Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA IBU NIFAS DENGAN KEJADIAN


POSTPARTUM BLUES DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS CITEUREUP TAHUN 2020

Disusun Oleh:

SITI NUR JAMILAH

201613073

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIJAYA HUSADA BOGOR
TAHUN 2020

1
JURNAL PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA IBU NIFAS DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS CITEUREUP TAHUN 20201

Siti Nurjamilah2, Ratih Suryaman3

ABSTRAK

Angka kelahiran bayi didunia menurut WHO pada tahun 2013 sekitar 15 juta pertahun.
Sedangkan di Indonesia didapatkan suatu data pada tahun 2015 jumlah ibu hamil 5.138.107 dengan
cakupan persalinan mencapai 88,55%, begitu pula dengan cakupan kunjungan ibu postpartum
sebanyak 87,06%. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya postpartum blues adalah, usia ,
paritas , pendidikan , dukungan suami, frustasi kerena bayi tidak mau tidur dan rewel, kelelahan
pasca melahirkan dan sakitnya akibat operasi , sendirian mengurus bayi tidak ada yang membantu ,
ASI tidak keluar. Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia ibu nifas dengan kejadian
postpartum blues di Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup Tahun 2020.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analtik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
pada penelitian ini adalah 35 responden besar sampel yang diperlukan adalah 35 responden dan
dengan tehnik total sampling. Instrument dalam penelitian ini adalah pengisian kuisioner pada ibu
nifas.

Hasil penelitian ini didapatkan dari 35 responden didapatkan ibu yang beresiko mengalami
postpartum blues yaitu sebanyak 20 responden (57,1%). Bedasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan cramer’s v didapatkan nilai p value = 0,005 yang artinya p value = < 0.05 maka Ho
ditolak dan Ha di terima. Artinya ada hubungan antara Usia ibu nifas dengan kejadian postpartum
blues di Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup tahun 2020, dan didapatkan nilai OR 9,333.

Adapun kesimpulan bahwa ada nya hubungan yang signifikan antara usia ibu nifas dengan
kejadian postpartum blues pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup tahun 2020.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ibu nifas tentang kejadian postpartum blues.

Kata kunci : Usia ibu nifas, dengan kejadian postpartum blues


Daftar pustaka : 1 buku, 8 jurnal
Jumlah halaman : 13 halaman, 5 tabel
1
Judul penelitian
2
Mahasiswa SI Keperawatan STIKes Wijaya Husada
3
Dosen pembimbing

2
JURNAL PUBLIKASI

CORRELATION BETWEEN POSTPARTUM AGE AND POSTPARTUM BLUES IN THE


WORKING AREA OF THE CITEUREUP HEALTH CENTER 2020 1

Siti Nurjamilah2, Ratih Suryaman3

ABSTRAK

According to WHO, in 2013, the number of babies born in the world was around 15
million per year, while in Indonesia, it was found that in 2015 the number of pregnant women was
5.138.107 with a delivery coverage of 88,55% as well as the coverage of postpartum blues visits by
87,06%. The factors that influence the occurrence of postpartum blues are, age, parity, education,
husband's support, frustration because the baby does not want to sleep and is fussy, postpartum
fatigue and illness due to surgery, alone taking care of the baby does not help, breast milk does not
come out. Of this study aims to determine the relationship bebtween postpartum ege and the
incidence of postpartum blues in the Citeureup Community Health Center in 2020

This type of research is descriptive analytic with cross sectional approach. The
population in this study were 35 respondents, the required sample size was 35 respondents, with a
total sampling technique. The instrument in this study was filling out a questionnaire for postpartum
mothers

The results of this study were obtained from 35 respondents, it was found that mothers
who were at risk of experiencing postpartum blues were as many as 20 respondents (57.1%). Based
on the results of statistical tests using cramer's v showed p value = 0.005, which means that p value
= <0.05, so Ho is rejected and Ha is accepted. This means that there is a relationship between the
age of the postpartum mother with the incidence of postpartum blues in the Citeureup Health Center
Work Area in 2020, and the OR value is 9.333.

As for the conclusion is that there is a significant relationship between postpartum age
and the incidence of postpartum blues in postpartum mothers in the Citeureup Community Health
Center in 2020. This research is expected to increase the insight of postpartum mothers about the
incidence of postpartum blues.

Keywords : Postpartum age, incidence of postpartum blues


Bibliography : 1 books, 8 journals
Number of pages : 13 pages, 5 tables
1
Title of research
2
SI Nursing Student STIKes Wijaya Husada
3
supervisor

3
JURNAL PUBLIKASI

PENDAHULUAN Adapun kunjungan ibu postpartum


yang didapatkan di Jawa Tengah mecapai
Postpartum Blues merupakan problem 95,69% dari jumlah kelahiran 559.994.
psikis sesudah melahirkan seperti Untuk kunjungan ibu postpartum tertinggi
kemunculan kecemasan, labilitas perasaan dicapai kota pekalongan dengan 99,97%
1
dan depresi pada ibu (Sumartini,2017 : 16). sedangkan untuk yang terendah adalah kota
Bedasarkan data sheet 2013, Indonesia Semarang dengan capaian 86,91%. Untuk
merupakan Negara ke 5 di dunia dengan Kabupaten Sukoharjo menempati urutan ke
jumlah terbanyak, yaitu 249 juta. Diantara 12 terbanyak untuk kunjungan ibu
Negara ASEAN, Indonesia merupakan postpartum dengan 97,45% (
penduduk terbanyak,dari 9 Negara anggota Wibisono,2018 :2 ). 3

lain dengan angka fertilitas atau total Dalam masa nifas, ibu postpartum akan
fertilityrate ( TFR ) 2,6. Indonesia masih mengalami adaptasi fisiologis, psikologis
berada diatas rata – rata TFR Negara Asean dan adaptasi sosial. Namun, tidak semua ibu
yaitu 2,4. Sedangkan menurut Badan postpartum bisa melewati adaptasi masa
Perencana Pembangunan Nasional ( nifas dengan lancar. Ibu postpartum bisa saja
Bappenas ) dan Badan Pusat Statistik ( BPS mengalami gangguan psikologis masa nifas
) memperkirakan bahwa penduduk salah satunya postpartum blues ( Sumantri,
Indonesia pada Tahun 2020 akan mencapai Susilowati, & Wati : 35).4
2
271,1 juta jiwa (Nesa,2016 : 1). Perubahan yang mendadak pada ibu
Bedasarkan data diatas, adapun angka postpartum penyebab utamanya adalah
kelahiran bayi didunia menurut WHO pada kekecewaan emosianal, rasa sakit pada masa
tahun 2013 sekitar 15 juta pertahun. nifas awal, kelelahan karena kurang tidur
Sedangkan di Indonesia didapatkan suatu selama persalinan dan kecemasan pada
data pada tahun 2015 jumlah ibu hamil kemampuannya untuk merawat bayinya,
5.138.107 dengan cakupan persalinan rasa takut tidak menarik lagi bagi suaminya,
mencapai 88,55%, begitu pula dengan terutama emosi selama minggu pertama
cakupan kunjungan ibu postpartum menjadi labil dan perubahan suasana
sebanyak 87,06%. hatinya dalam 3-4 hari pertama, masa ini
Di Indonesia sendiri ada beberapa data sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh
kunjungan ibu postpartum yaitu di Jawa begitu banyak faktor, maka penekanan
Tengah seperti di kota Pekalongan, kota utama adalah pendekatan keperawatan
Semarang dan Kabupaten Sukoharjo. dengan memberikan bantuan, simpati dan
Adapun hasill dari beberapa data yang dorongan semangat ( Mayasari &
didapatkan dari Provinsi Jawa Tengah Jayanti,2019 :137 ). 5

sangat beragam yang berkaitan dengan Menurut Dian yang dikutip dari skripsi
kunjungan ibu postpartum. Rianti menyebutkan bahwa perubahan yang

4
JURNAL PUBLIKASI

terjadi pada ibu postpartum tidak hanya kejadian postpartum blues. Penelitian ini
perubahan fisiologis, namun juga terjadi menggunakan tehnik total sampling dan
perubahan psikologi. Psikologis desain penelitian ini menggunakan analitik
merupakan aspek penting sebagai dasar kuantitatif dengan instrumen berupa
persiapan ibu hamil untuk melaksanakan kuesioner sebagai alat pengumpul data,
peran barunya setelah melahirkan. Masalah penelitian ini akan dilakukan pengujian
psikologis pada ibu postpartum terjadi hipotesis statistik dengan menggunakan uji
apabila tidak mampu dalam penyesuaikan Creamer, dalam penelitian ini adalah ibu
perubahan. nifas dan populasi penelitian ini adalah ibu
Ada tiga jenis gangguan efek atau nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
mood pada wanita yang baru melahirkan, Citeureup dengan jumlah responden
yaitu postpartum blues, postpartum sebanyak 35 responden. Penelitian ini
depression, dan postpartum psikologis . dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2020,
Postpartum blues adalah periode pendek penelitian ini akan dilakukan di Wilayah
kelabilan emosi sementara yang ditandai Kerja Puskesmas Citeureup tahun 2020.
dengan perubahan sikap ibu seperti, mudah Berdasarkan latar belakang diatas,
menangis, rasa letih, mudah marah, cemas, maka peneliti tertarik untuk membuat
dan sedih. Postpartum depression adalah tentang “Hubungan usia ibu nifas dengan
gangguan emosional pada wanita pasca kejadian postpartum blues di Wilayah
persalinan dan bisa terjadi selama Kerja Puskesmas Citeureup Tahun 2020 ”
beberapa bulan bahkan tahun. Gejala yang
dialami oleh wanita post partum depression METODE PENELITIAN
lebih lama dibandingkan dengan Desain pada penelitian ini adalah
postpartum blues. Postpartum psikologis deskriptif analitik. Deskriptif analitik yaitu
adalah psikis psikiatri paling parah dan statistik yang digunakan untuk
gejalanya dapat bermula dari postpartum menganalisis data yang telah terkumpul
blues atau postpartum depression ( sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Rianti,2018 : 4).6 membuat kesimpulan yang berlaku untuk
Jadi disimpulkan postpartum blues umum atau generalisasi (Sugiyono,2019).7
adalah perubahan mood pada ibu
Dalam penelitian ini peneliti
postpartum yang terjadi setiap waktu
menggunakan pendekatan cross sectional .
setelah ibu melahirkan yang ditandai
adapun yang dimaksud dengan cross
dengan tangisan singkat, perasaan
sectional adalah suatu penelitian untuk
kesepian atau ditolak, cemas, bingung,
mempelajari dinamika korelasi antara
gelisah, dan tidak dapat tidur.
faktor-faktor risiko dengan efek, dengan
Penelitian ini akan di lakukan
cara pendekatan, observasi atau
mengenai Hubungan usia ibu nifas dengan

5
JURNAL PUBLIKASI

pengumpulan data sekaligus pada suatu kuesioner dan lembar ceklis dengan
saat (point time approach). Artinya, tiap pengambilan sampel menggunakan total
subjek penelitian hanya diobservasi sekali sampling. Hasil penelitian ini dianalisis
saja dan pengukuran dilakukan terhadap secara univariat dan bivariat, analisa
status karakter atau variabel subjek pada univariat disajikan dalam bentuk ditribusi
saat pemeriksaan (Wiranto,2018 :33).8 frekuensi yang meliputi usia ibu nifas dan
Penelitian ini dilaksanakan di postpartum blues di Wilayah Kera
Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup Puskesmas Citeureup. Selanjutnya akan
Tahun 2020. dianalisis secara bivariat guna mengetahui
hubungan usia ibu nifas dan postpartum
Populasi adalah wilayah
blues di Wilayah Kerja Puskesmas
generalisasi yang terdiri atas:
Citeureup tahun 2020.
obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan Tabel 1
kemudian ditarik kesimpulannya Karakteristik Responden
(Sugiyono,2019).7 Berdasarkan Usia Ibu Nifas

Populasi dalam penelitian ini


sejumlah 35 orang ibu Nifas di Puskesmas N Usia Jumlah Persentase
o. (%)
Citeureup Tahun 2020.

1 ≤ 25 71,4%
Pengolahan data dan analisa data
20Tahun
menggunakan komputerisasi dengan
program SPSS for windows 25.Analisa 2 20 – 35 10 28,6%
Tahun
terdiri dari analisis univariat dan bivariat.
Total 35 100%

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel 1, karakterisitik
Penelitian ini telah dilakukan di responden bedasarkan usia pada ibu nifas di
Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup pada Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup Tahun
tanggal 12-15 Juli tahun 2020 dan dilakukan 2020 dari 35 responden terdapat 25 (71,4%)
pengambilan data pada responden sebanyak responden yang memiliki usia ≤ 20 Tahun
35 responden. Jenis penelitian yang peneliti dan terdapat 10 (28,6%) responden yang
lakukan adalah penelitian kuantitatif analitik memiliki usia 20-35 Tahun.
dengan pendekatan cross sectional,
instrument pengumpulan data berupa

6
JURNAL PUBLIKASI

Tabel 2 Tabel 4
Distribusi Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Postpartum Blues di
Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup Tahun
Shapiro – Wilk
2020
Usia Statistik Df Sig
No. Postpartu Frekuen Presentas
ibu nifas
m Blues si e (%)
Postpartum
Blues 1. Postpartu 23 65,7%
m Blues
Beresiko .493 25 .000 2. Tidak 12 34,3%
Tidak .594 10 .000 Postpartu
beresiko m Blues
Tota 35 100%
l

Berdasarkan Tabel 2 dapat


Berdasarkan data pada tabel 4.4
diketahui hasil uji normalitas dengan
tentang Distribusi Frekuensi Postpartum
Saphiro – Wilk yaitu 0,000 < 0,005 sehingga
Blues di Wilayah Kerja Puskesmas
dapat disimpulkan bahwa data distribusi
Citeureup Tahun 2020. Menunjukan bahwa
tidak normal
dari 35 responden sebagian besar responden

Tabel 3 yaitu mengalami postpartum blues sebanyak

Distribusi Frekuensi Usia ibu nifas di 23 responden (65,7%) dan responden yang

Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup Tahun tidak postpartum blues sebanyak 12

2020 (34,3%).
No. Usia ibu Frekuensi Presentase Tabel 1

nifas (%) Hubungan Usia Ibu Nifas Dengan Kejadian


Postpartum Blues di Wilayah Kerja
1. Beresiko 25 71,4%
Puskesmas Citeureup Tahun 2020
2. Tidak 10 28,6%

beresiko Kejadian postpartum Jumlah P


Usia Ibu blues (n) Value
Nifas OR
Total 35 100% Postpartum Tidak
blues postpartum
blues

Berdasarkan tabel 3 Distribusi N % N % N %


Frekuensi Usia ibu nifas di Wilayah Kerja
Beresiko 20 57,1 5 14,3 25 71,4
Puskesmas Citeureup tahun 2020, 0,005
Tidak 3 8,6 7 20,0 10 28,6
9,333
menunjukan bahwa dari 35 responden Beresiko

sebagian besar responden yang beresiko Jumlah 23 65,7 12 34,3 35 100


sebanyak 25 responden (71,4%) dan
responden yang tidak beresiko sebanyak 10
(28,6%)

7
JURNAL PUBLIKASI

Berdasarkan tabel 5 Hubungan memiliki pengetahuan yang terbatas


Usia Ibu Nifas Dengan Kejadian Postpartum tentang kehamilan atau kurangnya
Blues di Wilayah Kerja Puskesmas informasi dalam mengakses pelayanan
Citeureup Tahun 2020 menunjukan bahwa kesehatan yang ada. Selain itu pada
dari 35 responden yang didapatkan pada ibu usia tersebut juga belum cukup
nifas yang beresiko mengalami postpartum mencapai kematangan fisik, mental,
blues yaitu sebanyak 20 responden (57,1%). peran, dan aktifitas baru sebagai ibu
dalam merawat anaknya
(Dayang,2019 :54).9
PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hosnol (2014) yang menunjukkan
a. Usia
bahwa hubungan antara usia dengan
Bedasarkan tabel 4.3 Distribusi
postpartum blues diperoleh nilai p-
Frekuensi responden bedasarkan usia
value= 0,003 dengan tingkat
menunjukan bahwa dari 35 responden
kemaknaan yang ditetapkan pada α =
di Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup
0,05. Oleh karena nilai p< α maka H1
Tahun 2020 dapat diketahui bahwa 25
diterima dengan demikian terdapat
(71,4%) usia ibu nifas yang beresiko,
hubungan usia dengan kejadian
sedangkan 10 (28,6%) usia ibu nifas
postpartum blues. Sejalan pula dengan
tidak beresiko.
penelitian yang dilakukan Fatmawati
Menurut BKKBN dalam skripsi
(2015) yang menganalisi faktor usia
Dayang menyebutkan bahwa usia ideal
ibu < 20 tahun dengan analisis
perempuan untuk menikah dan
multivariat menunjukkan bahwa usia
melahirkan adalah pada rentang usia
ibu adalah faktor terkuat yang paling
21-35 tahun dengan jarak kelahiran 2-5
dominan berpengaruh terhadap
tahun karena dalam periode kehidupan
kejadian postpartum blues 65 dengan
ini, resiko wanita menghadapi
nilai p-value sebesar 0,000 (p <0.05).
komplikasi medis ketika hamil dan
Hal ini sesuai dengan teori yang
melahirkan tergolong yang paling
disampaikan oleh Paykel et al dalam
rendah, sedangkan pada usia <20 tahun
Clemmens yang mengatakan bahwa
dan >35 tahun merupakan usia yang
postpartum blues lebih banyak
beresiko tinggi terhadap kehamilan dan
didapatkan pada wanita yang berumur
persalinan (Dayang,2019 :53).9
muda. Prevalensi gejala postpartum
Menurut Nirwana dalam skripsi
blues bervariasi berdasarkan usia dan
Dayang menyebutkan bahwa faktor
ras, sebanyak 14 % ibu yang berkulit
usia juga mempengaruhi terjadinya
putih dan usia dewasa mengalami
masalah psikologis pada ibu post
gejala postpartum blues, sebanyak 48
partum. Secara umum pada usia remaja

8
JURNAL PUBLIKASI

% ibu berkulit hitam dengan usia 15-17 sesuatu milik sendiri. Perasaan
tahun (Domas,2018 :16-17).7 diterlantarkan, ditolak dan diasingkan
Selain itu juga didukung oleh teori serta perasaan belum siap menjadi
Deal & Holt mengatakan bahwa seorang ibu juga muncul pada ibu usia
setelah dilakukan penilaian muda.
berdasarkan pendapatan dan status Menurut asumsi peneliti, usia
menikah ternyata gejala depresi merupakan salah satu faktor yang
meningkat pada ibu usia muda dan ibu mempengaruhi terjadinya masalah
yang berkulit hitam. Ibu yang psikologis pada ibu post partum
melahirkan pada usia muda lebih tinggi terutama pada ibu < 20 dan >35 tahun.
mengalami gejala depresi postpartum Usia yang masih dibawah 20 tahun
dibandingkan ibu dengan usia dewasa. sangat rentan terjadi postpartum blues
Menurut McAnarney & Hendee karena usia tersebut juga belum cukup
dalam Alexander hal ini disebabkan mencapai kematangan fisik, mental,
karena pada usia yang lebih awal peran, dan rawan untuk merawat anak
(kehamilan pada remaja) atau lebih sendiri dalam beradaptasi. Sedangkan
lanjut, telah diyakini akan ibu yang berusia lebih dari 35 tahun
meningkatkan risiko biomedik, yaitu sangat beresiko juga mengalami
mengakibatkan pola tingkah laku yang postpartum blues karena pada usia
tidak optimal, baik pada ibu yang tersebut ibu memiliki beban psikologis,
melahirkan maupun bayi atau anak tekanan sosial dan konflik peran yang
yang dilahirkan dan dibesarkannya. tinggi.
Selain itu didukung pula oleh
pendapat Lesser; Paskiewicz dalam b. Postpartum blues
Clemmens menyatakan bahwa Berdasarkan tabel 4.4 Distribusi
perasaan tertekan sebagai ibu muda Frekuensi responden bedasarkan
menyusul kelahiran seorang bayi postpartum blues menunjukan bahwa
meliputi beberapa karakteristik yaitu dari 35 responden di Wilayah Kerja
merasa berubah, berbeda, dan takut Puskesmas Citeureup dapat diketahui
menjadi ibu terlalu dini, merasa bahwa yang mengalami postpartum
dihancurkan diantara tanggung jawab blues sebanyak 23 responden (65,7%)
sebagai anak remaja dan seorang ibu, dan yang tidak mengalami postpartum
merasa ditelantarkan dan ditolak oleh blues 12 responden (34,3%).
pasangan dan teman, mempertanyakan Postpartum blues merupakan salah
dan tidak mengerti pengalaman satu bentuk gangguan perasaan akibat
tertekan dan apa yang sedang terjadi peyesuaian terhadap kelahiran bayi,
kepada dirinya sendiri, merasa segala yang muncul pada hari pertama sampai

9
JURNAL PUBLIKASI

hari ke empat belas setelah proses merupakan aspek penting sebagai


persalinan, dengan gejala memuncak dasar persiapan ibu hamil untuk
pada hari ke lima. Postpartum blues melaksanakan peran barunya setelah
menunjukkan gejala-gejala depresi melahirkan. Masalah psikologis pada
ringan yang dialami oleh ibu seperti ibu postpartum terjadi apabila tidak
mudah menangis, perasaan-perasaan mampu dalam penyesuaikan
kehilangan dan dipenuhi dengan perubahan ( Rianti,2018 :3-4 ).6
tanggung jawab, kelelahan, perubahan Hasil penenlitian ini didukung oleh
suasana hati yang tidak stabil, dan penelitian yang dilakukan oleh Domas
lemahnya konsentrasi, selain itu ibu Nurchandra Pramudianti (2018 ) yang
menjadi mudah tersinggung, dapat berjudul Hubungan Antara Usia Ibu
mengalami gangguan pola makan dan Nifas Dengan Kejadian Postpartum
4
tidur (Fatmawati,2015 : 83 ). Blues dukungan suami dengan kejadian
Perubahan yang mendadak pada postpartum blues. Didapatkan hasil
ibu postpartum penyebab utamanya bahwa ibu nifas yang berusia 20 tahun
adalah kekecewaan emosianal, rasa berjumlah 17 orang (35,42%). Selain
sakit pada masa nifas awal, kelelahan itu didapatkan hasil bahwa 24 orang
karena kurang tidur selama persalinan dari 48 responden (50 %) mengalami
dan kecemasan pada kemampuannya postpartum blues. Dari 24 kasus
untuk merawat bayinya, rasa takut postpartum blues, 21 orang (87,5%)
tidak menarik lagi bagi suaminya, berusia kurang dari 20 tahun dan 3
terutama emosi selama mingu pertama orang (12,5%) berusia lebih dari 20
menjadi labil dan perubahan suasana tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
hatinya dalam 3-4 hari pertama, masa kejadian postpartum blues lebih
ini sangat bervariasi dan dipengaruhi banyak terjadi pada usia muda (Domas,
oleh begitu banyak faktor, maka 2018 : 16).7
penekanan utama adalah pendekatan Berdasarkan uraian diatas
keperawatan dengan memberikan postpartum blues merupakan
bantuan, simpati dan dorongan perubahan mood pada ibu postpartum
semangat ( Mayasari & Jayanti,2019 yang terjadi setiap waktu setelah ibu
:137 ).5 melahirkan yang ditandai dengan
Menurut Dian yang dikutip dari tangisan singkat, perasaan kesepian
skripsi Rianti menyebutkan bahwa atau ditolak, cemas, bingung, gelisah,
perubahan yang terjadi pada ibu dan tidak dapat tidur sehingga
postpartum tidak hanya perubahan mengakibatkan gangguan psikologi
fisiologis, namun juga terjadi yang ringan namun apabila tidak
perubahan psikologi. Psikologis tertangani dengan baik dapat

10
JURNAL PUBLIKASI

berkembang menjadi gangguan Hal ini didukung oleh penelitian


psikologi yang lebih berat. Domas Nurchandra Pramudianti
(2018) yang berjudul hubungan antara
c. Hubungan Usia Ibu Nifas Dengan usia ibu nifas dengan kejadian
Kejadian Postpartum Blues di Wilayah postpartum blues. Hasil analisa
Kerja Citeureup Tahun 2020. bahawa ibu nifas yang berusia <20
Berdasarkan tabel 5 Hubungan tahun berjumlah 31 orang (64,58%)
Usia Ibu Nifas Dengan Kejadian dan yang berusia >20 tahun berjumlah
Postpartum Blues di Wilayah Kerja 17 orang (35,42%). Selain itu
Puskesmas Citeureup Tahun 2020 didapatkan hasil bahwa 24 orang dari
menunjukan bahwa dari 35 responden 48 responden (50%) mengalami
didapatkan ibu yang beresiko postpartum blues. Dari 24 kasus
mengalami postpartum blues yaitu postpartum blues 21 orang (87,5%)
sebanyak 20 responden (57,1%). Hasil berusia <20 tahun dan 3 oarang
uji statistik dengan menggunakan (12,5%) berusia >20 tahun. Hal ini
cramer’s v didapatkan nilai p value = menunjukan bahwa kejadian
0,005 yang artinya p value = < 0.05 postpartum blues lebih banyak terjadi
maka Ho ditolak dan Ha di terima. pada usia muda (<20 tahun).
Artinya ada hubungan antara Usia ibu Dengan demikian hasil analisis
nifas dengan kejadian postpartum Hubungan Usia Ibu Nifas Dengan
blues di Wilayah Kerja Puskesmas Kejadian Postpartum Blues di Wilayah
Citeureup tahun 2020, dan didapatkan Kerja Puskesmas Citeureup Tahun
nilai OR 9,333. 2020 menyatakan adanya hubungan
Menurut Nirwana dalam skripsi yang signifikan.
Dayang menyebutkan bahwa faktor Menurut peneliti usia berkaitan
usia juga mempengaruhi terjadinya dengan terjadinya postpartum blues,
masalah psikologis pada ibu post karena usia mempengaruhi kondisi
partum. Secara umum pada usia remaja keadaan rahim. Pada usia yang kurang
memiliki pengetahuan yang terbatas dari 20 tahun, masih sangat rawan
tentang kehamilan atau kurangnya untuk merawat anak sehingga
informasi dalam mengakses pelayanan mengalami kesulitan sendiri dalam
kesehatan yang ada. Selain itu pada beradaptasi, dibutuhkan pertolongan
usia tersebut juga belum cukup dalam mendampingi ibu melewati
mencapai kematangan fisik, mental, masa nifas. Pada usia tua, yang
peran, dan aktifitas baru sebagai ibu terkadang sudah memiliki anak,
dalam merawat anaknya membuat beban tersendiri bagi ibu,
(Dayang,2019 :59).9 sehingga membawa masalah dalam

11
JURNAL PUBLIKASI

masa nifasnya. Sebagian besar sebanyak 23 responden (65,7%) dan


masyarakat percaya bahwa saat yang yang tidak mengalami postpartum
tepat bagi seseorang perempuan untuk blues 12 responden (34,3%)
melahirkan pada usia antara 20–30 3. Diketahui pada uji statistik usia ibu
tahun. Faktor usia perempuan yang nifas dengan kejadian postpartum
bersangkutan saat kehamilan dan blues di wilayah kerja puskesmas
persalinan seringkali dikaitkan dengan citeureup tahun 2020, didapatkan ibu
kesiapan mental perempuan tersebut yang beresiko mengalami
untuk menjadi seorang ibu. postpartum blues yaitu sebanyak 20
Bedasarkan hasil kuesioner yang responden (57,1%). Hasil uji statistik
didapat, banyak dari 35 responden ibu dengan menggunakan chi square
nifas setelah melahirkan sering tiba didapatkan nilai p value = 0,005 yang
tiba menangis tanpa adanya alasan , artinya p value < 0,05 maka Ho
ada pun ibu yang sering menangis ditolak dan Ha di terima. Dapat
karena ketakutan tidak bisa disimpulkan bahwa secara sistematis
memberikan ASI pada anaknya, takut ada hubungan antara Usia ibu nifas
ibu tidak bisa menyusui, banyak pula dengan kejadian postpartum blues di
ibu yang merasa kelelahan mengurus Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup
bayi dan setelah melahirkan ibu merasa tahun 2020, dan didapatkan nilai OR
tidak bisa tidur. 9,333.

SIMPULAN
SARAN
Dari hasil penelitian hubungan usia
1. Bagi ilmu pengetahuan (scientific)
ibu nifas dengan kejadian postpartum
Hasil penelitian yang didapat,
blues di wilayah kerja puskesmas
diharapkan dapat menambah referensi
citeureup tahun 2020, dapat disimpulkan
mengenai penelitian yang terkait dan
:
juga sebagai bahan pembanding yang
1. Diketahui dari 35 responden,
akan dilakukan setelahnya.
sebagian besar usia ibu nifas yang
2. Bagi Puskesmas Citeureup
beresiko mengalami postpartum
(consumer)
blues sebanyak 25 responden
Hasil penelitian ini di harapkan
(71,4%) dan yang tidak beresiko
dapat memberikan informasi dan
mengalami postpartum blues
masukan yang bermanfaat. Serta
sebanyak 10 responden (28,6%)
dapat dijadikan pedoman untuk
2. Diketahui dari 35 responden,
menilai usia ibu nifas dengan kejadian
sebagian besar ibu nifas yang
postpartum blues di Puskesmas
mengalami postpartum blues
Citeureup tahun 2020.

12
JURNAL PUBLIKASI

6. Rianti, N. (2018). HUBUNGAN

DAFTAR PUSTAKA KARAKTERISTIK IBU NIFAS


DENGAN KEJADIAN POST
1. Sumartini, T. (2017). HUBUNGAN
PARTUM BLUESDI KLINIK
DUKUNGAN KELUARGA PADA
BERSALIN BROMO MEDAN
IBU POSTPARTUM BLUES
TAHUN 2018.
BERDASARKAN TINGKAT
7. Domas. N. C (2018) HUBUNGAN
KEPARAHAN DI RS ROEMANI
ANTARA USIA IBU NIFAS
MUHAMMADIYAH
DENGAN KEJADIAN
SEMARANG (Doctoral
POSTPARTUM BLUES.
dissertation, Universitas
journal.umbjm.ac.id/index.php/mi
Muhammadiyah Semarang).
dwiferyandreproduction. (2) 1
2. Nesa, E. P. E. (2016). Analisis
8. Wiranto, R. W ( 2018 ).
Manajemen Pelaksanaan
HUBUNGAN DUKUNGAN
Pencapaian Cakupan KB Baru dan
SOSIAL SUAMI DENGAN
Aktif di Kecamatan Pariaman
KEJADIAN POSTPARTUM
Selatan Kota Pariaman Tahun
BLUES PADA IBU NIFAS DI
2016 (Doctoral dissertation,
PUSKESMAS CIAMPEA
Universitas Andalas).
KABUPATEN BOGOR TAHUN
3. Sumantri, S., Susilowati, D., &
2018 ( Sekolah Tinggi Ilmu
Wati, D. K. (2016). Penurunan
Kesehatan Wijaya Husada Bogor )
Kecemasan Ibu Nifas
9. Dayang, M. RMP. ( 2019 ). Faktor
Menggunakan Totok Wajah Di
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Fasilitas Pelayanan
Kejadian Postpartum Blues di
Persalinan. Jurnal Kebidanan dan
Wilayah Kerja Puskesmas
Kesehatan Tradisional, 1(1).
Temindung Tahun 2019 (
4. Fatmawati, D. A. (2015). Faktor
Politeknik Kesehatan Kalimantan
risiko yang berpengaruh terhadap
Timur )
kejadian postpartum
blues. Eduhealth, 5(2).
5. Mayasari, S. I., & Jayanti, N. D.
(2019). Penerapan Edukasi Family
Centered Maternity Care (FCMC)
terhadap Keluhan Ibu Postpartum
Melalui Asuhan Home
Care. Jurnal Ners dan Kebidanan
(Journal of Ners and
Midwifery), 6(2), 134-140.

13

Anda mungkin juga menyukai