlor, MelPhleg, PhlegSan, PhlegChlor, PhlegMel.

Dengan pembagian ini, seseorang lebih mudah membuat identifikasi


dirinya sebagai salah satu dari kedua belas jenis perpaduan itu
daripada keempat temperamen dasar. Pada dasarnya, setiap orang dapat
memiliki sekaligus segala kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada
temperamen yang dominan/utama dan yang kedua. Beberapa dari kekuatan
dan kelemahan ini dapat saling menggagalkan satu sama lain, saling
menguatkan, saling menonjolkan diri dan saling mempersulit yang lain.
Kejadian seperti ini menciptakan keragaman

perilaku, prasangka, dan kemampuan-kemampuan alamiah dari orang


dengan temperamen dominan yang sama tapi dengan temperamen tambahan
(secondary temperament) yang berbeda.

2. Terjadinya variabel tambahan

Ada kemungkinan bahwa seseorang tidak cocok masuk ke dalam salah satu
dari kedua belas jenis temperamen. Memang tidak ada dua orang yang
persis sama. Akibatnya dapat mengubah gambaran sebagaimana
dikemukakan di atas, sehingga seseorang tidak lagi cocok pada salah
satu model tadi. Hal seperti ini dapat diterangkan sebagai berikut:

124 Persentase perbandingan antara predominant temperamentdan


secondary temperament. Perbandingannya tidak selalu 60/40. Ada
perbedaan antara perpaduan 60/40 MelChlordengan perpaduan 80/20
MelChlor;atau antara perpaduan 55/45 SanPhlegdengan perpaduan
85/15 SanPhleg,dan seterusnya.
125 Latar belakang yang berbeda dan childhood trainingdapat
mengubah pengungkapan dari salah satu jenis temperamen. Seorang
MelPhlegyang dibesarkan dalam kekejaman dan kebencian orang tua
akan berbeda dengan seorang MelPhlegyang dibesarkan dalam suasana
penuh kasih sayang dan perhatian. Keduanya memiliki kekuatan dan
talenta yang sama. Akan tetapi, seorang barangkali mengatasinya
dengan permusuhan, depresi atau menganiaya diri sendiri sehingga
dengan demikian dia tidak pernah menggunakan kekuatan yang
dimilikinya.
126 Sering tidak objektif apabila kita mengamati diri kita
sendiri. Oleh karena itu, merupakan hal yang bermanfaat apabila
kita mendiskusikan mengenai temperamen kita bersama dengan teman
dekat. Kebanyakan orang melihat dirinya dengan memakai kaca mata
hitam. Perhatikan ungkapan seorang penyair, Robert Burns: “Oh, to
see ourselves as others see us.”
127 Pendidikan dan tingkat inteligensi juga dapat mempengaruhi
penilaian atas temperamen seseorang. Seorang MelSandengan IQ yang
sangat tinggi akan tampil berbeda dengan seorang MelSanyang
memilki IQ rata-rata atau rendah. Pendidikan sangat membantu
seseorang untuk mencapai kematangan.
128 Kesehatan dan metabolisme juga termasuk penting. Seorang
ChlorPhleg dengan kondisi kesehatan yang baik akan lebih agresif
daripada seorang chorPhleg dengan cacad atau mengalami gangguan
kesehatan. Seorang PhlegMelpenggugup akan lebih aktif daripada
seorang phlegMelyang menderita tekanan darah rendah.
129 Tiga macam temperamen kadang hadir dalam diri seseorang.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat (dengan
persentase kecil) orangorang yang memiliki satu predominant
temperamentdengan dua secondary temperament.
130 Motivasi juga memainkan peran yang tidak sedikit. Jika
seseorang sedang termotivasi, hal itu akan memiliki pengaruh nyata
atas perilakunya, dan mengabaikan perpaduan temperamennya.

Kesimpulan

Sejak lahir kita memiliki temperamen tertentu, yang terkait dengan


konstruksi tubuh kita, khususnya di bagian empedu, lendir dan darah
kita. Adanya sifat-sifat khas pada seseorang sebagai akibat dari
dominannya salah satu cairan badaniah tersebut, itulah yang disebut
temperamen. Dari sifat-sifat dominan itulah orang dapat digolongkan
ke dalam salah satu dari empat temperamen dasar, yakni: Sanguinis,
Choleris, Melankolis, dan Plegmatis. Umumnya sifat-sifat orang
merupakan perpaduan dari empat temperamen dasar itu, dimana bisa
salah satu dari unsur itu lebih dominan dari yang lain. Dari keempat
jenis temperamen dasar itu orang bisa dibedakan sebagai ekstrovert
(sanguinis, kholeris) dan introvert (melankolis, plegmatis); logis
(kholeris, plegmatis) dan emotionalsentimentil (sanguinis,
melankolis). Keempat jenis temperamen dasar itu memiliki kekuatan dan
kelemahan masing-masing, sehingga kita memandangnya tidak ada yang
lebih baik atau lebih buruk. Watak atau karakter merupakan diri kita
yang sesungguhnya, merupakan hasil olah temperamen, yang sudah
dipengaruhi oleh lingkungan (pendidikan, agama, budaya, kebiasaan-
kebiasaan, serta tekanan dan tantangan hidup yang kita lalui). Dengan
demikian, watak atau karakter bukanlah bawaan lahir seperti halnya
temperamen, melainkan yang terbentuk kemudian, khususnya melalui
lingkungan dan penghayatan nilai-nilai tertentu yang ditanamkan oleh
lingkungan kepada kita. Dengan demikian watak tau karakter adalah
diri kita yang harus kita pertanggung jawabkan. Maka kita harus
mendidik karakter kita agar dia terbentuk dengan baik. Pendidikan
karakter bukan hanya dengan cara tunduk saja pada pengaruh
lingkungan, melainkan dengan cara kritis menilai dan kemudian
mengambil sikap yang tepat.

Kepribadian adalah keseluruhan diri kita, termasuk di dalamnya watak


dan temperamen serta kebiasaan-kebiasaan lain yang ikut mempengaruhi
pembawaan diri kita. Kepribadian bisa saja mencerminkan dengan baik
temperamen atau watak kita, dan bisa juga berbeda dengan itu.
Kepribadian itu umumnya merupakan diri kita yang ingin kita
perlihatkan kepada orang lain. Bisa saja suatu saat kita berusaha
tampil dengan ramah,karena kita ingin orang memiliki kesan seperti
itu kepada kita, tapi pada saat lain kita tampil dengan tegas, dan
sebagainya, tergantung kita ingin mengesankan diri kita seperti apa
kepada orang lain. Tentu saja ini tidak mencerminkan diri kita yang
sesungguhnnya, melainkan lebih sebagai topeng saja, suatu wajah yang
ingin kita perlihatkan kepada orang lain. Namun bagi orang yang
berkembang dengan baik dalam arti yang sesungguhnya, maka kepribadian
yang dia ingin perlihatkan kepada orang tidak lain dari dirinya yang
sesungguhnya.

This entry was posted on Saturday, December 5th, 2009 at 2:29 pm and
is filed under Pengenalan & Arti. You can follow any responses to
this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or
trackback from your own site.

2 Responses to “KEPRIBADIAN – WATAK – TEMPERAMEN”

widdy sukmaSays:
March 22nd, 2010 at 7:04 am

makasih banget nih infonya,,,kebetulan saya lagi nyari2 informasi


tentang temperamen buat skripsi saya..ngomong2 kalo boleh tau
sumbernya ini dari mana sih? ato dari pemikiran sendiri. makasih ya
sekali lagi

Fat LossSays:
July 1st, 2010 at 5:28 pm

Hey, Chris here. Thanks for your information about cardio. I find
that cardio is great for losing weight and keeping fit. I also read a
good article on cardio previously today… Anyway, wanted to thank you
fro the post. Thanks – Chris

Temperament

Menurut Allport: “Temperamen adalah gejala karakteristik daripada sifat


emosi individu, termasuk juga mudah-tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan
serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada
fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung pada faktor konstitusional,
dan karenanya terutama berasal dari keturunan.”

Menurut G. Ewald: “Temperamen adalah konstitusi psikis yang berhubungan


dengan konstitusi jasmani.” Tempramen adalah sifat-sifat jiwa yang sangat erat
hubungannya dengan konstitusi tubuh. Yang dimaksud konstitusi tubuh disini ialah
keadaan jasmani seseorang yang terlihat dalam hal-hal yang khas baginya, seperti
keadaan darah, pekerjaan kelenjar, pencernaan, pusat saraf, dan lain-lain.

Temperamen lebih merupakan pembawaan dan sangat dipengaruhi/ tergantung


pada konstitusi tubuh. Oleh karena itu temperamen sukar diubah atau didik; tidak
dapat dipengaruhi oleh kemauan atau kata hati orang yang bersangkutan. Contohnya
si A memiliki kemampuan melawak yang sangat dikagumi, karena ia memiliki tipe
tubuh dan raut muka yang sedemikian rupa, sehingga baru saja melihat mimiknya
orang sudah ingin tertawa.

2.1.4 Watak

Watak adalah struktur batin manusia yang tampak pada kelakuan dan
perbuatannya, yang tertentu dan tetap. Ia merupakan ciri khas dari pribadi orang yang
bersangkutan. Allport beranggapan bahwa watak (character)dan kepribadian
(personality)adalah satu dan sama, akan tetapi, dipandang dari segi yang berlainan.
Kalau orang hendak mengadakan penilaian (jadi mengenakan norma), maka lebih
tepat dipakai istilah “watak”; tapi kalau bermaksud menggambarkan bagaimana
adanya (jadi tidak melakukan penilaian) lebih tepat dipakai istilah “kepribadian.”

I.R. Pedjawijatna mengemukakan: watak atau karakter ialah seluruh aku yang
ternyata dalam tindakannya (insani, jadi dengan pilihan) terlibat dalam situasi, jadi
memang dibawah pengaruh dari pihak bakat, temperamen, keadaan tubuh, dan lain
sebagainya. Selanjutnya ia mengatakan, bahwa watak itu dapat dipengaruhi dan
dididik, tetappi pendikan watak itu tetap merupakan pendidikan yang amat individual
dan tergantung kepada kehendak bebas dari orang yang dididiknya.

Kerchensteiner mengemukakan sebagai berikut: “watak ialah keadaan jiwa


yang tetap, tempat semua perbuatan, kemauan ditetapkan/ditentukan oleh prinsip-
prinsip yang ada dalam alam kejiwaan.” Jadi menurut Kerchensteiner watak manusia
terbukti dalam kemauan dan perbuatannya. Kerchensteiner membagi watak manusi
menjadi dua bagian, yakni watak biologis dan watak intelijibel. Watak biologis
mengandung nafsu/dorongan insting yang rendah, yang terikat kepada kejasmanian
atau kehidupan biologisnya. Watak biologis ini tidak dapat diubah dan dididik.
Sedangkan watak intelijibel ialah yang bertalian denga kesadaran dan intilijensi
manusia. Watak ini mengandung fungsi-fungsi jiwa yang tinggi, seperti: kekuatan
kemauan, kemauan membentuk pendapat atau berpikir, kehalusan perasaan, dan
Aufwuhlbarkeit (lama dan dalamnya getaran jiwa), menurut Kerchensteiner watak
inilaah yang dapat diubah dan dididik. Ia menyarankan, bahwa untuk mendidik watak
seseorang (anak didik) dengan baik, didiklah kemauannya, cara berpikirnya, dan
kehalusan perasaannya kearah yang baik.

Anda mungkin juga menyukai