Anda di halaman 1dari 2

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Hamil dalam

Pemeriksaan Kesehatan di UPT Puskesmas Lamurukung

Janin yang berkembang selama kehamilan memasuki masa aterm,yaitu usia kehamilan 37-40
minggu mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga ibu hamil wajib melakukan
pengawasan ketat guna menghindari komplikasi kehamilan , persalinan, nifas dan juga kematian
ibu serta bayi. Oleh karena itu, Target nasional menurut Millenium Development Goal’s
(MDG’s) salah satunya bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu sebesar ¾ dari angka
kematian ibu pada tahun 2018 yakni 165/100.000 kelahiran hidup. Dimana pada tahun 2015
angka menujukkan penurunan dengan 126/100.000 kelahiran hidup.

Pada tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2016 hingga 2018 berdasarkan survey demografi
Indonesia angka kematian ibu mengalami penurunan . Angka kematian ibu (AKI) pada tahun
2016 berkisar 390 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2017 angka kematian ibu (AKI) berkisar
228 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2018 angka kematian ibu (AKI) di
perkirakan menurun berkisar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Data SDKI, 2016). Berdasarkan
profil kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2016 jumlah ibu hamil sebanyak 149,929
orang, yang melakukan kunjungan ANC sebanyak 148.000 orang (98,71%), yang tidak
melakukan kunjungan ANC sebanyak 1.929 orang (1,28%). Pada tahun 2017 jumlah ibu hamil
sebanyak 153.200 orang, yang melakukan kunjungan ANC sebanyak 151.000 orang (98,56%),
yang tidak melakukan kunjungan ANC sebanyak 2.200 orang (1,43%). Sedangkan pada tahun
2018 jumlah ibu hamil sebanyak 186.128 orang, yang melakukan kunjungan ANC sebanyak
183.000 orang (98,31%), yang tidak melakukan kunjungan ANC sebanyak 3.128 orang (1,68%).
(Profil Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2019).

Tingginya kasus AKI dan AKB dan dari data kunjungan antenatal pada ibu hamil mendasari
penulis untuk meneliti Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Hamil dalam melakukan
pemeriksaan Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Lamurukung Kecamatan Tellu
Siattinge Kabupaten Bone.

Metode

Populasi dalam penelitian ini adalah Semua Ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal care
di Puskesmas Lamurukung dengan jumlah 20 ribu ibu hamil. Penelitian ini menggunakan Teknik
total sampling. Dengan jenis penelitian deskriptif dan rancangan study crosssectional dan akan
mengetahui faktor apa yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dengan analisis bivariat.

Hasil Dan Pembahasan


Dari hasil pada table 1. Didapatkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang baik
maka akan memiliki perilaku yang baik pula dalam memeriksa kandungan nya. Berdasarkan
hasil uji chi square test didapatkan p-value = 0,001 p <0,05 yang berarti Ha diterima dan H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu hamil.
Serupa dengan penelitian Evanti (2015) menyatakan bahwa terdapat keteraturan kunjungan
antenatalcare dengan tingkat pengetahuan ibu hamil dimana p = 0.001 (p< 0,05). Sejalan dengan
yang dikemukankan oleh Hoy dan Miskel bahwa pengetahuan atau ilmu akan mempengaruhi
persepsi dan alat indera manusia yang kemudian dapat dipergunakan saat di perlukan. Selain
faktor pengetahuan. Faktor penghasilan keluarga, usia ibu hamil, jarak kehamilan, paritas serta
kebutuhan ibu saat hamil juga merupakan faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan
kehamilan.
Dari data pada tabel 1 juga di dapatkan bahwa faktor yang tidak kalah penting dalam
ketepatan pemeriksaan kehamilan adalah dukungan suami. Karena sesungguhnya ibu hamil
memiliki banyak kecemasan dan merasa sendiri, dengan adanya dukungan suami dan peran
suami yang selalu siaga maka akan menambah semangat ibu hamil untuk memeriksa
kandungannya, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hafidz dan Nurlaelah 2014
yang menyatakan adanya hubungan antara dukungan suami dengan kunjungan antenatal care.
Meskipun begitu ada penelitian dari Gabriellyn yang menyatakan tidak ada hubungan antara
dukungan suami dengan kunjungan antenatal karena alasan ibu hamil merasa jarak yang jauh
serta tidak memiliki alat transportasi untuk datang memeriksa kandungannya. Hasil dalam tabel
1 sejalan dengan zulkifli Abdullah yang menyatakan bahwa peranan suami sangatlah penting
dalam masa kehamilan untuk mencegah resiko kehamilan yang dapat terjadi bagi ibu hamil dan
janin, sehingga ibu hamil yang di dukung oleh suami memilki tingkat kepatuhan melakukan
kunjungan antenatal dengan begitu dapat meminimalisir komplikasi kehamilan.

Simpulan dan Saran

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dan
dukungan suami terhadap kepatuhan kunjungan kehamilan atau antenatal care. Adapun saran
dari penelitian ini diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang
lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai