BAB 1
PENDAHULUAN
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
Berdasarkan laporan World Bank tahun 2017, dalam sehari ada 4 ibu di
Indonesia yang meninggal akibat melahirkan. Dengan kata lain ada 1 ibu di
Indonesia yang meninggal setiap 6 jam. Urutan pertama ditempat oleh Laos
terdekat, Singapura dan Malaysia, AKI Indonesia masih sangat besar. AKI
Singapura 2015 7/100 ribu dan Malaysia 24/100 ribu (WHO, 2017).
berisi seperangkat tujuan transformatif yang disepakati dan berlaku bagi seluruh
bangsa tanpa terkecuali. SDGs berisi 17 Tujuan, target yang telah ditentukan oleh
SDGs mengenai kematian ibu adalah penurunan AKI sampai tinggal 70 per 100
1
2
Anggaran 2014, angka kematian ibu yang melahirkan pada 2014 sebanyak 187
orang dari 228.947 kelahiran hidup. Jumlah penurunan tersebut dapat terlihat dari
perbandingan tahun 2013 yang mengalami 254 kematian ibu melahirkan dari
267.239 kelahiran hidup. Tingkat penurunan tersebut semakin terlihat jika dilihat
dari angka kematian ibu pada tahun 2012 dan 2013 yakni 268 per 100 ribu
tahun 2016 berjumlah 239 jiwa. Jumlah Kematian Ibu di Kota Medan (2016)
sebanyak 3 jiwa dari 47.541 kelahiran hidup. Namun bila dikonversi, maka
85/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut jauh berbeda dan diperkirakan belum
dari hasil Sensus Penduduk 2010. AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100.000
KH, namun, masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional hasil
SP 2010 yaitu sebesar 259/100.000 KH. Sedangkan berdasarkan hasil Survey AKI
& AKB yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dengan
sebesar 268 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan estimasi tersebut, maka
angka kematian ibu ini belum mengalami penurunan berarti hingga tahun 2016
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
3
kerusakan jaringan yang nyata dan yang potensial. Nyeri merupakan mekanisme
pertahanan tubuh yang timbul, bila ada jaringan rusak dan hal ini akan
ibu. Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Salah satu prinsip asuhan sayang ibu
mengurangi nyeri ibu saat persalinan adalah pendampingan dari suami atau
keluarga, karena efek perasaan termasuk kecemasan pada setiap ibu bersalin
membantu ibu saat persalinan serta dapat memberikan perhatian, rasa aman,
Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat yang paling tinggi diantara
rasa nyeri yang lain, secara medis dikatagorikan bersifat tajam dan panas atau
somaticsharp and burning. Studi pada wanita dalam persalinan kala 1 dengan
memakai McGill Pain Questionare untuk menilai nyeri didapatkan bahwa 60%
unbearable, extremely severe), 30% nyeri sedang, 10% nyeri ringan. Pada
multipara 45% nyeri hebat, 30% nyeri sedang, 25% nyeri ringan (Nurhidayati,
2013).
perasaan nyeri pada setiap ibu bersalin berkaitan dengan persepsi orang yang
jalan lahir jarang serta nilai APGAR pun menjadi lebih baik. Berdasarkan
suami yang diberikan pada ibu selama proses persalinan dilakukan dengan baik
dengan bentuk komunikasi verbal dan non verbal seperti memberi dorongan
semangat dengan kata – kata yang menentramkan hati, memijat bagian tubuh ibu
yang sakit, memberikan makanan dan minuman pada ibu saat tidak ada kontraksi,
meyakinkan bahwa ibu bisa menjalani persalinan, serta membantu memimpin ibu
agar mengedan dengan benar sesuai petunjuk tenaga kesehatan. Dimana pada
penelitian ini fokus penilaian rasa nyeri ibu bersalin dimulai pada fase aktif
(Ismawarti, 2015).
pengaruh pada ibu bersalin karena dapat membantu ibu saat persalinan serta dapat
5
mengurangi ketegangan ibu atau status emosional menjadi lebih baik sehingga
dapat mempersingkat proses persalinan. Namun saat ini partisipasi pria dalam
aliran darah ke plasenta, oksigen yang tersedia untuk janin berkurang serta dapat
Gunung Maligas pada tanggal 15 Oktober tahun 2018 terdapat ibu bersalin
berjumlah 290 orang. Dilakukan wawancara oleh peneliti dengan Bidan yang
menyampaikan tidak semua ibu bersalin didampingi suami tetapi didampingi oleh
support system lain. Dimana jumlah ibu primigravida sebanyak 15 orang dan yang
didampingi suami sebanyak 8 orang (53,3%) terjadi pengurangan nyeri ringan dan
mengalami nyeri ringan, 3 orang (17,6%) nyeri sedang dan 4 orang(23,5%) masih
mengalami nyeri berat. Hasil wawancara yang dilakukan pada salah seorang ibu
disamping ibu yang memberikan perhatian, semangat dan kasih sayang saat
6
nyeri ringan dan secara obyektif ibu dapat berkomunikasi dengan baik.
2019 ?
persalinan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
memberikan suatu dukungan fisik maupun psikis secara aktif terus menerus dan
2015).
Saat ini kehadiran suami dianggap penting pada saat persalinan karena
suami akan menambah pengalaman emosi positif pada istri. Ibu-ibu lebih sering
mengatakan, kelahiran bagaikan suatu pengalaman puncak baginya jika saja suami
secara fisik emosional dan psikologi sehingga proses persalinan mempunyai makna
yang positif baik bagi ibu, suami, anak dan keluarga (Purwoastuti, 2015).
a. Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri Suami adalah orang
terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri
b. Selalu ada bila dibutuhkan Dengan berada disamping istri, suami siap
perjuangan hidup dan mati sang istri saat melahirkan anak sehingga
e. Suami akan lebih menghargai istri Melihat pengorbanan istri saat persalinan
(Sujiatini,2015).
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan
keluarganya, bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi
ibu. Untuk meringankan kondisi tersebut, pastikan bahwa setiap ibu akan
2015).
10
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi pada
usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit atau tanpa
1. Persalinan Spontan
2. Persalinan Buatan
3. Persalinan Anjuran
1. Abortus
luar kandungan.
2. Persalinan Prematuritas
3. Persalinan Aterm
4. Persalinan Serotinus
5. Persalinan Presipitatus
2015).
1. Estrogen
2. Progesteron
1. Teori Peregangan
12
Braxton hicks.
4. Teori Prostaglandin
(Purwoastuti, 2015).
1. Kala I
Kala I ini dimulai dari HIS (kontraksi) yang teratur sampai dengan
a) Fase Laten
b) Fase Aktif
Persiapan kala I:
Pemantauan kala I:
Anamnesis/ Wawancara:
yang hidup.
4) Taksiran Persalinan.
6) Riwayat persalinan.
7) Hipertensi.
Periksa abdomen :
persalinan dan selaput ketuban pecah. Beberapa hal yang harus menjadi
jalan lahir.
nyeri.
3) Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain.
berlangsung secara wajar atau tidak wajar sehinga perlu penatalaksanaan yang
dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Adapun tujuan utama dari
dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. Data
pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau
rekam medic ibu bersalin dan bayi baru lahir (Johariyah, 2015).
penyulit persalinan.
1) Passanger (Penumpang)
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka plasenta
dianggap sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Lapisan-lapisan otot dasar
panggul ikut menunjang keluarnya bayi meskipun itu jaringan lunak, tetapi
panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil
19
menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu
3) Power (Kekuatan)
otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang
diperlukan dalam persalinan adalah his yaitu kontraksi otot-otot rahim, sedangkan
Psikologis adalah bagian yang krusial saat persalinan, ditandai dengan cemas atau
Respon fisik terhadap kecemasan atau ketakutan ibu yaitu dikeluarkannya hormon
plasenta.
sebelumnya; Kebiasaan adat; Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
5) Penolong
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.Dalam hal ini proses
berikut :
begitu terlihat, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul
menjelang persalinan.
4. Tanda Inpartu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
(Purwoastuti, 2015).
21
5.aTahap-tahap Persalinan
1) Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak awal kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekueni, intensitas dan durasi) hingga servik menipis dan membuka
lengkap (10 cm). Kala I terdiri dari atas dua fase, yaitu fase inisial (laten) dan fase
aktif.
Fase laten berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm dan fase
aktif dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm. face
2 jam.
multigravida juga terjadi fase tersebut, akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase
2) Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam
pada multi.
22
3) Kala III
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Tahap ini berlangsung tidak lebih dari 30
menit.
4) Kala IV
Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua
jam pertama post partum. Tahap ini disebut juga dengan tahap pemulihan. Hal
yang perlu dievaluasi dalam kala IV yaitu tanda-tanda vital, kontraksi uterus,
yang berlangsung dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya
aktifitas besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa
menyakitkan bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut,
mungkin juga menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu
mencapai puncak, kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk
mendorong bayi keluar dari dalam rahim ibu. (Danuatmaja, 2004, dalam Adriana,
2012)
manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan
rasa sakit pada pinggang darah perut dan menjalar kea rah paha. Kontraksi ini
Nyeri persalinan kala-satu adalah akibat dilatasi seviks dan sagmen uterus
bawah dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan
c. Tekanan bayi pada saraf di dan dekat leher rahim dan vagina.
yang mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang lama dan lebih berat
(Maryunani, 2015).
aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit) akibat kontraksi arteri
punggung dan menurun ke paha. Biasanya nyeri dirasakan pada saat kontraksi
saja dan hilang pada saat relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti kram, sensasi
sobek dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi dan laserasi serviks,
vagina dan jaringan perineum. Nyeri persalinan menghasilkan respon psikis dan
refleks fisik. Nyeri persalinan memberikan gejala yang dapat diidentifikasi seperti
pada sistem saraf simpatis yang dapat terjadi mengakibatkan perubahan tekanan
darah, nadi, respirasi, dan warna kulit. Ekspresi sikap juga berubah meliputi
menandakan rasa nyeri) dan ketegangan otot yang sangat di seluruh tubuh
(Maryunani, 2015).
a. Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang
setelah penyembuhan.
b. Nyeri kronik yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun
Intensitas nyeri mengacu pada tingkat keparahan sensasi nyeri itu sendiri
untuk menentukan tingkat nyeri, klien dapat diminta untuk membuat tingkatan
25
nyeri pada skala verbal tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri hebat,
nyeri sangat hebat, nyeri paling hebat. Skala deskriptif merupakan alat
pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal
(Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga
sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang
garis. Pendeskripsi ini diranking dari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang tidak
10. Skala analog visual (Visual Analog Scale, VAS) merupakan suatu garis lurus
a. Deskriptif
Tidak Nyeri Nyeri sedang Nyeri ringan Nyeri hebat Nyeri sangat hebat
b. Numerik (0-10)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang
tersenyum untuk “tidak ada nyeri” kemudian secara bertahap meningkat menjadi
wajah yang sangat ketakutan “nyeri yang sangat”, klasifikasinya sebagai berikut :
skala 0 (tidak sakit) ekspresi wajahnya klien masih dapat tersenyum, skala 2
(sedikit sakit) ekspresi wajahnya kurang bahagia, skala 4 (lebih sakit) ekspresi
wajahnya meringis, skala 6 (lebih sakit lagi) ekpresi wajahnya sedih, skala 8 (jauh
Rasa sakit yang dialami ibu selama proses persalinan sangat bervariasi
tingkatannya. Untuk itu perlu dukungan selama persalinan untuk mengurangi rasa
nyeri selama proses persalinan. Cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
yang kuat, mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan fisik ibu terhadap
rasa sakit. Pendekatan pengurangan rasa nyeri persalinan dapat dilakukan dengan
yaitu saraf yang mengantar nyeri selama persalinan. Tindakan farmakologis masih
menembus sawar plasenta, sehingga dapat berefek pada aktifitas rahim. Efek obat
yang diberikan kepada ibu terhadap bayi dapat secara langsung maupun tidak
diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek
Proses pembukaan serviks pada wanita yang hamil untuk pertama kalinya
terdiri dari 2 fase,yaitu : fase laten berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3
cm,his masih lemah dengan frekwensi jarang,fase aktif terdiri dari fase akselerasi (2
jam dengan pembukaan 2-3 cm),fase dilatasi (maks 2 jam dengan pembukaan 4-9
Kala 1 persalinan dibagi menjadi fase laten,fase aktif dan fase transisi
(peralihan), yaitu:
jam.
28
Fase laten dimulai dengan kontraksi teratur, yang umumnya masih lemah
tersebut. Ibu sering kali masih bisa berbicara dan tersenyum serta mau
membesarkan hatinya.
Kontraksi uterus menjadi mulai jelas selama fase laten ini disertai
(sebagai catatan : Fase ini seringkali dibagi terpisah yang disebut fase
transisi / peralihan.
dengan ibu merasakan kontraksi dan nyeri yang semakin hebat. Ibu mulai
berkoping dan rasa tidak berdaya. Ibu – ibu yang memiliki ditemani
lebih memuaskan dan berkurang rasa cemasnya daripada ibu – ibu yang
Fase ini berlangsung lebih singkat daripada fase laten. Kegiatan uterus mulai
9 cm. Pada primipara pembukaan serviks sekitar 1- 2cm / jam, pada multi
Fae ini merupakan fase terakhir pada Kala 1 persalinan. Fase ini merupakan
fase yang paling melelahkan dan berat. Ketika ibu memasuki fase ini ibu
merasakan sakit / nyeri yang hebat. Ibu merasa seolah – olah kontraksi tidak
berhenti. Ibu menjadi gelisah dan sering merubah posisi. Ibu mungkin
ditinggal sendirian. Saat inilah merupakan hal yang paling penting bagi
dan transisi, kontraksi menjadi lebih sering dan lebih lama durasinya dan
dan kecepatan penurunan janin meningkat secara drastis. Fase transisi ini
dari 3 jam dan pada multipara berlangsung tidak lebih dari 1 jam.
bercampur darah, dan terjadi pecah ketuban (jika belum pecah sebelumnya).
Dengan adanya puncak kontraksi yang sangat kuat, ibu mungkin mengalami
perasa dan menarik diri. Ibu mungkin takut ditinggal sendirian, meskipun ia
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan dan cairan yang hilang.
c. Suhu tubuh
Suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5 – 1ºC) karena
d. Detak jantung
e. Pernafasan
metabolisme.
32
Poliuria (jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan.
g. Perubahan Gastrointestinal ( GI )
meninggalkan perut dalam tempo yang biasa, mual muntah sering terjadi
dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah
a. Pengalaman sebelumnya
b. Kesiapan emosi
d. Support sistem
e. Lingkungan
f. Mekanisme koping
g. Kultur
consent.
persalinan normal.
dengan cara :
6. Asuhan diri
7. Sentuhan.
8. Berendam
11. Terapi aroma (pilihan aroma yang tepat bisa membantu meredakan
dengan bantuan tenaga ahli, bisa digunakan pada saat persalinan untuk
mengontrol rasa nyeri lewat sugesti positif yang anda tanam dalam fikiran).
namun harus sesuai dengan kesanggupan ibu agar ibu tidak merasa jenuh dan
rasa kecemasan yang dihadapi ibu saat menjelang persalinan dapat berkurang.
Ibu dapat mencoba berbagai posisi yang nyaman selama persalinan dan
kelahiran. Peran suami disini adalah untuk membantu ibu berganti posisi yang
nyaman agar ibu merasa ada orang yang menemani disaat proses menjelang
miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok
dapat membantu turunnya kepala bayi dan sering kali mempersingkat waktu
persalinan. Untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan disarankan agar membantu
His merupakan kontraksi pada uterus yang mana his ini termasuk tanda-
dan simetris serta terkadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik dan psikis.
Karena his sifatnya menimbulkan rasa sakit, maka ibu disarankan menarik nafas
panjang dan kemudian anjurkan ibu untuk menahan nafas sebentar, kemudian
kandung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu harus berkemih paling
36
sedikit tiap 2 jam atau lebih jika ibu terasa ingin berkemih. Selain itu tenaga
kesehatan perlu memeriksa kandung kemih pada saat memeriksa denyut jantung
janin ( palpasi ) tepat diatas simpisis pubis untuk mengetahui apakah kandung
kemih penuh atau tidak. Jika ibu tidak dapat berkemih di kamar mandi maka
pada kandung kemih yang penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri.
Kateterisasi ini akan menimbulkan beberapa masalah seperti rasa sakit, resiko
Anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. Jika ibu ingin merasakan BAB saat
fase aktif harus diperhatikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh
tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB
dikamar mandi. Tindakan klisma tidak dianjurkan secara rutin karena dapat
meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala 2 dan dapat meningkatkan
resiko infeksi.
C. Mencegah Infeksi
kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi. Kepatuhan dalam
dan sesudah melakukan kontak dengan ibu atau bayi baru lahir. Gunakan alat-
alat steril atau desinfeksi tingkat tinggi dan sarung tangan pada saat diperlukan
mendapat asupan ( makanan ringan dan minum air ) selama persalinan dan kelahiran
bayi. Karena fase aktif ibu hanya ingin mengkonsumsi cairan. Maka bidan
dan makan makanan ringan selama persalinan, karena makanan ringan dan cairan
cukup selama persalinan berlangsung, akan memberikan lebih banyak energi dan
mencegah dehidrasi. Dehidrasi ini bila terjadi akan memperlambat kontraksi menjadi
tidak teratur.
Respon Nyeri:
1. Respon Fisiologis
2. Respon Psikologis
38
Adaptasi
Tingkat Nyeri
1. Tidak Sakit (0) Menghadapi
Nyeri Persalinan
2. Sedikit Sakit (2)
3. Agak
Mengganggu
(4) Faktor-faktor yang
4. Mengganggu mempengaruhi nyeri:
Aktivitas (6) a. Faktor Predisposin
5. Sangat - Peristiwa
Mengganggu traumatik
(8) - Konflik
6. Tak emosional
- Konsep diri
- Pola mekanisme
Usia
koping
Paritas
b. Faktor Presipitasi
Pengetahuan
- Sumber internal
Pendampingan
- Ancaman
Suami
terhadap harga
Pendampingan
diri
Keluarga
- Sumber eksternal
(pendampingan
suami dan
keluarga
Independen Dependen
dari suatu kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan jawaban
40
BAB 3
40
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik adalah penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi. Dengan desain
2019.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2018 s/d April 2019.
Tabel 3.2.2
Rencana Waktu Penelitian
41
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
2 Bimbingan
3 Pra Riset
4 Bimbingan
proposal
(BAB 1,2,3)
5 Persentase
dan Seminar
proposal
6 Perbaikan
proposal
7 Pengumpulan
data
8 Analisa data
9 Sidang
skripsi
10 Perbaikan
dan
pengumpulan
42
3.3.1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai tes benda-
orang.
3.3.2. Sampel
Data primer adalah data yang berasal dari pihak pertama. Pada penelitian
ini menggunakan data primer yang dilakukan pada saat membagikan lembar
kesehatan.
pihak lain, misalnya rekam medik, rekapitulasi nilai, data kunjungan pasien, dan
lain-lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data rekam medik ibu
43
Dependen
3.6.aPengolahan Data
sebagai berikut :
a. Proses Collecting
b. Proses Checking
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valid dan reliabel ; dan terhindar dari bias.
c. Proses Coding
d. Proses Entering
komputer yang digunakan untuk “entry data” penelitiyaitu program SPSS for
Windows.
e. Proses Processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai
jenis datanya.
sederhana dengan metode uji chi square, dengan derajat kepercayaan 95%. Yang
2019
46
BAB IV
- Di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Dolok Batu Nanggar dan Kota
Pematangsiantar.
Puskesmas Gunung Malinggas 2018 sebesar 28.343 jiwa dan 7.018 KK.
“CAKAP”
diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenal kondisi dari
responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan dari penelitian tersebut:
(100%) ibu bersalin, menunjukkan bahwa responden dengan Umur 20-35 tahun
(34,38%).
1. Pendamping Persalinan
orang (0%), keluarga lain sebanyak 11 orang (34,4%), ibu sebanyak 10 orang
(100%) ibu bersalin, menunjukkan bahwa responden dengan tidak sakit sebanyak
orang (0%).
sebagai berikut:
50
Pendamping Persalinan
Intensitas
Tidak Ibu P-
No Nyeri Keluarga Suami Jumlah
Didampingi Value
Persalinan
f % f % f % f %
1 Tidak Sakit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sedikit Sakit 0 0 1 3,1 0 0 9 28,1 10 31,2 0,000
3 Agak 0 0 4 12,5 0
3 9,4 0 7 21,9
Mengganggu
4 Mengganggu 0 0 6 18,8 0
6 18,8 0 12 37,5
Aktifitas
5 Sangat 0 0 0 0 2
1 3,1 6,2 3 9,4
Mengganggu
6 Tidak 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Tertahankan
Jumlah 0 0 11 34,4 10 31,2 11 34,4 32 100
bahwa responden dengan tidak didampingi sebanyak 0 orang (0%), keluarga lain
sebanyak 11 orang (34,4%), ibu sebanyak 10 orang (31,2%), dan suami sebanyak
(0%).
BAB V
PEMBAHASAN
orang (0%), keluarga lain sebanyak 11 orang (34,4%), ibu sebanyak 10 orang
(31,2%), dan suami sebanyak 11 orang (34,4%). Intensitas nyeri persalinan dari
sakit sebanyak 0 orang (0%), sedikit sakit sebanyak 10 orang (31,2%), agak
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang nyata dan yang potensial. Nyeri merupakan mekanisme
52
pertahanan tubuh yang timbul, bila ada jaringan rusak dan hal ini akan
ibu. Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Salah satu prinsip asuhan sayang ibu
mengurangi nyeri ibu saat persalinan adalah pendampingan dari suami atau
keluarga, karena efek perasaan termasuk kecemasan pada setiap ibu bersalin
membantu ibu saat persalinan serta dapat memberikan perhatian, rasa aman,
Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat yang paling tinggi diantara
rasa nyeri yang lain, secara medis dikatagorikan bersifat tajam dan panas atau
somaticsharp and burning. Studi pada wanita dalam persalinan kala 1 dengan
memakai McGill Pain Questionare untuk menilai nyeri didapatkan bahwa 60%
unbearable, extremely severe), 30% nyeri sedang, 10% nyeri ringan. Pada
53
multipara 45% nyeri hebat, 30% nyeri sedang, 25% nyeri ringan (Nurhidayati,
2013).
perasaan nyeri pada setiap ibu bersalin berkaitan dengan persepsi orang yang
jalan lahir jarang serta nilai APGAR pun menjadi lebih baik. Berdasarkan
suami yang diberikan pada ibu selama proses persalinan dilakukan dengan baik
dengan bentuk komunikasi verbal dan non verbal seperti memberi dorongan
semangat dengan kata – kata yang menentramkan hati, memijat bagian tubuh ibu
yang sakit, memberikan makanan dan minuman pada ibu saat tidak ada kontraksi,
meyakinkan bahwa ibu bisa menjalani persalinan, serta membantu memimpin ibu
agar mengedan dengan benar sesuai petunjuk tenaga kesehatan. Dimana pada
penelitian ini fokus penilaian rasa nyeri ibu bersalin dimulai pada fase aktif
(Ismawarti, 2015).
pengaruh pada ibu bersalin karena dapat membantu ibu saat persalinan serta dapat
mengurangi ketegangan ibu atau status emosional menjadi lebih baik sehingga
dapat mempersingkat proses persalinan. Namun saat ini partisipasi pria dalam
aliran darah ke plasenta, oksigen yang tersedia untuk janin berkurang serta dapat
terhadap ibu bersalin, seorang ibu bersalin yang didampingi suami mengatakan
semangat dan kasih sayang saat merasakan nyeri persalinan dapat mengurangi
nyeri yang dirasakan, menunjukkan nyeri ringan dan secara obyektif ibu dapat
BAB V
5.1. Kesimpulan
lain sebanyak 11 orang (34,4%), ibu sebanyak 10 orang (31,2%), dan suami
(0%).
5.2. Saran
persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Johariyah. Asuhan Kebidanan persalinan dan bayi Baru Lahir. Jakarta. Trans Info
Media. 2015.
Maryunani, Anik. Nyeri Dalam Persalinan. Jakarta. Trans Info Media. 2015.
Putranti, Visi Prima. Hubungan Pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan
kesiapan primigravida menghadapi persalinan Surakarta. 2014.
Sari, Rury Narulita. Hubungan antara dukungan suami dengan ketepatan jadwal
kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III Madiun. 2014.
Suliawati, Gidul. Hubungan umur, paritas dan status gizi dengan kejadian
dismenore pada wanita usia subur di Gampong Klieng Cot Aron
Kecamatan Baitussalam Aceh Besar. 2013.
Sutanto, Andina Vita. Asuhan pada Kehamilan. PT. Pustaka Baru. Yogyakarta.
Tanjungbalai. Profil Kesehatan Kota Tanjungbalai. Tanjungbalai. 2017.
Putranti, Visi Prima. Hubungan Pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan
kesiapan primigravida menghadapi persalinan Surakarta. 2014.
LEMBAR OBSERVASI
A. Data Demografis
1. Nomor Responden :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Kehamilan Ke :
C. Pendamping Persalinan
Suami
Ibu
Keluarga Lain
Tidak didampingi
Cases
Frequencies
Pendamping Persalinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendamping Persalinan
Keluarga
Lain Ibu Suami Total
% within
Pendamping 9.1% .0% 81.8% 31.2%
Persalinan
Agak Count 3 4 0 7
Mengganggu
% within
Intensitas Nyeri 42.9% 57.1% .0% 100.0%
Persalinan
% within
Pendamping 27.3% 40.0% .0% 21.9%
Persalinan
Mengganggu Count 6 6 0 12
Aktifitas
% within
Intensitas Nyeri 50.0% 50.0% .0% 100.0%
Persalinan
% within
Pendamping 54.5% 60.0% .0% 37.5%
Persalinan
Count 1 0 2 3
63
Sangat % within
Mengganggu Intensitas Nyeri 33.3% .0% 66.7% 100.0%
Persalinan
% within
Pendamping 9.1% .0% 18.2% 9.4%
Persalinan
Total Count 11 10 11 32
% within
Intensitas Nyeri 34.4% 31.2% 34.4% 100.0%
Persalinan
% within
Pendamping 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Persalinan
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 32
a. 12 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .94.