Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Kebidanan pada NY.

A usia 35 Tahun dengan Kehamilan


Kembar di Bpm Bidan Eka Budiarti S.ST Kota Bogor
Tahun 2020

Dinda Gricelda Sinuraya1, Meti Kusmiati2


1.2
Akademi Kebidanan Prima Husada Bogor
Jln. Brigjen H. saptadji No. 19 Cilendek Barat, Bogor Indonesia Telp. (0251) 8319922
Email : dindagricelda8@gmail.com

ABSTRAK

Angka Kehamilan Kembar pada tahun 2009 di Indonesia adalah 33 %. Faktor umur, makin tua umur
makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan munurun lagi setelah berumur 4 tahun. Selain
dipengaruhi faktor umur, kehamilan gemelli juga dapat dipengaruhi oleh faktor paritas. Pada primipara
9,8 per 1000 dan pada multipara (oktipara) jadi 18,9 per 1000 persalinan. Tujuan: Tujuan umum Laporan
Kasus ini adalah untuk mengaplikasikan asuhan kebidanan pada kasus Ny. A dengan Kehamilan
Gemeli melalui pendekatan Manajemen Kebidanan. Metode: Pada laporan tugas akhir ini menggunakan
metode wawancara, dengan pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian menggunakan
SOAP. Subjek asuhan adalah ibu hamil Ny. A G2P1A0 umur 35 tahun dengan kehamilan kembar. Cara
pengambilan data dengan wawancara, observasi langsung dan studi dokumen rekam medik. Analisa
data dilakukan secara deskriptif berdasarkan 7 langkah varney dan SOAP . Hasil : diagnose Ny. A umur
35 tahun G2P1A0 umur kehamilan 26 minggu dengan kehamilan gemelli ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan abdomen, pemeriksaan USG menunjukan adanya 2 janian dalam Rahim ibu. Kesimpulan
: tidak terdapatnya kesenjangan teori dengan lahan praktek karena pemeriksaan yang dilakukan sesuai
dengan teori.

Kata kunci : kehamilan gemelli, angka kejadian

ABSTRACT

The Twin Pregnancy Rate in 2009 in Indonesia was 33%. As age factor, the older the age, the higher
the incidence of multiple pregnancies and decreases again after 4 years of age. Besides being influenced
by age factors, Gemelli pregnancy can also be influenced by parity factors. In primiparous it was 9.8
per 1000 and in multiparous it was 18.9 per 1000 deliveries. Purpose: The general objective report of
this Case is to apply midwifery care to Ny. A with Gemelli Pregnancy through a Midwifery Management
approach. Methods: interviews, direct observation with a case study approach. The subject of care is a
pregnant woman, Mrs. A G2P1A0 35 years old with multiple pregnancies. Data collection was done by
interviews, direct observation and study of medical record documents. Data analysis was done
descriptively based on 7 varney and SOAP steps. Result: diagnosis of Mrs. A, 35 years old G2P1A0, 26
weeks gestation with Gemelli's pregnancy was established based on abdominal examination, ultrasound
examination showed that there were 2 balls in the mother's uterus. Conclusion: there is no gap between
theory and practice because the examination is carried out in accordance with the theory.

Key words : Gemelli pregnancy, incidence rate

1
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

Pndahuluan

Menurut data World Health kasus dan pada masa kehamilan sebanyak 7
Organization (WHO), angka kematian ibu di kasus[2].
dunia pada tahun 2015 adalah 216 per Insiden kehamilan kembar tergolong
100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan kecil sehingga tidak cukup banyak data yang
jumlah kematian ibu adalah 303.000 didapatkan. Menurut Badan Perhitungan
kematian dengan jumlah tertinggi berada di (Statistika) Angka Kehamilan Kembar
negara berkembang yaitu sebesar 302.000 tahun 2009 di Indonesia adalah 33 %. Faktor
kematian. Angka kematian ibu di negara umur makin tua umur makin tinggi angka
berkembang 20 kali lebih tinggi kejadian kehamilan kembar dan munurun
dibandingkan angka kematian ibu di negara lagi setelah berumur 40 tahun. Selain
maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup
dipengaruhi faktor umur, kehamilan gemelli
sedangkan di negara maju hanya 12 per juga dapat dipengaruhi oleh faktor paritas.
[1]
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 . Pada primipara 9,8 per 1000 dan pada
Menurut data yang diperoleh dari WHO multipara (oktipara) baik jadi 18,9 per 1000
tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan persalinan. Keturunan keluarga tertentu
meninggal akibat persalinan. Sedangkan akan cenderung melahirkan anak kembar
menurut penelitian Greulich (1930), pada yang biasanya diturunkan secara paternal,
121 juta persalinan didapat angka kejadian namun dapat pula secara maternal (Mochtar
ganda, yaitu 1 : 85, triplet 1 : 7.629, Rustam, 2012:260). Menurut catatan
quadruplet 1 : 670.743, dan quintuplet 1 : medical record Rumah Sakit Siti Fatimah
41.600.000[2]. Makasar tahun 2007, kejadian kehamilan
dan persalinan kembar sebanyak 54 orang
AKI berdasarkan data yang diperoleh
dari 2995 orang, sedangkan pada tahun 2008
dari DKK Kota Semarang (2011) adalah
sebanyak 53 orang dari 2816 orang[2].
sebanyak 31 kasus dari 25.852 jumlah
kelahiran hidup atau sekitar 119,9 per AKI dan AKB di Indonesia masih
100.000 kelahiran hidup. Cakupan K-4 ibu tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN
hamil adalah sebesar 93%, deteksi resiko lainnya. Menurut data Survei Demografi
tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 20%, Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di
deteksi resiko tinggi oleh masyarakat Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran
sebesar 10%, dan ibu hamil resiko tinggi hidup, AKB 34 per 1.000. Menurut data
ditangani 100%. Sebanyak 24 kasus Survei Demografi Kesehatan Indonesia
kematian ibu maternal adalah pada masa (SDKI), AKI di Indonesia masih tinggi jika
nifas, pada waktu persalinan sebanyak 0 dibandingkan dengan negara ASEAN
2
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

lainnya, yaitu sebesar 228 per 100.000 perdarahan (34%), partus lama (25%),
kelahiran hidup, diketahui angka kematian preeklampsia (20%), infeksi (15%), dan
ibu berkisar antara 2,5 – 14 per 100.000 lain-lain (6%). AKI di Indonesia mencapai
kelahiran hidup dan diketahui bahwa 285 359 meninggal dunia per 100.000 ibu hamil
orang kematian ibu merupakan akibat atau melahirkan. Masih tingginya AKI
langsung dari komplikasi kehamilan, melahirkan itu sangat memprihatinkan,
persalinan, dan nifas hanya sekitar 15% karena fakta itu tertinggi di kawasan Asia
disebabkan oleh penyakit lain yang Tenggara[4].
memburuk akibat kehamilan dan persalinan Berdasarkan hasil penelitian
ibu. Untuk memenuhi target mengenai diketahui bahwa sebanyak 68 persalinan ibu
penurunan angka kematian ibu pada tahun yang mengalami preeklampsia adalah 34
2015 maka diperlukan kerja keras sehingga orang ibu bersalin, yang mengalami gemeli
perlu adanya antisipasi terhadap faktor yaitu 28 (82,3%). Jadi dapat disimpulkan
risiko yang dapat menyebabkan kejadian bahwa dari 34 ibu bersalin yang mengalami
preeklampsia pada ibu (Hanifa, 2013). preeklampsia lebih banyak yang gemeli
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan yaitu sebanyak 28 ibu bersalin[4].
salah satu indikator untuk melihat derajat
Angka Kematian Bayi (AKB) atau
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu
Infant Mortality Rate (IMR) merupakan
juga merupakan salah satu target yang telah
indikator yang sangat sensitif terhadap
ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan
upaya pelayanan kesehatan terutama yang
kesehatan ibu dimana target yang akan
berhubungan dengan bayi baru lahir
dicapai sampai tahun 2015 adalah
perinatal dan neonatal. AKB
mengurangi sampai 3⁄4 resiko jumlah
menggambarkan besarnya risiko kematian
kematian ibu. Dari hasil survey yang
bayi (<1 tahun) dalam 1.000 kelahiran
dilakukan AKI telah menunjukkan
hidup. Berdasarkan kesepakatan
penurunan dari waktu ke waktu, namun
international AKB merupakan indicator
demikian upaya untuk mewujudkan target
yang menggunakan konsep rate, meskipun
tujuan pembangunan millenium masih
dalam kenyataannya hanya ratio.
membutuhkan komitmen dan usaha keras
Berdasarkan publikasi BPS, AKB Provinsi
yang terus menerus[3].
Jawa Barat sejak tahun 2007 sampai dengan
Sesuai hasil Demografi 2012 cenderung mengalami penurunan.
danKesehatan Indonesia (SDKI) 2012 AKB berhasil diturunkan sebesar 9 poin
persentasi kematian maternal dipengaruhi (range 39 – 30/1.000 kelahiran hidup).
oleh beberapa faktor penyebab, diantaranya Untuk AKB ditahun 2012, BPS melakukan
3
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

publikasi berdasarkan SDKI 2012, di mana kesehatan hanya memperlihatkan kasus


Provinsi Jawa Barat mempunyai AKB rujukan. Data kematian bayi di Kota Bogor
sebesar 30/1.000 kelahiran hidup. berasal dari berbagai sumber diantaranya
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan, di sensus penduduk, susenas, survai demografi
Provinsi Jawa Barat tahun 2017 terdapat dan kesehatan. AKB dihitung dari jumlah
3.077 bayi meninggal meningkat 5 orang kematian bayi dibawah usia 1 tahun pada
dibanding tahun 2016 yang tercatat 3.072 setiap kelahiran hidup. Tahun 2014 dan
kematian bayi. Proporsi Kematian Bayi 2015, AKB Kota Bogor sebesar 3,33 per
pada tahun 2017 sebesar 3,4/1000 kelahiran 1000 kelahiran hidup, sedangkan 2016
hidup, menurun 0,53 poin dibanding tahun menurun menjadi 0,6 per 1000 kelahiran
2016 sebesar 3,93/1000 kelahiran hidup. hidup[6].
Dari kematian bayi sebesar 3,4/1.000 Dari grafik diatas menunjukkan
kelahiran hidup, terdapat angka kematian bahwa jumlah kematian bayi selama 5 tahun
neonatal (bayi berumur 0-28 hari) sebesar terakhir mengalami kenaikan dan
3,1/1.000 kelahiran hidup atau 84,63 % penurunan, dapat dilihat pada tahun 2012
kematian bayi berasal dari bayi usia 0-28 jumlah kematian bayi sebanyak 26 kasus
hari, dengan demikian disarankan dalam yang tercatat, tetapi pada tahun 2013
penangan AKB lebih difokuskan pada Bayi meningkat menjadi 62 kasus, namun 2014
Baru Lahir. Angka Kematian Bayi sebesar terjadi penurunan kembali menjadi 10
3,4/1000 kelahiran hidup, sudah melampaui sedangkan pada tahun 2015 meningkat
target MDGs yang pada tahun 2015 harus menjadi 65 kasus dan 2016 kembali
[5]
sudah mencapai 17/1.000 kelahiran hidup .
menurun menjadi 53 kasus kematian bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) atau dari jumlah 18.607 kelahiran hidup. Jumlah
Infant Mortality Rate (IMR) merupakan Kematian bayi didapatkan setiap tahun dari
indikator yang sangat sensitif terhadap data laporan kematian yang didapatkan baik
kualitas dan pemanfaatan pelayanan dari masyarakat maupun fasilitas pelayanan
kesehatan terutama yang berhubungan kesehatan (Rumah Sakit dan Puskesmas).
dengan perinatal, juga merupakan tolak ukur Kematian bayi paling banyak terjadi pada
pembangunan sosial ekonomi masyarakat usia 0-28 hari sejumlah 43 kasus. Kematian
secara menyeluruh. Data kematian yang pada bayi baru lahir berkaitan dengan proses
terjadi pada suatu wilayah dapat diperoleh kehamilan dan persalinan. Penyebab
melalui survei dan pelaporan, karena kematian bayi baru lahir terbanyak adalah
sebagian besar kematian terjadi di rumah, BBLR sebanyak 19 kasus (44%)[6].
sedangkan data kematian di fasilitas

4
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

Indikator Angka Kematian Ibu Maternal hidup serta sehat. HPHT 27 Februari 2020
atau Angka Kematian Ibu (AKI) atau dan HPL 4 Desember 2020 dan sekarang
Maternal Mortality Rate (MMR) menginjak usia kehamilan 26 minggu
menunjukan jumlah kematian ibu karena mengeluh nyeri bagian pinggang, dan mulai
kehamilan, persalinan dan masa nifas pada berat membawa perut. Ibu mengatakan berat
1000 kelahiran hidup dalam satu wilayah badannya bertambah lebih cepat dari
pada kurun waktu tertentu. AKI berguna kehamilan sebelumnya.
untuk menggambarkan tingkat kesadaran
Selanjutnya dilakukan data objektif
perilaku hidup sehat, status gizi dan dengan pemeriksaan umum baik, kesadaran
kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat composmentis dan TTV berupa TD:
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu 110/70mmHg, Nadi : 80x/menit, Respirasi
hamil, pelayanan kesehatan sewaktu ibu 20x/menit, suhu : 36,30C. pemeriksaan
melahirkan dan masa nifas. Penyebab Antropometri dilakukan BB sekarang 60kg,
mendasar kematian ibu maternal adalah berat badan sebelumnya 52kg, kenaikan
tingkat pendidikan ibu, kesehatan berat badan 8kg, TB : 150cm, Lila : 26cm.
lingkungan fisik maupun budaya, keadaan Pemeriksaan fisik dalam keadaan baik dan
ekonomi keluarga dan pola kerja rumah normal, abdomen tidak ada luka bekas
[6]
tangga . oprasi Hasil pengkajian pada saat
Laporan Kasus pemeriksaan abdomen didapat hasil TFU
MC Donald : 26cm, Leopold I : 3 jari diatas
Metode yang digunakan dalam
pusat, teraba 1 bokong dan 1 kepala.
penelitian ini adalah menggunakan metode
Leopold II : punggung kanan (puka) dan
wawancara, dengan pendekatan manajemen
punggung kiri (puki). Leopold III : teraba
kebidanan dan pendokumentasian
bulat, keras dan melenting (kepala) dan
menggunakan SOAP. Subjek asuhan adalah
ibu hamil Ny. A G2P1A0 umur 35 tahun dengan teraba bulat, lunak dan tidak melenting

kehamilan kembar. Cara pengambilan data (bokong). Leopold IV : kepala belum masuk
dengan wawancara, observasi langsung dan PAP. Diperiksa DJJ (detak jantung janin)
studi dokumen rekam medik. dengan hasil puka 144x/menit dan puki

Ny. A G2P1A0 usia 35 tahun datang ke 140x/menit dan teratur.

BPM Bidan Eka pada tanggal 26 Agustus Hasil


2020 pukul 16.00 wib. Ini merupakan
Hasil yang didapatkan pada kunjungan
kehamilan yang ke dua, jarak dengan anak
pertama yaitu keluhan yang dirasakan
pertama 10 tahun tidak pernah mengalami
pasien pada kunjungan pertama berupa
keguguran, anak pertama lahir spontan,
nyeri bagian pinggang, dan mulai berat
5
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

membawa perut. Hasil pengkajian pada saat tangan dan mengepel lantai dengan cara
pemeriksaan abdomen didapat hasil TFU sujud[7].
MC Donald : 26cm, Leopold I : 3 jari diatas Pada kunjungan ke dua pasien tidak
pusat, teraba 1 bokong dan 1 kepala. memiliki keluhan apapun dan hanya ingin
Leopold II : punggung kanan (puka) dan meriksa kehamilannya saja. Kemudian
punggung kiri (puki). Leopold III : teraba dilakukan pemeriksaan abdomen di dapat
bulat, keras dan melenting (kepala) dan TFU sesuai dengan usia kehamilannya
teraba bulat, lunak dan tidak melenting
namun cukup besar karena ini kehamilan
(bokong). Leopold IV : kepala belum masuk gemelli. Didapatkan hasil masih tetap sama
PAP. Diperiksa DJJ (detak jantung janin) keadaan janin dalam keadaan sungsang.
dengan hasil puka 144x/menit dan puki Selanjutnya dilakukan Kembali
140x/menit dan teratur. Setelah melakukan pemeriksaan USG (ultrasonografi) untuk
pemeriksaan abdomen didapat hasil satu melihat apakah janin masih tetap dalam
janin dengan letak sungsang, hal ini keadaan sungsang atau sudah Kembali
ditegaskan masih dalam batas wajar dan normal seperti kehamilan pada umumnya.
dilakukan pemeriksaan USG Meberikan KIE tentang cara posisi sujud
(ultrasonografi) untuk menegakkan lagi dengan kehamilan sungsang. Untuk
hasil pemeriksaan. melakukan posisi sujud selama 5-10 menit
Dari hasil pemeriksaan bahwa janin dengan cara posisi dada dan lutut menempel
masih tetap dalam keadaan sungsang dan dilantai kemudian menggerakkan bahu dan
menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan tangan kedepan kemudian lutut diam
dan penatalaksaan yang harus ibu lakukan ditempat. Agar tidak merasakan sakit ibu
dirumah. Menganjurkan ibu untuk banyak bisa meletakkan bantal di bagian dada. Atau
minum, 2 liter perhari agar pinggang ibu bisa melakukan cara lain yaitu dengan
tidak terlalu sakit. Meberikan KIE tentang mengepel menggunakan tangan dan
cara posisi sujud dengan kehamilan mengepel lantai dengan cara sujud[7].
sungsang. Untuk melakukan posisi sujud Hasil yang didapatkan pada kunjungan
selama 5-10 menit dengan cara posisi dada pertama dan kedua belum adanya perubahan
dan lutut menempel dilantai kemudian
kondisi janin dimana pada pemeriksaan
menggerakkan bahu dan tangan kedepan abdomen dan USG janin masih tetap dalam
kemudian lutut diam ditempat. Agar tidak keadaan sungsang. Hal ini pada kunjungan
merasakan sakit ibu bisa meletakkan bantal pertama dan kedua belum berhasil dan
di bagian dada. Atau bisa melakukan cara menganjurkan pasien untuk tetap
lain yaitu dengan mengepel menggunakan melakukan yang dianjurkan bidan dan
6
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

melakukan kolaborasi oleh dokter untuk diraba tiga bagian besar janin dan teraba dua
Tindakan selanjutnya hingga memasuki fase ballottement[9]. Sedangkan hasil
persalinan nanti. pengkajian pada saat pemeriksaan
kehamilan TFU MCD 26cm (3 jari diatas
Pembahasan
pusat), teraba satu bokong dan satu kepala.
Kehamilan kembar atau ganda yaitu
Punggung kanan (puka) dan punggung kiri
suatu proses fertilisasi menghasilkan janin
(puki).
lebih dari satu. Kehamilan ganda
Pada umumnya janin kembar tidak
mempunyai arti yang cukup penting dalam
besar dan memiliki cairan amnion lebih
bidang obsestri karena di samping
banyak dari pada janin biasa, sehingga
merupakan fenomena yang menarik,
sering terjadi perubahan presentasi dan
keadaan ini juga termasuk dalam kategori
posisi janin. Demikian pula letak janin
tinggi dalam kehamilan dan persalinan[8].
kedua dapat berubah setelah kelahiran bayi
Pada data subjektif didapatkan dari pertama, misalnya dari letak lintang menjadi
keluhan-keluhan ibu. Dimana pada kasus letak sungsang[10].
Ny.A mengatakan, ibu mengatakan nyeri Berbagai kombinasi letak serta
bagian pinggang, dan mulai berat membawa presentasi dapat terjadi. Yang paling sering
perut. Ibu mengatakan ini kehamilan kedua, ditemukan ialah kedua janin dalam letak
kehamilan sebelumnya berjarak 10 tahun memanjang dengan presentasi kepala,
dengan persalinan normal di bidan. Ibu kemudian menyusul presentasi kepala dan
mengatakan berat badannya bertambah bokong, keduanya presentasi bokong,
lebih cepat dari kehamilan sebelumnya. Hal presentasi kepala dan bahu, presentasi
ini sesuai dengan teori yaitu untuk dapat bokong dan bahu, dan yang paling jarang
menegakkan diagnosis kemungkinan hamil keduanya presentasi bahu[8].
kembar: besarnya peruthamil melebihi Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan
lamanya terlambat menstruasi, fisik yang dilakukan terhadap Ny. A, penulis
bertambahnya berat badan ibu hamil lebih menegakan diagnose yaitu G2P1A0 hamil
[9]
besar . 26 minggu dengan kehamilan gemelli sesuai

Pada data objektif dengan kasus ini Ny. dengan teori Kehamilan kembar atau ganda

A dilakukan pemeriksaan fisik dengan yaitu suatu proses fertilisasi menghasilkan

keadaan baik dan normal. Menurut janin lebih dari satu.

Manuaba (2014) besar Rahim bertambah Penatalaksaan yang diberikan pada Ny.

lebih cepat dari biasanya, dapat diraba A diberikan informasi hasil pemeriksaan

banyak bagian-bagian kecil janin, dapat pada ibu, hasil pemeriksaan dalam keadaan

7
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

normal dan ibu mengerti dengan Daftar Pustaka


penjelasannya, menganjurkan ibu untuk [1] R. Ulfah, “Hubungan Kadar Hemoglobin
Sebelum Persalinan Dengan Lama
banyak istirahat dan tidak terlalu berat untuk
Persalinan Kala Ii Di Rsud Adnaan Wd
melakukan pekerjaan rumah, ibu mengerti Kota Payakumbuh,” Fak. Kedokt. Univ.
Andalas, hal. 1–6, 2017.
dan akan beristirahat. Menganjurkan ibu [2] I. P. (2019). Hati, “Bab I Pendahuluan
'Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi
untuk banyak minum minimal 2 liter perhari dengan Gemeli Di Rsud Kota
Semarang",” J. Inf., vol. 10, hal. 1–16,
agar pinggang ibu tidak terlalu sakit, ibu 2009.
[3] R. N. ZA, R. S. Renjani, dan R. Astuti,
mengerti dan akan rutin minum 2 liter
“Pengaruh Umur, Kehamilan Ganda dan
perhari. Meberikan KIE tentang cara posisi Gravida pada Kejadian Preeklampsia di
Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda
sujud dengan kehamilan sungsang. Untuk Aceh Tahun 2015,” J. Healthc. Technol.
Med., vol. 2, no. 2, hal. 115, 2019, doi:
melakukan posisi sujud selama 5-10 menit 10.33143/jhtm.v2i2.244.
[4] F. Ferretti et al., “Hubungan Kehamilan
dengan cara posisi dada dan lutut menempel Gemeli dan Paritas Ibu dengan Kejadian
Preeklamsi Di Rud Arifin Achmad
dilantai kemudian menggerakkan bahu dan
Pekanbaru Tahun 2014,” Proc. 8th Bienn.
tangan kedepan kemudian lutut diam Conf. Int. Acad. Commer. Consum. Law,
vol. 1, hal. 43, 2014, doi:
ditempat. Agar tidak merasakan sakit ibu 10.1017/CBO9781107415324.004.
[5] Dinkes Kota Bogor, “Profil Kesehatan
bisa meletakkan bantal di bagian dada. Atau Kota Bogor Tahun 2016,” Profil Kesehat.
Kota Bogor Tahun 2016, hal. 43, 2016.
bisa melakukan cara lain yaitu dengan [6] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
“Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
mengepel menggunakan tangan dan
Provinsi Jawa Barat 2017,” Disk.
mengepel lantai dengan cara sujud[7]. Jabarprov, hal. 52, 2017, [Daring].
Tersedia pada:
http://diskes.jabarprov.go.id/dmdocumen
Kesimpulan ts/01b3018430a412a520e2b4a4b9d9864
f.pdf.
Tidak terdapatnya kesenjangan teori [7] Irfan Rahmatullah, Menjalani Kehamilan
& Persalinan yang Sehat. Jakarta, 2016.
dengan lahan praktek karena pemeriksaan [8] Amru Sofian, Sinopsis Obstetri. Jakarta :
EGC, 2011.
yang dilakukan sesuai dengan teori. [9] C. Manuaba, Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB. Jagarta : EGC,
2014.
[10] S. A. Bari, Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. 2006.

Anda mungkin juga menyukai