Anda di halaman 1dari 10

pISSN : 2528-3685

eISSN : 2598-3857

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN PERILAKU


KUNJUNGAN NIFAS DI PUSKESMAS KALIWUNGU

Nur Sri Atik1, Nanchy Y R L Wandal2


Stikes Panti Wilasa Semarang1
AKBID Mardi Rahayu Kudus2
e-mail: hanansa.atik@gmail.com

Abstrak
Masalah tingginya AKI (Angka Kematian Ibu) masih belum teratasi dengan baik karena AKI
pada tahun 2018 masih tinggi yaitu 305/100.000 kelahiran hidup dan terbanyak adalah pada ibu
nifas. Untuk mengatasi AKI pada masa nifas salah satunya dengan melakukan kunjungan nifas.
Dari tahun 2015-2016 cakupan kunjungan nifas mengalami penurunan 2,23% dan perilaku
kunjungan nifas di Puskesmas Kaliwungu termasuk rendah. Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah pengetahuan.Hasil study pendahuluan bulan Oktober 2018 dari buku
register kunjungan nifas dan partus, diketahui 30 orang ibu bersalin tersebut yang melakukan
kunjungan nifas di Puskesmas Kaliwungu sebanyak 60% dan 40 % tidak melakukan kunjungan
nifas.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu
Nifas dengan perilaku kunjungan nifas.Rancangan penelitian ini adalah non-eksperimental
dengan survei analitik, Jenis penelitian adalah kohort. Teknik sampling yaitu total sampling.
Sampel penelitian adalah ibu nifas melakukan kunjungan nifas bulan Juni-Juli 2019. Analisa
data menggunakan uji statistic Spearmen Rank. Hasil penelitian didapatkan berpengetahuan
baik (61,3%) dan berperilaku sesuai kebijakan pemerintah (71%). Hasil uji statistic Spearmen
Rank menunjukkan nilai pearson correlation +. Kesimpulan: ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu nifas dengan perilaku kunjungan nifas. Saran untuk ibu nifas diharapkan dapat
meningkatkan akses informasi seputar kesehatan tentang masa nifas agar perilaku kunjungan
nifas meningkat.

Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, perilaku kunjungan nifas, ibu nifas

17
JIKA, Volume 4, Nomor 2, Februari 2020
pISSN : 2528-3685
eISSN : 2598-3857

RELATIONSHIP BETWEEN THE KNOWLEDGE MOTHER'S KNOWLEDGE


LEVEL WITH PROSPEROUS VISIT AT KALIWUNGU PUSKESMAS

Abstract
The problem of the high MMR (Maternal Mortality Rate) is still not resolved properly because
MMR in 2018 is still high, namely 305 / 100,000 live births and most are in postpartum
mothers. To overcome MMR during the puerperium one of them by conducting puerperal visits.
From 2015-2016 the coverage of postpartum visits decreased 2.23% and the behavior of
postpartum visits at the Kaliwungu Health Center was low. Many factors affect the behavior of
one of them knowledge. Based on preliminary studies at Kaliwungu Health Center conducted in
October 2018 with postpartum visit registration documents and parturition register books, Of
the 30 maternity mothers who had carried out childbirth visits at the Kaliwungu Health Center
as many as 60% and 40%who did not undertake postpartum visits. The aim of the study is to
analyze the relationship between the level of knowledge of postpartum mothers with postpartum
visitation behavior at the Kaliwungu Health Center. The design of this study was a non-
experimental research design with an analytic survey. This type of research was a cohort study.
The sampling technique used is total sampling. The sample of the study was postpartum
mothers who gave birth and carried out postpartum visits in June-July 2019 at the Kaliwungu
Health Center. Data analysis used Spearmen Rank statistical tests. The results of the study
obtained good knowledge (61.3%) and behave according to government policy (71%).
Spearmen Rank statistical test results show Pearson correlation +.Conclusion: there is a
relationship between the level of postpartum mothers' knowledge and postpartum visit behavior
at the Kaliwungu Health Center. Reasearch suggest that puerperal mothers are expected to
increase access to information about health about the puerperium so that the behavior of
puerperal visits increases

Keywords: Level of knowledge, postpartum visitation behavior, Postpartum Mother.

18
JIKA, Volume 4, Nomor 2, Februari 2020
pISSN : 2528-3685
eISSN : 2598-3857

Pendahuluan kesehatan. Jika berpengetahuan baik maka


Angka Kematian Ibu (AKI) akan berperilaku baik. Perilaku merupakan
merupakan jumlah kematian ibu selama salah satu faktor yang mempengaruhi
masa kehamilan, persalinan dan nifas yang masalah kesehatan salah satunya masalah
disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan kematian ibu di masa nifas. 4-5
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan Salah satu cara untuk mendeteksi
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, kematian ibu dimasa nifas adalah dengan
terjatuh, dan lain-lain disetiap 100.000 melakukan kunjungan nifas. Oleh karena itu
kelahiran hidup. Masalah AKI saat ini masih pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu
belum teratasi dengan baik karena AKI sekurang-kurangnya melakukan kunjungan
masih tinggi. Dari hasil survey demografi nifas 3x sesuai dengan jadwal yang di
tahun 2015 AKI di Indonesia mencapai anjurkan yaitu 1x pada 6 jam-3 hari pasca
305/100.000 kelahiran hidup sedangkan di bersalin, 1x pada hari ke 4 sampai hari ke 28
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 pasca bersalin dan 1x pada hari ke 29
sebanyak 619 kasus dan di Kabupaten sampai hari ke 42 pasca bersalin.1
Kudus AKI mencapai 18 orang atau Kebijakan pemerintah yang di
115/100.000 kelahiran hidup yaitu 9 keluarkan belum terlaksana dengan baik.
kematian ibu nifas (50 %), 8 kematian ibu Kebijakan ini dapat di lihat dari data
hamil (44,4%) dan 1 kematian ibu bersalin cakupan kunjungan nifas(KF3) dari tahun
(5,56%).1-3 2015-2016. Pada tahun 2015 cakupan KF3
Berdasarkan hasil survey tentang AKI di Indonesia mencapai 86,64%, sedangkan
yang terjadi saat ini,penyebab AKI bisa di Jawa Tengah mencapai 95,69% dan di
terjadi selama hamil sampai masa nifas dan Kabupaten Kudus mencapai 94,3%.
yang paling banyak menyebabkan kematian Padatahun 2016 cakupan KF3 di Indonesia
ibu secara langsung yaitu Perdarahan yaitu 84,41% sedangkan di provinsi Jawa
30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3 %, dan Tengah tahun 2016 mencapai 95,54% dan di
penyebab lain-lain 40,8%. Perdarahan ibu Kabupaten Kudus tahun 2016 mencapai
pada masa nifas bisa disebabkan oleh atonia 93,07%. Target yang di tetapkan pemerintah
uteri, hipertensi pada ibu nifas bisa juga sebagai standard cakupan kunjungan nifas
disebabkan oleh preeklamsi dan infeksi pada adalah 90%. Untuk cakupan KF3 di Jawa
masa nifas. Infeksi pada ibu nifas bisa Tengah dan Kudus sudah mencapai standard
terjadi karena kurangnya nutrisi dan KF3, tetapi cakupan kunjungan nifas
personal hygiene.1 mengalami penurunan dari tahun
1-3, 6
Penyebab kematian ibu tidak hanya sebelumnya.
secara langsung tetapi ada juga secara tidak Berdasarkan study pendahuluan di
langsung yaitu adanya 3 ”terlambat” dan 4 Puskesmas Kaliwunguyang di lakukan pada
“terlalu”. 3 terlambat yaitu terlambat bulan Oktober 2018 dengan dokumen buku
mengetahui tanda bahaya dan terlambat register kunjungan nifas dan buku register
mengambil keputusan, terlambat mengakses partus,didapatkan hasil jumlah ibu bersalin
tempat pelayanan kesehatan dan terlambat pada bulan Juli 2018 sebanyak 30 orang.
mendapatkan pelayanan di fasilitas Bidan mengatakan setiap ibu yang selesai
kesehatan sedangkan 4 terlalu yaitu terlalu melahirkan di anjurkan untuk melakukan
tua pada saat melahirkan (> 35 tahun), kunjungan nifas. Bidan juga menganjurkan
terlalu muda ( < 20 tahun), terlalu banyak pada ibu nifas yang melakukan kunjungan
anak (> 4 anak) dan terlalu rapat jarak nifas untuk melakukan kunjungan ulang
kelahiran/paritas (< 2 tahun).2 berikutnya. Dari 30 orang ibu bersalin
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut yang melakukan kunjungan nifas di
penyebab AKI di masa nifas baik secara Puskesmas Kaliwungu sebanyak 18orang
langsung maupun tidak langsung yaitu (60%) dan yang tidak melakukan kunjungan
umur, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, nifas sebanyak 12 orang (40%). Dari data
status kunjungan masa nifas, jumlah anak tersebut didapatkancakupan KF1(kunjungan
dan sikap ibu. Pengetahuan merupakan salah nifas pertama) sebanyak 6
satu faktor yang mempengaruhi perilaku

19
JIKA, Volume 4, Nomor 2, Februari 2020
pISSN : 2528-3685
eISSN : 2598-3857

orang (20%), cakupan KF2 (kunjungan nifas Hasil Penelitian


ke 2) sebanyak 5 (16,7%) orang dan 7orang 1. Karakteristik Responden
(23,3%) yang melakukan kunjungan sesuai Responden yang di ambil dalam
dengan kebijakan pemerintah minimal 3x penelitian ini adalah ibu nifas yang
kunjungandan 12 orang (40%) tidak bersalin di Puskesmas
melakukan kunjungan nifas. Kaliwungu.Jumlah responden yang
Salah satu faktor yang mempengaruhi diteliti sebanyak 31
perilaku seseorang adalah pengetahuan. responden.Gambaran karakteristik ibu
untuk berperilaku baik berawal dari nifas dibahas berdasarkan umur, tingkat
pengetahuan yang baik. Ibu nifas dapat pendidikan, pekerjaan dan paritas.
berkunjung sesuai jadwal kunjungan apabila Bahasan karakteristik responden dalam
ibu nifas mengerti tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
kunjungan nifas. Kunjungan nifas a. Karakteristik Responden
merupakan salah satu program pemerintah Menurut Umur
untuk mengatasi masalah kesehatan selama Berdasarkan hasil analisis
masa nifas.Tujuan melakukan kunjungan univariate didapatkan hasil
nifas yaitu untuk menilai kondisi kesehatan karakteristik responden menurut
ibu dan bayi, melakukan pencegahan umur yang dapat dilihat pada tabel
terhadap komplikasi, mendeteksi adanya berikut:
komplikasi dan menangani komplikasi. Tabel 1 Karakteristik Responden
Dengan demikian tujuan penelitian ini Menurut Umur
adalah untuk menganalisis dan mengukur Umur Cumul
Valid ative
hubungan tingkatpengetahuan ibu Nifas Freque Percen Percen Percen
dengan perilaku kunjungan nifas di ncy t t t
Puskesmas Kaliwungu. 4 Valid <20
1 3.2 3.2 3.2
Tahun
Metode 20-35
28 90.3 90.3 93.5
Tahun
Rancangan penelitian ini merupakan
>35
rancangan penelitian non-eksperimental Tahun
2 6.5 6.5 100.0
dengan survei analitik dimana peneliti tidak Total 31 100.0 100.0
hanya mendeskripsikan tetapi juga
menganalisis hubungan antara variabel dan Sumber: SPSS 16, 2019
peneliti memberikan intervensi pada objek Berdasarkan hasil penelitian
yang akan diteliti. 7-9 ini dapat dilihat pada tabel diatas
Jenis penelitian ini adalah penelitian bahwa kategori umur terbanyak
kohort yaitu jenis penelitian yang mengkaji adalah 20-35 tahun yaitu sebanyak
antara variabel independen dan dependen 90,3% atau 28 orang.
menggunakan pendekatan waktu yaitu b. Karakteristik Responden
dimana peneliti mengobservasi variabel Berdasarkan Pendidikan
independen terlebih dahulu, kemudian Setelah dilakukan analisis
subjek diikuti sampai waktu tertentu untuk univariate, didapatkan hasil
melihat gambaran variabeldependen10 karakteristik responden menurut
Analisa data di olah dengan sistem pendidikan yang dapat dilihat pada
computerisasi menggunakan SPSS for tabel dibawah ini
window 2010 pada uji statistik non
parametrikuntuk kemudian di lakukan
analisa univariate dan
bivariate.Teknikanalisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji korelasi
Spearmen Rank yaitu analisis yang
dilakukan untuk menganalisis hubungan
anatara variable dependen dan independen.10

20
JIKA, Volume 4, Nomor 2, Februari 2020
pISSN : 2528-3685
eISSN : 2598-3857

Tabel 2 Karakteristik Responden d. Karakteristik Responden


Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan Paritas
Pendidikan Cumul Berdasarkan hasil analisa
Valid ative
Freque Percen Percen Percen
univariate dalam penelitian ini, hasil
ncy t t t karakteristik responden berdasarkan
Valid pendidikan paritas dapat dilihat dalam tabel
dasar 18 58.1 58.1 58.1 berikut ini:
(SD,SMP)
Tabel 4 Karakteristik Responden
pendidikan
Menengah 12 38.7 38.7 96.8 Menurut Paritas
(SMA) Paritas Cumul
Valid ative
Pendidikan
Freque Percen Percen Percen
Tinggi
1 3.2 3.2 100.0 ncy t t t
(Akademik/
PT) Valid primipa
14 45.2 45.2 45.2
ra (1)
Total 31 100.0 100.0
Multipa
14 45.2 45.2 90.3
Sumber: SPSS 16, 2019; ra (2-3)
Dari tabel diatas dapat grande
multipa 3 9.7 9.7 100.0
dilihat bahwa tingkat pendidikan ra (>3)
terbanyak adalah berpendidikan Total 31 100.0 100.0
dasar yaitu sebanyak 58,1% atau 18
orang dan paling sedikit Sumber:SPSS16, 2019
berpendidikan tinggi yaitu sebanyak Pada tabel diatas
3,2% atau 1 orang. menunjukkan bahwa karakteristik
c. Karakteristik Responden responden menurut paritas
Berdasarkan Pekerjaan terbanyak adalah primipara
Berdasarkan hasil analisis sebanyak 45,2% atau 14 orang dan
yang dilakukan, hasil karakteristik multipara sebanyak 45,2% atau 14
responden menurut pekerjaan akan orang.
dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3 Karakteristik Responden 2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Menurut Pekerjaan Tentang Kunjungan Nifas Di
Pekerjaa Cumul Puskesmas Kaliwungu
n Valid ative Dalam penelitian ini tingkat
Freque Percen Percen Percen
ncy t t t pengetahuan ibu nifas tentang
Valid IRT kunjungan nifas diukur menggunakan
9 29.0 29.0 29.0
kuesioner dengan 20 pernyataan.
Buruh 12 38.7 38.7 67.7 Berdasarkan hasil analisis univariate,
Swasta 8 25.8 25.8 93.5 didapatkn hasil tingkat pengetahuan ibu
yang dapat dilihat dalam tabel berikut
wiraswast
a
2 6.5 6.5 100.0 ini:
Total 31 100.0 100.0
Tabel 5 Tingkat Pengetahuan Ibu
Nifas Tentang Kunjungan Nifas Di
Sumber: SPSS 16, 2019 Puskesmas Kaliwungu
Pada tabel diatas dapat Tingka Cumul
dilihat hasil pengumpulan data t Valid ative
Penget Freque Percen Percen Percen
karakteristik responden menurut ahuan ncy t t t
pekerjaan dimana pekerjaan Valid kurang 8 25.8 25.8 25.8
responden dominan bekerja sebagai
buruh yaitu 38,7% atau 12 orang cukup 4 12.9 12.9 38.7
dan paling sedikit bekerja sebagai baik 19 61.3 61.3 100.0
wiraswasta yaitu sebanyak 6,5%
Total 31 100.0 100.0
atau 2 orang.
Sumber:SPSS16, 2019

21
JIKA, Volume 4, Nomor 2, Februari 2020
pISSN : 2528-3685
eISSN : 2598-3857

Dari penjabaran yang terdapat Puskesmas Kaliwungu Kudus


pada tabel di atas dapat dilihat karena p value 0,000 (<0,05) yang
bahwa responden yang ikut dapat dilihat sebagai berikut:
berpartisipasi dalam penelitian ini
sebagian besar memiliki tingkat Tabel 7 Hubungan Tingkat
pengetahuan yang baik yaitu 61,3% Pengetahuan Ibu Nifas Dengan
atau 19 orang dan paling sedikit Perilaku Kunjungan Nifas
berpengetahuan cukup yaitu 12,9% Pengetahua
n Perilaku
atau 4 orang.
Pengeta Pearson
huan Correlati 1 .839**
3. Perilaku Ibu Nifas Dalam on
Melakukan Kunjungan Nifas Di Sig. (2-
.000
Puskesmas Kaliwungu tailed)
Berdasarkan hasil analisa N 31 31
univariate didapatkan hasil perilaku Perilak Pearson
responden yang dapat dilihat dalam u Correlati .839** 1
on
tabel berikut ini:
Sig. (2-
Tabel 6 Perilaku Kunjungan Nifas tailed)
.000
Ibu Nifas Di Puskesmas N 31 31
Kaliwungu.
Perilak Cumul Sumber: SPSS 16, 2019
u Valid ative
Freque Percen Percen Percen
ncy t t t
Mencari z hitung
Valid tidak √
9 29.0 29.0 29.0
sesuai

sesuai 22 71.0 71.0 100.0
= 0,839 √
Total 31 100.0 100.0 = 4,595
Sumber: SPSS 16, 2019
Berdasarkan nilai diatas tingkat
Berdasarkan hasil penelitian kepercayaan 95%, tingkat signifikan
yang dilakukan pada 31 orang 5% dan z tabel 1,96. (standar dari
responden didapatkan hasil bahwa SPSS). Dengan demikian dapat
71% atau 22 orangresponden dikatan Ho ditolak karena z hitung
berperilaku sesuai dengan kebijakan (4,595) > z tabel (1,96). Dengan
pemerintah tentang kunjungan nifas melihat angka probabilitas pada
yaitu ibu nifas wajib melakukan bagian sig.(2-tailed) adalah 0,000 <
kunjungan nifas minimal 3x yaitu 1x 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini
pada 6 jam-3 hari post partum, 1x berarti ada hubungan
pada 4-28 hari post partum dan 1x antarapengetahuan ibu nifas dengan
pada 29-42 hari post partum. perilaku kunjungan nifas di
Puskesmas Kaliwungu Kudus.
4. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dengan Perilaku Ibu Nifas Pembahasan
Tentang Kunjungan Nifas Di 1. Karakteristik Responden
Puskesmas Kaliwungu a. Karakteristik Responden
Hasil penelitian dengan Berdasarkan Umur :
menggunakan SPSS For Window 16 Dari hasil penelitian
dengan menggunakan uji non didapatkan hasil bahwa 90,3% atau
parametric korelasi spearmen rank 28 orang responden berumur 20-30
didapatkan ada hubungan antara tahun. Umur merupakan rentan
tingkat pengetahuan ibu nifas waktu seseorang yang dimulai sejak
dengan perilaku kunjungan nifas di dia dilahirkan sampai berulang

22
JIKA, Volume 4, Nomor 2, Februari 2020
pISSN : 2528-3685
eISSN : 2598-3857

tahun.Umur seseorang keadaan wanita yang pernah


menggambarkan kematangan melahirkan bayi hidup. Menurut
seseorang dalam menentukan segala Haryanti S dan Afif P (2016)
sesuatu dari kehidupannya.Umur mengatakan bahwa pada ibu yang
akan sangat berpengaruh terhadap pertama kali melahirkan atau pada
daya tangkap sehingga pengetahuan ibu primipara belum memiliki
yang diperolehnya akan semakin pengalaman dalam masa nifas
baik seiring dengan bertambahnya sehingga akan lebih aktif untuk
umur7,11,12 mencari informasitentangPNCdan
b. Karakteristik Responden melakukan PNC karena merasa
Berdasarkan Pendidikan kuatir dengan dirinya dan bayinya.
Dalam hasil analisa Selain itu wanitapun memperoleh
didapatkan bahwa 58,1% atau 18 pengetahuan dari pengalaman
orang berpendidikan dasar. Makin pribadi baik secara langsung
tinggi pendidikan seseorang maka maupun tidak langsung. Sehingga
makin mudah orang tersebut semakin seseorang memiliki banyak
menerima informasi dan dengan anak, akan semakin baik pula
pendidikan yang tinggi maka akan pengetahuan yang dimilikinya.4, 13
semakin luas pengetahuan yang
dimilikinya. Namun hasil penelitian 2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
ini responden terbanyak Tentang Kunjungan Nifas Di
berpendidikan dasar. Pendidikan Puskesmas Kaliwungu Kudus
erat hubungannya dengan Hasil yang didapatkan dalam
pengetahuan, namun faktor yang penelitian ini 61,3% atau 19 orang
mempengaruhi meningkatnya berpengetahuan baik. Hal ini terjadi
pengetahuan seseorang tidak hanya karena didukung oleh karakteristik
didominasi oleh pendidikan. 12 responden yang baik. Menurut Ariani
c. Karakteristik Responden (2014) faktor-faktor yang
Berdasarkan Pekerjaan mempengaruhi pengetahuan adalah
Daridata status pekerjaan faktor internal yaitu umur, jenis
responden menunjukkan bahwa kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
dominan responden bekerja sebagai Sedangkan faktor eksternal yaitu
buruh yaitu 38,7%. Pekerjaan lingkungan, sosial budaya, status
merupakan aktivitas yang dilakukan ekonomi dan sumber informasi.7
untuk memperoleh penghasilan guna Berdasarkan hasil penelitian ini
memenuhi kebutuhan setiap hari. dapat dilihat bahwa karakteristik
Manurut Ariani (2014) pengalaman responden menurut umur dan pekerjaan
bekerja akan memberikan baik.90,3% responden berumur 20-35
pengetahuan dan keterampilan serta tahun dan 38,7% responden bekerja
pengalaman belajar yang dapat sebagai buruh. Hal ini menunjang
mengembangkan kemampuan dalam banyaknya responden berpengetahuan
mengambil keputusan. Dari hal baik dimana menurut Haryanti S dan
tersebut terdapat kesesuaian antara Afif P (2016) bahwa pengetahuan akan
hasil karakteristik responden semakin baik seiring bertambahnya
menurut pekerjaan dengan teori umur dan pengalaman bekerja akan
menurut Ariani (2014). 7 meningkatkan pengetahuan11, 13
d. Karakteristik Responden
Berdasarkan Paritas 3. Perilaku Ibu Nifas Dalam Melakukan
Dalam penelitian ini hasil Kunjungan Nifas Di Puskesmas
analisis paritas responden terbanyak Kaliwungu Kudus
adalah primipara yaitu sebanyak Berdasarkan hasil penelitian yang
45,2%atau 14 orang dan multipara dilakukan kepada responden di
45,2% atau 14 orang. Paritas adalah Puskesmas Kaliwungu didapatkan hasil

23
JIKA, Volume 4, Nomor 2, Februari 2020
pISSN : 2528-3685
eISSN : 2598-3857

71% berperilaku sesuai dengan maka semakin tinggi perilaku ibu untuk
kebijakan pemerintah.Perilaku adalah melakukan kunjungan nifas sesuai
semua kegiatan atau aktifitas manusia dengan kebijakan pemerintah.
baik yang dapat diamati secara langsung Hasil penelitian yang telah
maupun tidak dapat diamati oleh pihak dilakukan ini sesuai dengan teori
luar.Perilaku yang baik didukung oleh menurut Lawrence Green dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi Syafrudin (2009) bahwa perilaku di
dan sebagainya dari orang atau pengaruhi oleh beberapa faktor salah
masyarakat yang bersangkutan.Sehingga satunya adalah pengetahuan.
hal ini dapat dijadikan wacana untun pengetahuan merupakan salah satu
menganalisis faktor apa yang lebih penentu untuk perilaku seseorang
mendominasi mempengaruhi perilaku. 3 dimana semakin baik pengetahuan yang
Berdasarkan hasil analisa yang telah dimiliki seseorang maka semakin baik
dilakukan didapatkan hasil 61,3% pula perilakunya.14
berpengetahuan baik dan karakteristik Namun hasil penelitian ini tidak
responden menurut paritas 45,2% sesuai dengan penelitian serupa yang
responden primigravida dan 45,2% dilakukan oleh Piraningsih T,dkk (2017)
multigravida. Hasil ini menunjuang tentang faktor-faktor yang
perilaku reponden sebagian besar mempengaruhi niat ibu melakukan
berperilaku sesuai dengan kebijakan kunjungan nifas ke pelayanan kesehatan.
pemerintah dan sesuai dengan teori dalam penelitian Piraningsih T, dkk
menurut Fitriani S (2011) h: 120 bahwa (2017) niat seseorang untuk melakukan
pengetahuan salah satu penentu sesuatu tidak didasarkan oleh karena
perilaku. Serta sesuai dengan teori faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut Haryanti S dan Afif P (2016) bukan hanya didominasi oleh
vol. 5 no. 3 mengatakan bahwa pada ibu pengetahuan saja.4
yang pertama kali melahirkan atau pada Namun dalam penelitian ini
ibu primipara belum memiliki menunjukkan hasil bahwa 61,3%
pengalaman dalam masa nifas sehingga berpengetahuan baik dan 71%
akan lebih aktif untuk melakukan berperilaku sesuai dan hasil analisa
PNCkarena merasa kuatir dengan menunjukkan ada hubungan antara
keadaan dirinya dan bayinya. tingkat pengetahuan dengan perilaku
dengan nilai pearson correlation positif
4. Hubungan Tingkat Pengetahuan (+) dan nilai Z hitung 4,595. Hasil ini
Dengan Perilaku Ibu Nifas Tentang menunjukkan bahwa perilaku seseorang
Kunjungan Nifas Di Puskesmas meningkat jika memiliki pengetahuan
Kaliwungu yang baik7
Berdasarkan hasil analisa bivariate
dengan ujiSpearmen Rankdidapatkan Kesimpulan
hasil dengan tingkat kepercayaan 95%, Masalah AKI saat ini masih belum
tingkat signifikan 5% dan z tabel 1,96. teratasi dengan baik dimana AKI masih
(standar dari SPSS). Dengan demikian tinggi. Dari hasil survey demografi tahun
dapat dikatan Ho ditolak karena z hitung 2018 AKI di Indonesia mencapai
(4,595) > z tabel (1,96). Dengan melihat 305/100.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten
angka probabilitas pada bagian sig.(2- Kudus AKI terbanyak yaitu pada masa nifas
tailed) adalah 0,000 < 0,05 maka Ho 50% dari seluruh ibu. Penyebab AKI pada
ditolak. Hal ini berarti ada hubungan masa nifas 30,3% karena perdarahan. AKI
antara pengetahuan ibu nifas dengan dapat ditekan dengan meningkatkan status
perilaku kunjungan nifas di Puskesmas kunjungan nifas. Dari data cakupan nifas
Kaliwungu Kudus.Dengan demikian tahun 2015-2016 mengalami penurunan
dapat diketahui bahwa ada sehingga hal ini perlu diperhatikan karena
kecenderungan semakin tinggi masih banyak ibu yang belum mengetahui
pengetahuan yang dimiliki oleh ibu nifas pentingnya melakukan kunjungan nifas dan

24
JIKA, Volume 4, Nomor 2, Februari 2020
pISSN : 2528-3685
eISSN : 2598-3857

mengabaikan waktu untuk melakukan Dari hasil penelitian tersebut dapat


kunjungan nifas dengan berbagai faktor disimpulkan bahwa ada hubungan antara
diantaranya pengetahuan dan perilaku1-3. tingkat pengetahuan dengan perilaku kunju
Perilaku adalah semua kegiatan atau ngan nifas. Dengan demikian untuk
aktifitas manusia baik yang dapat diamati meningkatkan cakupan kunjungan nifas
secara langsung maupun tidak dapat diamati maka perlu adanya peningkatan pengetahuan
oleh pihak luar. Namun ada beberapa faktor karena semakin tinggi pengetahuan ibu nifas
yang mempengaruhi perilaku ibu untuk maka semakin baik pula perilaku ibu nifas.
melakukan kunjungan nifas salah satunya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
adalah pengetahuan. Oleh karena itu peneliti menganalisis factor-faktor lain yang
melakukan penelitian ini dengan tujuan mempengaruhi kunjungan ibu nifas.
menganalisis hubungan tingkat pengetahuan
ibu nifas dengan perilaku kunjungan nifas4-5 Daftar Pustaka
Penelitian ini dilakukan di 1. Kemenkes, RI 2016, Profil Kesehatan Indonesia
Puskesmas Kaliwungu Kudus tahun 2019 2015, Jakarta, Kementrian Kesehatan RI, h: 114-
115;119.
dengan jumlah responden yang diambil 2. Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2016, Profil
sebanyak 31 orang dimana yang menjadi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2016,
responden adalah ibu yang baru selesai Semarang, Dinas kesehatan provinsi Jawa
bersalin dan melakukan PNC di bulan Juni Tengah, h: 14-15; 16; 52.
3. Dinkes kabupaten Kudus, 2016, Profil Kesehatan
2019. Setelah dilakukan penelitian maka Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2015, Kudus,
didapatkan hasil sebagai berikut: Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, h: 21;43.
1. Karakteristik responden berdasarkan 4. Piraningsih, T, Emmy, R, Aditya, K 2017
umur didapatkan 90,3% responden „Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Niat
berumur 20-35 tahun, berdasarkan Kunjungan Ibu Nifas Ke Pelayanan Kesehatan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Kulon Kota
pendidikan didapatkan 58,1% Semarang‟ Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5,
berpendidikan dasar (SD/SMP), No. 3.
berdasarkan pekerjaan 38,7% bekerja 5. Fitriani, S 2011, Promosi Kesehatan (edisi I),
sebagai wiraswasta/swasta dan Yogyakarta, Graha Ilmu, h: 120;126;130.
6. Kemenkes, RI 2010, Profil Kesehatan Indonesia
berdasarkan jumlah anak sebanyak 2009, Jakarta, Kementrian Kesehatan RI, h: 67.
45,2% responden primipara dan 45,2% 7. Ariani, A 2014, Aplikasi Metodologi Penelitian
multipara. Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi,
2. Tingkat pengetahuan responden tentang Yogyakarta, Nuha Medika, h: 16;23-
kunjungan nifas 61,3% berpengetahuan 27;58;64;66;73;76.
8. Sari, Dian, dkk 2010, Konsep Kebidanan,
baik. Yogyakarta, Graha Ilmu, h: 86-87.
3. Hasil analisis untuk mengetahui perilaku 9. Setiawan, A, Saryono 2010, Metodologi
kunjungan nifas di Puskesmas Penelitian Kebidanan, Yogyakarta, Nuha Medika,
Kaliwungu di dapatkan 71% responden h: 117-119; 127-128.
10. Nursalam 2008, Konsep Dan Penerapan
berperilaku sesuai dengan kebijakan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
pemerintah. Jakarta, Salemba Medika, h: 94.
4. Berdasarkan hasil analisis bivariate 11. Sugihartiningsih dan Deni S, 2014, „Hubungan
dengan uji Spearmen Rank didapatkan Tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan
hasil dengan tingkat kepercayaan 95%, mengikuti kegiatan posyandu balita di posyandu
wijaya kusuma VI desa jombor kabupaten
tingkat signifikan 5% dan z tabel 1,96. semarang‟, jurnal kesehatan professional islam
(standar dari SPSS). Dengan demikian vol. 11.
dapat dikatakan Ho ditolak karena z 12. Ariyanti, T 2010, „Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
hitung (4,595) > z tabel (1,96). Dengan Tentang Rooming-In Di Ruang Eva Rs Mardi
Rahayu Kudus‟, Jurnal of Midwifery and Health,
melihat angka probabilitas pada bagian Vol. 1, no. 5.
sig.(2-tailed) adalah 0,000 < 0,05 maka 13. Haryanti S dan Afif P, 2016, „Hubungan Antara
Ho ditolak yang berarti ada hubungan Paritas Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
antara tingkat pengetahuan ibu nifas Perawatan Tali Pusat Bayi‟, jurnal kesehatan
dengan perilaku kunjungan nifas di professional islam, vol. 14 no 1.
14. Syafrudin, Yudhia F, 2009, Promosi Kesehatan
Puskesmas Kaliwungu. Untuk Mahasiswa Kebidanan, Jakarta, Katalog
Dalam Terbitan (KDT).

25
JIKA, Volume 4, Nomor 2, Februari 2020
pISSN : 2528-3685
eISSN : 2598-3857

15. Hidayat, A 2014, Metode Penelitian Kebidanan


Dan Teknik Analisa Data (edisi II), Jakarta,
Salemba Medika, h: 41;62;80;86-88.
16. Kemenkes, RI 2015, Buku Ajar Kesehatan Ibu
Dan Anak, Jakarta, Pusat Pendidikan Dan
Pelatihan Tenaga Keshatan, h:138-139.
17. Kemenkes, RI 2017, Profil Kesehatan Indonesia
2016, Jakarta, Kementrian Kesehatan RI, h:112.
18. Menkes, RI 2017, PermenkesNomor 28 Tahun
2017 Tentang Ijin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan, Jakarta, Kemenkes, h: 11.

26
JIKA, Volume 4, Nomor 2, Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai