Anda di halaman 1dari 4

MATRIKS LEMBAR KERJA

GENDER ANALYSIS PATHWAY DAN POLICY OUTLOOK FOR PLAN OF ACTION


(GAP)
KOLOM 1

SKPD

DINAS KESEHATAN KAB. PEKALONGAN

Program

Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan

Kegiatan

Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

Tujuan

KOLOM 2

Data Pembuka Wawasan


(Data Pilah Gender)

Menurunkan Angka Kematian Ibu per


100.000 KH sebanyak 125 KH
Menurunkan Angka Kematian Bayi per
1.000 KH sebanyak 7 KH
Menurunkan Angka Kematian Balita per
1.000 KH sebanyak 3,15 KH
Meningkatan Angka Kelangsungan Hidup
Bayi per 1.000 penduduk sebesar 993 KH
Meningkatkan Cakupan Kunjungan Ibu
Hamil K4 sebanyak 100%
Meningkatkan
Cakupan
Neonatus
dengan komplikasi yang ditangani sebesar 100%
Meningkatkan Cakupan Kunjungan Bayi
sebanyak 100%
Meningkatkan Cakupan pelayanan anak
balita sebanyak 100%
Meningkatkan Cakupan permberian MP
ASI pada anak 6-24 bulan keluarga miskin sebesar
100%
Meningkatkan Prevalensi peserta KB aktif
sebanyak 80%

Angka Kematian Ibu (AKI)


Tahun 2010 AKI sebesar 162 per 100.000 kelahiran
hidup dengan jumlah kematian ibu sebanyak 26 kasus,
pada tahun 2011 AKI menjadi 105 per 100.000
kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu sebanyak
17 kasus, Tahun 2014 AKI sebesar 184/100.000 KH
dengan jumlah kematian sebanyak 31/16844 KH.
Penyebab Kematian Ibu Tertinggi Pada tahun 2012:
1. Pre Eklampsi Berat/ Eklampsi sebanyak: 14 kasus
2. Pendarahan : 6 kasus
3. Lain lain meliputi : 4 kasus penyakit jantung/
Decomp, TB Paru 2 kasus, kejang meningitis 1
kasus, Ca Ovarium 1 kasus, Hepatitis 1 kasus,
Typoid Fever 1 kasus, dan post histerectomi 1
kasus.
Adapun tempat kejadian meninggal terbesar di
rumah sakit (83 %) dengan mayoritas waktu kejadian
ibu meninggal di rumah sakit kurang dari 48 jam (68 %).
Hal ini menggambarkan bahwa faktor 3 terlambat masih
mendominasi penyebab kematian ibu yaitu terlambat
deteksi dini, terlambat merujuk dan terlambat
mendapatkan penanganan di rumah sakit.
Untuk kondisi pada saat ibu meninggal, mayoritas
adalah pada saat nifas (48%) dari jumlah kematian ibu,
1

ISU GENDER

KOLOM 3

FaktorKesenjangan/
Permasalahan
(Akses, Kontrol,
Manfaat, Partisipasi)

hal ini menggambarkan bahwa ada fase yang terputus


pada saat pemantauan post natal care (PNC).
Selanjutnya 78 persen ibu yang meninggal adalah ibu
dengan usia produktif yaitu 20 35 tahun dengan
mayoritas berpendidikan Sekolah Dasar. Kondisi
tersebut perlu dibenahi dengan meningkatkan
pengelolaan Wanita usia Subur (WUS) melalui KIE
Kesehatan Reproduksi, terutama pada pasangan calon
pengantin.
Adapun jumlah kematian ibu terbanyak berada di
wilayah Puskesmas Bojong I dan Puskesmas
Kandangserang, Paninggaran dan doro I urutan
berikutnya dengan jumlah kematian masing masing 3.
Kendala lain yang dijumpai adalah kurangnya tenaga
ahli yang berkompeten di bidang kebidanan dan
kandungan (dokter spesialis obsgyn) terutama di RSUD
Kajen belum ada dokter spesialis obsgyn yang
menetap, sehingga kasus yang dirujuk menjadi tidak
tertangani atau terlambat untuk ditangani.
Sedangkan apabila dilihat dari indikator kinerja
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pekalongan
mengalami kemajuan. Pada tahun 2010 AKB sebesar
11 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun
2011 AKB 8,5 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah
kematian bayi sebanyak 138, dan tahun 2012 10,98/
1000 KH atau sebanyak 185 kasus angka tersebut lebih
baik dari target Nasional di tahun 2015 adalah 23 per
1000 kelahiran hidup dan sama dengan target renstra
jawa tengah yaitu 8,5 per 1.000 kelahiran hidup. Tiga
penyebab kematian bayi tertinggi adalah penyebab lain
sebesar 25 % (kelainan letak persalinan, talasemia 1,
hemofilia 1, hipotermia;1, masalah pada ibu saat
persalinan( PEB; 2, APH;1, ruptur uteri;1, Hipertensi;1),
anemia grafis;1) urutan kedua adalah Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR) sebesar 44 kasus (23) %, asfiksia
sebesar 18 %, dan kelainan konginetal sebesar 9 %.
Kematian Bayi terbanyak terjadi di Wonopringgo,
Wiradesa dan Kedungwuni II. Upaya yang telah
dilakukan untuk menurunkan AKB adalah melalui
revitalisasi posyandu dan peningkatkan peran desa
siaga.
Akses :
persalinan bulin masih banyak di rumah
daripada di fasilitas kesehatan.
Kurangnya dokter spesialis Obsgyn yang
menetap (terutama di RSUD Kajen)
Jumlah Posyandu aktif 1.382 yang
tersebar di tiap-tiap desa
Jumlah Bidan Desa 293 Bidan
Belum Optimalnya Puskesmas PONED di
Wilayah Kabupaten Pekalongan yang disebabkan
belum terpenuhinya tenaga terlatih maupun sarana
2

prasana Puskesmas PONED


Partisipasi :
Belum adanya perencanaan persalinan
maupun antisipasi pencegahan komplikasi dari
keluarga ibu hamil itu sendiri

Kontrol :
Laki laki masih mendominasi dalam pengambilan
keputusan termasuk dalam hal perencanaan
persalinan dan pemilihan kontrasepsi
Manfaat :
Belum semua ibu hamil yg komplikasi ( 80 % )
mendapatkan rujukan dan pelayanan antenatal di
poned dan RS ponek yg sesuai dg standar.
Sebab Kesenjangan
Internal (di SKPD)

KOLOM 5

Sebab Kesenjangan
Eksternal

KOLOM 6

Tujuan Responsif Gender

KOLOM 7

Rencana Aksi

KOLOM 8

PengukuranHasil

KOLOM 4

Output

a. Koordinasi lintas program belum optimal dalam


penanganan penurunan angka kematian ibu dan
bayi khususnya pada pelayanan tingkat dasar
belum menjalankan SOP dengan baik.
b. Kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi belum
maksimal.
a. Koordinasi
dengan
Rumah
Sakit
tentang
tatalaksana rujukan belum ada kesepahaman
bersama.
b. Kemiskinan, keadaan dan kemampuan antar desa
yang berbeda, geografis dibeberapa wilayah yang
sulit dijangkau, desentralisasi kesehatan yang
belum optimal, kesadaran masyarakat untuk PHBS
masih sangat rendah, bencana alam/ KLB/ gizi
kurang.
1. Penurunan Angka Kematian Ibu Maternal Dan Bayi
1.
2.
3.
4.
5.

Pengadaan Buku KIA dn Kohort, Kartu Ibu


Audit Maternal Perinatal (AMP)
Pengkajian AKI dan AKB oleh Tim Pengkaji
Penjaringan Balita Sehat Tingkat Kabupaten
Pertemuan Bidan Koordinator, Bidan desa dan
Bidan Puskesmas
6. Pertemuan Kelas Ibu hamil
7. Penyusunan Perbup PP Asi dan pembentukan Tim
PP Asi
8. Pertemuan Kepala Desa Camat dalam rangka
sosialisasi penurunan AKI/ AKB
9. Penyediaan Ruang Laktasi
10. Supervisi fasilitatif di Puskesmas dan PKD
RumusanKinerja Output :
Menurunkan AKI dan AKB
IndikatorKinerja Output:
1. Terjaringnya bayi dan balita sehat
2. Meningkatnya pengetahuan bidan puskesmas
dan bidan desa dalam penanganan kesehatan
maternal
3. Terevaluasinya AKI-AKB
4. Meningkatnya pengetahuan Ibu Hamil tentang
perawatan kehamilan, Bayi baru lahir, nifas, KB
3

KOLOM 9

Outcome

dan perencanaan persalinan


5. Meningkatnya cakupan Asi Eksklusif
6. Meningkatnya peran lintas sektoral terhadap
upaya penurunan AKI/ AKB
7. Terstandarisasi sarana prasarana pelayanan
KIA di Puskesmas dan PKD
RumusanKinerja Outcome :
Meningkatkan cakupan balita sehat dan meningkatkan
pengetahuan Bidan
IndikatorKinerja Outcome:
-

Teridentifikasinya kematian bayi, balita,


ibu dan penyebabnya
Meningkatnya pengetahuan bidan
Tersedianya buku KIA
Terjaringnya bayi dan balita sehat
Mengenali
masalah
dan
alternatif
pemecahan program KIA

Anda mungkin juga menyukai