Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL ILMIAH

DETERMINAN KARAKTERISTIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PEMILIHAN PERSALINAN DENGAN DUKUN

Disusun Oleh :
DELTA NOVITASARI
02180200047

PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA, 2020
1

Determinan Karakteristik Yang Berhubungan dengan Perilaku Pemilihan


Persalinan dengan Dukun pada Ibu Bersalin di Provinsi Maluku

Delta Novitasari1, Astrid Novita2, Istiana Kusumastuti 3


1,2,3
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jl. Harapan No.50 Lenteng Agung - Jakarta Selatan 12610, telp (021) 78894045
Email: deltanovitasari1@gmail.com 1, astridnh.by28@gmail.com2, istianaku31@gmail.com3

Abstrak
Persalinan yang dilakukan dirumah oleh bantuan dukun bersalin mengakibatnya tingginya kematian ibu dan bayi.
Prevalensi capaian angka nasional pelayanan kesehatan ibu salah satunya penolong persalinan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan (98,9%) dan tenaga non kesehatan/dukun (42,9 %). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
determinan karakteristik yang mempengaruhi perilaku pemilihan persalinan dengan dukun pada ibu bersalin di
provinsi Maluku. Desain penelitian menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) dan non-intervensi dengan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah semua persalinan yang di tolong oleh tenaga
kesehatan (Nakes) dan semua persalinan di tolong oleh dukun yang ada di Provinsi Maluku yaitu dengan proporsi
kualifikasi terendah pada perempuan umur 10-54 Tahun terdapat 53,7% (382) dan 42,9% (376). Pengolahan data
dengan komputer dengan program SPSS. Analisis data adalah analisis bivariat dan untuk menguji hipotesis
penelitian digunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh nilai p value usia 0,005, pendidikan 0,000, status
pekerjaan 0,000, Pengetahuan keberadaan Puskesmas, Pustu, Pusling/Bidan Desa terdekat 0,000, waktu tempuh ke
fasyankes 0,006, riwayat pemeriksaan ANC 0,000. Kesimpulan menunjukan adanya pengaruh determinan
karakteristik umur (Pv=.... dan OR=....), pendidikan, status pekerjaan, waktu tempuh ke fasyankes, Pengetahuan
keberadaan Puskesmas/Pustu/Pusling/Bidan Desa terdekat dan riwayat pemeriksaan ANC terhadap perilaku
pemilihan penolong persalinan dengan dukun.

Kata kunci : Karakteristik, Penolong persalinan dengan dukun

Abstract
Deliveries carried out at home by traditional birth attendants inflict the high maternal and infant mortality. The
prevalence of national achievement in maternal health services includes delivery assistance provided by health
workers (98.9%) and non-health workers / traditional birth attendants (42.9%). The purpose of this study is to
find out the determinants of characteristics that affect the behavior of choosing childbirth with traditional birth
attendants in women giving birth in Maluku province, 2018 Basic Health Research Data. The research design
used was a cross-sectional and non-intervention design with a descriptive quantitative approach. The
population in this study were all deliveries assisted by health workers (Nakes) and all deliveries assisted by
traditional birth attendants in Maluku Province, with the lowest qualifying proportion of women aged 10-54
years, there were 53.7% (382) and 42 , 9% (376). Data processed using the computer by the SPSS program.
Data analysis was bivariate analysis and the research hypothesis tested by the Chi-Square test. The results of
the study obtained p value of age is 0.005, education is 0.000, employment status is 0.000, knowledge of the
existence of the Puskesmas, Pustu, Pusling / Village Midwives nearby is 0.000, travel time to health facilities is
0.006, history of ANC examination is 0,000. The conclusion shows that there is a determinant effect of the
characteristics of age, education, work status, travel time to health care facilities, knowledge of the existence of
the nearest Puskesmas / Pustu / Pusling / Village Midwife and ANC examination history on the behavior of
selecting on the behavior of choosing birth attendants with a traditional birth attendants.

Keywords : Characteris of A birth attendant with a traditional birth


2

Pendahuluan
Persalinan merupakan proses alamiah Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
dan bukan suatu penyakit, namun perlu mengalami penurunan dari tahun 1991-
diwaspadai karena kondisi yang semula 2012, tetapi mengalami kenaikan ditahun
normal dapat menjadi tidak normal atau 2015. Dimana pada tahun 2012 AKI sebesar
patologis.1 Menurut Kemenkes RI setiap 19 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan
proses persalinan juga harus dilaksanakan di pada tahun 2015 sebesar 22,23 per 1.000
fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI)
kesehatan terlatih.2 tahun 2018/2019 di Indonesia masih tergolong
tinggi di 305 per 1000 kelahiran hidup, akar
Pada beberapa daerah masih banyak
masalah tingginya angka kematian ibu bermula
memilih penolong persalinan dengan tenaga
dari rendahnya pendidikan seks kepada anak.
non kesehatan seperti dukun beranak yang
Akibatnya, mereka tidak paham bahwa
sering kali menimbulkan dampak buruk bagi
aktivitas seksual dan reproduksi pun butuh
ibu dan bayi seperti tetanus neonatorum dan
perencanaan matang. AKI tinggi dapat
infeksi karena pertolongan persalinan yang
disebabkan oleh perencanaan kehamilan yang
diberikan tidak adekuat. Rendahnya cakupan
kurang matang, sehingga perempuan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
melahirkan terlalu banyak, terlalu dekat, terlalu
menjadi salah satu faktor yang yang
muda, atau terlalu tua.5
berhubungan dengan angka kematian pada ibu
dan bayi.3 Salah satu kabupaten di Provinsi
Sulawesi Selatan yang pernah mengalami
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
kunjungan ANC yang sangat rendah adalah
jumlah kematian ibu yang terjadi selama
Kabupaten Takalar. Pada tahun 2006, jumlah
kehamilan, persalinan dan nifas yang
kunjungan K1 hanya sebesar 23% sedangkan
disebabkan oleh kehamilan, persalinan, nifas
jumlah kunjungan K4 sebesar 24,37%.
ataupun penanganannya, tapi bukan
Rendahnya kunjungan ANC ternyata juga
disebabkan oleh kecelakaan atau cidera di
diselingi dengan ditemukannya enam kematian
setiap 100.000 kelahiran hidup Angka
ibu saat melahirkan di Kabupaten Takalar.
Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah
Angka yang jika diterjemahkan menjadi sekitar
kematian bayi dalam usia 28 hari pertama
300 kematian ibu per 100.000 kelahiran.
kehidupan per 1000 kelahiran hidup.4 Target
Cakupan ANC sangat memprihatinkan.
penurunan Angka kematian bayi pada tahun
Membuktikan bahwa pemeliharaan dan
2013 di Provinsi Maluku belum tercapai
pengawasan terhadap ibu hamil sangat rendah.
dikarenakan jauhnya jangkauan layanan pada
Jadi, sudah sewajarnya jika ditemukan ada 6
desa-desa terpencil dan pulau-pulau kecil.
angka kematian ibu pada tahun tersebut. Salah
Penyebab kematian bayi dibagi menjadi
satu program yang berhasil dikembangkan
kematian dalam kandungan yang dibawa oleh
untuk mengatasi masalah AKI di Kabupaten
bayi sejak lahir seperti asfiksia dan kematian
Takalar adalah Kemitraan Bidan dan Dukun
bayi di luar kandungan yang disebabkan oleh
(KBD). Keberhasilan program KBD bisa
beberapa faktor-faktor yang berhubungan
dilihat dari peningkatan kunjungan cakupan
dengan pengaruh dari luar.
K1 dan K4 serta pelayanan oleh tenaga
Organisasi kesehatan dunia (WHO) kesehatan. Sebelum KBD diterapkan yakni
memperkirakan sekitar 830 perempuan pada tahun 2006, jumlah kunjungan K1 hanya
meninggal tiap harinya karena diakibatkan mencapai 23%. Sedangkan pada tahun 2009,
komplikasi kehamilan dan pada saat proses saat KBD diterapkan kunjungan K1 sebesar
kelahiran. Sekitar 99% dari kematian tersebut 72,12%, meningkat pada tahun 2010 sebesar
terjadi di daerah negara berkembang. Pada 93,18% dan tahun 2011 kunjungan K1
tahun 2015, rasio kematian maternal di mencapai 98,37%. Sementara untuk kunjungan
negara-negara berkembang adalah 239 per K4, pada tahun 2006 (sebelum KBD
100.000 kelahiran hidup berbanding 12 per diterapkan) cakupan K4 sebesar 24,37%. Pada
100.000 kelahiran hidup di negara maju. tahun 2009, kunjungan K4 mencapai 73,46%,
Sekitar 303.000 wanita meninggal selama meningkat pada tahun 2010 menjadi 97,57%,
kehamilan dan persalinan pada akhir tahun dan pada tahun 2011 sebesar 98,37%. Dampak
2015.4 lain dari keberhasilan program KBD adalah
dengan menurunnya angka kematian hingga
3

nol persen pada tahun 2011. Hal ini keluarga atau lainnya 3,0 % dan tidak ada
menunjukkan bahwa pemantauan terhadap penolong 0,3 %.7
KIA lebih terkendali dari tahun ke tahun sejak
Penolong persalinan di Provinsi Maluku
KBD diterapkan.6
di pengaruhi oleh beberapa faktor-faktor
Kabupaten Takalar di Sulawesi Selatan karakteristik antara lain umur saat bersalin,
menjadi kabupaten pertama di Indonesia yang pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal. Dengan
memiliki peraturan daerah tentang kemitraan klasifikasi sebagai berikut, ibu bersalin dengan
bidan dan dukun bayi setelah Dewan umur 50-54 tahun 22,8% ditolong oleh dukun,
Perwakilan Rakyat Daerah mengesahkan tidak pernah sekolah 20, 3%. Petani/buruh tani
Peraturan Daerah tentang Kemitraan Bidan dan 16, 1%. Tempat tinggal perdesaan 9,9 % dan
Dukun Bayi. Perda dengan Nomor 02 Tahun perkotaan 3% dengan persalinan ditolong oleh
2010 ini ”mengamankan” semua upaya dukun. hal tersebut menyatakan terdapat
menurunkan angka kematian ibu (AKI) korelasi yang signifikan antara pertolongan
melahirkan di Kabupaten berpenduduk sekitar persalinan dengan kematian ibu. Semakin
250.000 jiwa itu, yang prosesnya berlangsung tinggi cakupan persalinan oleh tenaga
sejak tahun 2007, setelah Kabupaten Takalar di kesehatan di suatu wilayah diharapkan
ikuti dengan daerah-daerah lain yang akan diikuti penurunan kematian ibu di
melakukan kemitraan dengan dukun antara lain wilayah tersebut. Namun sampai saat ini di
Kabupaten Sukabumi tertulis dalam Peraturan wilayah Indonesia masih banyak pertolongan
Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 03 Tahun persalinan dilakukan oleh dukun. Pada
2013 tentang Kemitraan Bidan, Paraji dan beberapa daerah, dukun sebagai orang yang
Kader Kesehatan, kemudian disusul dengan dipercaya dalam menolong persalinan, sosok
Provinsi Gorontalo, Kabupaten Puhowato yang yang disegani dan berpengalaman,
menerbitkan peraturan pada Nomor 44 Tahun keberadaannya masih dibutuhkan oleh
2017 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah masyarakat.7
Kabupaten Pohuwato Nomor 1 Tahun 2017
Berdasarkan Data Riset Kesehatan
Tentang Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi. 6
Dasar Tahun 2018 di Provinsi Maluku
Prevalensi capaian angka nasional berdasarkan karakteristik terdapat 42,9% ibu
pelayanan kesehatan ibu salah satunya bersalin ditolong oleh dukun, hal ini sejalan
penolong persalinan yang dilakukan oleh tenga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia
kesehatan dan non kesehatan (dukun) dengan bahwa penyebab ibu memilih tenaga non
presentasi kualifikasi terendah tenaga kesehatan sebagai penolongpersalinan karena
kesehatan 80, 9 % dan tenaga non kesehatan pengetahuannya yang terbatas, takut
(Dukun) 13,4%. Hal ini prevalensi angka memegang/membawa bayi dan mengikuti
nasional mengalami peningkatan yaitu pada saran dan permintaan orang tua dan
tahun 2018 tiga provinsi penolong persalinan keluarga.
oleh tenaga kesehatan tertinggi yaitu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
DI.Yongyakarta 98,9%, DKI Jakarta 98,4 %
determinan karakteristik yang mempengaruhi
dan Kepulauan Riau 97,0% dan tiga provinsi
perilaku pemilihan penolong persalinan pada
penolong persalinan oleh dukun tertinggi yaitu
ibu bersalin di provinsi Maluku.
Maluku 42,9 %, Maluku Utara 37,0%,
Sulawesi Tenggara 34,4% (Riskesdas, 2018). Metode
Berdasarkan uraian angka tersebut provinsi Penelitian ini merupakan penelitian
dengan proporsi penolongan persalinan yang kuantitatif dengan desain potong lintang
ditolong oleh dukun tertinggi adalah Provinsi (cross-sectional) dan non-intervensi. dengan
Maluku.7 menggunakan pendekatan Analisis Data
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Sekunder (ADS) dari Riskesdas 2018.8
Tahun 2018, proporsi penolong persalinan
menurut karakteristik kualifikasi terendah
yang terjadi di Provinsi Maluku adalah
penolong persalinan oleh tenaga kesehatan 49,
0 % sedangkan penolong persalinan oleh
dukun 42, 9 % dengan rincian ditolong oleh
dokter kandungan 7,6 %, dokter umum 0,5%,
Bidan 44, 0 %, perawat 1, 6 %, dukun 42, 9 %,
4

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Penyajian data dalam penelitian ini yaitu
Maluku pada maret – april 2018. Populasi bentuk tabel umum dan dijelaskan secara
dalam penelitian ini adalah semua persalinan naratif dalam bentuk tulisan maupun tekstular.
yang di tolong oleh tenaga kesehatan (Nakes) Tabel univariat menyajikan data dalam bentuk
dan semua persalinan di tolong oleh dukun distribusi frekuensi yang berisi angka dan
yang ada di Provinsi Maluku yaitu dengan persentase. Sedangkan tabel bivariat
proporsi kualifikasi terendah pada perempuan menyajikan nilai p value dan OR dari hasil uji
umur 10-54 Tahun terdapat 53,7% dan 42,9%. statistik “Chi- square” dari pengolahan data
output yang menggunakan bantuan SPSS
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
statistic windows versi 21.
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.8 Target sampel yang dikunjungi Hasil
300.000 rumah tangga dari 30.000 Blok Sensus
Analisis Univariat
(BS) Susenas yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) dengan metode PPS
Tabel 1. Pemilihan Penolong Persalinan,
(probability proportional to size) Usia, Pendidikan, Pekerjaan,
menggunakan linear systematic sampling, Pengetahuan, Waktu Tempuh, dan
dengan Two Stage Sampling yaitu Tahap 1: Riwayat Pemeriksaan ANC
Melakukan implicit stratification seluruh Blok Variabel n %
Sensus (BS) hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 Pemilihan Penolong Persalinan
berdasarkan strata kesejahteraan, Tahap 2: Dukun 376 49,6
Memilih 10 rumah tangga di setiap BS hasil Tenaga Kesehatan 382 50,4
pemutakhiran secara systematic sampling Usia
dengan implicit stratification pendidikan Resiko tinggi 529 69,8
tertinggi yang ditamatkan KRT (Kepala Tidak Resiko Tinggi 229 30,2
Rumah Tangga), untuk menjaga keterwakilan Pendidikan
dari nilai keragaman karakteristik rumah Rendah 520 68,6
tangga. Jumlah sampel dalam penelitian ini Tinggi 238 31,4
adalah 758 orang. Instrumen yang digunakan Pekerjaan
dalam penelitian ini adalah kuesioner. Tidak bekerja 519 68,5
Metode Analisa data yang dapat digunakan Bekerja 239 31,5
dalam penelitian ini adalah analisis univariat Pengetahuan keberadaan puskesmas/
pustu/pusling/Bidan Desa
dan analisis bivariat. Analisis univariate
Ada dalam kabupaten/kota 478 63,1
merupakan analisa setiap variabel penelitian
Tidak ada 280 36,9
yang dinyatakan dengan bentuk distribusi
Waktu tempuh
frekuensi dan persentasi dari setiap variabel.
Jauh 665 87,7
Sedangkan analisis bivariate adalah Untuk
Dekat 93 12,3
mencari hubungan antara dua variable.9
Riwayat ANC
Data penelitian ini akan disajikan dalam Ya 469 61,9
bentuk (1) distribusi frekuensi dari sampel. Tidak 289 38,1
Data yang disajikan pada awal hasil analisa
Sumber : Data Sekunder Riskesdas 2018
adalah berupa gambaran atau deskripsi
mengenai sampel, dimana penjelasan juga Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
disertai ringkasan berupa tabel dari deskripsi dari 758 responden yang diteliti 382 responden
yang utama. Hal ini dilakukan untuk (50,4%) memilih penolong persalinan dengan
membantu pembaca lebih mengenal tenaga kesehatan dan 376 responden (49,6)
karakteristik dari responden dimana data memilih penolong persalinan dengan dukun.
penelitian tersebut diperoleh. (2) uji hubungan 529 responden (69,8%) dalam kategori resiko
dengan menggunakan “Chi- square” tujuan tinggi, 229 responden (30,2%) dalam kategori
analisa ini adalah untuk mengetahui hubungan tidak resiko tinggi. Tingkat pendidikan
antara variabel dependen dengan variabel responden sebagian besar adalah rendah
independen. Kriteria yang digunakan dalam uji sebanyak 520 responden (68,6%).
chi square yaitu dengan tingkat kemaknaan
Distribusi frekuensi pekerjaan dari 758
(α)=0,05.
responden yang di teliti menunjukan bahwa
519 responden (68,5%) dalam kategori tidak
5

bekerja, 239 responden (31,5%) dalam


kategori bekerja. 478 responden (763,1%)
mengetahui keberadaan
Puskesmas/Pustu/Pusling/Bidan Desa terdekat
ada dalam Kabupaten/Kota, 280 responden
(36,9%) tidak mengetahui keberadaan
Puskesmas/Pustu/Pusling/Bidan Desa terdekat.
bahwa 665 responden (87,7%) dalam kategori
jauh untuk menuju ke
Puskesmas/Pustu/Pusling/Bidan Desa.
Sedangkan 469 responden (61,9%) melakukan
pemeriksaan antenatal care (ANC), 289
responden (38,1%) tidak melakukan
pemeriksaan antenatal care (ANC).
Analisis Bivariat
Tabel 2. Hubungan Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan keberadaan Puskesmas, Pustu,
Pusling/Bidan Desa Terdekat, Waktu Tempuh, Riwayat Pemeriksaan ANC terhadap Perilaku
Pemilihan Persalinanan dengan Dukun
Perilaku Pemilihan Penolong P-
Variabel Total OR
Persalinan Value
Nakes Dukun

n % n % n %

Usia
Resiko tinggi 285 74,6 244 69,4 529 100 0,629 0,005
Tidak resiko tinggi 97 24,5 132 35,1 229 100

Pendidikan
Rendah 202 52,9 318 84,6 520 100 4,886 0,000
Tinggi 108 47,1 58 15,4 238 100

Status Pekerjaan
Tidak bekerja 198 51,8 321 85,4 519 100 5,424 0,000
Bekerja 184 48,2 55 14,6 239 100

Pengetahuan keberadaan Puskesmas, Pustu, Pusling/Bidan Desa


Ada dalam kab/kota 382 100 96 25,5 478 100 0,255 0,000
Tidak ada 0 3.3 280 75,4 280 100

Waktu Tempuh
Jauh 348 91,1 317 84,3 665 100 0,525 0,006
Dekat 34 8,9 59 15,7 93 100

Riwayat Pemeriksaan ANC


Ya 382 100 87 23,1 469 100 0,231 0,000
Tidak 0 0 289 76,9 289 100
Sumber: Data Sekunder Riskesdas 2018
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari Setelah dilakukan uji Chi square
variable usia yang di teliti, dalam kategori didpatkan nilai P sebesar 0,005. P value
resiko tinggi yang di tolong oleh tenaga (0,005) ˂ α (0,05) sehingga dapat disimpulkan
kesehatan 285 responden (74,6%), kategori bahwa ada hubungan yang signifikan antara
resiko tinggi yang di tolong oleh dukun 244 baris dan kolom. Hal ini menunjuknan bahwa
responden (64,9%) sedangkan dalam kategori H1 diterima, yakni ada pengaruh determinan
tidak resiko tinggi yang di tolong oleh tenaga karakteristik umur terhadap perilaku pemilihan
ksehatan 97 responden (25,4%), kategori tidak penolong persalinan pada ibu bersalin di
resiko tinggi yang di tolong oleh dukun 132 Provinsi Maluku. Nilai Odds ratio = 0,629
responden (35,1%). (95% CI 0,460 – 0,860) yang menunjukan
bahwa umur ibu bersalin dalam kategori pengetahuann keberadaan Puskesmas, Pustu,
resiko tinggi menjadi faktor pencegahan Pusling/Bidan Desa ada dalam
(preventif) dalam pemilihan persalinan dengan Kabupaten/Kota dan pemilihan penolong
dukun. persalinan yang di tolong oleh tenaga
kesehatan 382 responden (100%), kategori
Variable pendidikan yang di teliti, dalam
pengetahuann keberadaan Puskesmas, Pustu,
kategori pendidikan rendah yang di tolong oleh
Pusling/Bidan Desa ada dalam
tenaga kesehatan 202 responden (52,9%),
Kabupaten/Kota dan pemilihan penolong
kategori pendidikan rendah yang di tolong oleh
persalinan yang di tolong oleh dukun 96
dukun 318 responden (84,6%) sedangkan
responden (25,5%) Kategori pengetahuann
dalam kategori pendidikan tinggi yang di
tidak ada Puskesmas, Pustu, Pusling/Bidan
tolong oleh tenaga ksehatan 108 responden
Desa dalam pemilihan penolong persalinan
(47,1%), kategori pendidikan tinggi yang di
yang di tolong oleh tenaga kesehatan 0
tolong oleh dukun 58 responden (15,4%).
responden (0%), Kategori pengetahuan tidak
Setelah dilakukan uji Chi square ada Puskesmas, Pustu, Pusling/Bidan Desa
didpatkan nilai P sebesar 0,000. P value dalam pemilihan penolong persalinan yang di
(0,000) ˂ α (0,05) sehingga dapat disimpulkan tolong oleh dukun 280 responden (74,5%).
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Setelah dilakukan uji Chi square di
baris dan kolom. Hal ini menunjuknan bahwa
dapatkan nilai P sebesar 0,000. P value (0,000)
H1 diterima, yakni ada pengaruh determinan
< α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pendidikan terhadap perilaku
terdapat hubungan yang signifikan antara baris
pemilihan penolong persalinan pada ibu
dan kolom. Hal ini menunjuknan bahwa H1
bersalin di Provinsi Maluku. Nilai Odds ratio
diterima, yakni ada pengaruh determinan
= 4.886 (95% CI 3.462 – 6.895) yang
karakteristik status pengetahuan keberadaan
menunjukan bahwa pendidikan ibu bersalin
Puskesmas, Pustu, Pusling/Bidan Desa
dalam kategori pendidikan rendah 4.886 kali
Terdekat terhadap perilaku pemilihan
lebih besar memilih persalinan dengan dukun
penolong persalinan pada ibu bersalin di
dibandingkan dengan ibu bersalin dengan
Provinsi Maluku. Nilai Odds ratio = 0,255
kategori pendidikan tinggi.
(95% CI 0,215 – 0.303) yang menunjukan
Variable status pekerjaan yang di teliti, bahwa status pengetahuan keberadaan
dalam kategori tidak berkerja yang di tolong Puskesmas, Pustu, Pusling/Bidan Desa
oleh tenaga kesehatan 198 responden (51,8%), Terdekat ada di Kabupaten/Kota menjadi
kategori tidak berkerja yang di tolong oleh faktor pencegahan (preventif) dalam pemilihan
dukun 321 responden (85,4%) sedangkan persalinan dengan dukun.
dalam kategori berkerja yang di tolong oleh
Variable waktu tempuh ke fasilitas
tenaga ksehatan 184 responden (48,2%),
pelayanan kesehatan yang di teliti, dalam
kategori berkerja yang di tolong oleh dukun 55
kategori jauh yang di tolong oleh tenaga
responden (14,6%).
kesehatan 348 responden (91,1%), kategori
Setelah dilakukan uji Chi square jauh yang di tolong oleh dukun 317 responden
didpatkan nilai P sebesar 0,000. P value (84,3%) sedangkan dalam kategori dekat yang
(0,000) ˂ α (0,05) sehingga dapat disimpulkan di tolong oleh tenaga ksehatan 34 responden
bahwa ada hubungan yang signifikan antara (8,9%), kategori dekat yang di tolong oleh
baris dan kolom. Hal ini menunjuknan bahwa dukun 59 responden (15,7%).
H1 diterima, yakni ada pengaruh determinan
Setelah dilakukan uji Chi square
karakteristik status pekerjaa terhadap perilaku
didpatkan nilai P sebesar 0,006. P value
pemilihan penolong persalinan pada ibu
(0,000) ˂ α (0,05) sehingga dapat disimpulkan
bersalin di Provinsi Maluku. Nilai Odds ratio
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
= 5.424 (95% CI 3.824 – 7.692) yang
baris dan kolom. Hal ini menunjuknan bahwa
menunjukan bahwa status pekerjaan ibu
H1 diterima, yakni ada pengaruh determinan
bersalin dalam kategori tidak berkerja 5.424
karakteristik waktu tempuh ke fasilitas
kali lebih besar memilih persalinan dengan
pelayanan kesehatan terhadap perilaku
dukun dibandingkan dengan ibu bersalin
pemilihan penolong persalinan pada ibu
dengan kategori bekerja.
bersalin di Provinsi Maluku. Nilai Odds ratio
Variable pengetahuan keberadaan = 0,525 (95% CI 0,335 – 0,822) yang
Puskesmas, Pustu, Pusling/Bidan Desa menunjukan bahwa jarak tempuh ke fasilitas
terdekat yang di teliti, dalam kategori kesehatan dalam kategori jauh menjadi faktor
pencegahan (preventif) dalam pemilihan Usia ibu saat hamil usia ibu yang berisiko
persalinan dengan dukun. untuk terjadinya kematian maternal adalah usia
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Variable riwayat pemeriksaan ANC yang
Ibu yang hamil pada usia < 20 tahun atau > 35
di teliti, dalam kategori ya pernah melakukan
tahun memiliki risiko untuk mengalami
pemeriksaan ANC yang di tolong oleh tenaga
kematian maternal 3,4 kali lebih besar daripada
kesehatan 382 responden (100%), kategori ya
ibu yang berusia 20 – 35 tahun.14
pernah melakukan pemeriksaan ANC yang di
tolong oleh dukun 87 responden (23,1%) Ibu bersalin pada usia muda sangat besar
sedangkan dalam kategori tidak pernah resikonya baik dari segi kesiapan organ
melakukan pemeriksaan ANC yang di tolong reproduksi maupun kesehatan mental. Ibu
oleh tenaga ksehatan 0 responden (0%), bersalin pada usia lebih dari 35 tahun juga
kategori tidak pernah melakukan pemeriksaan beresiko komplikasi pada saat bersalin. Ibu
ANC yang di tolong oleh dukun 289 responden bersalin yang berusia lebih dari 35 tahun yang
(76,9%) berada di pedesaan kerap kali masih kental
dengan budaya-budata yang ada dimana dia
Setelah dilakukan uji Chi square
bertempat tinggal. Dapat dilihat pada hasil
didpatkan nilai P sebesar 0,000 P value (0,000)
penelitian bahwa ibu yang bersalin pada dukun
< α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
bayi mayoritas berusia tidak ideal, sedangkan
ada hubungan yang signifikan antara baris dan
ibu yang bersalin pada tenaga kesehatan
kolom. Hal ini menunjuknan bahwa H 1
mayoritas berusia ideal. Oleh sebab itu usia
diterima, yakni ada pengaruh determinan
akan mempengaruhi ibu dalam mengambil
karakteristik riwayat pemeriksaan ANC
keputusan penolong persalinan bagi dirinya.
terhadap perilaku pemilihan penolong
persalinan pada ibu bersalin di Provinsi Hubungan Status Pendidikan Terhadap
Maluku. Nilai Odds ratio = 0,231 (95% CI Perilaku Pemilihan Penolong Persalinanan
0,192 – 0,278) yang menunjukan bahwa dengan Dukun
riwayat ya pernah melakukan pemeriksaan
Hasil penelitian menunjukan adanya
ANC menjadi faktor pencegahan (preventif)
pengaruh determinan karakteristik status
dalam pemilihan persalinan dengan dukun.
pendidikan terhadap perilaku pemilihan
Pembahasan penolong persalinan dengan dukun pada ibu
bersalin di Provinsi Maluku. Dari ibu bersalin
Hubungan Umur Terhadap Perilaku
yang mempunyai kategori pendidikan rendah
Pemilihan Penolong Persalinanan dengan
dari sampel yang diteliti hampir semua ibu
Dukun
bersalin memilih penolong persalinan dengan
Hasil penelitian menunjukan adanya dukun di bandingkan dengan ibu bersalin
pengaruh determinan karakteristik umur dengan kategori pendidikan tinggi.
terhadap perilaku pemilihan penolong Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
persalinan dengan dukun pada ibu bersalin di pendidikan di mana diharapkan seseorang
Provinsi Maluku. Dari ibu bersalin yang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut
mempunyai kategori usia resiko tinggi akan semakin luas pula pengetahuannya.
sebagian besar memilih penolong persalinan
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
dengan dukun di bandingkan dengan ibu
penelitian Masita dkk, Desi Fitrianeti dkk, Lia
bersalin dengan kategori usia tidak resiko
Amalia dan Nur Hapipah yang menyebutkan
tinggi. Kategori usia resiko tinggi dalam
bahwa terdapat hubungan dari karakteristik
kehamilan dan persalinan adalah usia 35 tahun
statu pendidkan terhadap pemilihan penolong
keatas dan 20 tahun kebawah.
persalinan. Karakteristik status pendidikan
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan tersebut di dukung oleh teori yang
penelitian Elit Ivanna Gultom dkk, Masita dkk dikemukakan oleh Naufal Nasrullah dkk
dan Lili Tiara Furi dkk yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
bahwa terdapat hubungan dari karakteristik antara pendidikan dengan rencana pemilihan
usia terhadap pemilihan penolong persalinan. penolong persalinan. Hal ini sesuai dengan
Karakteristik usia tersebut di dukung oleh teori pendapat Notoatmojo yang menyatakan bahwa
yang dikemukakan oleh Naufal Nasrullah dkk tingkat pendidikan sangat berpengaruh
bahwa usia termasuk faktor yang berhubungan terhadap sikap dan perilaku hidup
dengan preferensi penolong persalinan.10,11,12,13 sehat.11,15,16,17,13
Ibu bersalin dengan pendidian rendah pekerja tak dibayar yang membantu dalam
cenderung lebih memilih dukun untuk suatu usaha/kegiatan ekonomi. Tidak bekerja
membantu menolong persalinan dan begitupun ialah keadaan dari seseorang yang mempunyai
sebaliknya ibu bersalin dengan pendidikan pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu
tinggi lebih cenderung memilih tenaga sementara tidak bekerja karena berbagai sebab,
kesehatan untuk membantu menolong seperti: sakit, cuti, menunggu panenan, mogok
persalinan. Semakin tinggi pendidikan dan sebagainya.
seseorang semakin tinggi pula kesadarannya
Pekerjaan dapat menggambarkan tingkat
tentang hak yang dimilikinya. Kondisi tersebut
sosial ekonomi seseorang hal ini juga dapat
akan meningkatkan tuntutan terhadap hak
mempengaruhi pemilihan tempat pelayanan
untuk memperoleh informasi, tenaga kesehatan
kesehatan termasuk pemilihan penolong
diharpkan juga dapat memberikan informasi
persalinan. Pada ibu yang bekerja akan
yang tepat kepada ibu hamil agar melakukan
menghasilkan uang dan menambah pendapatan
persalinan dengan tenaga kesehatan bukan
keluarganya sehingga dia akan lebih leluasa
dengan tenaga non kesehatan (dukun).
dalam memilih penolong persalinan. Ibu
Hubungan Status Pekerjaan Terhadap bersalin yang bekerja cenderung memilih
Perilaku Pemilihan Penolong Persalinanan penolong perslinan dengan tenaga kesehatan,
dengan Dukun sedangkan ibu bersalin yang tidak bekerja
cenderung lebih memilih penolong persalinan
Hasil penelitian menunjukan adanya
dengan dukun.
pengaruh determinan karakteristik status
pekerjaan terhadap perilaku pemilihan Hubungan Pengetahuan Keberadaan
penolong persalinan dengan dukun pada ibu Puskesmas/Pustu/Pusling/Bidan Desa
bersalin di Provinsi Maluku. Dari ibu bersalin terdekat Terhadap Perilaku Pemilihan
yang mempunyai kategori tidak bekerja dari Penolong Persalinanan dengan Dukun
sampel yang diteliti sebagian besar ibu bersalin
Hasil penelitian menunjukan adanya
memilih penolong persalinan dengan dukun di
pengaruh determinan karakteristik
bandingkan dengan ibu bersalin dengan
pengetahuan keberadaan
kategori bekerja.
puskesmas/pustu/pusling/bidan desa terdekat
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan terhadap perilaku pemilihan penolong
penelitian Nurhapipa17, Desi Fitrianeti dkk15 persalinan dengan dukun pada ibu bersalin di
dan Masita dkk11 yang menyebutkan bahwa Provinsi Maluku. Dari ibu bersalin yang
terdapat hubungan dari karakteristik status mengetahui keberadaan
pekerjaan terhadap pemilihan penolong puskesmas/pustu/pusling/bidan desa terdekat
persalinan. Karakteristik status pekerjaan ada di dalam kabupaten/kota dari sampel yang
tersebut di dukung oleh teori yang diteliti beberapa ibu bersalin memilih penolong
dikemukakan oleh Juariah yaitu Suatu persalinan dengan tenaga kesehatan sebagian
pekerjaan merupakan hal yang kuat dalam besar ibu bersalin yang tidak menggetahui
pemanfaatan fasilitas kesehatan modern. keberadaan puskesmas/pustu/pusling/bidan
Perempuan yang menjadi ibu rumah tangga desa terdekat memilih penolong persalinan
tanpa bekerja di luar rumah secara finansial dengan dukun.
mereka tergantung padasuaminya. Sehingga
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
ketika suaminya berpenghasilan sedikit, juga
penelitian Lili Tiara Furi, dkk12, Lia Amalia16
akan berdampak terhadap tabungan mereka
dan Nurhapipa17 yang menyebutkan bahwa
untuk melahirkan. Selain itu ketidak siapan
terdapat hubungan dari karakteristik
secara finansial selain berkaitan dengan jumlah
pengetahuan keberadaan
penghasilan juga dengan kemauan untuk
puskesmas/pustu/pusling/bidan desa terdekat
menabung untuk persiapan persalinan. Hal ini
terhadap pemilihan penolong persalinan.
menjadi alasan perempuan untuk lebih
Karakteristik pengetahuan tersebut sesuai
memilih dukun sebagai penolong persalinan.18
dengan teori yang dikemukakan oleh Farid
Bekerja merupakan kegiatan ekonomi menyatakan bahwa semakin tinggi
yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan
memperoleh atau membantu memperoleh kesehatan, maka semakin besar pula
pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 kemungkinan dalam menentukan penolong
jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. persalinan oleh tenaga kesehatan, sedangkan
Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan ibu hamil yang memutuskan persalinannya
ditolong oleh Dukun paraji terjadi pada keterjangkauan. Ketersediaan meliputi
kelompok dengan persentase pengetahuan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan
yang rendah tentang fasilitas pelayanan (sarana dan tenaga) dengan jumlah, mutu
kesehatan.19 memadai dengan ketersediaan informasi yang
dibutuhkan baik berupa penyuluhan, konseling
Untuk mencapai derajat kesehatan
maupun poster tentang tanda bahaya
masyarakat yang baik, diperlukan Fasilitas
kehamilan, persalinan dan nifas serta informasi
Pelayanan Kesehatan yang dapat menyediakan
lain yang dibutuhkan. Sedangkan
pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi
keterjangkauan meliputi jarak, waktu, letak
seluruh lapisan masyarakat dalam rangka
geografis dan transportasi (semakin jauh, lama
peningkatan kesehatan, pemeliharaan
dan lokasi fasilitas pelayanan kesehatan yang
kesehatan, pengobatan penyakit, dan
sulit, semakin kecil akses ibu hamil untuk
pemulihan kesehatan. Pengetahuan keberadaan
mencapainya), serta biaya (semakin mahal
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat ini
biaya, maka akan semakin kecil kemampuan
memiliki keterkait pula dengan daerah dimana
ibu hamil untuk memperoleh pelayanan
tempat tinggal seseorang berada, dengan
kesehatan). Akses sarana pelayanan kesehatan
tenaga kesehatan dan tempat pelayanan
merupakan faktor penentu dalam kematian ibu.
kesehatan yang minimal sangat sulit bagi
Komplikasi obstetrik dan kondisi kesehatan
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang
lain yang mengakibatkan kematian ibu,
akan mempengaruhi kadar pengetahuannya
memerlukan tenaga kesehatan yang sangat
tentang fasilitas kesehatan. Pengetahuan
terampil dan terlatih.
terhadap keberadaan fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat sangat berpengaruh Jarak rumah terhadap lokasi fasilitas
terhadap pemilihan penolong persalinan. Ibu pelayanan kesehatan mempengaruhi pencarian
bersalin yang tidak mengetahui keberadaan pelayanan kesehatan, ada batas tertentu hingga
fasilitas pelayanan kesehatan lebih cencerung orang masih mau berpergian untuk mencari
memilih penolong persalinan dengan dukun, pelayanan, batas ini dipengaruhi oleh kondisi
sedangkan ibu bersalin yang mengetahui jalan, jenis kendaraan, kemampuan untuk
keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan lebih membayar ongkos jalan dan berat ringannya
cenderug memilih penolong persalinan dengan penyakit.
tenaga kesehatan.
Jarak merupakan kemudahan jangkauan
Hubungan Waktu Tempuh Ke Fasilitas masyarakat ke fasilitas kesehatan yang
Pelayanan Kesehatan Terhadap Perilaku tersedia. Jarak yang terlalu jauh dan sulit di
Pemilihan Penolong Persalinanan dengan tempuh akan menyebabkan masyarakat engkan
Dukun untuk ke fasilitas kesehatan yang trsedia,
mereka lebih memilih ke fasilitas yang jarakya
Hasil penelitian menunjukan adanya
tidak terlalu jauh dari wilayah tempat tinggal
pengaruh determinan karakteristik waktu
mereka. Selain waktu tempuh penggunaan alat
tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan
transportasi dan biaya yang di keluarkan untuk
terhadap perilaku pemilihan penolong
menjangkau tempat pelayanan kesehatan.
persalinan dengan dukun pada ibu bersalin di
Dengan adanya ongkos atau biaya perjalanan
Provinsi Maluku. Dari ibu bersalin yang
yang tinggi dapat mempengaruhi perilaku ibu
mempunyai kategori waktu tempuh ke fasilitas
dalam memilih penolong persalinan.
kesehatan jauh berdasarkan sampel yang
diteliti hampir semua ibu bersalin memilih Diketahui bahwa ibu yang bersalin
penolong persalinan dengan dukun di dengan dukun bayi mayoritas tidak terjangkau
bandingkan dengan ibu bersalin yang kategori untuk ke fasilitas pelayanan kesehatan,
waktu tempuh ke fasilitas kesehatan dekat. sedangkan responden yang bersalin dengan
teenaga kesehatan mayoritas terjangkau untuk
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
ke fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini juga
penelitian Desi Fitrianeti dkk15, Nurhapipa17,
dapat dilihat dari jumlah tempat pelayanan
Masita11 dan Naufal Nasrullah dkk13 yang
kesehatan yang ada di wilayah tersebut dengan
menyatakan bahwa jarak fasilitas kesehatan
minimnya jumlah tempat pelayanan kesehatan
berhubungan dengan pemilihan penolong
sehingga di daerah tersebut akan kesulitan
persalinan. Kakteristik jarak ke fasilitas
dalam menjangkau tempat pelayanan
kesehatah tersebut sesuai dengan teori
kesehatan. Jarak akan mempengaruhi ibu
Hernandez, yaitu akses terhadap pelayanan
bersalin dalam memilih tempat dan penolong
kesehatan terdiri dari ketersediaan dan
persalinan.
Hubungan Riwayat Pemeriksaan ANC melakukan pemeriksaan ANC cenderung
Terhadap Perilaku Pemilihan Penolong memilih penolong persalinan dengan dukun
Persalinanan dengan Dukun bayi.
Hasil penelitian menunjukan adanya Kesimpulan
pengaruh determinan karakteristik riwayat
Berdasarkan hasil penelitian dan
pemeriksaan ANC terhadap perilaku pemilihan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab
penolong persalinan dengan dukun pada ibu
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa
bersalin di Provinsi Maluku. Dari ibu bersalin
terdapat hubungan yang bermakna antara
yang mempunyai kategori prenah melakukan
Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan
pemeriksaan ANC berdasarkan sampel yang
keberadaan Puskesmas, Pustu, Pusling/Bidan
diteliti ibu bersalin yang tidak pernah
Desa Terdekat, Waktu Tempuh, Riwayat
melakukan pemeriksaan ANC sebagian besar
Pemeriksaan ANC terhadap Perilaku
memilih penolong persalinan dengan dukun,
Pemilihan Persalinanan dengan Dukun di
ada beberapa ibu bersalin yang di tolong oleh
Provinsi Maluku Tahun 2020.
dukun yang memiliki riwayat pernah
melakukan pemeriksaan ANC dengan tenaga Saran
kesehatan. Diharapkan Penelitian selanjutnya dapat
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan mengkaji ulang sebab ketidaksamaan hasil
penelitian Elita Ivana Gultom dkk10, Desi penelitian yang dilaksanakan dengan teori dan
Fitrianeti dkk15 dan Naufal Nasrullah dkk13 hasil penelitian yang sudah ada.
yang menyatakan bahwa ibu bersalin dengan Daftar Pustaka
riwayat tidak pernah melakukan pemeriksaan
ANC cenderung memilih penolong persalinan 1. Purwandari A. Konsep Kebidanan. Jakarta:
dengan dukun atau tenaga non kesehatan. EGC; 2014.
Kakteristik riwayat pemeriksaan ANC sesuai 2. RI K. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.
Kemenkes RI; 2019.
dengan teori Bidancare, 2011 yaitu Antenatal
3. Kementerian Kesehatan RI. Kesehatan Dalam
care merupakan pengawasan kehamilan yang Kerangka Sistainable Development Goals
dilakukan untuk mengetahui kesehatan umum (SDG’S). Jakarta: Kemenkes RI; 2014.
ibu, menegakkan secara dini penyakit yang 4. World Health Organization. Maternal
menyertai kehamilan, memprediksi adanya Mortality. In: Reproduction Health and
komplikasi kehamilan, menetapkan risiko Research. (Geneva, ed.). World Health
kehamilan. Asuhan antenatal juga untuk Organization; 2014.
menyiapkan persalinan menuju well born baby 5. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan
dan well health mother, mempersiapkan Indonesia 2015. Jakarta: Departemen
perawatan bayi serta memulihkan kesehatan Kesehatan RI; 2015.
ibu. Pemeriksaan dan pengawasan kehamilan 6. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Profil
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku 2017.
yang teratur sangat menentukan kelancaran Ambon: Dinkes Prov Maluku; 2015.
dalam proses persalinan ibu. Banyak sekali 7. Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar,
komplikasi dan penyulit yang ditemukan pada RISKESDAS. In: Jakarta: Balitbang
saat pemeriksaan kehamilan dapat diatasi dan Kemenkes RI; 2018.
diobati.20 8. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitati Dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2018.
Pemeriksaan kehamilan dapat dijadikan
9. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
sebagai sarana motivasi bagi ibu hamil agar Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2015.
mau memilih tenaga kesehatan sebagai 10. Elita Ivanna Gultom AH. Faktor-Faktor Yang
penolong persalinan. Kesempatan itu juga Berhubungan Dengan Pemilihan Penolong
dapat digunakan oleh tenaga kesehatan untuk Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas
memberikan nasehat yang berhubungan Leuwigajah, Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat
dengan kehamilan, persalinan dan pemberian Tahun 2013. Peminatan Kebidanan
ASI eksklusif, sehingga pemeriksaan Komunitas, Fak Kesehat Masy Univ Indones.
kehamilan merupakan momen yang tepat 2013.
untuk mempengaruhi ibu hamil untuk bersalin 11. Masita, Henny Novita EP. Pemilihan
Penolong Persalinan. Poltekes Kemenkes
pada tenaga kesehatan. Ibu bersalin dengan
Jakarta I. 2010.
riwayat pernah melakukan pemeriksaan ANC 12. Lili Tiara Furi HM. Faktor Yang
cenderung memilih penolong persalinan mempengaruhi Ibu Bersalin Pada Dukun Bayi
dengan tenaga kesehatan, sedangkan ibu Dendan Pendekatan WHO di Desa
bersalin dengan riwayat tidak pernah BrongkalKecamatan Pagelaran Kabupaten
Magelang. Dep Promosi Kesehat dan Ilmu 16. Lia Amalia. Faktor-Faktor Yang
Perilaku Fak Kesehat Masy Univ Airlangga Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan
Surabaya. 2015. Penolong Persalinan. Jur Kesehat Masy FIKK
13. Nasrullah Naufal et al. Beberapa Faktor yang Univ Negeri Gorontalo. 2016.
Berhubungan dengan Preferensi Penolong 17. Nur Hapipah ZS. Faktor Yang Mempengaruhi
Persalinan pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Ibu Dalam Memilih Penolong Persalinan Di
Puskesmas Pimpinan Kecamatan Teluk Puskesmas XIII Kota Kampar I. Magister
Keramat Kabupaten Sambas. Ilmu Perilaku. IKM STIKes Hang Tuah Pekanbaru. 2018.
2014. 18. Juariah. Antara Bidan Dan Dukun. Majalah
14. Febriana. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Bidan Volume XIII. Jakarta: Salemba Empat;
Dengan Memilih DukunBayi Sebagai 2009.
Penulong Persalinan Pada Ibu Primi Para Di 19. Farid A. Peran Ibu. 2012.
Wilayah Kerja Puskesmas Kakap dan 20. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Puskesmas Sul, Rengas. Univ Muhammadiyah Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu
Pontianak. 2014. (Bidan Care). In: Jakarta: Kemenkes RI; 2010.
15. Desi Fitrianeti, Lukman Waris AY. Faktor
yang mempengaruhi Ibu Hamil Memilih
Penolong Persalinan di Wilaayah Kerja
Puskesmas Malakopa Kabupaten Kepulauan
Mentawai. Pus Penelit dan Pengemb Sumber
Daya dan Pelayanan Kesehat. 2018.

Anda mungkin juga menyukai