ABSTRAK
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat
kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program- program
kesehatan.Pemerintah mencanangkan suatu program yang bernama Making Pregnancy
Safer (MPS) yang memiliki misi kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung
aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat. Menurut data Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI, 2011). Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengetahuan
ibu hamil primigravida tentang tanda bahaya kehamilan di BPM WidyaTahun 2022.
Berdasarkan pengetahuan, umur, pendidikan dan pekerjaan. Metode Penelitian : Jenis
Penelitian yang digunakan adalah Deskriptif, Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu hamil primigravida yang berada di BPM Widya pada bulan April- Juni 2022 dengan
jumlah 35 ibu hamil. Hasil Penelitian : Dari 35 resonden, sebagian besar mempunyai
pengetahuan baik sebanyak 14 orang (40,0%) dan sebagian kecil responden yang
mempunyai pengetahuan kurang yaitu sebanyak 21 orang (60,0%). Mayoritas ibu hamil
mempunyai pengetahuan dengan kategori kurang tentang tanda bahaya kehamilan dengan
deteksi dimi komplikasi kehamilan terdapat pada usia 20-35 tahun dengan jumlah 9 orang
dan minoritas pengetahuan baik pada usia < 20 tahun dengan jumlah 1 orang. Kesimpulan
: Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida tentang tanda bahaya
kehamilan dengan deteksi dini komplikasi kehamilan di BPM Widya Tahun 2022
berdasarkan hasil analisis uji statistic chi-square diperoleh nilai p= 0,046<0,05. Saran :
Ibu hamil diharapkan untuk segera memeriksakan kehamilannya apalagi terdapat tanda
bahaya kehamilan.
ABSTRACT
Maternal and infant mortality rates are a benchmark in assessing the health status
of a nation, therefore the government places great emphasis on reducing maternal and
infant mortality through health programs. The government has launched a program
called Making Pregnancy Safer (MPS) which has a pregnancy mission. and childbirth
2
in Indonesia is safe, and babies are born alive and well. According to the Indonesian
Health Demographic Survey data (IDHS, 2011). Research Objectives: To determine the
knowledge of primigravida pregnant women about the danger signs of pregnancy at
BPM Widya in 2022. Based on knowledge, age, education and occupation. Research
Methods: The type of research used is descriptive. The population in this study were all
primigravida pregnant women who were at BPM Widya in April-June 2022 with a total
of 35 pregnant women. Research Results: From 35 respondents, most of them have good
knowledge as many as 14 people (40.0%) and a small proportion of respondents who
have less knowledge are 21 people (60.0%). The majority of pregnant women have
knowledge in the category of less about the danger signs of pregnancy with early
detection of pregnancy complications at the age of 20-35 years with a total of 9 people
and a minority of good knowledge at the age of <20 years with a total of 1 person.
Conclusion: There is a relationship between the level of knowledge of primigravida
pregnant women about the danger signs of pregnancy with early detection of pregnancy
complications at BPM Widya in 2022 based on the results of the chi-square statistical
test analysis obtained p value = 0.046 <0.05. Suggestion: Pregnant women are expected
to immediately check their pregnancy, especially if there are danger signs of pregnancy.
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan Menurut World Health
periode yang sangat rentan, tidak Organization (2019) ,sekitar 810 ibu
hanya bagi ibu hamil saja tetapi juga hamil meninggal setiap harinya karena
bagi keselamatan janin di dalam komplikasi terkait dengan kehamilan
kandungan. Akibat yang dapat terjadi dan persalinan.Komplikasi utama
bila ibu tidak dapat mengenali tanda yang menyebabkan hamper 75% dari
bahaya kehamilan secara dini dan semua kematian ibu hamil di dunia
upaya deteksi dini ibu yang kurang, yaitu karena perdarahan, infeksi,
maka akan mengakibatkan kematian preeklamsia dana borsi yang tidak
pada ibu dan janinnya. aman (WHO, 2019).
Tanda bahaya kehamilan Angka kematian ibu di ASEAN
merupakan tanda yang tergolong paling tinggi di dunia.WHO
mengindikasikan adanya bahaya yang memperkirakan sementara total AKI
dapat terjadi selama masa kehamilan dan AKB di ASEAN SEKITAR 170
atau periode antenatal. Hal inisangat ribu dan 1,3 per tahun sebagai 98%
perlu diketahui oleh ibu hamil dari seluruh AKI dan AKB di kawasan
terutama yang mengancam ini terjadi di Indonesia sebagai negara
keselamatan ibu dan janin yang ada di berkembang,masih memiliki angka
kandungannya, minimal hal yang kematian maternal yang cukup tinggi (
harus diketahui ibu hamil untuk WHO,2008 ).
mengenal tanda bahaya kehamilan Berdasarkan Data Maternal
yaitu seperti perdarahan, gerakan janin Mortality Estimation Inter-Agency
berkurang,nyeri perut dan sakit kepala Group (MMEIG) dalam Maternal
yang hebat (Carloset al.,2020). Mortality Ratio tercatat angka
3
salah satu upaya pencegahan awal dari komplikasi kehamilan masih dapat
faktor resiko kehamilan. dikategorikan kurang, hal ini
Pelayananantenatal adalah pelayanan merupakan permasalahan yang tidak
kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk dapat dibiarkan karena akan
ibu selama masa kehamilannya, menimbulkan risisko bahaya
dilaksanakan sesuai dengan standar kehamilan, jika ibu hamil mengetahui
pelayanan antenatal yang ditetapkan tanda bahaya kehamilan maka ibu
dalam standar pelayanan kebidanan. hamil akan waspada dan berhati-hati
Pelayanan antenatal sesuai standar dengan cara memeriksakan kehamilan
meliputi anamnesis pemeriksaan fisik secara rutin agar terhindar dari resiko
(umum dankebidanan), pemeriksaan kematianibu dan janin.
laboratorium atas indikasi, serta Berdasarkan uraian diatas
intervensi dasar dan khusus Menurut peneliti tertarik melakukan penelitian
(Depkes RI, 2015). tentang “Hubungan Tingkat
Faktor pengetahuan ibu hamil Pengetahuan ibu hamil primigravida
tentang tanda bahaya pada kehamilan tentang tanda bahaya kehamilan
memiliki peranan yang sangat penting dengan deteksi dini komplikasi
dalam medeteksi tana bahaya kehamilan di BPM Widya Tahun
kehamilan sejak dini, sehingga jika ibu 2022.
telah mengetahui tanda-tanda bahaya
dalam kehamilannya dan bila ibu METODE PENELITIAN
sedang mengalami kondisi tersebut Penelitian ini merupakan
ibu dapat segera mengatasi nya. penelitian bersifat deskriptif dengan
Dari survei awal yang dilakukan pendekatan cross sectional dimana
di BPM Widya tahun 2022 didapatkan penelitian diukur sekali saja dalam
jumlah ibu hamil primigravida kurun waktu yang bersamaan untuk
berjumlah 12 ibu hamil. Selain mengetahui hubungan tingkat
mengumpulkan data peneliti juga pengetahuan ibu hamil primigravida
melakukan wawancara singkat kepada tentang tanda bahaya kehamilan
5 ibu hamil yang ada ditempat, dari dengan deteksi dini komplikasi
wawancara singkat peneliti kehamilan di BPM Widya Tahun 2022.
menanyakan 6 pernyataan kepada 5 Tempat Penelitian ini dilakukan
ibu hamil mengenai tanda bahaya. 3 di BPM Widya dengan Waktu
ibuhamil dapat menjawab 5 Penelitian ini dilakukan pada bulan
pernyataan sesuai tanda bahaya Februari sampai april 2022.
kehamilan. 1 ibu hamil menjawab 3 Populasi pada penelitian ini
pernyataan sesuai tanda bahaya adalah semua ibu hamil primigravida
kehamilan dan 1 ibu hamil hanya yang berkunjung di BPM Widya pada
menjawab 1 pernyataan dengan benar. bulan februari 2022 sampai april tahun
Dari 5 ibu hamil 4 patuh 2022 dengan jumlah 35 ibu hamil pada
memeriksakan kehamilan dan 1 ibu saat dilakukan penelitian.
hamil kurang patuh dalam Variabel yang digunakan adalah
memeriksakan kehamilan Rata-rata ke variabel bebas dan terikat.
lima ibu hamil berpendidikan SD Metode Pengumpulan data
sampai SMA. Dari hasil wawancara dilakukan peneliti untuk
dapat diketahui bahwa pengetahuan mengungkapkan dan menjaring
ibu hamil tentang tanda bahaya informasi kuantitatif dari responden
kehamilandengan deteksi dini sesuai lingkup penelitia.
5
Umur Total
Total 1 16 9
ibu 0
< 20 Tahun 20- >35 Tabel 7 menunjukkan bahwa
35 Tahun
dari total 35 responden, responden yang
tahun
memiliki pendidikan dasar sebanyak 10
Pengetahuan Baik 1 8 5 14
orang (28,6%), Pendidikan menengah
sebanyak 16 orang (45,7%) dan
Kurang 7 9 5
pendidikan 21tinggi sebanyak 9 orang
Total 8 17 (25,7%).
10 Dari
35 10 orang (28,6%) yang
memiliki pendidkan dasar, terdapat 3
orang (8,6%) yang memiliki
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari total pengetahuan baik dan 7 orang (20%)
35 responden, yang memiliki umur < 20 memiliki pengetahuan kurang. Dari 16
tahun sebanyak 8 orang ( 22,9%), 20- orang (45,7%) yang memiliki
35 tahun sebanyak 17 orang ( 48,6%) pendidikan menengah, terdapat 5 orang
dan > 35 tahun sebanyak 10 orang (14,3%) yang memilikipengetahuan
(28,5%). Dari 8 responden yang baik dan 11 orang (31,4%) yang
berumur < 20 tahun, terdapat 1 orang memiliki pengetahuan kurang. Dari 9
(2,8%) yang memiliki pengetahuan baik orang (25,7%) yang memiliki
dan 7 responden (20 %) yang memiliki pendidikan tinggi, terdapat6 responden
pengetahuan kurang. Dari 17 responden (17,1%) yang berpengetahuan baik dan
yang memiliki umur 20-35 tahun, 3 responden (8,6) berpengetahuan
terdapat 8 responden (22,9%) yang kurang
memiliki pengetahuan baik dan 9
7