Anda di halaman 1dari 12

OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO.

2, AGUSTUS 2018 : 67-78

HUBUNGAN PARITAS, UMUR DAN PENDIDIKAN DENGAN


KUNJUNGAN NIFAS

RELATIONSHIP BETWEEN PARITAS, AGE AND EDUCATION


WITH POST PARTUM VISIT

Ni Nyoman Widya Pradani1, Catur Vety Kurniasari2


1Dosen AKBID Bakti Indonesia Balikpapan
2Mahasiswa AKBID Bakti Indonesia Balikpapan
1Email : ninyomanwidyapradani@gmail.com

ABSTRAK

Data yang yang diperoleh peneliti dari Puskesmas Gunung Samarinda Balikpapan pada bulan
Januari hingga April 2017 jumlah ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Gunung Samarinda sebanyak 191
orang dengan pencakupan pelayanan ibu nifas 43,9% tidak mencapai sasaran target puskesmas yaitu
73,8% . Tujuan penelitian untuk menganalisis dan menjelaskan hubungan paritas,umur dan pendidikan
dengan kunjungan masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Gunung Samarinda kota Balikpapan. Penelitian
ini dilaksanakan bulan April-Juli 2017. Metode peneltiian yakni survey deskriptif analitik dengan
rancangan penelitian cross sectional. Menentukan sampel menggunakan cara penentuan jumlah kuota dan
diperoleh sebanyak 66 responden ibu nifas. Proses data dikumpulkan menggunakan metode dokumentasi
pada buku KIA. Uji statistic dengan uji chi-square (2) pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil penelitian
menunjukan ada hubungan pendidikan dengan kunjungan nifas di wilayah kerja Puskesmas Gunung
Samarinda Balikpapan P value = 0,002<α = 0,05. Ada hubungan umur dengan kunjungan nifas di wilayah
kerja Puskesmas Gunung Samarinda Balikpapan p value = 0,000<α = 0,05. Ada hubungan paritas dengan
kunjungan nifas di wilayah kerja puskesmas Gunung Samarinda Balikpapan p value = 0,006< α = 0,05.
Kesimpulannya ada hubungan paritas, umur dan pendidikan dengan kunjungan masa nifas di wilayah
kerja Puskesmas Gunung Samarinda kota Balikpapan Tahun 2017.

Kata Kunci : Pendidikan, Umur, Paritas, Kunjungan Nifas

ABSTRACT

A period to child bed (puerpurium) started by after placenta born and end when obstetrical
appliance return like situation before pregnancy, taking place during about 6 week. This research aim to
to know Relationship level of education, parity and age with inpatient visits in working area Community
Health Centre of Gunung of Samarinda Balikpapan year 2017. This research was held on April-Juli
2017. This research use analytic descriptive method with device research of sectional cross. Technique
intake of sampel use sampling quota with amount of sampel 66 child bed mother responder. Process data
collecting with pursuant to documentation at book of KIA. used Analysis that is analysis of univariat
bivariate analysis and with test of statistic chi-square (2) and a = 0,05. Result of research showing is
existence of relationship which signifikan between education storey with regional child bed visit region
work of Community Heatlh Centre Gunung Samarinda Balikpapan p value = 0,002<α = 0,05. Showing is
existence of reelationship which signifikan between age with regional child bed visit region work of
Community Health Centre Gunung Samarinda Balikpapan p value = 0,000<α = 0,05. Showing is existence
of relationship which signifikan between parity with regional child bed visit region work of Community
Health Centre Gunung Samarinda Balikpapan p value = 0,006<α = 0,05. Pursuant to result of research
above can be concluded there are relationship level of education, parity and age with inpatient visits in
working area of Community Health Centre Gunung Samarinda Balikpapan on 2017.

The Keyword : Education, Age, Parity, Afterbirth Bed Visit

67
68 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78

PENDAHULUAN di 9 negara maju dan 51 negara


Masa nifas disebut juga post persemakmuran. Menurut Badan
partum yaitu masa ibu setelah bersalin Kesehatan Dunia, Angka ibu
berangsung dari selesainya masa meninggal sebesar 81% dikarenakan
pembukaan, kala II, kala III yakni adanya gangguan saat kehamilan
setelah ari-ari lahir lengkap dan alat maupun saat kelahiran dan 25%
alat kelamin ibu kembali seperti komplikasi saat setelah melahirkan
sebelum hamil. Masa nifas (WHO, 2014).
berlangsung 42 hari setelah pasca salin. Menurut laporan puskesmas
Hal ini pun sering sekali tidak di seluruh Indonesia pada tahun 2015
perhatikan oleh ibu yang tak jumlah ibu yang melahirkan dan ibu
berkunjung nifas ke nakes. Padahal setelah melahirkan di Indonesia
tidak banyak kematian dan infeksi sebanyak 4.591.230 ibu bersalin.
pada ibu itu di karenakan kurangnya Cakupan rata-rata nasional menurut
pengetahuan, informasi, sikap, dan data tahun 2015, cakupan pelayanan
perhatian ibu untuk pergi datang masa nifas (kontak ke-3 dengan nakes
kembali ketempat pelayanan kesehatan setelah bersalin atau KF3) 73,48%
seperti Puskesmas, BPM setelah (Kemenkes, 2015).
melahirkan (Juwono, 2014). Data AKI setelah melahirkan di
Menurut WHO (World Health Kalimantan Timur tahun 2014 sebesar
Oganization) di dunia angka ibu 21% dan mencapai urutan ke 16 dari
meninggal sebesar 54% dan ibu Provinsi-provinsi di Indonesia.
meninggal karena proses bersalin lebih Kematian ibu saat setelah melahirkan
banyak dialami oleh negara yang dikarenakan infeksi (10%),
berkembang. Rasio angka ibu disebabkan minimnya perawatan pada
meninggal di negara berkembang luka jahitan, perdarahan (42%) (akibat
adalah paling tinggi dengan 450 robekan pada jalan lahir, atonia uteri
kematian ibu setiap seratus ribu maupun sisa plasenta), eklampsia
kelahiran hidup. Hal ini dibandingkan (13%), serta permasalahan pada saat
dengan perbandingan ibu meninggal setelah melahirkan (11%) (Siswono,
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78 69

2014). Cakupan kunjungan pasca mastitis, syok, demam tinggi, dan


bersalin di wilayah Kalimantan Timur bendungan payudara. Masa setelah
tahun 2015 adalah 79,74 % yaitu melahirkan meliputi periode peralihan
masih di urutan ke 21 dari Provinsi- kritis bagi keluarga, bayi dan ibu secara
provinsi di Indonesia (Kemenkes RI, psikologis, sosial dan emosional.
2015). Diperkirakan 60% kematian ibu karena
Data Balikpapan tahun 2014 kehamilan muncul setelah persalinan,
cakupan kunjungan yaitu 97,45% agak dan 50% kematian setelah melahirkan
merosot di tahun 2015 kunjungan nifas (Anggraini, 2010).
di kota Balikpapan yaitu 92,5%. Pada Kesehatan ibu pasca bersalin perlu
survei awal peneliti memperoleh data dipantau tanpa henti guna mendeteksi
dari Puskesmas Gunung Samarinda munculnya tanda-tanda bahaya nifas
Kota Balikpapan dari Januari hingga sehingga ibu nifas perlu kontak ke
April 2017 Jumlah ibu nifas di wilayah pelayanan kesehatan setelah
kerja Puskesmas Gunung Samarinda melahirkan. Kontak ibu setelah
sebanyak 191 orang dengan cakupan melahirkan dengan nakes (tenaga
pelayanan nifas 43,9% kurang mencapai kesehatan) setidaknya 4 kali untuk
target puskesmas yaitu 73,8% . memperoleh layanan di dalam atau luar
Tujuan kunjungan saat nifas guna bangunan puskesmas (bidan di desa /
memantau kesehatan newborn dan ibu, polindes dan homecare (Depkes, 2008).
Pencegahan sebelum munculnya Namun kenyatan dilapangan tidak
gangguan kesehatan ibu setelah dapat terwujud disebabkan karena
melahirkan dan bayinya, Mendeteksi minimnya pengetahuan dan
kemungkinan munculnya komplikasi pengalaman. Pengetahuan atau kognitif
nifas, serta menangani berbagai ialah hal penting dapat membentuk
permasalahan yang timbul sehingga tingkah laku individu (overt behaviour)
membuat keduanya terganggu setelah (Notoatmodjo, 2008). Ditinjau dari sisi
melahirkan (Anggraini, 2010). pengalaman, paritas ialah bagian dari
Kunjungan nifas merupakan pengalaman ibu dalam menjalani
upaya mendeteksi munculnya kehamilan. Bagi ibu primipara lebih
komplikasi atau bahaya nifas yang tertarik dalam melakukan kontak nifas
dihadapi ibu, perdarahan, infeksi, ke nakes guna menanyakan perubahan
70 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78

atau pemulihan pada dirinya. kerja Puskesmas Gunung Samarinda


Sebaliknya ibu multipara beranggapan Balikpapan.
bahwa ia memiliki pengalaman dan METODE PENELITIAN
biasa dalam menghadapi saat setelah Jenis penelitian ini kuantitatif
melahirkan sehingga merasa malas menggunakan metode survey, bersifat
dalam berkunjung setelah melahirkan ke deskriftif analitik menggunakan
pelayanan medis (Anggraini, 2010). rancangan cross sectional. Analisa data
Rendah atau tingginya wawasan meliputi univariat, bivariat (chi square).
seseorang disebabkan karena Populasinya seluruh ibu nifas di
karakteristik individu seperti pendidikan wilayah kerja Puskesmas Gunung
dan umur. Usia menyebabkan Samarinda Kota Balikpapan yaitu
pemikiran dan daya tanggap seseorang. berjumlah 191 jiwa. Sampel sebanyak
Semakin bertambah usia seseorang 66 responden diambil secara quota
maka bertambah pula kemampuan sampling.
terhadap pemikiran dan daya
HASIL DAN PEMBAHASAN
tanggapnya, oleh karena itu bertambah Analisa Univarat
baik juga wawasan yang diperolehnya. 1) Kunjungan Nifas

Pengetahuan yang kurang nantinya Tabel 1 Distribusi Jumlah Responden


Berdasarkan Kunjungan Nifas
dapat menekan perkembangan tingkah No Kunjungan Nifas Jumlah Persentase
1 Lengkap 14 75,3
laku seseorang pada sesuatu yang baru 2 Tidak Lengkap 52 24,7
diperkenalkan (Nursalam dan Pariani, Total 66 100,0

2013). Tabel 1 dari 66 responden


Uraian masalah ini maka akhirnya yang berkunjung tidak lengkap
peneliti memilih mengambil judul setelah melahirkan sebanyak 52
penelitian tentang hubungan paritas, responden (78,8%) dan sebanyak 14
umur dan pendidikan dengan kunjungan orang (21.5%) berkunjung lengkap
nifas di wilayah kerja Puskesmas setelah melahirkan.
Gunung Samarinda kota Balikpapan
Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan 2) Pendidikan
Dapat dilihat berdasarkan Tabel 2
guna menganalisis dan menjelaskan
menunjukkan dari 66 responden yang
hubungan paritas, umur dan pendidikan
pendidikan menengah 32 responden
dengan kunjungan nifas di wilayah
(48.5%), responden pendidikan rendah
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78 71

sebanyak 19 responden (28.8%), paritas multipara, sebanyak 22 orang


sedangkan responden pendidikan tinggi (33,3%) dengan paritas grande
sebanyak 15 responden (22,7%). multipara, sedangkan sebanyak 8 orang
(12,1%) dengan paritas primipara.
Tabel 2 Distribusi Jumlah Responden
Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase Tabel 4 Distribusi Jumlah Responden
1 Tinggi 15 22,7 Berdasarkan Paritas
2 Menengah 32 48,5
No Paritas Jumlah Persentase
3 Rendah 19 28,8
Total 66 100,0
1 Primipara 8 12,1
2 Multipara 36 54,5
3) Umur 3 Grande 22 33,3
Tabel 3 menunjukkan dari 66 multipara
Total 66 100,0
responden, responden dengan umur
muda sebanyak 48 responden (72,7%) Tabel 4 di atas menunjukkan dari 66

dan yang memiliki umur tua sebanyak responden, sebanyak 36 responden

18 responden (27,3%). (54,5%) dengan paritas multipara dan


responden, dengan paritas
Tabel 3 Distribusi Jumlah Responden grandemultipara sebanyak 22
Berdasarkan Umur responden (33,3%), sedangkan dengan
No Umur Jumlah Persentase
1 Muda 48 72 paritas primipara sebanyak 8
2 Tua 18 27,3
Total 66 100,0 responden (12,1%).

4) Paritas
Tabel 4 menunjukkan dari 66 responden
sebanyak 36 responden (54,5%) dengan

Tabel 5 Tabel Silang Variabel Bebas dengan Kunjungan Nifas


Kunjungan Nifas
p OR
No Variabel Lengkap % Tidak % n %
value (95% CI)
Lengkap
1 Pendidikan
Rendah 6 11,8 45 88,2 51 100 0,002 8,571
Tinggi 8 53,3 7 46,7 15 100
2 Umur
Muda 4 8,3 44 91,7 48 100 0,000 0,073
Tua 10 55,6 8 44,4 18 100
3 Paritas
Primipara 5 62,5 3 37,5 8 100 0,008 9,074
Grande 9 15,5 49 84,5 58 100
Multipara
72 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78

Hubungan Tingkat Pendidikan Penelitian sebelumnya yang di


dengan Kunjungan Nifas lakukan di desa Pangkalan Kasai
Penelitian ini memperlihatkan ada kecamatan Batu Gajah tahun 2014
hubungan pendidikan dengan menunjukan terdapat 54% responden
kunjungan nifas di Puskesmas Gunung dengan pendidikan rendah tidak kontak
Samarinda Balikpapan tahun 2017, p nifas ke nakes lengkap, ada faktor yang
value = 0,002<α = 0,05. Hal ini mempengaruhi penelitian ini terutama
berdasarkan dari hasil uji statistik yang faktor pendidikan serta diperoleh atau
memperlihatkan sebagian besar dengan tidaknya informasi yang diberikan
pendidikan tinggi banyak berkunjung petugas kesehatan (Ariani, 2014).
setelah melahirkan secara lengkap Data peneliti di lapangan,
sebaliknya responden dengan responden dengan pendidikan rendah
pendidikan rendah dan menengah dan menengah banyak tidak
banyak berkunjung ke pelayanan medis melaksanakan kontak nifas secara
lengkap. Kunjungan setelah melahirkan lengkap, kenyataan ini dikarenakan
agak jarang terlaksana dikarenakan minimnya pendidikan kesehatan yang
beberapa sebab seperti karena responden dapatkan mengenai
minimnya pengetahuan dan kunjungan pada saat setelah melahirkan
pengalaman serta kurangnya informasi dari tenaga kesehatan atau kader
yang diperoleh. Pendidikan setempat dan kurangnya rasa ingin tau
berhubungan dengan tahap belajar, responden tentang tujuan serta manfaat
pendidikan seseorang yang tambah melakukan kunjungan pada masa
tinggi tambah mudah untuk setelah melahirkan serta responden sulit
mendapatkan berbagai informasi. menerima informasi yang diberikan
Minimnya pendidikan dapat sehingga responden tidak kontak nifas
menyebabkan ketidaktahuan individu, ke nakes. Hal ini seperti teori
tingkat pendidikan yang agak rendah Notoadmojo (2010), pendidikan yakni
mengakibatkan seseorang akan sulit tahap belajar untuk berkembang dan
mencerna pesan, menerima pesan dan meningkatkan kemampuan sehingga
informasi yang disampaikan tujuan pembelajaran mampu berdiri
(Notoatmodjo, 2010). sendiri. Pendidikan seseorang dapat
pula menghadirkan banyak perubahan
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78 73

terhadap hal yang diberikan dimasa nakes nifas lengkap. Hal ini
lalu. Selain dikarenakan relatif dikarenakan oleh kurangnya
rendahnya pendidikan, sumber pengetahuan karena kurangnya
informasi juga terbatas sehingga masih informasi dan responden kurang cakap
banyak ibu nifas tidak kontak nifas ke dalam mencari serta menerima ilmu
nakes lengkap hal ini seperti yang di baru yang didapatkan. Rendah atau
kemukakan oleh Istriati (2010) yang tingginya wawasan seseorang
mengatakan bahwa informasi akan disebabkan oleh karakteristik seseorang
memberikan pengaruh pada seperti pendidikan dan umur. Umur
pengetahuan seeseorang. Meskipun mempengaruhi pemikiran dan daya
relative rendahnya pendidikan individu tangkap individu. Bila usia bertambah
tetapi jika ia mendapatkan wawasan maka tambah berkembang juga
bermanfaat yang berasal dari berbagai pemikiran dan daya tangkap, sehingga
sumber informasi seperti TV, radio, makin membaik pula pengetahua yang
surat kabar maka hal ini akan diperolehnya. Pengetahuan yang minim
meningkatkan pengetahuan seseorang akan menekan perkembangan tingkah
sehingga ia melakukan kunjungan nifas laku individu terhadap sesuatu yang
lengkap. baru diperkenalkan (Nursalam dan
Pariani, 2013).
Hubungan Umur dengan Kunjungan
Nifas Hubungan Paritas dengan
Data hasil penelitian yang Kunjungan Nifas
dilakukan memperlihatkan ada Uji Statistik memperlihatkan ada
hubungan umur dengan kunjungan hubungan paritas dengan kunjungan
nifas di Puskesmas Gunung Samarinda nifas di Puskesmas Gunung Samarinda
Kota Balikpapan tahun 2017, p-value Kota Balikpapan tahun 2017, p-value
0,000<α = 0,05. Berdasarkan hasil yang 0,006<α = 0,05. Hal ini dapat dilihat
diperoleh memperlihatkan sebagian dari data penelitian yang
besar responden dengan umur tua lebih memperlihatkan responden sebagian
banyak yang kontak nifas ke nakes besar dengan paritas primipara banyak
lengkap sebaliknya responden dengan yang kontak nifas ke nakes lengkap
umur muda banyak ibu tidak kontak ke sebaliknya responden dengan paritas
74 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78

multipara dan grandemultipara banyak dipantau berkelanjutan untuk


yang tidak berkunjung nifas ke nakes mendeteksi munculnya tanda-tanda
lengkap hal ini bisa disebabkan oleh bahaya nifas sehingga ibu nifas perlu
faktor pengalaman. Ditinjau dari sisi dating berkunjung setelah melahirkan.
pengalaman, paritas adalah yang Kunjungan ibu ke pelayanan medis
membentuk pengalaman ibu dalam paling sedikit 4 kali untuk mendapatkan
menjalani kehamilan. Bagi ibu pelayanan dan pemeriksaan kesehatan
primipara lebih tertarik untuk kontak ke ibu nifas. Baik di dalam maupun diluar
nakes pasca bersalin untuk menanyakan gedung Rumah Sakit maupun
proses pemulihan pada dirinya. klinik/puskemas (bidan di desa/
Sebaliknya ibu multipara tidak tertarik polindes dan kunjungan rumah)
berkunjung ke pelayanan atau tenaga (Depkes, 2008). Menurut Notoadmojo
medis pasca bersalin karena (2010) pada kenyataannya kontak ibu
berpendapat telah pengalaman ke nakes saat nifas jarang terwujud
kemudian akhirnya merasa malas untuk disebabkan karena kurangnya
kontak nifas ke tenaga medis pengetahuan dan pengalaman.
(Anggraini, 2010). Pengetahuan atau kognitif adalah
Masa nifas ini merupakan hal sesuatu yang penting dapat membentuk
penting untuk nakes khususnya bidan tindakan individu (overt behaviour).
dalam pemantauan bayi dan ibunya Rendah atau tingginya wawasan
karena bila kurang maksimal dapat seseorang disebabkan oleh karakteristik
menyebabkan ibu mengalami berbagai individu seperti pendidikan dan umur.
masalah, bahkan dapat berlajut pada Daya tangkap dan pemikiran seseorang
gangguan/masalah masa nifas seperti diperngaruhi oleh Usia. Dengan usia
sepsis puerperalis. Ditinjau melalui sisi yang bertambah maka bertambah juga
penyebab ibu meninggal, infeksi kemampuan berpikir dan daya
merupakan penyebab ibu meninggal tanggapnya, sehingga makin membaik
terbanyak nomor dua setelah pengetahuan yang didapatkannya.
perdarahan, sehingga sangat cocok bila Pengetahuan yang minim akan
tenaga medis memberi perhatian yang menghambat tingkah laku individu
luar biasa ketika masa ini (Siswono, dalam menerima sesuatu yang baru
2014). Kesehatan ibu nifas perlu diperkenalkan (Nursalam dan Pariani,
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78 75

2013). Dari gambaran masalah diatas rendahnya kunjungan nifas. Dan


dapat kita ambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
sebenarnya angka kematian ibu dan antara tingkat pendidikan, umur, dan
bayi saat kehamilan atau persalinan paritas dengan kunjungan nifas.
dapat dicegah, salah satunya caranya (Seyndi, 2014). Berdasarkan data yang
melalui pemeriksaan kehamilan yang peneliti peroleh di lapangan, bahwa
teratur sehingga dapat dideteksi secara responden yang tidak melakukan
dini resiko-resiko tinggi pada kunjungan nifas lengkap terbesar dari
kehamilan yang berbahaya bagi ibu dan responden dengan pendidikan yang
bayinya. Disamping itu asuhan menengah dan rendah yaitu 88,2%.
kebidanan saat ibu bersalin, setelah Kemungkinan ini terjadi disebabkan
melahirkan dan bayi baru lahir juga oleh kurangnya pendidikan kesehatan
merupakan bagian yang sangat penting. yang diperoleh dari tenaga kesehatan,
Bidan berperan utama memberikan dan responden kurang cakap dalam
perawatan masa nifas. Melakukan mencari dan menerima informasi yang
manajemen perawatan/asuhan melalui didapatkannya. Hal ini sejalan dengan
data yang dikumpulkan, penetapan teori yang dikemukakan oleh
diagnosa dan rencana tindakan serta Notoadmojo (2010) bahwa pendidikan
melaksanakannya untuk mempercepat mempengaruhi tahap belajar, makin
proses pemulihan, mencegah tinggi pendidikan individu makin
komplikasi dengan memenuhi mudah orang tersebut untuk menerima
kebutuhan ibu dan bayi selama periode informasi. Ketidaktahuan dapat
nifas dengan memberikan asuhan disebabkan karena pendidikan yang
secara professional (Anggraini, 2010). rendah, seseorang dengan tingkat
Berdasarkan hasil penelitian yang di pendidikan yang terlalu rendah akan
lakukan Farida di Puskesmas sulit mencerna dan menerima pesan,
Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro serta informasi yang disampaikan.
pada tahun 2012 menunjukan terdapat Hasil penelitian ini peneliti juga
66,6% responden tidak berkunjung menemukan bahwa responden dengan
nifas secara lengkap, penelitian ini umur yang muda cenderung tidak
berhubungan dengan beberapa faktor melakukan kontak nifas ke tenaga
yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan secara lengkap yaitu 91,7%,
76 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78

kemungkinan disebabkan karena berpengalaman dan telah biasa dengan


minimnya wawasan dan pengetahuan perubahan yang dialami selama masa
responden tentang tujuan dari nifas sehingga malas kontak nifas ke
kunjungan nifas secara lengkap. Hal ini pelayanan kesehatan.
senada dengen teori Nursalam dan
Pariani (2013) usia berpengaruh SIMPULAN DAN SARAN
terhadap pemikiran dan daya tangkap Sebagian besar responden di
seseorang. Semakin bertambah usia wilayah kerja Puskesmas Gunung
tambah berkembang pula daya tangkap Samarinda Kota Balikpapan berumur
dan pola pikirnya, sehingga muda sebanyak 48 orang (72,7%),
pengetahuan yang diperolehnya sebagian besar responden di wilayah
semakin membaik. Pengetahuan yang kerja Puskesmas Gunung Samarinda
kurang akan mmenekan perkembangan Kota Balikpapan memiliki pendidikan
tingkah laku individu terhadap sesuatu menengah yaitu sebanyak 32 orang
yang baru diperkenalkan. Begitu pula (48,5%), dan paritas responden
dengan hubungan paritas dengan sebagian besar di wilayah kerja
kunjungan nifas, peneliti menemukan Puskesmas Gunung Samarinda Kota
bahwa responden dengan paritas Balikpapan dengan paritas multipara 36
multipara dan grandemultipara banyak orang (54,5%).
yang tidak melakukan kunjungan nifas Sebagian besar responden di
lengkap karena mereka menganggap wilayah kerja Puskesmas Gunung
sudah berpengalaman dan malas untuk Samarinda Kota Balikpapan tidak
melakukan kunjungan nifas, hal ini melakukan kunjungan masa nifas
sejalan dengan teori Anggraini (2010), sebanyak 52 orang (58,8%).
paritas adalah hal yang membentuk Ada hubungan antara umur,
pengalaman ibu dalam menjalani pendidikan dan paritas dengan
kehamilan. Ibu primipara lebih tertarik kunjungan pasca bersalin di wilayah
untuk kontak nifas ke tenaga kesehatan kerja Puskesmas Gunung Samarinda
guna menanyakan perubahan yang Kota Balikpapan ditunjukkan dengan
terjadi pada dirinya. Sebaliknya ibu p-value < α = 0,05.
yang pernah bersalin lebih dari satu Bagi Puskesmas hendaknya lebih
kali berpendapat bahwa dirinya telah aktif lagi membagikan informasi
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78 77

kesehatan mengenai manfaat kunjungan pentingnya melakukan pemeriksaan


ke pelayanan medis setelah bersalin dan setelah bersalin.
memberikan berbagai pendidikan
kesehatan kepada tenaga kesehatan DAFTAR PUSTAKA
maupun kader untuk menaikkan Abu, A. 2013, Psikologi Belajar.
kualitas diri dan pengetahuan saat Jakarta : PT. Rineka Cipta.
membagikan informasi dan pelayanan Anggraini, Y. 2010. Asuhan
setelah melahirkan. Kebidanan Masa Nifas.
Bagi tenaga kesehatan setempat Yogyakarta : Pustaka
diharapkan dapat membantu Rihana.
melaksanakan sosialisasi lebih giat Ariani, A.P. 2014. Aplikasi
pemeriksaan setelah melahirkan untuk Metodologi Penelitian
meningkatkan pengetahuan dan Kebidanan Dan Kesehatan
wawasan responden serta melakukan Reproduksi. Yogyakarta :
pendekatan yang instensif kepada Nuha Medika.
responden yang memiliki pendidikan Arikunto, S. 2010. Prosedur
yang kurang, usia yang beresiko <20 Penelitian Suatu Pendekatan
tahun dan >35 tahun dan responden Praktik. Jakarta: PT. Rineka
dengan paritas grandemultipara, Cipta.
multipara maupun primipara sebagai Bahiyatun. 2009. Buku Ajar
upaya meningkatkan kesadaran Asuhan Kebidanan Nifas
melakukan kunjungan pada masa nifas Normal. Jakarta : EGC.
(KF3). Depkes RI. 2008. Riset Kesehatan
Peneliti selanjutnya hendaknya Dasar. Jakarta : Departemen
dapat mengembangkan penelitian ini Kesehatan Republik
untuk dapat dijadikan pembanding Indonesia.
untuk penelitian selanjutnya. Dorland, W.A.N. 2010. Kamus
Bagi responden diharapkan Saku Kedokteran Dorland,
bersedia melakukan pemeriksaan secara Edisi 31. Alih Bahasa. dr.
lengkap pada masa setelah bersalin atau Poppy Kumala, dr. Sugiarto,
jika ada keluhan dan meningkatkan dr. Alexander H. Santoso, dr.
pengetahuan mengenai manfaat dan
78 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. V, NO. 2, AGUSTUS 2018 : 67-78

Yuliasari Rienita. Jakarta : Oxorn, H. dan W.R. Forte. 2010.


EGC Ilmu Kebudanan, Patologi
Hurlock B.E, 2007. Psikologi dan Fisiologi Persalinan.
Perkembangan Suatu Yogyakarta : Yayasan
Pendekatan Sepanjang Esentia Medika.
Rentang Kehidupan. Jakarta: Prawiroharjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan.
Erlangga. Edisi Keempat. Cetakan Ketiga.
Jhon W.S. 2008. Psikologi Jakarta : YBPSP.
Pendidikan, Jakarta : Prenada Saifuddin, A.B. 2004. Buku Panduan
Media Group. Praktis Pelayanan Kesehatan
Kemenkes. 2019. Strategis Maternal dan Neonatal. Jakarta
Kementrian Kesehatan. YBPSP.
Jakarta : Kementrian Suherni. 2009. Perawatan Masa
Kesehatan RI. Nifas. Yogyakarta :
Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Fitramaya.
Penelitian Kesehatan Edisi Varney, H. 2007. Buku Ajar
Revisi. Jakarta Rineka Cipta. Asuhan Kebidanan edisi 4.
_____________. 2010. Ilmu Jakarta : EGC.
Perilaku Kesehatan. Jakarta Winkjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan
Rineka Cipta. Edisi Ke-4 Cetakan Kedua.
Nursalam, dan S. Pariani. 2013. Jakarta : YBPS.
Pendekatan Praktis
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai