Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

S UMUR 33
TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAPAH KECAMATAN
JAPAH KABUPATEN BLORA

Kiki Oktavianingrum

Mahasiswa Kbidanan Jurusan DIII Kebidanan Blora ; Poltekkes Kemenkes Semarang


Jl. Ahmad Yani ; PO BOX II ; Blora

Abstract

Kiki Oktavianingrum1, Yanik Muyassaroh, SST, MPH2


Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S umur 33 tahun di wilayah kerja Puskesmas Japah,
Kecamatan Japah, Kabupaten Blora
xv+ 144 Hal+ 09 Tabel+ 07 Lampiran

Proses kehamilan, persalinan dan nifas adalah proses fisiologis. Pada dasarnya dalam proses ini
tidak sedikit ibu dan bayi mengalami problem kesehatan yang dapat meningkatkan jumlah
mobiditas dan mortalitas ibu dan bayi. AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
data yang diperoleh dari SDKI 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, ibu meninggal pada
masa kehamilan dan persalinan.Penyusunan Tugas Akhir ini dilakukan dalam bentuk studi kasus
dengan menggunakan pendekatan proses kebidanan 7 langkah varney.
Hasil penelitian ini diperoleh diagnosa G2P1A0 usia kehamilan 39+5 minggu fisiologis, dengan
keluhan nyeri pada pinggang bawah dan sering BAK, dengan persalinan fisiologis yang diikuti
masa nifas, selama masa nifas dan bayi baru lahir serta neonatus tidak ada keluhan. Penulis
melakukan penatalaksanaan sesuai dengan keluhan.
ada kehamilan didapatkan kesenjangan yaitu pada jarak pemberian vaksin TT2 ke TT3 yang tidak
sesuai. Pada pemeriksaan antenatal care penulis tidak melakukan pemeriksaan 14 T serta tidak di
berikan obat malaria dan obat gondok. Pada asuhan ibu bersalin ditemukan kesenjangan yaitu
tidak menggunakan kain untuk menahan perineum melainkan menggunakan popok bayi, dan
dilakukan penundaan pemotongan tali pusat 4 menit.
Kesimpulan dari asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu penulis mampu memberikan asuhan
yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat mengatasi masalah. Asuhan yang diberikan
pada ibu meliputi asuhan kehamilan, bersalin, nifas dan keluarga berencana serta bayi baru lahir
dan neonatus.

Kata kunci: Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, KB

Abstrak

Kiki Oktavianingrum1, Yanik Muyassaroh, SST, MPH2


Comprehensive Midwifery Care on Ny. S 33 Years old in coverage area of Puskesmas Japah,
Sub-distric of Japah, Blora City
xv+ 144 Pages+ 09 tables+ 07 attachments

[English Title: Comprehensive Midwifery Care on Ny. S 33 Years old in coverage area of
Puskesmas Japah, Sub-distric of Japah, Blora City] Pregnancy, delivery and post-partum is a
physiological process. Basically in this process is a little mom and baby having health problems
that can increase the morbidity and mortality of mothers and babies. MMR and IMR in Indonesia
is still high when compared to other ASEAN countries. Indonesia Demographic and Health
Survey in 2012, the maternal mortality rate in Indonesia is still high at 359/100,000 live births.
While the obtained from the Demographic and Health Survey 2007 of 228/100,000 live births,
mothers die during pregnancy and childbirth. The preparation of this final project is done in the
form of a case study using for 7 -step process approach obstetrics varney .
The results of this study obtained G2P1A0 diagnosis of gestational age 39+5 weeks physiological,
with complaints of frequent urinating and pain in the lower back, followed by physiological
childbirth during childbirth, during the puerperium and newborns and neonates no complaints.
The author conducted in accordance with the management of complaints. In pregnancy the gap is
obtained at the distance of TT2 vaccine to TT3 is not appropriate. Author in antenatal care makes
no checks 14 T and not given malaria drugs and drug mumps. In the care of maternal find the gaps
that do not use a cloth to hold the perineum but use diapers, and to postpone cutting the umbilical
cord 4 minutes.
The conclusion of the care provided in Ny . S is the author is able to provide care in accordance
with the needs of mothers so that they can fix the problem . Care provided to the mother include
care of pregnancy , childbirth, postpartum and family planning as well as newborns and neonates.

Keywords: author guidelines ; Midwifery Care Pregnancy, Childbirth, Postpartum, Newborn Baby,
Family Planing

1. Pendahuluan Tahun 2016).


Jumlah kasus kematian ibu di Kabupaten
Derajat kesehatan masyarakat merupakan
Blora pada tahun 2016 sebesar 22 kasus per
salah satu indikator yang digunakan untuk
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka
mengukur status kesehatan ibu dan anak pada
kematian bayi di Kabupaten Blora pada
suatu wilayah. Jumlah Angka Kematian Ibu
tahun yang sama sebesar 14,17 % kasus per
(AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800
1.000 kelahiran hidup. Hasil ini relatif lebih
perempuan meninggal setiap hari akibat
rendah dari angka kejadian di Jawa Tengah.
komplikasi kehamilan dan kelahiran anak.
Penyebab kematian ibu diantaranya yaitu
Kematian Maternal Asia Tenggara
perdarahan (33,22%), Hipertensi dalam
menyumbang hampir 1/3 jumlah kematian
kehamilan (27,08%), Infeksi (4,82%), dan
maternal yang terjadi secara global. Indonesia
lain-lain (21,26%) (Profil Kesehatan Provinsi
sebagian Negara berkembang mempunyai AKI
Jawa Tengah, 2016).
yang lebih tinggi dibandingkan Negara –
Angka kematian ibu di wilayah cakupan
Negara Assocation of South East Asian Nation
puskesmas Japah sebanyak 2 kasus.
(ASEAN) (WHO, 2014).
Kematian ibu tersebut disebabkan karena
Menurut Survey Demokrasi Kesehatan
riwayat penyakit jantung, dan post partum
Indonesia atau SDKI tahun 2012 AKI di
blus. Angka kematian bayi di wilayah ini
Indonesia 359 per 100.000 ribu kelahiran.
didapatkan 3 kasus. Peran pemerintah
Jumlah ini meningkat dibandingkan SDKI 2007
dalam hal ini yaitu untuk meningkatkan
yang besarnya 228 kematian dan masih
kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan
merupakan yang tertinggi di Asia ( Kementria
serta fasilitas kesehatan sehingga dapat
Kesehatan RI , 2015).
mengurangi AKI dan AKB di wilayah
Di Provinsi Jawa Tengah, jumlah kasus
cakupan puskesmas Japah (Dinas kesehatan
kematian ibu pada tahun 2016 sebanyak 602
kabupaten Blora, 2017).
kasus, mengalami penurunan dibandingkan
Data PWS KIA di PKD Tlogowungu
jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 yang
wilayah Kecamatan Japah Kabupaten Blora
sebanyak 619 kasus. Dengan demikian AKI
sampai bulan Desember 2017 menunjukan
Provinsi Jawa Tengah juga mengalami
cakupan K1 sebanyak (100%), K4 sebanyak
penurunan 111,16 per 100.000 kelahiran hidup
(123,33%), persalinan dengan tenaga
pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000
kesehatan sebanyak (100%), KF3 sebanyak
kelahiran hidup pada tahun 2016. Sebesar 63,12%
(100%), KN1 sebanyak (100%), KN Lengkap
kematian maternal terjadi pada waktu nifas,
sebanyak (90,91%), deteksi resiko tinggi
pada waktu hamil sebesar 22,92% dan pada
bumil sebanyak (100%), penanganan
waktu persalinan sebesar 13,95%. Sedangkan
komplikasi obstetrik sebanyak (30,00%),
penyebab kematian ibu di provinsi Jawa
penanganan komplikasi neonatal sebanyak
Tengah 2016 adalah sebangai berikut
(100%), kunjungan bayi sebanyak (72,73%).
perdarahan 33.32%, hipertensi dalam
Dari hasil analisa lanjut, K1
kehamilan 27,08%, infeksi 4,82%, gangguan
dibandingkan dengan K4 didapatkan bahwa
sisem peredaran darah 13,29%, dan lain-lain
K4 meningkat, hal ini karena rata-rata ibu
21,26% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa tengah
hamil periksa pada saat umur kehamilan berupa surveilans gizi dengan melakukan
lebih dari 32 minggu. Kemudian pada K4 pengumpulan data secara terus menerus dan
yang dibandingkan dengan Pn juga berkesinambungan, melakukan peningkatan
menurun sebesar 23,33%, disebabkan karena kualitas petugas gizi dan kader dengan cara
ibu hamil di Desa Tlogowungu masih Pendidikan, pelatihan, seminar, workshop,
banyak yang belum bersalin. Kemudian Pn kader. Dalam meningkatkan pengetahuan
dibandingkan dengan KF dan KN sudah dan ketrampilan masyarakat dilakukan
bagus, namun pada KN lengkap terjadi promosi kesehatan melalui media
penurunan yatu 9,09%. cetak/elektronik, serta melakukan
Pada tahun 2012 Kementerian pemerisaan dan perawatan kasus gizi buruk
Kesehatan meluncurkan program Expanding (Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, 2017).
Maternaland Neonatal Survival (EMAS) Salah satu cara yang di lakukan oleh
dalam rangka menurunkan angka kematian bidan untuk menurunkan AKI dan AKB
ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini adalah memberikan asuhan kebidanan
dilaksanakan di provinsi dan kabupaten secara komprehensif, sehingga
dengan jumlah kematian ibu dan neonatal perkembangan kondisi ibu setiap saat dapat
yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, terpantau dengan baik. Asuhan kebidanan
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan komprehensif adalah asuhan kebidanan
Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi yang dilakukan pada ibu secara
tersebut disebabkan 52,6% dari jumlah total komprehensif mulai dari kehamilan,
kejadian kematian ibu di Indonesia berasal persalinan, nifas dan KB serta bayi baru lahir.
dari enam provinsi tersebut. Sehingga Manfaat dari asuhan kebidanan
dengan menurunkan angka kematian ibu di komprehensif yaitu ibu menjadi terbuka dan
enam provinsi tersebut diharapkan akan percaya terhadap tenaga kesehatan. Peran
dapat menurunkan angka kematian ibu di bidan yaitu memantau kunjungan ANC ibu
Indonesia secara signifikan. Program EMAS TM III minimal ibu melakukan kunjungan 2
berupaya menurunkan angka kematian ibu kali, kunjungan nifas 4 kali yaitu 6-8 jam
dan angka kematian neonatal dengan cara post partum, 6 hari post partum, 2 minggu
meningkatkan kualitas pelayanan post partum dan 6 minggu post partum.
emergensi obstetri dan bayi baru lahir Unuk kunjungan neonatus, bidan
minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan melakukan kunjungan minimal 3 kali yaitu
300 Puskesmas/Balkesmas PONED dan KN I 6-48 jam, KN II 3-7 hari, KN III 8-28
memperkuat sistem rujukan yang efisien hari (Gavi, 2014).
dan efektif antar puskesmas dan rumah Sesuai dengan data pendahuluan
sakit (Profil Kesehatan Indonesia Tahun penulis di daerah Puskesmas Japah, penulis
2016). tertarik mengambil kasus pelayanan
Di Jawa Tengah, Dinas Kesehatan kebidanan pada Ny. S, umur 32 tahun,
meluncurkan program 5NG (Jateng Gayeng G2P1A0, hamil 37+5 minggu di Kabupaten
Nginceng Wong Meteng) yang diharapkan Blora.
adanya peran serta ibu-ibu PKK untuk turut
“nginceng wong meteng” agar dapat 2. Tinjauan Pustaka
menekan angka kematian ibu dan angka A. Manajemen Kebidanan pada Asuhan
kematin bayi. Nginceng yang dimaksutkan Kehamilan
disini adalah memantau kesehatan Manajemen kebidanan merupakan
kesehatan ibu dan bayinya melalui suatu proses pemecahan masalah yang
kunungan Antenatal Care (ANC) dari K1 digunakan sebagai metode untuk
hingga K4. Dengan begitu banyaknya kaum mengorganisasikan pikiran dan tindakan
ibu menjadikan para praktisi kesehatan, berdasarkan teori ilmiah,
seperi bidan, perawat, dan dokter tidak penemuan-penemuan, keterampilan dalam
mampu untuk selalu memantau kesehatan rangkaian/ yang logis untuk pengambilan
ibu hamil, sehingga perlu keterlibatan suatu keputusan berfokus pada klien
ibu-ibu PKK untuk membantu sebagian (Verney 1997 dalam Heryani, 2011; h.111).
tugas praktisi (Dinkes Jateng, 2016). 1. Pengkajian Data
Program untuk menurunkan AKI dan Pada langkah pertama ini semua
AKB yang dilakukan oleh dinas kesehatan informasi yang akurat dan lengkap
Kabupaten Blora adalah melalui program
dikumpulkan dari semua sumber yang tindakan yang akan atau yang telah
berkaitan dengan kondisi klien. Untuk dilakukan karena belum tentu
memperoleh data penulis melakukan setiap individu merasakan masalah
anamnesa, pemeriksaan fisik, yang sama dalam
pemeriksaan obstetrik serta kondisi/menerima diagnosis yang
pemeriksaan penunjang (Sondakh J, sama (Rukiah dan Yulianti, 2014; h.
2013; h.161). 191). Ny. X umur … tahun
a. Data Subyektif G…P…A… usia kehamilan …
Menggambarkan minggu dengan kehamilan normal.
pendokumentasian, pengumpulan 3. Perencanaan
data pasien melalui anamnesa Langkah ini merupakan
tanda gejala subjektif yang kelanjutan dari diagnose yang telah
diperoleh dari hasil bertanya pada diidentifikasi dan diantisipasi.
pasien, suami atau keluarga Sebelum melaksanakan setiap
(identitas umum, keluhan, riwayat asuhan yang telah direncanakan,
menarche, riwayat perkawinan, terlebih dahulu rencana harus
riwayat kehamilan, riwayat disepakati oleh bidan dan klien,
persalinan, riwayat KB, penyakit, karena klien berhak untuk
riwayat penyakit keluarga, memutuskan apakah mau
riwayat penyakit keturunan, menerapkan rencana asuhan
riwayat psikososial, pola hidup) tersebut atau tidak. Selanjutnya
(Rukiah dan Yulianti, 2014; h. 194). segala sesuai yang telah diputuskan
b. Data Obyektif dikembangkan dalam rencana
Setelah data subyektif asuhan yang komprehensif (Rukiah
diperoleh, selanjutnya melakukan dan Yulianti (2014; h. 193).
pengkajian data obyektif yaitu 4. Pelaksanaan
menggambarkan Pelaksanaan rencana asuhan
pendokumentasian hasil analisa dapat dilaksanakan oleh bidan
dan fisik klien, hasil lab, dan test langsung. Misalnya rencana asuhan,
diagnostic lain yang dirumuskan setelah ibu mendapatkan layanan
dalam data focus untuk konseling dari bidan tentang cara
mendukung assessment. Tanda mengatasi ketidaknyamanannya
gejala objektif yang diperoleh dan bisa dengan mengikuti senam ibu
hasil pemeriksaan (tanda KU, fital hamil, cara hidup sehat, gizi ibu
sign, fisik, khusus, pemeriksaan hamil, konseling tanda-tanda
dalam, lab penunjang) (Rukiah bahaya kehamilan, memberikan
dan Yulianti, 2014; h. 194). tablet besi minimal selama hamil 90
Pemeriksaan dilakukan mulai dari tablet (tiap tablet zat besi 60 mg),
bagian tubuh yang terjauh atau membantu ibu dan suami memilih
tersulit dari pemeriksa, mulai dari tempat bersalin yang sesuai. Setelah
ujung rambut sampai ujung kaki, ibu melaksanakan tindakan sesuai
lakukan secar aberurutan mulai rencana tersebut, hasilnya
periksa memandang (inspeksi), dievaluasi oleh bidan (Mandrawati,
meraba (palpasi), mendengar 2011; h. 13).
(auskultasi), kemudian mengetuk 5. Evaluasi
(perkusi) (Rukiah dan Yulianti, Evaluasi keefektifan dan asuhan
2014; h. 162). yang sudah diberikan meliputi
2. Interpretasi Data pemenuhan kebutuhan pada klien
Langkah kedua adalah apakah benar-benar telah terpenuhi
menetapkan diagnosis atau masalah sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan penafsiran data dasar sebagaimana telah di identifikasi di
yang telah dikumpulkan. Diagnosis dalam diagnosa dan masalah
pada dasarnya sangat relevan rencana tersebut (Rukiah dan
dengan daya objektif, sedangkan Yulianti (2014; h. 193). Evaluasi
untuk masalah lebih cenderung mencakup jangka pendek, yaitu
subjektifitas/respon klien terhadap sesaat setelah intervensi
dilaksanakan, dan jangka panjang, setelah bayi lahir, untuk mengamati
yaitu menunggu proses sampai keadaan ibu terutama terhadap bahaya
kunjungan berikutnya (Mandrawati, perdarahan postpartum, dimulai sejak
2011; h. 13). ibu dinyatakan aman dan nyaman
sampai 2 jam (Johariyah dan Ningrum,
A. Manajemen Kebidanan pada Asuhan
Persalinan 2012; h. 7).
Persalinan dan kelahiran
merupakan kejadian fisiologis yang normal, B. Manajemen Kebidanan pada Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai
peran petugas kesehatan adalah memantau
etelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
persalinan untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi. Persalinan adalah proses alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
membuka dan menipisnya serviks, dan janin
selama kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo,
turun ke dalam jalam lahir (Prawirohardjo,
2014; h. 122). Masa nifas merupakan fase
2014; h. 100).
khusus dalam kehidupan ibu dan bayi, yang
1. Persalinan Kala I
merupakan masa transisi bagi ibu, bayi dan
Kala I adalah kala pembukaan
keluarga secara fisiologis, emosional, dan
yang berlangsung dari pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Dibagi sosial. Masa ini dikenal sebagai masa inolusi
dimana sistem reproduksi perempan setelah
menjadi 2 fase, yaitu : Fase laten dan Fase
Aktif. Dalam fase laten dimulai sejak awal melahirkan akan kembali seperti keadaan
kontraksi yang menyebabkan penipisan sebelum hamil (Tanto, dkk, 2014).
Dalam masa nifas pertama kali yang
dan pembukaan serviks secara bertahap,
dilakukan adalah melakukan pengkajian data
berlangsung hingga serviks membuka
terlebih dahulu, setelah itu melakukan
kurang dari 4 cm. Dalam fase aktif
pemeriksaan dan membuat diagnosa
frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
meningkat secara bertahap, berlangsung berdasarkan data yang serta melakukan
perencanaan serta penatalaksanaan. Hal
dari pembukaan 4 cm sampai dengan 10
cm, akan terjadi dengan kecepatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Masa nifas 6 jam
rata-rata 1 cm per jam pada nullipara dan
Masa ibu nifas 6 jam ini masuk
lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada
dalam fase taking in yaitu periode
multipara (Johariyah dan Ningrum, 2012;
ketergantungan, berlangsung dari hari
h. 4-5).
pertama sampai hari kedua melahirkan.
2. Persalinan Kala II
Pada fase ini ibu sedang berfokus
Asuhan persalinan kala II (kala
terutama pada dirinya sendiri, ibu akan
pengeluaran) dimulai dari pembukaan
berulang kali menceritakan proses
10 cm hingga bayi lahir. Bidan
persalinan yang dialaminya dari awal
memberikan Asuhan Persalinan Normal
sampai akhir (Walyani, 2017; h. 77).
(APN) yang terdiri dari 58 langkah.
2. Masa Nifas 6 Hari
Bidan sebagai penolong persalinan
Masa nifas 6 hari masuk dalam fase
harus mampu dan terampil menangani
proses selama kala II taking hold, periode yang berlangsung
3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase
3. Persalinan Kala III
Pengkajian yang dilakukan ini ibu timbul rasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung
mngenai keluhan ibu pada persalinan
kala III yaitu pasien mengatakan bahwa jawabnya dalam merawat bayi. Ibu
mempunyai perasaan sangat sensitif,
bayinya telah lahir, ibu merasa perutnya
sehingga mudah tersinggung dan
masih mules, hal ini disebabkan adanya
kontraksi untuk mengluarkan plasenta. marah (Walyani dan Purwoastuti, 2017;
h. 78).
Pada kala III persalinan, otot uterus
3. Masa Nifas 2 Minggu
berkontraksi mengikuti penyusutan
volume rongga uterus. Tempat Masa nifas 2 minggu masuk dalam
fase letting go, yaitu periode menerima
implantasi plasenta mngalami
tanggung jawab akan peran barunya.
pengerutan akibat pengosongan kavum
Ibu sudah mulai menyesuaikan diri
uteri dan kontraksi lanjutan, sehingga
plasenta dilepaskan dari perekatanya dengan ketergantungan bayinya. Ibu
akan lebih percaya diri dalam menjalani
dan pengumpulan darah pada ruang
peran barunya. Pendidikan kesehatan
uteroplasenter akan mendorong
plasenta keluar dari jalan lahir (Rukiah, yang diberikan pada fase sebelumnya
akan sangat berguna bagi ibu (Walyani
dkk, 2009).
dan Purwoastuti, 2017; h. 78).
4. Persalinan Kala IV
Kala pengawasan selama 2 jam Alat kontrasepsi yang digunakan
setelah selesai masa nifas diantaranya
MAL (Metode Amenore Laktasi), Bidan akan memeriksa telapak kaki
kontrasepsi mantap, alat kontrasepsi bayi setiap 15 menit (jika telapak bayi
dalam rahim, implant, suntik progestin, dingin periksa suhu aksila dan jika
minipil, kondom (pelayanan kesehatan suhu bayi kurang dari 36,50C segera
ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
hangatkan bayi). Bidan akan
rujukan 2013).
menerapkan pencegahan infeksi
C. Manajemen Kebidanan pada Bayi Baru dengan cara pemberian salep mata
Lahir dan Neonatus profilaksis (Oxytetrasiklin),
Menurut Sarwono (2005) dalam memberikan vaksin Hb0 pada bayi
Sondakh (2013) menjelaskan bahwa bayi baru lahir untuk mencegah virus
baru lahir normal adalah bayi yang lahir hepatitis B, serta injeksi vitamin K
pada usia kehamilan 37-42 minggu untuk mencegah perdarahan tali
dengan berat lahir anatar 2500-4000 pusat. Perencanaan asuhan yang
gram. Bayi baru lahir yaitu bayi yang akan diberikan pada bayi baru lahir
lahir cukup bulan, 38-42 minggu berat yang terakhir yaitu bidan akan
badan sekitar 2500-3000 gram dan melakukan bounding attachment
panjang badan sekitar 50-55 cm. kepada ibu dan bayi dengan cara
Manajemen asuhan kebidanan pada bayi melakukan rawat gabung (pemberian
baru lahir 1 jam dilakukan setelah ASI segera).
tindakan IMD berlangsung yang 4. Penatalaksanaan
meliputi 5 langkah sebagai berikut: Setelah ditentukan rencana
1. Pengkajian data. tindakan yang akan dilakukan bidan
Dalam manajemen asuhan perlu melakukan implementasi
kebidanan bayi baru lahir dan terhadap asuhan yang sesuai dengan
neonatus diperlukan data yang perencanaan yang telah ditetapkan
diperoleh dari pengkajian dan sebelumnya. Dalam hal ini bidan
pemeriksaan pada bayi. Pada menentukan kebutuhan bayi dengan
langkah pertama ini dikumpulkan cara melakukan pemeriksaan fisik
semua informasi yang akurat dan dan memantau warna kulit bayi.
lengkap dari semua sumber yang Menjaga kehangatan bayi untuk
berkaitan dengan kondisi klien. mencegah hipotermia dan memeriksa
Untuk memperoleh data dilakukan telapak kaki bayi setiap 15 menit.
dengan cara anamnesa kepada Bidan melakukan pencegahan infeksi
keluarga bayi, pemeriksaan fisik dengan cara pemberian salep mata
sesuai dengan kebutuhan dan profilaksis (Oxytetrasiklin),
pemeriksaan tanda tanda vital, memberikan vaksin Hb0 pada bayi
pemeriksaan khusus dan baru lahir untuk mencegah virus
pemeriksaan penunjang (Rukiyah hepatitis B, serta injeksi vitamin K
dan Yulianti, 2013; h. 50). untuk mencegah perdarahan tali
2. Interpretasi Data pusat.
Bidan menentukan diagnosa Berdasarkan hasil penelitian yang
kebidanan yang ditegakkan melalui dilakukan oleh Sukamti dan Riyono
pengumpulan data subyektif dan (2015) mengatakan bahwa pelayanan
obyektif pada bayi. Diagnosa kesehatan neonatal khususnya
kebidanan yang ditegakkan pada kunjungan (KN) dan pemberian
bayi baru lahir fisiologis adalah injeksi vitamin K pada bayi baru lahir
By.Ny. X Jenis Kelamin ... Umur ... terdapat hungan bermakna dengan
Hari Bayi Baru Lahir Fisiologis. kematian neonatal di Indonesia.
3. Perencanaan Kunjungan neonatal yang tidak
Bidan perlu melakukan sesuai standart atau perilaku tidak
perencanaan asuhan secara melakukan kunjungan neonatal serta
menyeluruh yang mencakup tidak mendapatkan pemberian injeksi
kebutuhan bayi baru lahir. Dalam hal vitamin K secara statistic memiliki
ini bidan akan menentukan risiko kematian neonatal semakin
kebutuhan untuk pemeriksaan fisik besar.
dan memantau warna kulit bayi. Asuhan yang terakhir yaitu
melakukan bounding attachment persalinan, nifas/KB serta melakukan
kepada ibu dan bayi dengan cara asuhan pada bayi baru lahir daan neonatus.
melakukan rawat gabung (pemberian
ASI segera) (Marmi, 2012). Menurut B. Subjek
penelitian Rohmawati, Rahmawati Subyek yang digunakan oleh penulis
dan Kartiningsih (2014) diperoleh ditentukan dengan menggunakan teknik
hasil bahwa rawat gabung dapat populasi dan sampel. Populasi merupakan
meningkatkan keberhasilan wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek
menyusui karena ibu sudah yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
mengetahui manfaat rawat gabung. tertentu. Populasi dari studi kasus yang
5. Evaluasi digunakan dalam pembuatan proposal
Evaluasi pada bayi baru lahir laporan tugas akhir ini adalah semua ibu
fisiologis dilakukan dengan hamil pada trimester III dengan usia
menggunakan asuhan bayi baru lahir kehamilan 36 minggu yang tidak mengalami
fisiologis. Bidan telah melakukan komplikasi di PKD wilayah kerja kabupaten
pemantauan kebutuhan bayi dengan Blora. Setelah dilakukan penentuan populasi
cara melakukan pemeriksaan fisik penulis melakukan pengkajian secara
dan memantau warna kulit bayi. mendalam dan ditarik kesimpulan (Hidayat,
Bidan menjaga kehangatan bayi 2009; h. 68).
untuk mencegah hipotermia dan kriteria inklusi dan eksklusi penulis
sudah dilakukan pemeriksaan menemukan sampel Ny. S umur 33 tahun di
telapak kaki bayi setiap 15 menit. daerah Kabupaten Blora yang dilakukan
Sudah dilakukan pencegahan infeksi asuhan komprehensif mulai dari kehamilan,
dengan cara pemberian salep mata persalinan, nifas/KB serta bayi baru lahir
profilaksis (Oxytetrasiklin) dan dan neonatus.
injeksi vitamin K untuk mencegah
perdarahan tali pusat pada bayi. C. Pengumpulan Data dan Analisa Data
Evaluasi yang terakhir yaitu bidan 1. Sumber data.
sudah melakukan bounding Menurut Alimul A (2009; h. 98),
attachment kepada ibu dan bayi pada dasarnya sumber data terdiri dari
dengan cara melakukan rawat Angket (Questionaire), Observasi
gabung (pemberian ASI segera). (pengamatan), Wawancara, Tes, dan
dengan menggunakan data yang telah
3. Metode ada (dokumentasi).
Dalam hal ini penulis menggunakan
A. Rancangan
metode pengumpulan data wawancara.
Rancangan adalah suatu konsep yang
Metode pengumpulan data
ditentukan oleh penulis untuk melakukan
menggunakan teknik wawancara. Dalam
sebuah penelitian. Dalam menyusun laporan
studi kasus ini data primer yang
tugas akhir ini, penulis menggunakan
diperoleh dari hasil wawancara yaitu
rancangan penulisan studi kasus. Studi
data subyektif yang meliputi hasil
kasus dalam kebidanan merupakan salah
anamnesa langsung kepada Ny. S
satu metode penelitian kebidanan untuk
Sedangkan data sekunder yaitu data
memberi gambaran secara rinci. Studi kasus
yang diperoleh melalui hasil
kebidanan yang dilakukan meliputi latar
pengumpulan data. Meliputi
belakang, karakteristik yang khas dari kasus
pemeriksaan fisik ibu dan bayi serta
yang dituju, setelah itu dijadikan satu
riwayat pemeriksaan kehamilan ibu.
menjadi sesuatu yang bersifat umum.
2. Prosedur pengumpulan data
Dalam hal ini penulis mempelajari
Dalam melakukan pengumpulan
individu secara terperinci dengan tujuan
data penulis melakukan observasi
untuk mempermudah penulis dalam
tempat, disini penulis menentukan PKD
pengumpulan data yang diperlukan.
yang sesuai dengan kriteria yang sudah
Asuhan yang diberikan pada Ny. S umur 33
ditetapkan oleh pihak institusi. Penulis
tahun di wilayah kerja Puskesmas Japah
telah melakukan studi kasus di wilayah
Kecamatan Japah Kabupaten Blora dimulai
cakupan puskesmas di Kabupaten Blora.
dari asuhan kebidanan kehamilan,
Setelah menentukan PKD yang telah
digunakan dalam pengambilan kasus, ada dan di jelaskan pada bab
penulis melakukan perizinan tempat pembahasan.
dengan bidan tersebut untuk selanjutnya
digunakan untuk melakukan asuhan
komprehensif. Kemudian tahap 4. Pembahasan
selanjutnya penulis menentukan pasien
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan
yang sesuai dengan kriteria yang sudah
komprehensif pada Ny.S usia 32 tahun di Desa
ditentukan yaitu pasien dengan Tlogowungu Kecamatan Japah tahun 2018, penulis
kehamilan fisiologis trimester ketiga ingin membandingkan antara teori dengan fakta
dengan umur kehamilan minimal 36 yang ada selama melakukan asuhan kebidanan
minggu di cakupan wilayah kepada Ny.S.
PKD/Puskesmas yang digunakan. Pada kunjungan pertama terdapat
3. Pengolahan data kesenjangan yaitu pemeriksaan yang
Pengelolaan data dilakukan mulai dilakukan oleh penulis kepada Ny. S belum
dari pengambilan sampel dan disajikan mencakup 14 T. Penulis hanya melaksanakan
dalam bentuk tertulis. Pada penelitian 10 T, penulis tidak melakukan tes urine
ini, yang pertama penulis memeriksa glukosa tidak dilakukan karena dalam
data yang telah diperoleh dari hasil studi pemeriksaan TFU tidak ditemukan ukuran
kasus. Apabila ditemukan kekurangan tinggi fundus lebih besar dibanding usia
data, akan dilakukan studi ulang ke kehamilan, serta penulis tidak melakukan
lapangan. Selanjutnya data dapat diolah pemberian obat malaria dan pemberian obat
menggunakan manajemen kebidanan gondok pada klien, dengan alasan ibu tidak
Varney yaitu pengumpulan data, menunjukkan gejala penyakit malaria dan
interpretasi data, menetapkan penyakit gondok, dan pada Ny. S hanya
kebutuhan segera, menentukan rencana dilakukan pemeriksaan Hb dengan hasil 12,3 g%
asuhan kebidanan yang akan diberikan dan golongan darah dengan hasil golongan
secara menyeluruh, pelaksanaan, dan darah B.
melakukan evaluasi hasil terhadap Pada tanggal 5 Februari 2018 saat usia
implementasi yang telah dilakukan. kehamilan Ny. S 38 minggu penulis melakukan
Setelah itu melakukan dokumentasi kunjungan ulang. Pada kunjungan kedua ini ibu
dengan menggunakan metode SOAP. tidak mengeluh nyeri punggung namun ibu
4. Analisa data mengeluh sering BAK. Hal ini wajar dalam
Pada tahap ini penulis melakukan kehamilan khususnya trimester III. Kandung
analisa data dengan cara pengumpulan kemih yang tertekan oleh pembesaran uterus
data terlebih dahulu untuk selanjutnya selama kehamilan menjadi salah satu faktor
melakukan implementasi di lapangan. penyebab sering BAK pada trimester III, dilihat
Analisis data dilakukan sebelum dari pola nutrisi Ny. S juga sebagai faktor
implementasi asuhan kebidanan penyebab masalah pada ibu yaitu sering
digunakan untuk fokus penelitian, mengonsumsi teh 1 gelas perhari. Menurut
namun analisa data masih bersifat Sulistyawati (2009; h. 133) teh merupakan salah
sementara. Analisa data yang dilakukan satu cairan diuretik dan tidak dianjurkan untuk
dengan cara memeriksa data yang telah ibu hamil karena dapat mempercepat kerja
dikumpulkan sebelumnya. Pada waktu ginjal. Penatalaksanaan yang penulis berikan
pengumpulan data penulis menentukan yaitu menganjurkan ibu untuk mengurangi
masalah, yang selanjutnya dapat di minuman yang mengandung diuretik seperti
jadikan perencanaan tindakan kepada teh, kopi, cola dengan kandungan cafffein.
responden. Ny. S datang ke Puskesmas Japah pada tanggal
Setelah melakukan analisa data 11 Maret 2018 jam 14.00 WIB mengaku mules dan
penulis melakukan implementasi keluar lendir bercampur darah dari vagina sejak jam
11.00 WIB, dilakukan pemeriksaan dalam pukul
terhadap rencana yang telah di tentukan.
14.00 WIB ternyata sudah terjadi pembukaan 5 cm
Kemudian melakukan evaluasi terhadap
dan dimulainya inpartu fase aktif.Pada pukul 14:30
implementasi yang telah dilakukan. tanggal 11 Maret 2018 pembukaan lengkap.
Tahap terakhir pada penelitian ini Lamanya persalinan pada kala I dari pembukaan 1
penulis membandingkan antara studi cm sampai 10 cm selama 7 jam, hal ini sesuai dengan
kasus dengan teori yang telah ada. Serta teori yang dikemukakan oleh buku JNPK-KR
penulis menemukan kesenjangan yang
(2008)bahwa pada multipara terjadi pembukaan 1 3 kali kunjungan nifas yaitu pada 6 jam, 6
cm hingga 2 cm setiap 1 jam. hari dan 2 minggu post partum.
Saat hendak menolong persalinan, penulis Penatalaksanaan yang diberikan efektif
belum menggunakan APD lengkap walaupun karena sesuai dengan keluhan ibu.
di Puskesmas tersedia APD lengkap karena 4. Penulis mampu memberikan asuhan
keterbatasan waktu saat akan menolong kebidanan bayi baru lahir dan neonatus
persalinan dan penulis tergesa-gesa memimpin fisiologis pada By. Ny. S secara
persalinan saat pembukaan sudah lengkap komprehensif..
sehingga penulis hanya menggunakan sarung
tangan steril, masker dan celemek. Hal ini tidak Saran
sesuai menurut JNPK-KR (2008) bahwa APD 1. Bagi mahasiswa
meliputi celemek, penutup kepala, masker, Mahasiswa sebaiknya lebih
kaca mata dan sepatu boot. memperdalam lagi tentang teori dalam
Proses pemotongan tali pusat dilakukan 4 memberikan asuhan kebidanan pada ibu
menit setelah tali pusat berhenti berdenyut. hamil, bersalin, nifas dan pelayanan KB
Hal tersebut sesuai dengan penelitian serta bayi baru lahir secara komprehensif
Nurrochmi, Hapitria, Suhaemi (2014) sehingga dalam pengaplikasian pada kasus
menyatakan bahwa rata-rata kadar hemoglobin nyata dapat diberikan dengan maksimal.
pada bayi baru lahir dengan penundaan 2. Bagi pasien
pemotongan tali pusat mempunyai kadar Pasien harus lebih aktif dan kooperatif
hemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan pada petugas kesehatan, terutama
dengan rata-rata kadar hemoglobin pada bayi mengenai kehamilan, persalinan, nifas dan
baru lahir segera dipotong karena penundaan bayi baru lahir. Sehingga dapat mengetahui
pemotongan tali pusat memiliki efek positif informasi kesehatan dan taraf kesehatan ibu
diantaranya mencegah anemia pada bayi baru lebih terjamin.
lahir serta mengurangi resiko ikterus selama 3. Bagi tempat pelayanan kesehatan
masa neonatus Pelayanan kesehatan menjadi lebih
meningkat kualitasnya berupa fasilitas
5. Simpulan dan Saran sesuai dengan standar yang meliputi
standar alat yaitu perlengkapan alat
Berdasarkan asuhan kebidanan perlindungan diri.
komprehensif yang dilakukan pada Ny. S 4. Bagi tenaga kesehatan
umur 33 tahun mulai dari hamil, bersalin, nifas, Tenaga kesehatan memberikan
dan BBL pada By. Ny. S di PKD Tlogowungu , asuhan kebidanan komprehensif
desa Tlogowungu, Kecamatan Japah, berdasarkan prisip Continuity of Care dan
Kabupaten Blora. sesuai dengan standar pelayanan.
5. Bagi institusi pendidikan
Simpulan Institusi pendidikan mampu
1. Penulis mampu memberikan asuhan menjadikan bahan acuan dalam
kebidanan kehamilan fisiologis pada Ny.S penulisan laporan-laporan selanjutnya
umur 33 tahun hamil 39+5 minggu secara serta mampu mengembangkan
komprehensif dimulai dari kunjungan perbedaan ilmu yang ada dilapangan
antenatal pertama ditemukan masalah dengan institusi.
pegal-pegal pada pinggang. Kunjungan 6. Bagi IPTEK
keduasering BAK. Penatalaksanaan yang Laporan tugas akhir ini dapat
diberikan pada Ny. S sudah sesuai karena menjadi bahan acuan dalam
dapat mengatasi keluhannya. mengembangkan informasi pengetahuan
2. Penulis mampu memberikan asuhan dan teknologi dalam lingkup kesehatan.
kebidanan persalinan fisiologis pada Ny. S
umur 33 tahun hamil 39+5 minggu secara 6. Ucapan Terima Kasih
komprehensif.
3. Penulis mampu memberikan asuhan Terima kasih disampaikan kepada
kebidanan nifas fisiologis pada Ny. S umur 33 Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah
tahun secara komprehensif. Masa nifas pada mendanai keberlangsungan penelitian ini,
Ny. S berjalan normal penulis melakukan juga disampaikan kepada pihak-pihak yang
pemantauan nifas sesuai dengan prosedur KF, telah membantu pelaksanaan penelitian.
21, h. 25, h. 48, h. 56-60, h. 71-72, h.
7. Daftar Pustaka 134-135, h. 253.

Departemen Kesehatan. Panduan pelayanan . Suryaningsih. A. Fatmawati E.


kesehatan bayi baru lahir berbasis Asuhan kebidanan patologi. Yogyakarta:
perlindungan anak. Jakarta: Pustaka Pelajar; 2011. h. 13; 51.
Kementerian kesehatan; 2010.
Nugraheny E. Sulistyawati A. Asuhan kebidanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Blora. Profil pada ibu bersalin. Jakarta: Salemba Medika;
kesehatan kabupaten Blora tahun 2010.
2015. Semarang: Kepala dinas
kesehatan provinsi Jawa Tengah; Prawirohardjo. Buku acuan nasional pelayanan
2016. kesehatan maternal neonatal. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono; 2014; h. N-3, h. N-20,
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. h. N-21, h. 118, h. 219.
Profil kesehatan provinsi jawa tengah
tahun 2015. Semarang: Kepala dinas . Buku panduan praktis
kesehatan provinsi Jawa Tengah; pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
2016. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2012; h. M-121-123, h. 207, h.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 373-375.
Profil kesehatan provinsi jawa tengah
tahun 2016. Semarang: Kepala dinas . Buku panduan praktis
kesehatan provinsi Jawa Tengah; pelayanan kontrasepsi. Jakarta: PT Bina
2017. Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2012; h.
U-51, h. U-52.
Handayani. Buku ajar dokumentasi
kebidanan. Jakarta: TIM; 2012; h. 94, h. Purwoastuti T. Walyani E. Konsep kebidanan.
96. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2014.

Heryani A. Buku ajar konsep kebidanan. Rahayu S, Apriningrum N. Fakto-faktor yang


Jakarta: TIM; 2011; h. 111. berhubungan pemberian ASI eksklusif pada
karyawati tahun 2013. Karawang: Jurnal
Hidayat AA. Metode Penelitian Ilmiah Solusi; 2014 Vol. 1, No. 1.
Keperawatan dan Tekhnik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika; 2009; Rimandini. Sari. Asuhan kebidanan masa nifas.
h. 68,h. 92, h, 94, h. 100, h. 133. Jakarta: TIM; 2014; h. 72, h. 89, h. 207, h. h.
224, h. 244, h. 294.
Ilmiah W. Buku ajar asuhan persalinan
normal. Yogyakarta: Nuha Medika; Rukiyah A. Yulianti L. Asuhan neonatus bayi
2015; h. 61-62, h. 75, h. 79, h. 128, h. dan anak balita. Jakarta: TIM; 2013; h. 50, h.
130, h. 152, h. 154, h. 201-202, h. 237. 78-79, h. 85, h. 88-90, h. 96-98, h, 102, h. 140.

JNPK-KR. Asuhan persalinan normal dan Sondakh J. Asuhan kebidanan persalinan & bayi
inisiasi menyusui dini. Jakarta: baru lahir. Jakarta: Erlangga; 2013; h. 2, h. 16,
Direktur Jendral Bina Kesehatan h. 136, h. 162-169, h. 170, h. 199-200.
Masyarakat; 2008; h. 38, h. 168, h. 88.
Sulistyawati A. Asuhan kebidanan pada masa
Kusmiyati Y. Wahyuningsih H. Sujiyatini. kehamilan. Jakarta: Salemba Medika; 2009;
Perawatan ibu hamil. Yogyakarta: h. 81, h. 87, h. 152-154, h. 239.
Fitramaya; 2010; h. 13, h. 96, h. 142, h.
173. . Vol. 07, No. 01.

Marmi. Rahardjo K. Asuhan neonatus, bayi, Walyani E. Asuhan kebidanan pada kehamilan.
balita dan anak prasekolah. Yogyakarta: PT Pustaka Baru; 2015; h. 58, h.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2012; h. 72, h. 85-87, h. 129, h. 130-132, h. 133, h.

Anda mungkin juga menyukai